KEMBARA KEHIDUPAN SEORANG THEOFILUS NATUMNEA

Seri I: DARI TIMORESE KE SERAMBI MEKAH

KAPAN DAN DIMANA IA LAHIR ?  BAGAIMANA  HIDUP PETANI & RUMAH  ADAT  TIMOR  GENERASI  PERTAMA ?

Pantai Oesain di Buatam, Kabupaten Kupang. Rumah Peternakan

Dusun Nubraen adalah sebuah dusun dari desa Merbaun kecamatan Amarasi (dulu Kerajaan Amarasi) yang terletak paling selatan dari Kota Kupang,  30 km  dari  Kupang dan hanya 4 km dari Pantai Etkou-Puru dan 3 km dari Pantai Oesain – Buatam, atau antara Kota Kupang dan Benua Australia; Di tempat  inilah pada tanggal 9  Nopember 1948,  lahirlah anak ke-5 dari  tujuh  bersaudara dalam keluarga Bapak Maleakhi Natumnea dan Ibu Regina Pasu yang diberi nama  THEOFILUS NATUMNEA(.nama srani) atauTEFA (nama adat timor-Amarasi)

Ia dibesarkan dalam keluarga petani dan peternak yang polos  dan lugu dalam keberadaannya di Nubraen & Buatam

Ilustrasi cucu kandung

semasa kanak-kanak menjalani kehidupannya di dua wilayah. Dimana ada rumah di tempat pertanian, yaitu rumah asli (RUAN) yang berlokasi di NUBRAEN dan rumah di tempat peternakan namanya Ropo atau Lopo yang berlokasi di Buatam daerah Pantai Oesain. Kedua orang tuanya membesarkan  ketujuh

anak-anaknya dalam laku kehidupan masyarakat desa yang damai dan penuh cinta kasih. Si Theofilus kecil ini saat lahir diberi nama Timor seperti anak yl, masih kental adat yang mewarnai komunitas  kampung ini, maka namanya diberikan  orang tua ialah  T E F A.

Nama TEFA, diambil dari nama salah satu kerabat berusia lanjut yang sudah meninggal (nitu), maka nama sraninya yang diberikan juga dimulai dari huruf T yaitu  THEOFILUS,

Disinilah si Filus lahir dan dibesarkan, dalam rumah adat desa generasi I. sekarang rumah-rumah ini sudah berubah menjadi rumah generasi II (Papan) dan III (tembok)

akan tetapi karena semasa kecil ia sakit-sakitan dan tidak sembuh, maka para orang tua adat berkumpul serta mengusulkan  perubahan nama timor menjadi RASI (diambil juga dari nitu yang lain yaitu  am kou atau bapa tua) terinspirasi dari nama kakak Maleakhi Natumnea yang telah meninggal. Nama RASI dipakai sampai saat ini. Pada umur 17 tahun ke atas nama RASI otomatis berubah menjadi NEPA  …jika sudah  akil – balik, akan tetapi nama baptisnya tetap dimulai dari huruf”T”, yaitu  Theofilus yang di pakai sampai saat ini juga.

MASA  KANAK-KANAK…………………..

Semasa di sekolah rakyat (SR) bocah ini menjalaninya dengan keras, karena untuk mencapai sekolah harus kuat berjalan kaki sejauh 10 km setiap harinya ( pp ); Dimana jalan mendaki ke Baun (nama kedudukan sonaf atau istana dari Kerajaan Amarasi sebelum merdeka….raja Koroh : dari Tobe mnatu, Nis Mnatu s/d Kepala Daerah ..itulah sebutan  org Amarasi pada dinasti Koroh),…. karena itu ia sering terlambat bersama teman yl, resikonya harus menerima hukuman lari sejauh 10 km (pulang pergi) lagi kearah yl, berati pada hari itu ia harus berjalan kaki 20 km  karena hukuman tsb. Itulah salah satu bentuk hukuman bagi siswa di Pulau Timor. Hukuman yang unik ini, membentuk banyak pelari handal secara alamiah yang berasal dari  Timor NTT,  jika badannya atletis dan fisiknya kuat.

Sedari kecil, sifat kepemimpinan dan belas kasihan serta pelayanannya sudah menonjol dibanding anak-anak yl; dikala melihat anak yang tidak bersekolah  diarahkannya bahkan diurusnya untuk bersekolah,seperti :  Albinus Natumnea …(Binus)….saat ini di Manokwari  Papua Barat , Yohanis Takoy(  Anis )  saat  ini di Jakarta,  Nikolas  Takoy (Niko)  saat ini di Kupang NTT  dan Abdon Natumnea (Abdon )  saat ini di Kupang NTT (keempat  adik ini sudah  jadi orang dikenal dan berhasil :  Binus di Manokwari, Anis diJakarta   dan Niko serta  Abdon di Kupang  ) . Belas kasihannya nampak kalau melihat  ternak : anak kambing milik orang lain yang terluka dan termakan ulat, diberinya obat dan disembuhkannya, (di daerah peternakan timor,  ternak itu  di lepas begitu saja, tanpa diurus) ;Ternak Sapibahkan si Filus kecil ini,  sering mengurus ternak dan menyembuhkannya  serta  memimpin ibadah dan kolektenya adalah batu-batu kecil, dimana khotbahnya (nareta) tanpa canggung si kecil ini memimpin suatu ibadah di tengah perjalanan ketika pulang sekolah, sering kali tunggul gewang (pup mopu) dipinggir jalan itu jadi mimbar;   Suatu ketika kebaktian bubar,  karena sang pendeta sementara   nareta, ia digigit kalajengking yang rasanya sangat sakit sampai di ulu hati, memang mereka sama-sama tidak  tahu apa yang mereka lakukan sesungguhnya.

Seperti anak laki-laki yl, Theofilus juga menyukai olahraga yaitu bola kasti. Olah raga ini merupakan salah satu olahraga favoritnya saat itu, bahkan terpilih  dari SR Negeri Baun untuk bermain bola kasti ketika pertandingan  untuk merayakan HUT RI  se-kecamatan Amarasi , bahkan sampai di kota Kupang. Sayangnya dibalik keahlian menangkap dan melempar orang dengan bola kasti tsb.  Sang Kakek Bai Pasu (Nai Pasu) membekalinya dengan  akar-akar sebagai jimat (FUFU) untuk memperkuat diri secara magic, tapi tidak bertahan dalam tubuhnya, karena ia tidak tahu cara memeliharanya, atau memang tidak cocok dengan iman kristianinya.

Pengalaman  rohani dan kepemimpinan yang terkesan pada masa kanak-kanak, adalah semasa ia duduk di kelas VI SR Negeri Baun, saat ia bersama dua teman sekolahnya: Min dan Rika  ikut les pelajaran tambahan untuk ujian akhir,  waktu kembali dari Baun ke Nubraen sudah malam dan harus berjalan kaki 5 km. Sesampai dibelokan hutan R E O  ada sesuatu “putih” yg menutup jalan, dari jauh berdiri si Theofilus  mengatakan mari kita berdoa:BAPA KAMI YANG ADA DI SORGA, DIKUDUSLAH NAMAMU “…………………. dstnya….Amin …………Puji Tuhan, selesai berdoa makhluk putih yg menutup jalan dan menakutkan itu hilang, walaupun isi  doa si pendeta kecil ini hanya  tahu “doa bapa kami”, namun pada waktu amin Tuhan mendengar doa mereka (dua atau tiga orang menyebut namaKu, disitu Aku ada)  dan mereka berjalan terus sampai kerumah dengan aman dan damai, walaupun melalui hutan  dan dalam suasana gelap gulita.

JATUH DARI KUDA  dan  DITANDUK SAPI JANTAN.

Resiko seorang petani ialah berhadapan dengan ternaknya serta turun naik pohon yang sering berakibat fatal seperti jatuh, luka kena duri,  ditanduk  sapi dlsbnya.

kuda itu kaget karena di pukul dengan rotan oleh teman, sehingga dia lari secara liar membuat si fillus dan si Tius terjatuh

Kalau soal jatuh dari kuda sudah  beberapa  kali, karena mainan  mereka  dihutan, foa sapi  dan diatas kuda, suatu ketika bersama  teman bernama teon bait ( Tius Rasi ) naik kuda kesekolah, tidak sadar teman yl memukul kaget kuda itu sehingga larinya  secara liar tak menentu, tidak sampai 500 meter mereka berdua goyang kiri goyang kanan dan keduanya terjatuh ketanah, tius Rasi  tangannya patah, sedangkan  siFilus aman saja, tapi menjadi trauma naik kuda.

Sebagai anak desa / adalah anak petani & peternak yang hari-hari hidupnya dengan kuda, maka  ia tidak pernah kapok naik kuda, mau coba dan coba  terus walaupun sudah pernah trauma karena jatuh dari kuda di kampung  I b u  dekat  Baun.

Suatu ketika  Bai Pasu datang di Puru melihat Bu Kanor sekeluarga, tugasnya ialah mengikatkan  kuda itu( kalau dikota memarkir  kendaraannya), ia naik untuk pergi mencari padang rumput yang hijau, ternyata kuda itu lari kembali ke Oesain…dan sesampai di Oematmuti kuda itu melewati pohon kiskome, si filus tidak hilang  akal, ia melonpat  dan memegang batang pohon kiskome  yang berduri itu, maka kuda itu terhenti dari larinya…Bahkan kisah kejatuhannya dari kuda itu beberapa kali ia  jatuh dari kuda yl menjadi latihan  menjatuhkan diri dari atas kuda liar itu.

Ini ceritera  menarik, sapi jantan yang dipindahkannya untuk mendapatkan rumput hijau, justeru ketika memindahkan dan mengikatkan  tali sapi itu dipohon yang  lain  dimana sekitarnya terdapat rumput hijau, karena tanduknya gatal, maka sapi itu mencoba menanduk siFilus yang adalah tuannya sendiri, sampai terlempar; sapi itu mendapat hukuman  pukulan kayu berkali-kali…tapi pasti yang sakit bukan sapi tetapi si Filus yang sakit ditanduk dan capek memukul sapi itu.

KUNJUNGAN PENGAWAS DARI  KOTA KUPANG.

Setiap hari  yang menonjol dalam belajar, tanya jawab , serta ulangan di kelas IV SR ini bukan si Filus, tetapi si Boeki, teman pindahan dari p. sabu ke Baun ikut tantenya, tetapi ketika datang kunjungan pengawas dan penilik sekolah dari kota  Kupang , dan ia memberikan ujian persamaan untuk standart Sekolah  Rakyat Negeri, Heran bukannya si Boeki yang juara tetapi si  Filus yang mendapat  10  (sepuluh) sekaligus dikukuhkan sebagai juara terutama “berhitung” zaman itu. Sejak itu mulai ada niat  dari keluarga,  supaya ia meneruskan sekolah  kekota Kupang  setelah lulus SR di Baun….yang bisa melihat buatam – oesain dan dari sanalah bisa melihat api di Australia ketika matahari  terbit diufuk timur seperti gambar diatas ini.

MAMA Ny. REGINA NATUMNEA –  PASU MENINGGAL.

Duka sangat mendalam, sirnalah harapan untuk mendapat kue kalau hari pasar (sabtu) dari mama REGINA tercinta karena mama Regina telah dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya atau meninggalkan mereka tujuh anak, dimana siFilus masih duduk di kelas Lima SR.Mama Regina sudah tiada, berarti tiada lagi pemberi uang satu kelip atau  satu  ketip untuk membeli kue. Pupuslah harapan mereka yang masih bersekolah, yaitu Filus dan Binus (adik yang saat ini menetap di Manokwari Papua barat. Si Filus kecil mogok sekolah, hari-hari ia ada di mamar  (mamar adalah   perkebunan rakyat yang berisi  tanaman keras seperti : kelapa, pinang , sirih, nangka dll yg didalam mamar itu biasanya ada sumber air untuk  menunjang hidup para petani peternak) , maka mamar Bu Kanor yang membutuhkan banyak siraman air karena pinang, kelapa, sirih dll baru ditana; tambahan musim  jaga kera karena kebun Bu Kanor sangat luas ibarat berdiri diujung Barat memanggil teman diujung timur kebun itu tidak kedengaran. Satu-satunya jalan untuk menjaga kebun itu dari cabikan kera ialah mengambil si Filus kecil ditempatkan  bersama beberapa ekor anjing untuk menjaga pos yang dikuatirkan masuk kera untuk mencabut dan mencabik jagung dan semua tanaman yl di kebun; selama tiga bulan…berhari-hari hidup ditengah kebun berbatu karang, sering kehabisan air minum bersama teman mencari sisa-sia air hujan berupa danau kecil diatas batu karang tsb. untuk minum tanpa dimasak, tapi puji Tuhan …Allah itu adil dan kuasaNya menyertai  si Filus dan teman yl, tetap sehat wal afiat “Puji Tuhan” ada ketahanan khusus dari Tuhan menyertai mereka yang berharap kepadaNya.

LEBAHNYA  ITU LUAR BIASA, TUAK HABIS DIMINUM.

Lebahnya  itu  luar biasa, “tuak habis diminum tanpa seekorpun yang mati,…………

Lebahnya ialah anaknya sendiri ‘si Filus’ setelah kehausan katepel burung di hutan ia memanjat dan menghabiskan tuak ayahnya Meliakhi Natumnea

sebab biasanya jika banyak lebah yang minum/hisap air tuak pasti ada beberapa ekor lebah yang mati tertinggal di haik dan tuaknyapun masih ada sisa banyak, tapi hari ini tuak sirna diminum lebah yang sudah berpengalaman, sehingga seekorpun tak ada yang mati dalam haikku” itu  kata papa Meliakhi Natumnea( Am Ninu)

Hari itu panas terik, ia pulang cari sapi dan fiti burung di hutan dalam keadaan capek dan kehausan, ia naik pohon lontar itu, ia buka  haik yang berisi tuak satu persatu dan…..diminumlah tuak yang manis ini,   satu haik belum puas…….dua haik hampir puas ….dan tiga haik cukup puas.(hukum Gosen)…ternyata  tuak papa Meliakhii hanya tiga haik kecil diatas pohon lontar itu, semuanya digasak sampai amblas…sapu bersih…..lalu diikat kembali haiknya…seolah-olah tidak ada apa-apa, lalu ia turun dari pohon lontar itu…enak benar rasa hausnya sudah terobati dengan minum tuak manis tiga haik kecil, …sambil bersiul ia pulang kerumah…tanpa melapor sama papa Meliakhi bahwa tuaknya sudah habis diminum.

Waktu menunjukkan pukul 16.00 adalah waktu dimana

sesudah cari sapi di hutan dalam keadaan haus mencari minumana tuak diatas pohon

semua orang pergi menurunkan tuaknya untuk dicampurkan/ digantikan larunya dirumah nanti, papa pergi dengan harapan bahwa  sore ini akan ambil tuak untuk  ganti larunya….naik  erek tahap demi tahap dan tingkat  demi tingkat sampailah ia diatas pohon tuak kesayangannya, ia membuka  dengan membawa haik baru guna menggantikan haik lama, ternyata seluruh haik yang terdiri dari tiga buah haik semuanya  kosong, wah….hebat sekali lebahnya menghabiskan tuak tiga haik tanpa seekorpun yang mati tertinggal seperti biasanya .Dengan rasa marah…bercampur kecewa  papa pulang kosong dan berkata: “hari ini lebahnya hebat,….. minum tuak saya sampai habis , tanpa seekorpun yang mati tertinggal  di ketiga haik itu “kata papa Maleakhi Natumnea, dengan  berulang – ulang ucapan kesalan ini diperdengarkan kepada si Filus tanda curiga, jangan- jangan dia” ( si filus sudah naik pohon lontar itu dan habiskan  tuakku  nada curiga  papa Meliakhi lagi……….

Sayang …hari itu larunya tidak jadi  diganti sampai besok paginya, sehingga rasanya sudah agak asam seperti cuka dari  air nira atau tuak yang biasanya dipakai untuk campuran masak jadi bumbu.

Ternyata lebahnya ialah si Filus anak nakal itu, sehabis cari sapi dan main kartupel ( fiti)  burung dihutan,  ia  sangat haus tak tertahankan….dan …ialah lebah yang hebat dan pintar itu sehingga semua irisan tuaknya yang terdiri dari tiga haik disapu bersih tanpa seekorpun lebah yang mati di haik itu. Hal ini tidak pernah diakui kepada papa Meliakhi  Natumnea sampai ia  tamat SR dibaun,SMEP dan SMEA diKupang serta berangkat keJakarta untuk merantau, bahkan sekolah I3 diBatu Malang  – Jawa timur. sampai tamat dan menjadi Vikharis dan ditahbiskan jadi  pendeta GPIB….di Balikpapan.

PANGGILAN UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH…. (NGKAUBKO ).

Si Filus kecil sudah akrab dengan kebun, mencari buah “rinin” yang dimakan rasa  alkohol dan buah-buah lain dihutan kalau kekurangan makanan tanpa beli, akrab dengan  beberapa ekor anjing untuk menjaga kebun, sering meti (laut kering  cari ikan dan kepiting atau  yang dapat dijangkau, kerena kebun tidak jauh dari laut hanya  selangkah yaitu satu km); jika malam Bu Kanor  bersama teman yl mengail di Laut Faut Feu atau di Pan tun ne, siFilus berani tidur sendirian dengan catatan kalau anjing gonggong berarti ada musuh. Dimalam yang gelap tiba-tiba anjing ramai ramai gonggong, bukan musuh… tetapi ayah si Filus yaitu bapak Meliakhi datang dengan bertriak ” ai nkaubko, es au kum kan ko fai- fai he ai ” ( panggilan untuk sekolah, jadi saya datang   malam  – malam ini),  membawa berita bahwa:” besok pagi harus masuk  sekolah”: pesan Encik Reinhard; Ia sungguh perhatian pada Filus yang khabar beritanya Ibunda Regina meninggal tapi tidak ada laporan resmi dan telah menghilang selama tiga bulan tidak bersekolah; Besok pagi tanpa menunggu Bu Kanor pulang mengail, Ayah perintahkan agar Filus cepat sarapan dan sama-sama  berangkat ke Nubraen untuk selanjutnya bergabung dengan anak-anak yl pergi kesekolah. Tanpa mengalami kesulitan Filus sudah sarapan yaitu makan poteka(semangka ) yang daunnya sudah kering  dan berangkatlah  mereka keNubraen, sesampai di Nubraen fajar   belum   menyingsing  bergabunglah  ia  sama  anak – anak  yl berangkat ke Baun untuk sekolah, dengan sedikit malu-malu karena sudah bolos  tiga bulan tidak bersekolah.   Mereka  ramai – ramai singgah mandi kuda di Oe PUPU ( mandi kuda : mandi setengah badan) Oe PUPU ( sumber air  atau sungai dalam tanah yang keluar  permukaan  tanah  Baiitiri,    karena itu dinamakan OE PUPU).

JATUH DARI POHON KUSAMBI DI TOFA.

Sudah berulang kali ia jatuh dari pohon seperti pohon pepaya di kebun Nubraen, pohon  f a o  tempat menjalar  sirih  untuk ambil buah sirih di poan oeno’op, pohon jambu batu ketika ramai-ramai pulang sekolah   di reo dan pohon kusambi di Tofa

karena berebut naik Pohon Kusambi (Filus & Eliezer) mereka berdiri pada satu dahan yang muda, maka dahan itu patah dan terjatuh bersama keduanya.

Sepulang sekolah rakyat dari Baun, mereka berjalan kaki  bersama  lima km untuk sampai kerumah di Nubraen, Baru sampai di Tofa berteriak Ribka Kusnoni dari jauh diatas bukit yang  menurun  mengatakan : Kusap e’ morok ha artinya  buah kusambi  sudah kuning.( tanda buah kusambi itu sudah matang)

Secara spontan siFilus bersama  Eliazer Makasar lari dari jauh berebut mau naik pohon kusambi itu dan keduanya berhasil memanjat pohon kusambi yang buahnya lagi  lebat dan asam  manis rasanya

Keduanya secepat kilat sudah berada diatas  pohon kusambi dan mengambil buah kusambi, makan buah itu yang rasanya manis asam, serta melemparkan kepada teman – teman  dibawah pohon sambil berteriak mat je neu  fuanan esnnan artinya sialah ambil buahnya disitu , … tiba-tiba carang yang diinjak itu  patah  dan terjatuh bersama  kedua insan  ini, Eliasar masih berpegang pada carang kusambi dan terbawa sampai di pinggir jalan, sedangkan si Filus  terjun bebas dan terjatuh  dari ketinggian  lima meter terhempas pada batu karang

Heboh, berita cepat tersiar tentang kejatuhan  mereka berdua ini, lalu dirawat seadanya dengan mencuci darah disungai, sambil berjalan pelan-pelan    tiba direo , terlihat dari jauh   sus Lena  kakak sudah datang  untuk menjemput si Filus ini.

Keadaan sakit ini langsung ditangani oleh Bai sopo Pasu sebagai Dr kampung tiap hari dikompres dengan air panas yang sedang mendidih sampai sembuh, namun tiba-tiba  badannya membengkak dari ujung jari kaki sampai muka dan kepala, rupanya  ada infeksi, sehingga  ia  masuk dirawat rumah sakit di Baun

Puji Tuhan dengan perawatan sederhana yang ia terima ini dapat menyembuhkannya dari  sakit pembengkakan seluruh badannya ini…dan ia kembali bersekolah setelah  sebulan lamanya tidak sekolah.

KUNJUNGAN LAGI : PENGAWAS  & PENILIK  SEKOLAH DARI KUPANG

Setiba disekolah Encik REINHARD   menyambut baik sapaan si Filus kecil yang sudah tiga bulan tidak berekolah dan mengatakan :  Hari ini sekolah kita (kelas lima) diuji dari Kupang lagi  untuk menyamakan standart sekolah rakyat negeri , tanpa ragu-ragu si Filus mengambil anak batu dan batu tulis ( SR dulu belajar pakai batu tulis berwarna hitam , milik sekolah dan anak batu milik sendiri seharga stali)  lalu menggoreskan tulisan  sebagai jawaban, sedikit takut dan segan bercampur malu karena dia sudah  tiga bulan tidak bersekolah, tapi Tuhan sayang padanya Ia kembali mendapat sepuluh, heran kawan-kawannya yl lain malah tidak memiliki angka  tsb. Encik Reinhard datang dan menepuk-nepuk bahu Filus kecil yang baru keluar dari hutan kebun, tapi Tuhan  sayang otaknya masih  encer dan mendapat 10 (sepuluh).

Didada Si Filus kecil, tekadnya semakin bertambah percaya diri di perkuat   dukungan dari keluarga  bahwa F I L U S    harus  melanjutkan sekolah ke Kota Kupang, sedangkan Filus kecil belum tahu yang mana kota Kupang. Untuk mengenal kota Kupang  Pak Nawa  dan pak Bona Guru kelas VI SR mengarahkan untuk bertanding  bola kasti dengan  siswa SR lain di Kota Kupang, sambil   mendengar bocoran berita kalulusan. Si Filus masuk team inti pemain bola kasti. Seluruh siswa termuat karena kendaraan yang mereka pakai adalah sebuah truk pasar yang dipakai khusus untuk rombongan tsb termasuk  para pembina yaitu guru-guru….Sepanjang jalan  semua murid menyanyi “SIAPA YANG SETIA HINGA KE TAMAT”Si Filus kecil membawa seekor ayam jantan untuk dijual sebagai uang saku, tapi sayang karena termasuk team pemain bola kasti dan baru pernah datang di kota Kupang, maka sampai pulang Nubraen ayam  dilepas kembali (tidak terjual) alias tidak ada uang saku, apalagi pemberi uang saku seketip  atau sekelip  sudah tiada, tapi tidak mengapa  yang penting tambah pengalaman si Filus sudah lihat   kota Kupang

SEKOLAH MENENGAH EKONOMI PERTAMA  (S M E P )

Mulai mandiri tinggal di kota Kupang, ambil bekal sendiri ke Nubraen

Dengan modal sudah pernah melihat kota Kupang,  berangkatlah  mereka rombongan lulusan SR Negeri Baun  menuju  Kupang,  untuk mendaftarkan diri, tapi mereka tidak tau caranya mendaftar, maka harapan satu-satunya adalah pemuda-pemudi  yang duluan sekolah atau senior mereka, ada yang mau membantu,    ada yang masa bodoh dengan adik-adiknya, tapi puji Tuhan , Ia menunjukan jalanNya melalui Ferdinand Tnunay dari Buraen yang mengurus mereka,  ada yang dimasukan di SMP dan yl termasuk si Filus kecil dimasukan di  SMEP Negeri,  itulah dasar ia belajar ekonomi.

Disanalah ia mengenal siswa/i dari kecamatan lain dan  kabupaten lain juga,  yang  ingin menimba ilmu di kota kupang, seperti dari  alor, flores, sumba serta  rote dan Sabu selaindari daratan pulau timor.

Disana pula ia mulai hidup mandiri, memisahkan diri dari Ayahanda Maleachi Natumnea, walaupun pikirsannya masih kekanak-kanakan, namun terbentuk oleh keadaan sekolah dan hidup yang terpisah dari orang tua…dimana semuanya serba  sendiri.

PULANG AMBIL BEKAL DENGAN JALAN KAKI  30  KM.

Mereka (Filus dan Min ) tinggal  sendiri, berarti makanan tergantung  dari orang tua, beberapa kali lancar diantar  sebagai semangat dukungan dari keluarga, tapi…. lama kelamaan makanan semakin menipis, belum juga  tiba bekal   sebagai makanan sehari-hari, maka mereka  bertekat untuk pulang kampung,   ambil bekal sendiri;  sehabis sekolah hari sabtu mau berjalan kaki 30 km dari Kupang ke  Baun -Nubraen dan tekad itu dilaksanakan oleh si bocah kecil Filus dan Min dengan janji: masing-masing selesai sekolah,  karena Min di SMP Negeri dan Filus di SMEP negeri dimana jaraknya  berjauhan, tapi akhirnya mereka bertemu di Oepura, dan… kedua bocah ini mulai berjalan kaki tanpa makan siang, sedang sarapanpun seadanya saja(  mik nasuk  kau noo),  tekad untuk sekolah tetap membara didada , mereka berangkat dengan modal makan kujawas sepanjang jalan, dimana hampir sepanjang jalan hutan kujawas( jambu batu) dan sampailah mereka di T O F A,  si  bocah Filus teringat ada pohon kelapa mereka yang dibeli  oleh ayah  Maleakhi Natumnea dan sedang  berbuah  lebat.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok harus pula ambil bekal, jalan kaki 30 km

“Min lu yang  nae sa, bet son kuat lai” kata si bocah Filus, bayangkan  jam sudah menunjuk pukul 17.30 tanpa makan nasi hanya makan kujawas  sepanjang jalan,; Min berbesar hati dan mulai  naik pohon kelapa yang tingginya  7 meter,: terdengar bunyi ; duk ,  duk, duk, duk dstnya tanda buah kelapa muda telah jatuh empat buah sekaligus berjatuhan, memang….. mereka lapar, haus dan capek jalan 30 km, mereka berdua mulai pesta makan kelapa muda sampai kenyang dan tak bisa bangun sejenak, mungkin  air kelapa muda rasa manis asam, bercampur lapar dan dahaga  serta capek, karena itu mereka putuskan untuk duduk sejenak sampai suasana normal kembali mereka lanjutkan perjalanan  yang tinggal  2 km sampai ke Nubraen.

Begitulah perjuagan hidup waktu si bocah Filus sekolah di SMEP bahkan  beberapa kali harus  pindah  rumah dari Oeba ,pindah ke pantai Kupang, pindah lagi ke kuanino dan harus pindah lagi ke Oetona, baru tiga tahun  bersekolah atau kelas III SMEP , sudah empat tempat ; dari tinggal sendiri sampai tinggal dengan orang lain ,Pengampu, si bocah Filus  berniat apapun yang dihadapi harus selesaikan sekolah dan berhasil tamat SMEP.

MENDAFTAR SENDIRI DI SMEA NEGERI KUPANG.

Ilustrasi cucu dari keponakan

Kalausuasana pendaftaran di SMEP dibantu senior, maka dengan melanglang buana tiga tahun  serta semakin bertambah pengalaman,  si Filus tidak lagi berharap pada orang lain untuk mendaftarkan diri, tetapi  Ia mulai berani dengan diantar oleh ayah  Meleachi ia berani maju  mendaftarkan diri sebagai siswa SMEA NEGERI KUPANG, kebetulan direktur SMEA NEGERI Bapak Hendrik Ataupah berasal dari Amarasi satu kecamatan dengannya.

Berajakan dengan teman, kembali mulai tinggal sendiri di “kampung baru”,tetapi tanpa kontrol diri setiap sabtu ia selalu pulang ke Nubraen kampung halamannya dengan alasan mau ambil bekal (beti) bahkan kadang kala ia sudah pulang di hari jumat dan kembali senen, hal tersebut berulang kali yang mengakibatkan sibocah ini lupa diri dan pelajarannya terganggu sehingga  ia ketinggalan  kelas satu tahun di SMEA Negeri.

KECELAKAAN KARENA  MAIN RESTOK-OLAH RAGA

Hari itu semua pergi kelapangan Oeba menonton demonstrasi terjun payung dan terjun  dari  pohon tuak melalui tali, ketika ia tinggal bersama  keluarga Yakob  Mboeik di kampung baru Kupang.

Si Filus sudah mahir main restok,  baik memasukan kaki melalui tangan yang bergantung ditiang restok itu atau menggantungkan telapak kakinya diatas  tiang restok yang dibuatnya sendiri dipinggir bak air minum dan bak air mandi itu.

Ketika ia bergantung dan  berdemonstrasi sendirian dengan keahliannya yang cukup mahir itu, pada saat tergantung kepala yang kebawah, tiba-tiba terlepas  ikatannya tali pengikatnya dan terjatuhlah ia persis pada batu karang, maka ia bangun sendiri  terasa  meleleh darah merah begitu deras, ternyata kepalanya sudah bocor darah, bahkan tempurung kepalanya  retak  kedalam tengkorak kepala itu.

Ia dirawat selama dua minggu dirumah sakit pelayanan  rohani GMKI Undana Kupang.

POTONG BEBAK DI LILI CAMPLONG.

Karena sering pulang ambil bekal, berjalan kaki 30 km kadang 2-3 hari tidak sekolah, setiap bulan sering terjadi, mengakibatkan tertinggal kelas; menjadi pembelajaran penting untuk tidak mengulangi lagi dalam perjalanan hidup, seorang Filus.

Mereka (anak-anak) yang tertahan kelas diharuskan untuk potong bebak  di LILI CAMPLONG, sedang siswa yl mengikuti masa orientasi dan liburan rombongan yang tertinggal dari kelas            I s/d  III diharuskan kerja wajib  potong bebak untuk memperbaiki dinding  sekolah yang rusak dan mau roboh itu. semua  berkumpul untuk diberi pengarahan,  besok kata Direktur: semua harus membawa alat potong bebak yaitu parang atau sejenisnya agar kerja wajib tsb berjalan lancar. Ketika esok harinya tiba di Sekolah pagi-pagi benar Si bocah kecil filus ini sadar tanpa membawa parang, tibalah ia di sekolah kata teman-teman : “mana parangmu?” lalu bocah Filus tidak mau kalah, langsung ia lari pulang kerumah yang letaknya 3 km, dengan secepat nya ia kembali, ia kerumah melalui jalan tikus dan dijalan tikus itulah  ia menemukan segumpal uang  yang tercecer dihutan itu. “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, bahwa segala yang terjadi  dalam hidup ini adalah rahasia Tuhan  dan kali ini Sibocah Filus mendapat yang untungnya, ketika lupa parang dan berlari pulang rumah melalui jalan tikus ada tersedia berkat yang disiapkan Tuhan, karena ia tidak memiliki uang saku, tapi Tuhan menyediakan segala kebutuhan anak-anakNya yang berseru kepada-Nya.

Melalui bimbingan   guru team penebang dan pemotong bebak selama dua minggu dapat diselesaikan dengan baik, tidak ketinggalan si Filus kecil yang biasanya sekolah SR jalan kaki            10 km  asal petani peternak ini, soal potong bebak baginya adalah hal biasa, semua nya ia ikuti dengan  baik, pulanglah mereka  sebagai pahlawan sekolah karena turut membangun  sekolah walaupun  melalui kerja keras karena wajik kerja potong bebak tsb.

Ia tidak menyia-niakan kesempatan untuk memperbaiki sikap yang tadinya tiap sabtu pulang ke Nubraen, kini ia sadar bahwa  waktu adalah emas, jangan membuang waktu  dengan alasan pulang ambil bekal (beti), tetapi secara dewasa ia mengelola hidup dengan baik sampai tamat SMEA.

LULUS UJIAN KATEKASASI TANPA  BELAJAR DIKELAS.

Puji Tuhan Ia dipanggil sejak diteguhkan sidi di GMIT "Haleluya" Nubrean

Puji Tuhan Ia dipanggil sejak diteguhkan sidi di GMIT “Haleluya” Nubrean

Heran, jika pelajaran agama di smea negeri Kupang ia menghilang, takut disuruh berdoa kedepan, karena belum lancar doanya, jika bersama – sama teman- teman dikelas sekolah menengah ekonomi atas itu

Apa yang dikerjakan diluar kelas bahkan diuar sekolah ? Ia pergi kekantor  penerangan dan mencari informasi tentang negara dimana tak jarang ia membawa foto presiden RI yaitu suharto bahkan foto- foto menteri kabinet dan membagikan kepada teman –  teman yl

Ketika liburan sekolah mereka berjalan kaki 30 km dari kota Kupang ke kampung Nubraen, setiba di Nubraen besoknya ada pemeriksaan  katekasasi untuk ujian lisan dan tulis, mereka dua yaitu Benyamin Natumnea (Min) yang sekolah di SPG negeri dan Theofilus Natumnea ( Filus ) yang sekolah di SMEA negeri  disarankan untuk ikut ujian.  Saran itu diterima dan diikuti sehingga keduanya ikut ujian katekasasi untuk sidi dan ternyata lulus untuk diteguhkan menjadi anggota sidi GMIT jemaat Haleluyah Nubraen

Nats sidinya ia masih ingat terambil dari  Injil Yohanes 15: 16 berbunyi sbb:  “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,  supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikannya kepadamu”

Inilah nats pada waktu ia disidi, dan ternyata sesuai dengan namanya yaitu Theofilus   artinya ” sahabat Allah, ia dipanggil keluar dari kampung halamannya untuk dibentuk menjadi  pelayan Tuhan , dalam rangka itulah ia keliling Indonesia  ( lihat seri I  & seri khusus II tentang pendidikannya di I 3 yang kemudian menjadi pegangan hidupnya sampai sekarang

KELULUSAN SMEA NEGERI KUPANG  HANYA 55 %.

Dengan  semangat ia datang dipapan pengumuman, melihat   nomor induk: Puji Tuhan Si Filus lulus, walaupun kelulusan SMEA Negeri kupang hanya  55 %, ada nomor didalam  berart lulus, Memang selama belajarIa selalu  menjadi tutor untuk  teman-temannya ketika belajar selalu turut  menerangkan berbagai pelajaran, ketika bersama-teman-teman belajar disekolah atau kadang kala di kuburan cina…itulah suasana belajar tempo dulu.

Penampilannya meyakinkan bahwa ia lulus, disampaikanlah berita ini kepada orang tua bapak Maleakhi Natumnea serta Bu Kanor -sus Hana, Bu gama- Sus Tabita, Bu Istefanus-sus lena serta adik Omi.

Disampaikan niatnya bahwa akan merantau kejakarta, ibu kota Rebpublik Indonesia tercinta, tentu banyak  tantangan yang datang dari diri dan orang lain termasuk soal keuangan.

ADA DANA ABADI, BAGI PUTERA AMARASI YANG KULIAH

Berita ini datang dari Vetor (Uis Tua) sebagai wakil raja,   zaman kerajaan Amarasi  ada tiga wakil raja yang mewakili daerah Baun …koroh, Buraen…Tinenti  dan Oekabiti …Abineno,  karena mendengar persiapan keberangkatan  Filus  keJakarta, dibuatlah nota dinas dari Vetor( vetor adalah wakil camat tanpa SK  zaman merdeka), dimana  Amarasi memiliki tiga  kevetoran  yaitu Baun, Buraen dan Oekabiti)

Kantor kecamatan  Amarasi berlokasi di Buraen, maka si Filus kecil dan Min Neparasi sepakat mereka berdua masing-masing- berkuda seperti  koboi, berangkatlah ke Buraen….melewati noe kou dan tarba.

Membawa nota dari Vetor kOROH ( uis tua), untuk mengambil dana mahasiswa dari kantor kecamatan Amarasi di Buraen

Ternyata, sesampai disana,   Kas dana mahasiswa tsb  kosong, karena sudah terpakai mahasiawa yl….dengan lunglai lelah…ia pulang kosong, si Filus masih teringat ada mamar kelapa…diBuraen …,singgahlah  ia  untuk  memetik kelapa dimamar itu  agar  tambah uang saku (   doi sadiki.  )

Kepulangannya ke Nubraen ia sendirian karena temannya Mien sudah pulang duluan,  si Filus  lewat Rinin, sesampai di Rinin,… mataharipun sudah terbenam,… bulan gelap,…tidak tahu mau jalan lewat mana,… ia minta pertolongan  pada   rumah terdepan di jalan raya itu,   dan berkata dalam bahasa timor amarasi :   Horei  tua…….auk …koko   Buraen mak sek  tua…… nuk kon en nubraen  mesek …ku hin  ni mae  tua..( artinya  : salam sejahtera…  saya sesat dari buraen, …mau terus ke nubraen,.. tidak tahu jalan ) tapi sayang…  ditolak permintaannya, …maka terdengar  dari jauh ada seorang bapak …, ia terpanggil untuk menampung,  setelah mendengar berita penolakan itu ( Band Hak  19:11-16), Ia datang menerima  dan  mengikat kudanya   serta  membawa si Filus kerumahnya,  menumbuk padi dan ..memasak nasi…  serta .mereka makan bersama menjamu tamunya  ditengah malam itu.

Penolong ajaib itu bernama” bapak Kaseh”, sebenarnya ia sedang sakit…tetapi  tidak sampai hati mendengar penolakan  tetangganya, lalu ia bangkit seperti  burung rajawali mencari tahu siapa tamu itu yang minta pertolongan itu ?  “pertolonganku  dari Tuhan”…Ia menyiapkan hati bapak Kaseh dan keluarganya untuk menampung pemuda ini yang sementara sesat dalam perjalanan …mau pulang ke Nubraen…kampung halamannya.

Terima kasih Pak Kaseh, kiranya Tuhanlah yang membalas kebaikan hatimu,   melalui keluarga dan anak cucu diberkati Tuhan amin

BERTOBAT DARI JIMAT DAN DUKUN.

Ini merupakan gangguan iman , karena waktu itu siFilus tidak pakai jimat lagi dan dukunnya sudah bertobat, tapi mereka paksa “dukun Rufus”alasan nau ujian Rufus  mengatakan : sebenarnya kelompok doa datang dan membersihkan saya, “saya sudah buang”, tapi ini karena adik-adik datang minta tolong, terpaksa saya carikan ; jadi  dosa  mereka dua kali lipat  yaitu memaksa dukun  dukunnya dan  mereka  mau pakai jimaat itu ;  Sebenarnya  Filus  kecil sudah berubah tapi  mau tidakmau ajakan teman ikut  ambil jimat;…… Tapi Tuhan maha kuasa Ia menghajar si Filus dengan cara tidak bisa berpikir dan tidak bisa belajar, band Ibr 12;5-11… pada hal liburan sekolah untuk ujian sudah berlansung seminggu, sadar bahwa itu salah, si Filus berdoa mohon ampun pada Tuhan dan membuang semua jimat tsb terjadilah keajaiban Tuhan  pikiran lancar dan belajarpun tenang; puji Tuhan….sehingga menempuh ujian dengan baik dan lulus.SMEA.

EVALUASI  7  TEMPAT TINGGAL SELAMA SMEP s/d SMEA.di KUPANG.

Merantau dari desa untuk sekolah di kota Kupang tidak gampang, banyak anak-anak yang tidak tahan dalam berbagai kasus, dan harus mengalah, pulang kembali menjadi petani di kampung halamannya tanpa hasil sesuai cita-citanya , sehingga bebas dari  ikatan, aturan, disiplin penderitaan dan pengorbanan selama penyesuaian diri  di kota Kupang.

Garis tangan seorang Filus berkata lain, harus tekun sampai mendapat dan menyelesaikan  studinya walaupun  berat menghadapi tantangan tsb diatas dengan bermacam pengorbanan yang dilaluinya: sabar dan tabah untuk mencapai tujuan itu.

Dari ketujuh tempat tinggal itu bermacam-macam tantangannya, ada sukanya dan ada dukanya yang harus dilewati dan dilalui dengan  tabag, sabar dan  rendah hati dalam status seorang anak sekolah

Tempat pertama  ia{ si Filus) bersama Min dan Martha(senior) ketiganya fam Natumnea , mereka tinggal sendiri disebuah  gubug tua terbuat dari seng di Oeba. Resiko tinggal sendiri,  masak sendiri, cari kayu api sendiri (tidak ada kompor/minyak), jadi mereka masak pakai kayu api, juga kalau terlambat diantar bekal, harus pergi ambil bekal  sendiri….ke kampung Nubraen.

Tempat kedua si Filus tinggal dengan susi Regina yg nikah dengan orang Tionghoa di dekat gereja kota Kupang, ia tidak harus ambil bekal lagi karena numpang dengan  mereka sambil kerja dirumah itu bersama  Elly Bais dari Tofa, namun Elly Bais sudah senior karena sekolah di SMEA negeri Kupang. Kelemahan/kekurangan tingggal di Susi Regina  sekaligus pekerjaan  disini ialah  menunggu keluarga suaminya untuk  membuang bahan pokok  keperluan sehari-hari dari belakang  lantai dua toko ayahnya secara sembunyi-sembunyi oleh adik-adiknya, karena ayahnya tidak setuju perkawinannya  dengan Regina ini sebagai orang Timor.Kelemahan dan sekaligus pekerjaan yl ialah harus membawa ayam jantan pada hari minggu ketempat perjudian/taji ayam dihutan jati melewati  kampung  air mata tempat tinggal orang-orang Arab; maka ketika polisi datang ditempat taji ayam/ judi itu semua harus lari menyelamatkan diri, tidak terkecuali  si filus kecil ini yang baru duduk dikelas dua SMEP  Negeri Kupang ini.

Tempat ketiga di Kuanino, ia tinggal bersama dengan  keluarga Guru Soleman Funay, dimana bapak Soleman Funay  guru SMP Negeri I  di Air nona dan  ibu Lien Funay guru SR negeri di Kuanino. Tinggal disini dengan seorang senior bernama Anatji Konay  yang bersekolah di SLTA Kupang.Dirumah ini  harus pergi ambil  bekal dan kayu api…bahkan pikul air  untuk keperluan rumah tangganya.

Tempat keempat tinggal di Oetona dengan keluarga Malaikary,  dimana susi Ruth adalah isteri bapak Malaikary ada hubungan keluarga karena nenek mereka kakak  adik, jadi nenek si Filus dari ayah dan nenek susi Ruth dari ibu itu kakak adik.Disana tinggal sama – sama dengan Ribka Takoy adik kandung Susi Ruth ini, sering mereka pergi mengambil kayu api untuk masak, sama sperti suasana  tempat yl.

Tempat kelima , tinggal sendiri lagi bersama  Yuli Manudibu dan  Tobias  Takoy di Kampung baru , mereka ini sama-sama dari Nubraen, ada waktunya ambil bekal ke Nubraen karena sudah kelas  satu SMEA negeri ada waktunya untuk ambil kayu api guna masak nasi dan makanan yl Suasana ini membuat mereka , khususnya si Filus sering pulang ke Nubraen, sehingga sekolahnya terbengkalai di SMEA kelas satu selama setahun.

Tempat keenam dikampung baru juga tetapi hanya sekitar tiga  bulan bersama keluarga yang suaminya dari Flores, buruh pelabuhan dan isterinya dari Rote.

Tempat Tujuh juga di kampung baru bersama  keluargaYakob Mboeik seorang anggota TNI -AD dan isterinya  seorang  suster  Rumah sakit AD Korem  Kupang. Memang  bersama  keluarga tentara hampir semuanya ada dengan kesibukan pekerjaan yg cukup berat,  karena kebun yang luas dan keluarga besar yang  membutuhkan pengorbanan  waktu antara belajar, sekolah dan kerja, tapi itulah tekad garis  tangan harus sekolah , belajar sampai tamat dan selesai walupun  besar pengorbananya.

Dari tujuh tempat tinggal itu dua tempat  adalah bebas karena tinggal dan segala sesuatu urusannyapun  sendiri, tapi dari lima tempat lainnya dimana tinggal sama orang lain atau pengampu ada suka –  dukanya, pahit – manisnya dan berat – ringannya, namun semuanya menjadi sekolah Tuhan yang tak dapat dilupakan serta tempat pembelajaran yang tidak mungkin terulang kembali.

Ada dua  keluarga dapat  diambil  kesan dari kelima tempat tinggal bersama orang (pengampu)  yang menarik untuk dianalisis dan dipelajari dalam refleksi kehidupan  seorang Filus – Natumnea

Pertama kesan buruk, ketika tinggal bersama  Soleman Funay seorang guru SMP negeri dan ibu Lien seorang guru SR negeri bahwa  kedua guru ini tidak ada nilai edukatip tempat seorang Filus belajar, bahkan   Soleman Funay ini pernah memukul si Filus dijalan raya sampai berdarah suatu kejadian yang dianggap kriminalitas dari seorang guru Soleman Funay kepada  Filus  konon masih berstatus murid, walaupun murid SMEP…seandainya si filus sudah sudah  kenal  hukum tentu  pasti ada  tindakan  pelaporan kepada kepolisian.

Kedua kesan baik dari keluarga Jakob Mboeik, bahwa  dianggapnya sebagai anak sendiri, dilatih makan bersama-sama dengan sendok dan garpu dan memandang semua nya sebagai orang tua dan anak-anak sebagai adik-adik untuk  turut  mendidik mereka dalam keluarga besar ini.

BERSIAP-SIAP MAU MERANTAU KE JAKARTA……….. 

Setelah mengetahui kelulusan yang menggembirakan keluarga, maka beberapa orang dari antara mereka yang lulus ini, mau merantau ke

Filus bersama Min dan Piet, teman satu kecamatan, tamat SLTA dari Kupang berangkat ke Surabaya naik Kapal Perintis.
Sering tidak makan karena di ombang-ambingkan oleh   ombak dan gelombang,  maklum  baru pertama kali naik kapal laut.

Jakarta termasuk si Filus kecil  ini, tak mau ketinggalan, maka mereka laporkan kepada kaum keluarga dan mendapat restu dari orang tua serta keluarga. Seperti biasanya  sebelum meninggalkan kampung halaman, diadakanlah kebaktian syukur oleh utusan Injil, lalu berangkatlah mereka; team yang  adalah teman  dekat mereka adalah Piet Konay, Benny Neparasi dan Theofilus Natumnea, dengan menumpang kapal perintis milik  Polri Kupang-Surabaya via maumere, merekapun mulai berlayar ke Surabaya.

BELUM MENGENAL ROTI DAN BUAH SALAK

Setiba pelayaran mereka di pelabuhan Perak Surabaya, oleh teman-teman  yang sudah duluan ke Surabaya karena  masuk marinir, mendengar bahwa ada Filus, Beny dan Piet dari Kupang mau terus ke Jakarta: merekalah yang mengurus tiket

Kerena belum tahu makan roti, maka roti yang sudah di beli di berikan kepada pengemis di atas kereta api Surabaya-Jakarta, “alangkah senangnya pengemis itu”

kereta api Surabaya – Jakarta; sebelumnya mereka bermalam di Surabaya. Maklum baru pertama kali naik kereta api, kelihatannya semuanya dijual diatas kereta api termasuk roti dan salak, yang konon bagi mereka belum pernah menjamah dan memakannya, tetapi dorongan nurani ingin tahu dan ingin membeli, kocek masih tebal, dibelilah sebatang roti tawar, karena belum tahu cara makannya, maka roti itu diberikan kepada tukang minta-minta…”.pasti ia senang sekali” merekapun memberikan dengan iklas dan tulus; Tiba saat nya mau makan salak mutar sana mutar sini, niat ini diketahui oleh seorang mahasiswi IPB Bogor yang pulang libur, lalu ia

Pada saat mau makan salak diingatkan oleh teman dudk dikereta api mhsi  dari IPB Bogor, “dik, kalo makan salak di kupas dan di buang dulu kulitnya”. akhirnya karena salak ,  mereka  (Filus, Min & Pit) berteman dengan mahasiswi itu. sampai turun kereta api  mereka  membantu mahasiswi ini mengangkat barang ke bis yang menuju ke Bogor

menyampaikan cara makan  dengan sebelumnya mengupas kulitnya, lalu merekapun makan salak sama-sama sebagai tanda persaudaraan;  Memang pepatah mengatakan   :”Sopan santun adalah paspor untuk keliling dunia ” dan ini yang mereka alami dengan sopan santunnya mereka tampilkan, maka terjadilah pertemanan yang baik dengan mahasiswi IPB  tsb, sampai turun di Gambir mereka ikut bantu angkat barang mahasiswi tsb dan diantarkan ke Bus untuk menuju ke kota Bogor

Mereka bertiga yaitu :Min, Piet dan Filus  menuju kekeluarga Cornelis Saneh di asrama Brimob Petamburan, tinggal beberapa lama  sampai Piet ke  Kwitang dan Beny ke pal Merah, sebelumnya, mereka berketiga sempat aktif sebagai anggota Gerakan Pemuda GPIB Syalom Slipi DKI Jakarta, yang sekarang ada kumpulannya bernama PEMUDA TEMPO DOELOE keduanya (piet dan Beny mencari jalan dan pekerjaan nya, sedang  Filus sempat kerja sebagai tenaga akuntan Polda Metro jaya, disana bertemu dengan bapak Hattu sebagai Kepala Akuntan dan Kepala Keuangan  KOMPOL Syahransyah, sedang baratu Sapulete sebagai staf bersama dengan Filus kecil ini.

Dalam penampilan Filus kecil ini dapat diandalkan sehingga  menjadi ketua Seksi Rohani GP GPIB Syalom Slipi DKI Jakarta, bahkan pada saat itu dia diutus untuk menjadi Anggota Majelis Jemaat GPIB Syalom dalam status sebagai Diaken utusan Gerakan Pemuda; dikala itu ada 3 utusan yaitu KKR, GP dan PW.GPIB

Dalam bekerja sebagai  team audit POLDA METRO JAYA sering kali dipercaya  untuk membawa hasil pekerjaan mereka  ke MABES POLRI  untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan mereka setelah diverifikasi secara teliti dan teratur maka di pertanggung jawababkannya ke Mabes Polri; disana bertemu utusan seluruh polda se Indonesia, dalam mempertanggung jawabkan keuangan Poldanya, ternyata  dari dulu sudah dikenal harus memberi uang  kepada sipenerima, supaya  urusannya  cepat diterima dan di stempel surat jalannya sebagai bukti selesai pertanggung-jawabnya di MABES POLRI.

MENGIKUTI PERSIDANGAN SINODE GPIB DI BANDUNGAN AMBARAWA

Kegiatan sekuler tidak membatasi pemuda Filus untuk  mengambil bagian dalam kegiatan kerohanian gerakan Pemuda jemaat GPIB syalom DKI Jakarta, hal ini terbukti dengan terpilihnya mewakiliGerakan Pemuda untuk menjadi anggota majelis jemaat, Dalam jabatan diaken inilah ia juga pernah diutus untuk mengikuti Persidangan Sinode GPIB  ke X tahun 1970 di Bandungan Ambarawa Jawa Tengah.

dalam status Diaken, jemaat GPIB syalom Jakarta, di utus bersama Pdt. Sudopo, mengikuti persidangan sinode oktober 1970 di Bukit Bandungan Ambarawa Semarang Jawa Tengah

Dalam usia 22 tahun tentu ia kaget , mendengar, melihat dan mengikuti suasana Persidangan yang terhormat ini. banyak benturan terjadi oleh karena begitu banyak kepentingan  yang dibawa oleh beragam utusan Jemaat GPIB, namun ia melihat juga bahwa keanekaragaman itu adalah kekayaan Tuhan di GPIB  dan akhirnya menjadi harmoni yang indah dalam menyatukan serta melayani Tuhan di GPIB; itulah keindahan Tuhan  dalam kepelbagaian di GPIB yang tercinta ini.

MENERIMA  PANGGILAN TUHAN, UNTUK DIBENTUK SEBAGAI HAMBANYA.

Di bulan Januari 1971  merupakan   akhir karirnya di keuangan  polda Metro jaya dan sekaligus akhir keterlibatannya dalam dunia  gerakan Pemuda  serta   kemajelisannya di GPIB Syalom Slipi jakarta.

Selanjutnya  di batu “kota  apel” menjadi tonggak sejarah baru yang memberi warna lain dalam jalan pembentukan dan kehidupan seorang Theofilus Natumnea , warna yang mempertegas jalan kehidupannya dalam melayani Tuhan.

Ia mengikuti pendidikan  sebagai penerima bea siswa GPIB, khususnya  dari jemaat GPIB Syalom DKI  Jakarta.

Dalam rangkaian studi nya ia menjalani praktek lapangan, Tulung Agung Sendang. Waktu itu, saat dimana saat itu banyak orang boleh percaya pada Tuhan Yesus, tersebar pos-pos pekabaran Injil serta putera daerah yang  dipanggil untuk melayani Tuhan sudah belasan  orang. terpujilah nama Tuhan…. Dan dalam rangkaian yang sama  ia menjalani praktik lapangan di Pontianak kalimantan Barat sampai akhit tahun 1974, sehingga  ia menamatkan pendidikannya di Institut Injil Indonesia III Batu malang pada akhir tahun  1975. dan  mengatakan  selamat tinggal I I I  Batu Malang.

MENGIKUTI PENDIDIKAN  DI INSTITUT INJIL INDONESIA BATU MALANG……….

Batu Malang, kota Apel

Sepulangnya dari Persidangan sinode  GPIB (Bandungan Ambarawa) di Pos penjaga brimob Petemburan ada yang menyampaikan bahwa  tadi ada suratnya datang, tapi penjaga pos sebelumnya  anak baru (belum kenal Filus) jadi suratnya dikembalikan  kealamat pengirim, pemuda filus  langsung menaruh barang dan tas, lalu fuik menelusuri

kekantor Pos Palmerah, ternyata sudah dikembalikan ke kantor pos pusat Pasar Baru, iapun menelusuri kesana, baru

Di B a t u – Malang Ketua YPPII, Pdt. DR. Octavianus dan rektor  Institut Injil Indonesia, Pdt. D. Scheuneman, tempat dibentuknya Theofilus Natumnea (1971-1975)

mengetahui bahwa suratnya  adalah panggilan dari Institut Injil Indonesia, untuk mengikuti pendidikan  Theologia ! sangat gembira karena menemukan surat panggilan tsb. Bersiaplah ia baik surat permohonan berhenti dari Polda  Metro Jaya,( seksi keuangan bagian verifikasi  atau akuntansi  laporan keuangan,) surat Rekomendari dari majelis sinode GPIB dlsbnya lalu berangkatlah ia dengan kereta api Surabaya dan selanjutnya ke Batu Malang…kota APEL untuk dibentuk sebagai hamba Tuhan.

DIUTUS SEBAGAI TEAM KALEB UNTUK PRAKTEK  TIGA BULAN DI SENDANG  TULUNG  AGUNG.

Bersama Ishak Mulyono pemuda Theofilus menuju  Tulung Agung membawa surat  pengantar ke Gereja Kristus Tuhan (GKT), lalu mereka dipertemukan  serta dituntun oleh Pdt Siauw (Nugroho) pendeta jemaat GKT  Tulung agung…diarahkan  dan diberi kasur , strongking sebagai bekal jika lampu penerang bermasalah serta

di kaki gunung Willis, desa Sendang, Tulung Agung, Theofilus bersama Isakh Mulyono di tugaskan oleh I3 Batu Malang, praktek Mahasiswa, 3 bulan.
Membuka pos pelayanan bersama GKT Kediri & Tulung Agung di Sendang dan Sumber Pandan. banyak mujizat Tuhan Yesus terjadi menyertai kedua Mahasiswa ini

diantar menuju kecamatan Sendang untuk tinggal disana  selama 3 bulan.  Ishak Mulyono  ditempatkan disendangkota kecamatan , sedang pemuda Filus harus naik gunung lagi ke desa Sumber pandan 4 km dari Sendang kata kecamatan itu.

TIDAK TAHU BAHASA JAWA, TAPI BANYAK ORANG  DATANG  BERTEMU  PEMUDA TIMOR.

Pada tahun 1972  Timor Timur terkenal melalui siaran  radio Republik Indonesia (RRI), tapi mereka belum pernah bertemu orang timor, beritanya sampai kemasyarakat bahwa ada pemuda Timor datang tinggal selama tiga bulan didesa kita Sumber Pandan, maka berkerumunlah mereka  untuk melihat rupa pemuda Timor tsb ialah  Theofilus natumnea asal Nubraen ini.

Kesempatan tidak disia-siakan, berita  Injil Yesus  Kristus  mulai disebarkan  dengan ilustrasi gambar “HATI MANUSIA” oleh ROH kUDUS beberapa orang dari mereka  percaya kepada Tuhan Yesus bersama pemuda Filus,mau ikut melayani Tuhan ;  baik guru, murid, orang tua, terutama mereka yang sakit menjadi sembuh;,bahwa sebenarnya obat-obat ringan yang ia bawa untuk menjaga  kondisi kesehatan selama tiga bulan, justru obat-obat itu  diminta satu-persatu sampai habis dan…. mereka sembuh, apapun penyakitnya,kalau minum obat dari pemuda Filus dalam nama Tuhan Yesus, pasti sembuh.

Ketika obat sudah habis, orang sakit makin banyak berdatangan,  pemuda Filus timor ini hanya berdoa ” dalam nama Yesus ” dan sembuh,  Berita semakin tersebar keseluruh penjuru masyarakat, bahwa ada  manusia ajaib muncul disumber Pandan  bawa kesembuhan dalam nama Yesus.

KAGET, ..BERTEMU HARIMAU DITENGAH HUTAN..DIKAKI GUNUNG WILLIS.

Pada malam itu semangat berkobar-kobar untuk  mengunjungi perkebunan Mboso pos terakhir, dimana tinggal mantan koramil yang juga berasal dari timor – Kupang, yang memberi semangat kepada  filus dan Ishak kedua hamba Tuhan yang praktek dari I3 Batu Malang.

Mereka berjalan melalui hutan rimba…adalah hutan larangan yang tidak boleh dipotong, disitulah  habitat harimau jawa, kera dan semua binantang hutan  yang dibiarkan/ dilindungi untuk  tinggal dengan aman

Karena gelap gulita, maka mereka  menyalakan lampu strongking yang nyalanya lumayan, berjalan setapak demi setapak  melalui jalan  setapak/tikus yang hanya  bisa dilalui orang dengan berjalan kaki.

Mantan Koramil yang berasal dari Timor Kupang ini sambil jalan berceritera: “bahwa didaerah ini kami sering ketemu hari mau”, ..dengan  kisah ini timbul rasa takut…tapi mereka berjalan terus melalui jalan  belokan segi tiga dimana  sebelah batu karang besar…tiba-tiba  diujung jalan segi tiga itu tergrebek oleh mereka seekor harimau yang juga sedang berjalan tentu mau mencari mangsanya….maka harimaunya terkejut dan lari….merekapun terkejut dan lari…

harimau kaget, merekapun kaget bertemu disudut jalan batu besar di tengah hutan

sama-sama lari ketakutan…untunglah harimau itu menghilang  dihutan dalam kekelaman pekat gulita & kegelapan yang sunyi sepi itu dan merekapun berjalan terus sehingga  sampai dengan selamat dipos terakhir yang adalah rumah mantan koramil dari timor Kupang ini dengan was – was, tapi puji Tuhan ..mereka tiba dengan selamat, diufuk timur kaki gunung Willis yang sangat mempesona dan asri pemandangan alamnya.

 SEORANG ANAK SUDAH DINGIN BADANNYA, SEMUA SUDAH MENANGIS   DITENGAH  MALAM.

Anak ini adalah anak sekolah minggu pemuda Filus  , pada siang harinya ia bersama mamanya pergi kekebun,  dikebun mereka bertemu dengan harimau jadi-jadian atau iblis, sesampai dirumah  anak  ini sakit panas, muntah-muntah sampai  kehabisan cairan dalam tubuhnya, dan berita tengah malam  ia tidak bergerak lagi….. badannya sudah dingin, serta semua masyarakat berkumpul dan menangis sekitar 10 menit,  para tua-tua desa berembuk mengambil keputusan untuk  membangunkan pemuda Theofilus ditengah malam.  ia  datang mendengar semua sudah meraung- raung dalam tangisan mereka, terutama ibunya dan kerabat dekat anak itu.

Pemuda Filus  tentu sudah berdoa sebelum datang, supaya Tuhan Tunjukan kuasaNya didaerah sumber -pandan  ini  supaya  nama Tuhan Yesus dimuliakan melalui peristiwa ini.  pemuda Filus berkata : Harap  semua diam dan tenang …. hentikan tangisan dan semua usaha : mari kita berdoa :

YA TUHAN …DALAM NAMA YESUS,KAMI DATANG MENYEMBAH DIKAU, … ALLAH YANG HIDUP,….ENGKAU MENGUTUS HAMBAMU UNTUK MELAYANI DI DESA……

Ketika mereka mendengar dan mengalami Mujizat Tuhan Yesus dan menjadi sembuh, …kalau mereka  membuka hati dan percaya pada Tuhan Yesus,  maka terjadilah Proklamasi kerajaan Allah dalam hidup mereka di Sumber Pandan dan Sendang, kaki gunung Willis Tulung Agung

SUMBER PANDAN INI, DAN BANYAK ORANG MENJADI PERCAYA. KINI YA TUHAN…. ANAK KECIL  YANG SAKIT DAN TAK BERDAYA, DIMANA BADAN SUDAH DINGIN,

SERTA KELUARGANYA

SUDAH MENANGIS……. HAMBA MINTA  DALAM NAMA YESUS, JAMAHLAH TUBUHNYA,.. JIWANYA..DAN ROHNYA.. YA TUHAN TUNJUKKANLAH MUJIZATMU AGAR BANYAK ORANG MENJADI PERCAYA DAN MENGENAL NAMAMU, YA YESUS TUHAN KAMI. BIARLAH NAMAMU DIPERMULIAKAN….. DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA AMIN.

Sesudah berdoa  dalam nama Yesus  dan ditutup dengan amin, anak ini bangun minta makan dan minta minum: semua orang termasuk pemuda Filus heran… ada kuasa YESUS yang luar biasa, menunjukan mujizatnya ditengah masyarakat yang belum percaya dan ada yang baru percaya ini. “Memang setiap daerah baru dimana ada orang percaya baru, atau mereka yang mau menguji nama Tuhan Yesus pasti Tuhan   Yesus menunjukan kuasaNya saat itu, supaya nama Tuhan Yesus dimuliakan”, ketika banyak orang membuka hati dan percaya kepada Yesus, terjadilah proklamasi kerajaan Alllah dalam hidup mereka dan nama Tuhan dimuliakan……firman  Tuhan  : sesudah engkau berbuat sesuatu, mundur selangkah kebelakang dan mengatakan “hanya karena kuasa Tuhan”  “semuanya ini \datang dari Tuhan “”, “biarlah nama Tuhan Yesus dimuliakan “berarti kita manusia hanya  dipakai sebagai alatNya dan jangan mencuri kemuliaan nama Tuhan dan janganlah mengatakan: “karena aku semua ini jadi dan ada dan terlaksana” tapi karena nama Tuhan menyertai hambaNya  supaya nama Tuhan dimuliakan , ketika orang percaya kepada   Tuhan Yesus amin.

SEMAKIN TINGGI DAN BESAR RESIKO DITERIMA,  SEMAKIN TINGGI DAN BESAR PULA HASILNYA

Teori ini bukan hanya terjadi dalam kepemimpinan bidang usaha, bisnis dan perjuangan disiplin ilmu lainnya saja, tetapi  berlaku juga dalam resiko pelayanan rohani dan tantangannya.

Luar biasa  tantangan yang dialami oleh Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono,  mahasiswa praktek tingkat dua  I3  Batu Malang dengan nama team ” K a l e b ”  ini, ketika mereka  masuk  dan melayani Sendang dan Sumber Pandan,  dibawah  bimbingan  Pendeta Siauw Nugroho Gereja Kristus Tuhan (GKT), tantangan yang dihadapi sangat serius dan menakutkan kedua pemuda ini.

Bayangkan,…orang percaya kepada Yesus semakin banyak karena  mujizat yang dibuat Tuhan Yesus melalui pelayanan mereka berdua, orang sakit disembuhkan dalam berbagai penyakit baik sakit ringan maupun sakit berat, anak yang sudah  mati suri dihidupkan dlsbnya, maka berbondong – bondong  dan semakin banyak orang percaya Tuhan Yesus, sehingga ada inisiatif untuk mereka yang sudah belajar agar dibaptis  ke gereja Kristus Tuhan -GKT Tulung Agung.

Dalam situasi inilah tripida : camat, koramil dan kapolsek bingung terhadap warganya yang semakin banyak percaya Yesus ini. Camat memanggil mereka berdua untuk  mencari tahu data-data keduanya yang sedang berpraktek ini.Koramil memanggil untuk interogasi keduanya : mengapa warga masyarakat terpikat pada nama Yesus yang menyembuhkan banyak orang dengan kuasa mujizatNya. Kapolsek juga memanggil untuk mencari data tentang kejadian yang menghebohkan masyarakat itu, walaupun  diselingi dengan gurau karena kapolsek pernah  bertugas di Ambon, maka melihat keritingnya rambut  Theofilus Natumnea  suatu pendekatan alamiah dengan  kapolsek ini.

Bukan hanya urusan tsb sampai ditripida tingkat kecamatan saja, tapi mereka  menaikan tingkat urusan ini sampai dikantor Kabupaten Tulung Agung, bahkan  urusan ini diteruskan ke Kantor Gubernur Propinsi jawa timur di Surabaya, ibaratnya tingkat urusannya dari ring tiga menjadi ring dua dan bahkan sampai ke ring satu

Puji Tuhan tingkat kesabaran  dan keberanian kedua mahasiswa praktek ini cukup ulet dan militan, sehingga  semua urusan dilewati dan diselesaikan dengan baik karena pimpinan Roh kudus, sehingga gelombang baptisan  dua kali dilaksanakan yaitu gelombang pertama  umat yang sudah belajar dibawa ke GKT Tulung Agung untuk dibaptis dan gelombang kedua mendatangkan pendeta tentara dari kota Kediri untuk membaptiskan mereka sebagai orang percaya yang telah belajar dan mendaftarkan diri menjadi anggota jemaat didesa  Sendang

Terpujilah nama Tuhan Yesus, ia berkarya dengan RohNya yang kudus, sehingga dari dua pos menjadi empat pos termasuk Mboso dan puji Tuhan sekarang  menjadi sebuah jemaat dewasa dan belasan pos serta belasan pendeta sebagai hamba Tuhan putera daerah  dari wilayah ini tersebar  kebeberapa tempat di Indonesia ini

Hal ini disaksikan juga  oleh beberapa pengasuh /pengajar sekolah minggu dari jemaat gpib Gloria bekasi yang dipimpin oleh Listywati Margarita Melamas dan Fedrika Yosina Melamas dalam rangka mengantarkan pelayanan kasih anak-anak sekolah minggu Gloria Bekasi, sehingga  tahu perkembangan yang sedang terjadi diSendang-Sumberpandan-Tulung Agung ini

Itulah sebabnya dikatakan dalamn teori kepemimpinan bahwa semakin tinggi dan besar tantanga yang diterima, maka semakin besar manfaat dan hasil yang diperoleh, dengan ketabahan, kesabaran, keuletan dan militansi kedua hamba Tuhan ini, puji Tuhan semakin besar  hasil pelayanan yang diterima untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

MASA VIKHARIAT SEBAGAI SYARAT UNTUK  MENJADI PENDETA   G P I B…..

Pada saat penempatan  untuk masa vikariat GPIB, Mejelis jemaat GPIB Syalom  menyampaikan surat permohonan  Kepada Majelis Sinode GPIB untuk mempertahankan Pemuda Theofilus dijemaat GPIB Syalom, karena mereka merasa bahwa  GPIB syalomlah yang memberi bea siswa ketika ia mengikuti pendidikan  theologia. Tiga kali surat permintaan, tetapi berturut-jawaban yang sama  bahwa: “kita tidak mengutus untuk diri kita sendiri, kita  mengutus

Masa vikariat di GPIB Jemaat “Maranatha” di Balikpapan, Kaltim. Di kota minyak inilah Vik. Theofilus Natumnea di bentuk mengenal warga jemaat yang berlatar belakang bermacam-macam suku.

untuk dia pergi melayani daerah yang lain  itu namanya jemaat misioner”.

Pada  tanggal 23 maret 1976 ia tiba di Balikpapan untuk menjalani masa Vikariatnya. Suasana sudah  lain karena daerah baru, mulailah ia beradaptasi dengan kota minyak karena daerah Pertamina,  dan… Balikpapan merupakan pusat dari  semua  lokasi pengeboran minyak, disana hiruk pikuk helikopter dan kapal terbang yang volume turun naik penerbangannya  tersibuk sesudah Sukarno Hata. Semua pelayanan luar Balikpapan  ditempuh dengan udara, karena belum ada jalan darat.

Disini  Vikaris Theofilus belajar untuk  melayani dalam jemaat yang besar, kesibukan bertambah.  belajar mengenal manusia lain dalam komonitas   suku-suku yang heterogen dengan berbagai persoalan hidup mereka yang berlainan.

Volume pelayanan semakin  bertambah, seiring dengan semakin bertambahnya warga jemaat yang berbeda-beda…. datang berkumpul di jemaat GPIB  Maranatha Balikpapan ini.

SETIAP SAAT, VIKARIS THEOFILUS SIAP MELAYANI.

Dibawah bimbingan mentor pdt C. Wairata S.Th, vikharis Theofilus Natumnea  selalu siap melaksanakan pelayanan baik dalam kota maupun keluar kota, termasuk pos pelkes, perkemahan  penebangan kayu, perkemahan pengeboran minyak,  baik melalui darat, laut dan udara.

Saat   ini pos-pos tsb sudah merupakan jemaat  jemaat dewasa yang bertanggung jawab untuk terus mengembangkan pelayanan sebagai jemaat misioner.  di perusahaan minyak, gas, pupuk dan kayu bertumbuh dan berkembang jemaat GPIB untuk melayani Tuhan demi hormat dan kemuliaan nama-Nya.

di bawah bimbingan Pdt. C. Wairata S Th, (Mentor), Vik. Theofilus Natumnea siap menjalankan pelayanan, baik sungai, darat dan udara.  semua jenis penerbangan pernah di tempuh untuk melayani camp… pengeboran minyak, sering menggunakan Helikopter.

Saat bergumul menyerahkan pada Tuhan, saat senang bersyukur pada Tuhan, sambil pelayanan berjalan seiring dengan berjalan waktu, tak terasa sudah hampir setahun Vikharis menjalani tugasnya dalam berbagai segi hidup dan pelayanan, banyak yang dipersiapkan untuk diberkati oleh pendeta, apakah pendeta jemaat sebagai ketua majelis jemaat atau pendeta   non organik sesuai dengan permintaan mempelai kecuali ada catatan dari Ketua Majelis Jemaat, karena setiap minggu  tidak kurang dari 4-5 pasang di berkati di jemaat GPIB Maranatha Balikpapan.

Melihat, mendengar dan belajar serta menggembalakan  umat yang cukup  heterogen dalam kepelbagaian suku bangsa, adat budaya dlsbnya, tak terasa vikharis mendekat untuk menerima status pendeta baik melalui memberi laporan- laporan maupun  makalah yang ia harus persiapakan dan buat sebagai prasyarat untuk diteguhkan menjadi pendeta. Thema : Jemaat GPIB Maranatha Balikpapan dan prospektivitasnya.

Pada tanggal 23 maret 1977 ia telah memenuhi syarat dalam berbagai segi  dan diteguhkan  menjadi pendeta GPIB untuk ditempatkan dimana saja sesuai perjanjian syarat masa vikhariat, puji Tuhan peneguhan kependetaannya  berjalan dengan baik dalam pimpinan  Tuhan  Nats  Khotbah sulungnya  dari kel 18: 1- 27 tentang  Yitro mengunjungi Musa dan  memberi saran  untuk mengangkat hakim – hakim  agar membantu  Musa, maka mempercayakan beberapa hakim-hakim  dalam kelompok  dan tanggung jawab yang berbeda-beda, agar membantu Musa dal am menyelesaikan persoalan bangsa israel yang begitu kompleks dan Musa mendengar mertuanya itu , sehingga pekerjaan dan pelayanannya dapat dikelola dengan baik.

BERDOA DAN MENCARI TEMAN  HIDUP & PASANGAN HIDUP

Sementara melayani, pikiran, hati, dan mata vikharis  Theofilus

sementara berdoa minta Tuhan menyiapkan teman hidup, seekor kupu-kupu warna putih terbang mengelilingi Vik. Theofilus, kupu-kupu itu   berputar 3 kali,  lalu menghilang, segera ia bangun dan menulis surat cinta kepada nona Nelly Lilipaly

mulai terbuka untuk melihat, memikirkan dan dan menaruh hati pada sosok wanita yang tepat sebagai pendamping hidup. hal ini sangat penting bagi seorang Filus, namun sampai peneguhannya sebagai pendeta  pada tanggal 23 maret 1977 belum  juga ada kepastian tentang  “siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya”

Meskipun saat itu sudah ada yang  memikat hatinya, tapi terkesan jauh dari yang digapai; teman hidup sesuai dengan kehendak Tuhan , masih belum terbayang jelas belum pasti, sampai tiba waktu naik mimbar untuk menyampaikan khotbah sulungpun  si nona manis belum terlihat pada deretan keluarganya yang konon duduk paling depan, begitulah penampilan seorang pejabat, dimana ayahnya Pieter Lilipaly adalah mantan walikota Balikpapan  dan ibunya Ny.Paulina Lilipaly – Hitepeuw  adalah mantan anggota   DPR Kalimantan Timur, namun hati tidak tergoyahkan, dan semangat tidak luntur khotbah tetap berapi-api untuk memastikan warga jemaat bahwa  kepemimpinan  yang baik adalah mempercayakan bagian tertentu kepada orang yang yang dapat dipercayai  ikut mengelola  pekerjaan yang besar dan dapat mempertanggung jawabkannya dengan baik.

Memang  masalah pendamping hidup masih merupakan tanda tanya  dan menjadi sebuah kekawatiran besar karena sang ” Nona manis”  tak kunjung datang , sampai ibadah peneguhan kependetaannya  selesai, keluarganya memberi salam dengan penuh  menaruh perhatian dan rasa kekeluargaan, tapi mana…mana… dan mana…. si : “nona manis”  ?   Selamat atas peneguhannya, dan selamat melayani dalam tanggung jawab yang lebih besar, selamat dan selamat  dstnya, alangkah bahagianya hari itu, tapi masih ada yang kurang  “nona manis”  tidak  ikut mengucapkan selamat atas peneguhan ini…….Ternyata pergumulan tentang siapa pendamping hidup yang seturut dengan kehendak Tuhan, tidak bertepuk sebelah tangan,    dan pasti Tuhan menyiapkan hatinya dan yang  terbaik, Allah sementara bekerja  untuk membentuk  hidupnya  dengan cara Tuhan  yang unik.

MENGAPA BETA SENG  DATANG,  DALAM PENEGUHAN  NYONG SEBAGAI PENDETA ?

Bidan Nelly, bergumul dan bertanya dalam hatinya; “apakah beta cocok sebagai pendamping pendeta, yang harus  mendampinginya…kemana-mana

Beta bergumul luar biasa, apakah beta su cocok menjadi pendamping  hamba Tuhan… ? Apakah beta su siap ikut   suami ditempat

Hari peneguhan Pdt Theo Natumnea, Khotbah perdana tentang pendelegasian kepemimpinan Musa sesuai nasihat Yitro kemarin

dimana-mana sebagai  isteri hamba  Tuhan  ?, apakah beta su pas dimata  warga jemaat  sebagai sebutan mama nyora  ? bahkan seribu satu pertanyaan  yang mengganjal dihatiku, sehingga hari  itu maaf dan maaf,  beta seng bisa tidur, beta seng datang dalam kebaktian peneguhan, tapi beta pung hati ada disitu bersama mu  yaitu atas kehadiran keluarga dan orang tuaku……demikian pengakuan sang nona manis, ketika  menjawab ya…dan ya… untuk menjadi pendamping hidup  sampai selama-lamanya.

Beta ada saat ini dan pasti ada bersama nyong seterusnya dan selamanya, puji Tuhan menjadi kekuatan tersendiri bagi pendeta Theo dalam melangkah bersama , sebagai jawaban Tuhan.

NONA MANIS ITU  BERNAMA  NEELTJE  PETRONELLA  LILIPALY

Bidan Nelly Lilipaly juga sementara bergumul mencari teman hidup, bayangan itu Tuhan nyatakan & persiapkan yang terbaik.

Di wilayah Tarakan, Kalimantan Timur “nona Neeltje  dilahirkan  oleh

seorang ibu yang bernama Palulina-Hitepeuw, perempuan yang tegar, keras dan berwibawa ini adalah isteri yang setia dari seorang Wedana yang bernam

a Pieter Lilipaly, Neeltje kecil tumbuh ditengah-tengah  keluarga ” pamong-praja” yang sudah tentu penuh dengan kesibukan jadwal-jadwal resmi pemerintahan  yang membawahi beberapa kecamatan, ia mewarisi suasana  disiplin dalam kesetiaan ibundanya serta kewibawaan dari ayahandanya, maka ia menjadi seorang  yang terbiasa dengan hidup ddisiplin ,teratur, iapun selalu diperhatikan, disayangi  dlam status dipandang msyarakat yang ada panutan dan dihormati ini.

Keluarga Lilipaly- Hitepeuw adalah keluarga yang sangat demokratis. Orang tua mereka memberikan keleluasaan  bagi setiap anak untuk menetukan kehidupan sebagai jalan hdup  yang akan ditempuh, dalam tanggung -jawab lewat kesungguhan  dan kerja keras. Seoraang  Neeltje yang sejak dari kecil diberi karunia Tuhan  dengan mendapat fasilitas yang cukup, untuk mengenyam pendidikan sekuas-luasnya, maka setela ia menamatkan SMA-nya, Neeltje masih memilih untuk melanjutkan di sekolah Perawat Imanuel Bnadung tanpa ikatan dinas dan meneruskan  sekolah Bidan di RS. Karyadi Semarang.

Sementara, sang ayah  dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara kemudian diberi tanggung jawab yang besar lagi untuk menjabat sebagai ekda kotamadya Balikpapan; dan dari jalur itulah  ia menduduki posisi sebagai Wali kota madya balikpapan, suatu posisi yang diincer oleh semua orang. Puji Tuhan, seorang anak Tuhan mendapat kepercayaan  untuk menduduki kursi orang nomor satu di Kota madya balikpapan  zaman itu Bahwa setiap perjuangan dan pengorbanan  anak-anak Tuhan tidak sia-sia dalam Tuhan Yesus Kristus, jika kita melihat dari kaca mata dan rencana  Allah bagi umatNya.

BEKERJA SEBAGAI BIDAN KOTAMADYA BALIKPAPAN.

Bidan Nelly, ditempatkan oleh Pieter Lilipaly, Walikota Balikpapan untuk melayani di sekitar Balikpapan (dinas kesehatan kotamadaya)

Berkat ketekunan dan keseriusan belajar sampai tamat serta pengabdian yang  ulet bagi seorang Bidan, maka dengan bekal pendidikan yang diperoleh bidan Neeltje Lilipaly  langsung terjun untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat Kotamadya Balikpapan, sebagai bidan Puskemas klinik bersalin,  otoritas ayahandanya. yang adalah walikota madya  Balikpapan …tanpa tes dan tinggal menuggu  SK pengangkatannya sebagai pegawai negeri.

Tiap hari ia menjalani tugasnya dengan  pergumulan  dan harapan, bahwa pada waktu Tuhan  akan diangkat sebagai pegawai negeri dilingkungan kotamadya Balikpapan,  dalam status sebagai bidan suatu status pelayanan kemanusiaan serta kebahagiaan bagi keluarga Lilipaly

Sesungguhnya manusia boleh berencama, tetapi Tuhan yang menentukan nasib dan perjalanan hidup sesorang dalam dunia ini

“SEMUA DATANG DARI TUHAN YANG BERENCANA UNTUK KITA”

Seorang pemuda Timor yang diam-diam sudah lama menaruh hati  serta tertarik padanya,  memberanikan diri maju pelan- tapi pasti  menyampaikan pada orang tuanya untuk mempersuntingnya; Orang sering  berkata “jodoh ditangan Tuhan ” dan…pepatah ini berlaku pada gadis Neeltje, mungkin hal itu yang membuat dia bergumul lama   dan   baru memberi jawaban ya dan ya kepada Vikharis Theofilus sampai melewati peneguhan sang vikharis menjadi pendeta GPIB yang menegangkan itu,  pergumulannya matang  untuk memberi jawaban yang pas dan enak didengar ya dan ya dan ya dan SK Pendeta theo lebih pas padanya, maka tanpa SK  pemerintah,  dia sudah  mau mendapat SK seumur hidup yaitu rencana pernikahanya….dengan pendeta Theo suatu nama panggilan baru dari  mama mertua yang melekat sampai sekarang ini. dengan nama-nama tsb maka jika orang  memanggilnya Rasi berarti orang dari  Nubraen dan usianya lebih tua, Jika orang memanggi nepa berarti orang nya dari Nubraen dan umurnya  sama atau lebih muda, jika orang memanggi Filus berarti dia kenal dari kecil sampai masa  vikhariat dan jika orang memanggil Theo berarti dia kenal dari penahbisan Pendeta sampai sekarang.

PERKENALAN  &  PERSIAPAN NIKAH YANG SINGKAT.

Pada waktu peneguhan pendeta, telah diumumkan bahwa Pdt Theofilus Natumnea, ditempatkan sebagai Pendeta /Ketua majelis jemaat GPIB Sabang dan Pendeta/Ketua majelis jemaat GPIB  Banda Aceh, dengan sambutan gemuruh suara warga jemaat yang  riuh rendah kedengarannya, ada yang setuju tapi ada yang tidak  setuju karena   masmedia telah mengumumkan tentang  Gerakan Aceh Merdeka sementara berlangsung di wilayah Aceh

Foto catatan Sipil, 23 April 1977 di di Kantor Catatan Sipil, kotamadya Balikpapan, yang disaksikan oleh keluarga besar kedua   belah pihak

 Dengan data diatas mau menggambarkan  bahwa  bahwa lebih tenang Pendeta Theofius natumnea  berangkat dengan pendamping hidup  yang kuat untuk saling menolong dan menguatkan satu sama lain… Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi sang Pendeta baru sebab dalam hati ada pertanyaan : jangan kan menikah, jawaban pun belum ada.

Menunggu adalah pekerjaan yang paling mendebarkan, tetapi surat yang telah disampaikan oleh calon Pendeta Theofilus kepada Nona Neeltje  belum mendapatkan jawaban, …….saat inilah yang menegangkan, tapi akhirnya mendapatkan  jawaban juga, melalui bung sias seorang pemuda alor yang menjadi penghubung keluarga Lilipaly  memanggil ; ” Theo”(begitubiasanya  Keluarga nona Neeltje memanggil Filus) untuk datang kerumah mereka. Hati sang pemuda filus, dipadati berbagai pertanyaan : apakah panggilan Keluarga Lilipaly ini pertanda baik atau buruk ? hanya Tuhan yang  tahu ! Tetapi pemuda  sekalgus pendeta muda ini belajar berpikir positip: bahwa jika keluarga berkenan  untuk memanggil dan bertemu langsung dengannya, itu berarti  suatu langkah baik sehingga ingin mau bicara langsung, karena itu  dengan gagah berani ia maju sendiri dan memberanikan diri untuk datang dirumah mantan sang walikota , memenuhi panggilan keluarga Lilipaly .

Datang dengan harapan besar akan maksudnya untuk diterima, walaupun dengan sedikit was-was dan gemetar menghadapi  calon mertua. Tak dikira, percakapan begitu lancar

Pertemuan ini kemudian dipakai untuk memberikan kejutan manis kepada keluarga Lilipaly ;Pemuda Timor seorang diri ini berani langsung menyampaikan lamaran dan meminta untuk menikahi Neeltje  secepatnya agar jika berangkat ke Aceh sudah berdua, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul; Keluarga tentu saja amat terkejut,  tetapi setelah pemuda Theo menjelaskan bahwa  pemuda Theo ini sebagai Pendeta lebih baik kalau  sudah berkeluarga melayani dan berada ditengah-tengah jemaat karena  akan segera berangkat ke daerah yang sudah ditempatkan Majelis Sinode GPIB yaitu D.I ACEH.; itu berarti setelah menikah Theo akan memboyong  Neeltje: permaisuru hatinya ditempat  tugasnya diseberang lautan sana.

Keluargapun dapat menerimaa  dan setuju untuk menikah dalam waktu singkat, persiapan nkahpun digelar….tanggal  pernikahan pun ditentukan bersama  yaitu tanggal 23 april 1977( satu bulan setelah peneguhan kependetaannya. Kepanitiaan pernikahan dibentuk dari berbagai unsur, meski terjadi benturan-benturan kecil, tetapi semua itu merupakan  kendala yang tidak sulit untuk diatasi, karena mereka merupakan perpaduan antara anggota keluarga dari kedua belah pihak dan semuanya adalah warga jemaat serta majelis jemaat GPIB maranatha Balikpapan.. karena Theo adalah seorang pemuda Timor yang merantau dan jauh dari sanak saudara, maka ia meminta supaya manta mentor Pdt C. wairata S.th untu menjadi wali orang tuanya.

Pemberkatan Nikah oleh Pdt. Pandeleke (Pendeta Militer), 23 Maret 1977 di GPIB Jemaat Maranatha di Balikpapan

Pembrkatan nikah dilayani oleh Pdt  Pandeleke,  yang sehari-harinya adalah Pendeta  TNI Angkatan darat ( Meliter ) diB alikpapan .

Suasana haru karena Pdt. Theo Jauh dari orang tua dan keluarga, yang tidak dapat menghadiri acara pernikahan ini, namun diwakili oleh Pdt. C. Wairata STh dan Ny. Pdt. Vonny Wairata, sebagai wali.

pemberkatan nikahpunberlasung dengan hikmat, dan resepsi diadakan di AULA pertamina,

karena  banyak anggota panitia adalah orang pertamina, semuanya digelar dengan membawa kenangan yang paling manis: cium pipikanan dan pipi iri, dengan ucapan selamat bahagia…dan Tuhan berkati…….maka hilanglah kelelahan dan kekuatiran sebelumnya… bahwa semuanya indah pada waktunya, yang Tuhan tentukan itu baik adanya atau semua dari Tuhan itu baik psti dan pasti………  selamat jalan  bersama isteri  kekasih sang pendeta muda… tetap semangat melayani Tuhan

PASANGAN BAHAGIA  ITU SIAP BERANGKAT  KE TANAH RENCONG!   SERAMBI MEKAH

Tidak membayangkan bahwa penempatan pertama di kota Banda Aceh, namun rencana Tuhan itu indah sesuai dengan doa Theofilus Natumnea, selain minta teman hidup, maka ia meminta juga tempat pelayan pertama adalah tempat yang paling sulit. itulah sekolah Tuhan pertama di lapangan.

Hiruk pikuk banyak orang beruasaha pendekatan dan  berdoa untuk di tempatkan di kota Besar jakarta, banngdung , Surabaya   dstnya, pokok masih lihat monas katanya, , Pendeta  Theo Berdoa sejak dari masa Vikhariat minta hanya dua hal

1. minta  Isteri sesuai dengan kehendak Tuhan mengenal jalannya pelayanan sesuai dengan kehndakMu.

2. Minta  tempat pelayanan pertama adalah tempat yang paling sulit, dan sesuai kehendak Tuhan supaya menjadi tempat pembelajaran yang indah.

Maka setelah la menikah  pasangan Pdt. Theofilus Natumnea dengan  Ny. Neeltje  Petronella natumnea-Lilipaly   bergumul dalam doa dan  Tuhan menunjukan firman Tuhan sesuai santapan harian dalam matius 10 : 30  : Dan kamu, rambut kepalamupun  terhitung semuanya  ; ”  artinya Tuhan  tahu          berapa jumlah rambut dikepala kita, maka sehelai rambutpun tidak akan gugur ditangan orang jahat, jika Tuhan tidak menghendakinya….  lalu berdasarkan keyakinan akan firman Tuhan ini, dengan iman mereka  berangkat menuju ke Banda Aceh,; Kapal laut menuju Medan dan dari Medan barang-barang via darat sedang mereka berdua   suami istri muda ini  mamakai kapal terbang dan mendarat di  Lapangan terbang Blang padang.(banda Aceh)

Team penjjemput melihat dan memperhatikan satu per-satu: mana pasangan pendeta jemaat kita : adalah pendeta jemaat pertama  sejak Indonesia merdeka, jadi begitu rindunya warga jemaat dan kadangkala tidak sabar lagi menanti, kapan tiba,: kata seorang anggota majelis jemaat  bapak Mester Sebayang seorang aktivis dan guru SMP Negeri… di Banda Aceh.

Ternyata kemarin mereka datang ke lapangan terbang menjemput pendeta muda dan Isteri,  ini karena terlambat telegram bahwa kepal terbangnya  ditunda, waktu itu belum ada Hp, SMS, Vaks dlsbnya pastoripun belum ada telepon, dan harapan satu-satunya  adalah telegram, …..team penjemput sudah tidak sabar lalu turunlah dua pasang muda, Pak Mester Sebayang katakan :Tasnya saya bawa pak Pendeta, beliau menjawab : saya bukan pendeta, sangat kecewa  dan dengan perasaan kecewa teamnya pulang, sesampai di gerejamereka makan semua persiapan makanan,  …..datanglah pengantar surat telegram; bahwa tertunda smpai besok

 Begitulah besarnya kerinduan sebuah jemaat (gereja tua dari zaman Belanda)  yang selama ini rindu  dan menantikan   seorang pendeta yang  belum kunjung tiba  sejak   Indonesia merdeka, maka dengan berita kedatangan kedua insan ini menjadi obat mujarat untuk mengobati kehausan dan kerinduan  warga  jemaat  yang hdup Rohaninya bercampur  pengaruh-pengaruh  kuasa gelap( majic)……… yang tidak…….. sesuai keimanan mereka, tapi warga jemaat adalah orang -orang yang  tetap mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan   dan juru selamat mereka.

SERAMBI MEKAH  ” NANGRO ACEH DARUSALAM  DAN  JEMAAT GPIB  BANDA  ACEH.”

Setibanya diSerambi Mekah , sebagai keluarga pendeta muda pasangan Theo & Nelly mulai beradaptasi dengan jemaat,  dan lingkungan masyarakat dan  berharap tentu mendapat tempat yang cukup nyaman. … sesuai   situasi  setempat.

Banda Aceh  adalah ibu kota Propinsi dan sudah menjadi kota yang ramai, dengan penduduk dominan  beragama Islam dalam tahap-tahp pembangunan fisik yang  menggeliat disemua sektor.

Sambutan jemaat cukup akrab dengan pejemputan  kekeluargaan yang dinikmati, hal ini  berbeda dengan masyarakat setempat yang menolak kehadiran pendeta muda ini bersama Nelly, namun tanpa keluh kesah karena sudah diperingatkan Tuhan dalam Matius 10:30 bahwa Tuhan akan memelihara anak-anakNya , walaupun akan mendapat tantangan dari masyarakat dalam penempatan  perdana ini.

RUMAH PASTORY BERATAP SENG DILEMPAR DENGAN BATU.

Tak gentar mendengar lemparan batu di rmh  pastori yg beratapkan   seng ini, sabar.. sabar.. dan sabar.tabah…tabah dan tabah. Mz.34:8

Rasanya seperti tidak bisa tidur, apa   sebabnya  ? Hampir tiap tengah malam rumah beratapkan seng ini digebukin dengan lemparan batu, yang kedenganranya seperti alarm,  karena batu berjatuhan terus menerus. Tiap minggu berganti-gantian  sistim pelemparannya, bahkan kadang kala ada batu  yang diarahkan menuju kaca besar( pastori itu memiiki dua kaca besar, baik didepan maupun dibelakang rumah).  Mereka  berdua  selalu  tetap berdoa: Ya Tuhan ampunilah” mereka”,karena   tidak tahu apa yang  mereka diperbuatnya  doa ini dalam nama Yesus  dan dalam  kuasa Yesus  amin.

KOTORAN MANUSIA DITANGGA RUMAH

Hampir tiap pagi atau seminggu beberapa kali, ketika mereka bangun  tercium ada yang bau menyengat, ternyata dalam plastik hitam ditangga rumah pastory terletak kotoran manusia yang terbungkus rapi dengan  plastik, mereka ambil berdoa  Dalam nama Yesus kami membakar semua ini dan Tuhan tolong sadarkanlah “mereka  ” yang tidak tahu apa yang “mereka perbuat ini dan sekali lagi  dalam nama Yesus kami  membakar semuanya ini Amin… itulah doa mereka

BANGKAI AYAM JANTAN DUA EKOR DAN SAJI-SAJIAN.

dalam nama Yesus kami ikat segala kuasa gelap. “enyahlah engkau hai kuasa iblis, terpujilah Tuhan Yesus. Amin”

Didepan halaman rumah terkubur dua ekor ayam jantan  yang sudah dipotong lehernya,  dan dibiarkan kepalanya yang keluar,  disebelah kiri dan kanan dari kedua sudut pastory, sedang sebelah paling kanan  ada sebuah baskom yang berisi ramu-ramuan, sebagai pertanda bahwa perlawananya bukan lagi teror biasa tetapi sudah bercampur kuasa gelap atau magic.

Pendeta Theo memanggil pemuda-pemuda yang tinggal disekitar  pintu belakang gereja(ada ruang khusus,)  mereka berdoa: “yaTuhan dalam nama Yesus Kami bakar semua ramuan dan bangkai ayam ini, namaMu yang dimuliakan Amin ”  dan membakar dengan sabar apapun yang terjadi demi  pelayanan dalam nama Tuhan Yesus, yakin bahwa  “sudah pakai payung kuasa Firman Tuhan  maka  hujan cobaan apapun pasti akan jatuh kebawah  dan hanya terdampar melalui” payung Firman Tuhan itu.” sebagai tanda kuasa Tuhan menyertai  kita dalam lapangan  pertempuran rohani dan pelayanan.

“M E N E R I M A   MEREKA BAHWA MEREKA BELUM MENERIMA KITA  DAN BERHARI RAYA IDULTRI SEBAGAI BAGIAN DARI PENDEKTAN DENGAN  MASYARAKAT.

KEDUA INSAN INI  menerima warga yang berpikir, bertindak negatip, dalam keberadaan mereka   sebagai tanda  warga belum menerima mereka  …Konsep menantang kedua INSAN YANG SEHATI SEPIKIR INI ini untuk  menerima keadaan  warga masyarakat  yang karena  keterbatasan, kemiskinan dan kebodohan mereka tidak tahu apa yang diperbuat dalam kaitan  sebagai sesama bangsa dan  yang menerima keperbagaian  dan status orang lain  a, apalagi orang baru, namun sebagai  Hamba Tuhan”TERIMALAH SEADANYA BAHWA MEREKA BELUM MENERIMA KITA” kata pendeta Theo ; serta usahakan pendekatan. Hari yang paling baik untuk hal itu adalah Hari raya Idulfitri, Bejalanlah berdua sore-sore tanpa was-was-,  dan  ternyata  pendekatan dari rumah kerumah pada hari  raya itu adalah waktu yang paling baik  sehingga  masyarakat sangat senang dan menerima kedua hamba Tuhan ini:  adalah Hari raya idulfitri  dimana mereka beranikan diri bertamu, dan diterima dengan  baik  serta disuguhkan  kue hari raya sambil

Menerima:  bahwa mrk belum menerima  kami, Mencari Jalan agar mereka menerima kami dengan berhari raya Idul Fitri kettetangga ,  pasti aman

bercerita minum sirop, makan kue, dari rumah yang satu ke rumah yang lain..lalu selesai pulang  ke rumah……tahun kedua berbuat yang sama…….. dan tahun  ketiga juga……  setelah berjalan tiga tahun  baru mereka balas dengan bernatal  kerumah  pendeta muda ini, tapi tanpa terasa, tahun itu adalah tahun terakhir bagi pdt Theo dan Nelly, sebab sudah 6 tahun melalyani di jemaat GPIB Banda Aceh dan jemaat GPIB Sabang.

Selalu menerima dengan sabar apapun yang orang lain lakukan terhadapnya dan terus mengasihi meereka  tanpa membalas tindakan naif dan negatip kepada  masyarakat, adalah sisilain dari seorangTheofilus Natumnea  yang belakangan sangat membantunya dalam menghadapi tantangan  pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya.  Satu demi satu masalah, datang dan pergi dalam kehidupan hamba Tuhan pasangan sehati ini yang selalu berpadanan dengan kehendak Tuhan, sikap ini makin membuat hidup mereka  semakin bermakna. Perkenalan dan persehabatan  semakin digiatkan  untuk membangun masyarakat sehingga memelihara kerukunan baik intern umat beragama maupun antar umat beragama  dapat berjalan dengan baik……..

BERHARI IDULFITRI BERSAMA PENDETA YOHANES  MAHMUD KE PAMANNYA

Hari itu hari minggu, sesudah beliau berkhotbah di GPIB Banda Aceh , mengajak Pdt Theo  untuk berhari raya kepamannya, karena sejak beliau ikut Tuhan Yesus belum pernah pulang kampung bersama keluarga, dan bahwa  hari raya adalah hari yang tepat untuk  bertemu  keluarga besar; .  Berdua memakai motor  honda bebek, melewati jalan lorong tikus yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.  Dalam renung pendeta  Theo berkata dalam hati  sbb:” kalau kita dikejar, anda tahu jalan karena kampungmu dan bisa menghilang kemana saja, nah, beta kermana ini.” Tapi puji Tuhan kami diterima sangat baik oleh paman dan tantenya  bahkan  semua kerabat  keluarga besar  mereka berkata : Pak pendeta ini ponakan saya dulu rajin sembahyang lima waktu, tapi kini dia menjadi kristen bahkan menjadi pendeta  ini karena kuasa  dan rohTuhan yang bekerja; “: dalam hatiku aman kita  disini dan aman kita pulang kerumah.” Terpujilah Tuhan  amin.

MEMBAKAR JIMAT-JIMAT WARGA JEMAAT GPIB  DIHALAMAN PASTORI

Maklum, jemaat tanpa pendeta bertahun-tahun, maka masing masing  mencari jalannya sendiri untuk menambah ilmu ketahanan  berupa jimaat dlsbnya , bahkan ada yang ditokohkan tetapi ia  sebagai dukun  asal GPIB Banda Aceh. Kunjungan dan kunjungan akhirnya Om Wenas yang sudah lama suka mengobati  dan memberi jimat pada orang lain termasuk warga jemaat, mau bertobat dan bersepakat untuk membakar jimat-jimatnya di halaman pastori.

Om Wenas dan Om Supit adalah dukun besar, yang juga jemaat GPIB Banda Aceh bertobat dan membawa jimatnya untuk di bakar di halaman gereja dalam nama Tuhan Yesus amin.

Demikian  juga halnya dengan dukun besar  Om supit adalah kolonel purnawirawan TNI  AD,   mereka bergumul empat tahun lamanya bersama  beliau   dan akhirnya ia  menyerahkan semua jimat-jimat pada saat tidak berdaya lagi  Puji Tuhan   semua jimatnya dibakar pada tanggal 31 Desember  1981 ….Doa ….Dalam nama Yesus  kamibakar semua jimat-jimat ini, dan nama Tuhan dimuliakan  amin.

Dan keluarga  yang lain   hanya menerima kain merah dan kain putih, maka setelah dua dukun besar ini bertobat, ibaratnya tinggal berjatuhan semua benda jimat yang diberikan kepada warga jemaat, tinggal diambil dan dibakar bersama-sama warga jemaat.

Perbersihan, demi pembersihan berjalan terus, karena Roh Allah sedang bekerja untuk membangun dan membaharui umat Tuhan di jemaat GPIB Banda  Aceh  dan jemaat GPIB Sabang  ini….adalah wilayah pelayanannya,  kerena mendapat kepercayaan untuk  melayani dua jemaat dewasa ini,  sekaligus sebagai ketua majelis jemaat untuk kedua jemaat dewasa ini juga.

DOA PERTOBATAN OM WENAS,DARI DUKUN.

YA TUHAN, HAMBA MENGAKU BAHWA  HAMBA MENERIMA DAN MEMBERI KUASA DUKUN DARI ORANG LAIN DAN KEPADA ORANG LAIN JUGA.

HAMBA MOHON AMPUN ATAS KESALAHAN DAN DOSA YANG HAMBA PERBUAT….DAN HAMBA BERJANJI UNTUK BERTOBAT DARI SEMUA PRAKTEK KEDUKUNAN ITU.

YA TUHAN BAHARUILAH HIDUP HAMBA, SUPAYA DIPAKAI MENJADI SAKSIMU DALAM PELAYANAN JEMAAT.  DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA  AMIN.

Doa ini diitutup dengan doa bimbingan oleh Pdt Theo, supaya menguatkan dan membaharui hidup om Wenas ini amin

PASIEN DATANG MINTA PENGOBATAN DUKUN

Setiba di Banda Aceh Pdt Theo Natumnea ini selalu berdoa ” Jika Tuhan kehendaki ia dapat memberitakan Injil Firman Tuhan Yesus kepada orang lain,  selain warga jemaat yang  dilayaninya itu.

Puji Tuhan, kerena tidak mempan dengan serangan kuasa kegelapan, maka orang mengira Pdt. Theo adalah dukun.hebat.. datanglah seorang ibu minta pertolongan; kesempatan ini tidak disia-siakan dengan memberitakan Injil, mendoakan dan memberkati ibu ini,  agar  selamat rohani dan jasmani & tentu disembuhkan Tuhan Yesus

Isu terdengar kemasyarakat ditambah dengan  fakta gangguan-gangguan kuasa gelap yang tidak mampan, kepada keluarga pendeta Theo yang muda ini,  maka orang mengatakan  bahwa   d i a  dukun hebat, bisa menobatkan dan mematikan langkah dukun-dukun yl. Pada hal  apa yang diperbuat pendeta theo adalah kemurahan dan kuasa yang berasal dari Tuhan Yesus, biarlah segala kemuliaan hanya bagi NamaNya atau semua yang diperbuat itu dari Tuhan dan Untuk Tuhan amin.

Suatu sore datang seorang ibu, ditangga rumah ia bertanya: apakah bapak seorang dukun? Pendeta muda  ini tidak menjawab ya atau tidak hanya menjawab ; silahkan masuk……pasien ini seorang ibu, karena itu ia memanggil  Nyora Neeltje untuk pendampingan; lalu diutarakan sakitnya dan minta obat… sebelumnya Pdt Theo mengatakan bahwa :” saya bukan dukun  bahkan anti dukun,  saya hamba Tuhan, saya gembala jemaat”, tapi….kalau ibu mau sembuh saya doakan dalam nama Yesus, ….sang  pemilik Kuasa kesembuhan itu.

Ia mengangguk-angguk dan berkata ya…. saya mau tanda setuju, lalu mereka baca  bersama Yesaya 53 : 3-5  dua kali  lalu berdoa : Tuhan sembuhkanlah ibu ini dari sakitnya dalam nama Yesus, supaya namaMu dipermuliakan , terpujilah Tuhan Yesus amin; .  ibu ini bertanya ; bayar berapa  pak’  Pendeta menjawab tidak usah bayar, tapi sampaikanlah berita kami bahwa beliau bukan dukun tetapi “pendeta, gembala jemaat bahkan anti dukun” Ia hanya berdoa serta  membaca Firman Tuhan dalam nama Yesus.

Mari kita menyimak:” apakah ibu ini  mendengar firman Tuhan pertama kali atau kedua atau ketiga   kali dari Pendeta Theo?, mereka tidak tahu, tapi yang pasti bahwa berita Firman Tuhan dalam nama Yesus sudah didengar    dan sampai pada ibu ini dan Rohkudus yang bekerja untuk selanjutnya pada ibu ini, apakah dia bertobat atau tidak,  kerena  belum waktunya  hanya Tuhan yang  tahu , tapi misi kita orang percaya sebagai  sebagai jemaat missioner  untuk membawa dan memberitakan amanat agung TUHAN  YESUS  , supaya beritakan firmanNya pada waktu yang baik dan tepat,  apakah saudara peka terhadap orang membutuhkan dan telah menyediakan hatinya, silahkan membaca sendiri tanda-tanda zaman disekitar hidup saudara dimana saudara ditempatkan.

BERDIRINYA  GEREJA  KRISTEN JERUSALEM  {GKJ}.

Roh Allah yang bekerja, demikianlah kata-kata dari pamannya Pendeta  Yohanes mahmud yang didengar sendiri oleh Pendeta Theo Natumnea , waktu berhari raya Idulfitri, itu dan menjadi kenyataan  bahwa orang-orang Kristen berasal dari aceh, semakin bertambah

Ia dan Pdt Yohanes Mahmud serta Ev. Teunku Zainudin, bersama 28 orang lainnya mendirikan Gereja Kristen Yerusalem

dan berencana hendak mendirikan gereja tersendiri agar lebih bebas bergerak dalam pelayanan. Hal ini disampaikan kepada Pendeta Theo  untuk mengadakan konperensi guna merealisasikan niat tsb. Dijawab oleh Pendeta Theo. tidak perlu memakai kata konperensi atau kongres, karena nanti akan menyulitkan anda sendiri,tapi pakailah kalimat persekutuan  doa dan berembuk untuk niat tsb. alhasil mereka mendengar dan dalam persekutuan doa dan perembukan pertama beberapa orang mewakili jumlah mereka  yang ada yaitu 28 orang dewasa.. Puji Tuhan, mereka bertumbuh dan berkembang dan sekarang gereja ini bernama Gereja Kristen Protestan Anugerah, yang sebelumnya  GKPA  juga pernah bernama Gereja  Kristen Protestan  Aceh , tapi berbagai hal akhirnya diganti menjadi Gereja  Kristen Protestan  Anugerah  yang isinya adalah orang orang  Aceh yang telah diselamatkan oleh Kristus menjadi umatNya.

MELAYANI BAPTISAN  KUDUS DI BATALION TNI AD SEULEUMEUM.

Bersama  majelis jemaat GPIB Banda Aceh  dan kepala Inspeksi Bea Cukai Propinsi D>I Aceh bapak Drs H.D. Tundang dalam semangat pelayanan yang sama, kami  mengadakan baptisan dalam kunjungan  kepada umat  di Batalion  TNI AD Seuleumeum.

Komp.  Batalion TNI Iskandar Muda, Seuleumum, tempat baptisan kudus di lapangan, pertama kali

Pada saat itu Pdt Theo telah membawa mesin Tik dan  cap Gereja serta  surat baptisan, sehingga  sebelum membaptis, mereka mengerjakan semua administrasinya… dan  barulah  diadakan kebaktian baptisan kudus. itulah suasana didaerah……….. yang membutuhkan  inovasi terus menerus untuk menjawab masalah dan tantangan pelayanan yang sangat mendesak dan  membutuhkan pelayanan  itu….jadi tidak hanya menunggu bola  , tetapi menjemput bola dalammembaca siatuasi dan konndisi masyarakat setempat.

BERTEMU BUPATI UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN SOSIAL’ BENCANA ALAM DI MEULABOUH

Ketika terjadi bencana alam (Tsunami lokal)  di kabupaten Aceh barat, maka Pendeta Theo bersama Mejelis Jemaat GPIB Banda Aceh bapak Drs  Mester Sebayang sebagai sekretaris dan Bapak DrH Barus sebagai Bendahara, mengadakan kerja sama dengan LEMBAGA PELAYANAN   KRISTEN INDONESIA( LEPKI),

Bantuan beras  10  ton dan 100 helai  kain sarung untuk korban bencana tsunami lokal di Meulaboh, kerjasama dengan LIPKI

sehingga  pihak LEPKI mengirimkan bantuan yang digabungkan dengan bantuan jemaat GPIB Banda Aceh,  lalu  diantarkan 10 ton beras dan bahan pakain  baru berupa kain lipat dll,  untuk menjawab pergumulan sesama warga negara Indonesia yang  sedang  mengalami bencana tsb. Disitulah Ia bertemu   dengan Bapak Bupati Aceh Barat di Meilaubouh, yang mengucapkan: ” terima kasih atas bantuan dari pihak  Majelis Jemaat GPIB Ban da Aceh  dan Lembaga pelayanan Kkristen Indonesia( LEPKI) yang turut  bersimpati dan berempati untuk warga negara Indonesia dibelahan  Aceh  barat ini” terima kasih kepada bapak Pendeta Theofilus Natumnea, yang jauh-jauh dari Timor sana melayani di GPIBanda Aceh dan hari ini datang membantu kami masyarakat Aceh barat di MEULAUBOUH   ini “. tolong sampaikan salam persaudaraan  sebangsa dan setanah air… kami kepada warga jemaat yang menyumbangkan semua ini, kami akan  meneruskan kepada  yang berhak menerimanya yaitu korban  bencana alam  di Meulauboh ini.

BERJALAN KAKI KELILING KOTA DALAM NAMA ALLAH BAPA  DAN ANAK DAN ROH KUDUS.

Salah satu hobi pendeta Theo adalah olah raga, setiap pagi dengan memakai  pakaian olah raga, keliling kota  Banda Aceh ; sering  bersama dengan  bapak Drh  Barus  sebagai pejalan kaki keliling kota Banda  Aceh juga.

Hal yang  dibuat oleh Pendeta Theo ini agak lain, karena ia bukan berjalan  biasa, tetapi ada ucapan yang keluar dari mulutnya :”DALAM NAMA  ALLAH BAPA DAN ANAK DAN ROH KUDUS’…ini dijalaninya sepanjang perjalannya keliling kota itu, tiap sepuluh meter , ucapan ini selalu keluar dari hati dan mulutnya; Ia tahu bahwa hanya kuasa Tuhan ia dapat menjalani dan melayani di kota Banda Aceh ini yang merupakan Pendeta perdana sejak Indonesia merdeka….dan Ia yakin bahwa kuasa Tuhan Yesus selalu menyertainya dan membuka jalan baginya untuk pelayanan dihari ini dan hari-hari yad bagi kemuliaan nama Tuhan.Mz34:8  &  91 : 11- 16 dstnya

MELAYANI DIKAMP TNI.AL MARINIR DIPINGGIR SUNGAI.

Suatu ketika  ada  utusan anggota TNI Marinir kerumah, yang mengatakan bahwa ada temannya anggota Marinir adalah pemeluk agama Kristen sedang  sakit, dan jika Pedeta bersedia tolong adakan doa, karena sakitnya  serius.

Mendoakan anggota TNI marinir yang beragama Kristen, yang bertugas di camp pinggir sungai, dalam rangka menjaga keamanan dari gangguan GAM

Berdasarkan  panggilan ini, tentu dengan senang hati Pendeta Theo ikut untuk melayani warga Kristen  yang adalah anggota TNI  AL Marinir tsb . Mereka berdoa dan memuji nama Tuhan karena kesembuhan dan kekuatan yang dialaminya didalam nama Tuhan Yesus.

Bagi pelayan Tuhan  selalu ada kesiapan untuk  melayani , kapanpun dan siapapun dan dimanapun dalam kondisi  Aceh  yang membutuhkan pelayanan, tentu disepanjang jalan selalu was-was karena pada waktu itu keadaan daerah Istimewa Aceh dalam keadaan darurat,  karena peperangan antara  tentara Gerakan  aceh merdeka GAM  dan TNI, selalu kedengaran meletus senjata dan cerita yang aneh-aneh.; Tapi yakin bahwa Tuhan yang mengutus, Tuhan akan memelihara, jika Tuhan tidak kehendaki, sehelai rambutpun tidak akan gugur ditangan orang jahat. mat 10 : 30

TENTARA  ACEH MERDEKA SWEEPING  DI BUS  BANDA ACEH -MEDAN.

Dalam menjalani pertukaran mimbar antara semua jemaat GPIB semupel SUMUT-ACEH, suatu ketika  dalam perjalanan dari Aceh ke Medan untuk menjalani pertukaran mimbar tsb,  ada pemeriksaan dari tentara  Gerakan Aceh merdeka( GAM) , Tuhan beri tidur yang sangat lelap

ketika tentara GAM sweeping di Bus dari Banda Aceh ke Medan,  untuk pertukaran mimbar, Tuhan menutup mata anggota GAM tsb. dan selamat lah Pdt. Theo Natumnea. Puji Tuhan

kepada Pendeta Theo, dan ketika pemeriksa  sampai di deretan bangkunya, ia melihat mukanya seperti orang Aceh dan lewat saja, kata seorang ibu yang menuturkan ulang kejadian yang baru saja berlalu setelah Tentara Aceh merdeka itu turun dan ia membangun Pendeta Theo untuk menyempaikan kejadian  tsb.

Puji Tuhan, Ia mengutus malaikat-malaikatnya untuk melindungi anak-anakNya dan bahkan menutupi mata  Tentara Aceh meredeka itu dan menjamah hatinya, sehingga  melewati pdt Theo sebab disangka orang aceh Mz 91:9-16

BERTEMAN BAIK  DENGAN SEMUA ORANG ACEH.

Dipasar ada teman,dikedai  kopi ada teman sampai dikantor Gubernur ada teman  sehingga pada saat Team PESPARAWI  I  dari Aceh kesulitan dana kami menyampaikan kekantor Gubernur dan , mereka merespon surat permohonan tsb dan membantu team pesparawi utusan D. I. Aceh tsb.

Suasana Ibadah Minggu, Jemaat GPIB Banda Aceh sesudah tsunami sampai saat ini

bahkan suatu ketika  teman di  Percetakan(pemilik percetakan ) memberikan kunci pertemanan di Aceh : Ia mengatakan  Pak Pendeta Theo, kita sudah berteman karena  itu kalau pak datang ditempat  usahaku ini ,  jangan mengucapkan waasalam alaikum, sebab nanti saya tidak menjawab dan   pak Pendeta tidak enak, sebab “kalimat itu tidak boleh diucapkan  oleh orang lain kepada kami yang menganut islam orthodox, karena itu jika pak datang ucapkan saja selamat pagi,  atau selamat siang  kalau siang hari.

Pendeta Theo menerima dengan sukacita saran dari temannya itu dan pertemanan mereka berlangsung  baik saling menghomati dan saling  mengakui bahwa walaupun kita berbeda keyakinan, tapi kita  adalah bangsa Indonesia dan kalau  sama-sama bangsa  Indonesia dan menjadi warga negara Indoesia. seperti ini ,maka amanlah nnegara  dan masyarakat kita ini, serta majulah usaha kami. pertemanan pun berlangsung dengan akrab sampai pendeta Theo pindah dari Banda Aceh.

PEMUDA KRISTEN PUNYA  KURSI SALAH SATU WAKIL KETUA DI KNPI  PROPINSI D.I.ACEH

walaupun namanya serambi mekah, tetapi toleransi antar umat beragama baik sekali, hal ini tergambar dari kursi wakil ketua  KNPI propinsi D>I> Aceh  salah satunya diberikan kepada pemuda kristen.

Penalaran dan penghayatan  pancasila dihayati dan dilaksanakan dengan  baik, pemahaman ini memberi warna bahwa itulah Indonesia yang terdiri dari kepelbagaian suku , agama  dlsbnya saling menerima dan menghormati satu sama lain

Diterapkan juga dalam pergaulan, ketika berhubungan dengan warga masyarakat , bersama sepakat bahwa ” kita beda tetapi sama”  sebagai warga negara Indonesia diserambi mekah ini , untuk membangun Indonesia tercinta.

MENGGENDONG NELLY (ISTERI) TERCINTA DARI KAPAL TURUN KEDARAT.

Pelayanan  dua jemaat yang  dewasa dan dua pulau membutuhkan tenaga ekstra, karena  sejak ditempatkan  diberikan kepercayaan untuk menjadi Pendeta/Ketua majelis jemaat GPIB “Banda Aceh dan Pendeta/Ketua Majelis jemaat GPIB Sabang; dijalani dengan berpindah-pindah rumah pastori, satu bulan di Banda Aceh dan satu bulan di Sabang.

Kemana ia pergi, disitu juga isterinya, bayangkan tiap kali datang dipastori yang satu harus  cuci barang dapur yang sudah berdebu, maka alangkah indah dan senangnya  jika Nelly ikut bersama dimana ia berada,  saling membantu dan saling melengkapi……iya to sambil bergurau, mau mengingatkan jawaban  waktu nikah “ya dengan segenap hatiku”

Hal ini terjadi sampai Nelly Hamil anak pertama  8 bulan, ketika itu musim ombak(musim barat), semua penumpang Km Fery tsb. terobang ambing bahkan ketika mau turun  ada orang yang terjatuh kedalam laut karena harus melewati dua papan yang menghubungkan kapal dengan jempatan pelabuhan Uleuleu; Pendeta Theo mencoba turun sendiri dengan berlari melewati papan tsb .semua orang was-was sambil menunggu ombak reda, tapi pada musim barat ombak pantang reda.

Cinta sejati itu dalam  suka dan duka. Ketika Ny. Nelly tidak bisa turun karena hamil 8 bulan, maka Pdt. Theo menggendong dari kapal Ferry ke darat melewati papan jembatan yang berombak.

Dengan sekuat tenaga  Pendeta Theo naik kembali kekapal untuk menjemput sang  isteri tercinta dalam keadaan hamil 8 bulan ini, Nelly tidak berani turun , akhirnya suami bertindak dan menggendong  isteri…satu…dua …tiga pas papannya rata dengan jembatan,  maka  dengan kuat tenaga dan    sekejap mata  ia lari melalui papan itu dengan menggendong isterinya, sampailah mereka didarat dengan selamat. Puji Tuhan kita selamat, karena sudah ada orang  lain yang salah  injak dan terjatuh kelaut lagi  dalam keadaan ombak besar itu di pelabuhan Uleuleuh Banda Aceh. jadi sebelum    populer nyanyian  “tak gendong kau oleh  Mbah surip, maka mbah  Theo dari Timor ini sudah duluan menggendong  dan menyelamatkan isterinya dalam nama Tuhan Yesus amin.

DIANGKAT MENJADI PENDETA KONSULEN TNI AU (AURI) SABANG.

Sebagai Pendeta konsulen TNI AU Lanud Sabang, untuk membina warga kristen disana.

Walaupun hanya sebulan  berada di sabang karena bulan berikutnya harus  melayani di Banda Aceh, tapi karena ada kekosongan rohaniawan Protestan di TNI AU  sabang, maka diminta untuk diangkat menjadi Pendeta konsulen TNI AU  untuk  dimana  sabang yang panngkalannya menghadapi pos terdepan di Indonesia bagian barat ini.

Selama sebulan di sabang tiap minggu memberi ceramah kepada warga TNI AU yang beragama protestan dan khatolik, bahkan beberapa kali bergabung semua agama untuk memberi ceramah, yang merupakan siraman rohani kepada  anggota TNI AU pada hari hari besar HUT, hari angkatan perang  dlsbnya.

MENJADI PENGAJAR  AGAMA KRISTEN DI SMP/SMA METHODIS  INDONESIA  BANDA ACEH.

Dipanggil dan diminta untuk menjadi tenaga pengajar  agama Kristen di smp/sma Methodis Indonesia Banda Aceh, oleh Pendeta Boas yahya, sambil membina   secara rohani   anak didik  secara keseluruhan disekolah itu.

Pdt. Theo Natumnea bersama Pdt. Boas Yahya, membina siswa-siswi SMP dan SMA Methodis Indonesia di Banda Aceh

Banyak belajar mengadapi anak-anak sekolah, merupakan suatu pembentukan tersendiri bagi Pendeta Theo….apalagi anak-anak yang nakalnya luar biasa, maka pendidik harus memiliki kesabaran yang ekstra  mau menerima dan membangun muridnya,  bukan hanya penddidikan formalitas saja, tetapi seluruh eksistensi mereka dibangun untuk menjadi manusia seutuhnya agar berguna  bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

pada saat itu justru Tuhan pakai untuk  menyelamatkan mereka  dalam ujian dan penentuan kelulusan bagi anak-anak yang nilainya pas-pasan, ketika Pdt Theo mengenal mereka bahwa banyak  waktu anak pakai untuk membantu  keluarga dimana mereka tinggal itu, sehingga waktu mereka belajar  sudah kurang,maka pendeta  Theo siap  membantu mereka  dan mau menyelamatkan mereka dalam hal ikut dalam kelulusan  disekolahnya.Banyak anak anak yang tetolong dan masuk polisi dan tentara walaupun nilai  mereka  hanya pas, tapi ada jalan  keluar untuk menyelamatkan mereka…Ia mendapat julukan “juru selamat” , jika sidang kelulusan dan Pdt Theo tiba, ada ucapan guru-guru “juru selamat anak-anak sudah datang”, maksudnya yang memperhatikan dan memperjuangkan anak yang nilainya hanya pas, tapi bisa lulus dan…. ternyata mereka buktikan dalam masyarakat,  dalam  disemua  bidang dan berhasil seperti masuk Polisi ,  tentara  dan instansi lainnya.-, karena ada tangan  Tuhan Yesus menyertai mereka, terpujilah Tuhan Yesus amin.

Tentang theonatumnea

saya pendeta dan petani. .... sudah menikah dan punya tiga anak serta dua cucu . nama blog saya : "Kembara kehidupan seorang Theofilus natumnea". Ada 9 seri yaitu 7 seri umum serta 2 seri khusus dapat dibuka dengan kunci theonatumneawordpress.com Menceriterakan tentang kelahiran, sekolah, dari desa ke kota serta sekolah theologia, pengalaman hidup dan pelayanan, serta kuasa Tuhan yang saya alami dalam hidup sepanjang pengalaman ; pelayanan tsb untuk hormat bagi nama Tuhan....... gbu amin
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

26 Balasan ke KEMBARA KEHIDUPAN SEORANG THEOFILUS NATUMNEA

  1. Enginesia berkata:

    wahhhh cerita dari Nubraen ini..mantap2, saya juga orang Nubraen hehehe

  2. cornelis a. boeky berkata:

    Hebat, Lur Biasa. Terpujilah Yesus Juru SElamat kita. Beta kenal sama pak Pendeta Theo. Kitong sama-sama dari Timor. C.A. Boeky

    • theonatumnea berkata:

      Makasih pak, beta belajar menyaksikan apa yang telah Tuhan Yesus perbuat padaku, dari kecil sampai seri I ini ditulis, kiranya juga menjadi berkat bagi semua yang membacanya , sehingga memberi semangat untuk menggumuli seri II. TuhanYesus memberkati pak Boeky. salam buat keluarga semuanya gbu amin

      • theonatumnea berkata:

        Pak C.A.Boeky yth. puji Tuhan bisa kita ketemu melalui surat elektonik ini, , bolekah beta tanya apakah teman saya SR di Baun, atau dulu bpk wakil gubernur NTT, atau Bapak temannya pak Pioh majelis jemaat di Pelita …dan kerja di Depdagri bagian penelitian ? mohon pertemanan kita berlangsung …terus… dannmohon khabarnya Gbu amin.

  3. Ferry Steven Eyack berkata:

    Pak Pdt Natum ceritanya begitu menarik menjadi dorongan serta menambah kekuatan iman dlm menjalani hidup hari lepas hari,begitu banyak pengalaman yg sdh bpk Pdt bagikan untuk menjadi teladan bagi yg membacanya, maju terus dlm pelayanan,HaleluYah TUHAN memberkati pelayanan Pdt Natum serta keluarga, Amin

    • theonatumnea berkata:

      Terima kasih pak Ferry Eyack, hanya anugerah Tuhan , Ia menuntun hambaNya ini, sehingga dapat melakukan semuanya itu, untuk kelebaran ladang & kerajaanNya.
      Terima kasih atas komentarnya, membangun dan memberi semangat untuk menyelesaikan seri-seri berikutnya. Tuhan berkati terpujilah Tuhan Yesus amin

  4. Selamat melayani Bapak Pendeta Theo, Ada 3 persamaan kita yaitu saya lahir dikupang pernah tinggal di Batu, Malang dan sekarang berdomisili di Balikpapan kebetulan warga jema’at Gpib Maranatha Balikpapan.

    • theonatumnea berkata:

      Tuhan ciptakan tiga kesamaan itu untuk kita agar melayani Nya, selamat melayani pa Octavianus Marthen Luther Atalaka, ladang Tuhan sedang menguning, perlu penuai seperti anda dan ……yg setia padaNya gbu amin

  5. Ilsye Suwu-Toelle berkata:

    Wah…aku sudah baca.Tuhan memberkati pelayanan selanjutnya.Ia memakai bapak penuh berkat dan karunia.

  6. theonatumnea.wordpress.com berkata:

    Puji Tuhan, Ia ciptakan & selamatkan serta Utus kita untuk menjadi berkat dalam pelayanan didunia ini, ternyata dunia ini sempit dan kita dapat mengarungi lautan dunia dan bahkan berselancar udara via F B dan blog pada saat ini karena kemajuan teknologi informasi yang begitu hebat….pakailah semua ini untuk mengabarkan kebaikan Tuhan yg telah Ia buat melalui hidup kita ini, bahwa semua ini datangnya dari Tuhan. Terima kasih atas komentarnya yg membangun…salam buat keluarga ….Tuhan memberkati jadilah berkat bagi sesamamu gbu amin

  7. novianaseran berkata:

    Terus Melayani Tuhan Yesus ya Pak….. senang bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan bapak..Tuhan Yesus Memberkati… _Listy & Ika_

    • theonatumnea berkata:

      Terima kasih listy dan Ika, beta su tunggu lama, kapan komentar kedua anak rohaniku yg sudah sampai di Sendang -Tulung Agung dan melihat sendiri kemajuan perkembangan pelayanan yg dirintis tahun 1972 itu oleh Theo Natumnea dan Ishak Mulyono,,mereka berdua adalah mahasiswa praktek dari I – 3 Batu malang gbu amin

    • theonatumnea berkata:

      TERPUJILAH TUHAN YESUS , SEGALA PUJI , DAN HORMAT DAN KUASA HANYA BAGI D I A YESUS TUHAN DAN JURU SELAMAT KITA YG TELAH MEMIMPIN KITA SHI TERPUJILAH NAMANYA TERIMA KASIH AMIN-AMEN AMEN

  8. MSM Situmorang berkata:

    Puji Tuhan yang mempertemukan kita kembali hari Minggu 24/3/2013 di Bekasi. Nama-nama yang disebutkan dalam blog Bpk ini mengingatkan kembali indahnya karya Tuhan dalam pelayanan kita 40 tahun lalu di Aceh sebelum menjadi NAD yang memberlakukan syariah Islam. Tadi malam Pak T.Zaenuddin infokan dan minta didoakan, mereka sedang di Sabang, bersama rombongan jemaat dari Aceh Jaya. Semoga pengikut Kristus terus bertambah di Aceh meskipun melalui penghambatan, kita doakan.
    Sayang sekali, semangat injili yang dipaparkan dalam blog ini sudah redup dalam berbagai lembaga gereja karena dicoba digantikan dengan injil sosial yang pada hakekatnya bukan Injil Kristus Tuhan kita. Kuasa Tuhan yang nyata sebagaimana dipaparkan telah menjadi langka bakan menjadi asing dalam banyak jemaat.
    Kami doakan agar kasih yang mula-mula itu terus berkobar dalam hati Bpk/Ibu dan tidak luntur oleh pelayanan rutin gerejawi, ladang Tuhan di Jawa Barat juga menanti.
    Selamat Paskah 2013. Tuhan Yesus memberkati.

    • theonatumnea berkata:

      TERIMA KASIH PAK MSM SITUMORANG, S E L A M A T P A S K A H ITULAH DOA KITA SEMUA SUPAYA ROH KUDUS MEMBANGKITKAN SEMANGAT INJILI BAGI SEMUA GEREJA DAN JEMAAT SERTA WARGA DALAM SEMANGAT INJILI ITU, SEBAB TIAP ORANG SEBAGAI WARGA JEMAAT MISIONER HARUS BANGKIT DAN MELAYANI MENURUT TALENTA DAN KARUNIA YG TUHAN BERIKAN KEPADA KITA UNTUK KEMULIAAN NAMA TUHAN YESUS

      SEKALI LAGI TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA YANG MEMBERI SEMANGAT DAN DORONGAN KEPADA SEMUA UNTUK BANGKIT DAN MEMANG. DALAM POKOK DOA JANGAN LUPA A C E H DAN DINAMIKA PELAYANAN DISANA

      KHUSUSNYA EV TENGKU ZAENUDIN, KITA DUKUNG DALAM DOA UNTUK GERAKAN INJILINYA SERTA KEBERANIAN DAN KESELAMATAN SERTA KEBANGKITAN PELAYANAN TEAMNYA, AGAR TERUS MEMBAWA JIWA-JIWA BARU PADA TUHAN YESUS

      SELAMAT MELAYANI DAN SELAMAT BERKARYA DALAM NAMA TUHAN YESUS, TUHAN MEMBERKATI AMIN

  9. Semmuel berkata:

    Beta hanya mau bilang bahwa Tuhan Ajaib. Bagi manusia mustahil tapi bagi Allah tdk ada yg mustahil. Biarlah kita terus melayani Tuhan dgn setia sampai garis akhir.Kiranya Tuhan terus meno;ong dan memberkati kita semua, Haleluya, Puji Tuhan.

    • theonatumnea berkata:

      TERIMA KASIH , PAK SEMMUEL HATTU, ATAS KOMENTARNYA, BENAR SEPERTI BUNG ALAMAI DAN BETA ALAMI, BAHWA TIDAK ADA YG MUSTAHIL BAGI TUHAN ( walaupun kita rasa tidak mungkin-mustahil) TAPI BAGI TUHAN SEKALI LAGI TIDA ADA YG MUSTAHIL, JIKA IA MAU LAKUKAN DALAM DAN MELALUI HIDUP KITA UNTUK MENJADI KESAKSIAN BAGI DUNIA INI BAHWA TUHAN BERKUASA DAN ADA SEMUANYA ITU DAPAT TERJADI, BIARLAH SEMUANYA ITU UNTUK HORMAT DAN KEMULIAAN NAMA TUHAN …SALAM BUAT IBU DAN ANAK DI HONOLULU AS. GBU AMIN

  10. Evelin Ferawati berkata:

    JLU pa pdt
    Luar biasa…..

  11. Jamin Simatupang berkata:

    Hallelluyah..suatu kesaksian yang hidup yang menghidupkan..Puji Tuhan. Terimakash buat hambaNYA yang setia…

    • theonatumnea berkata:

      TERIMA KASIH, SAYA PERCAYA BAHWA TUHAN PAKAI KITA SEMUA UNTUK MELAYANI TUHAN DALAM WAKTU SEKARANG INI, IA PANGGIL DAN BENTUK SERTA UTUS KITA DALAM DUNIA DIMANA KITA HIDUP MASING-MASING, AGAR MENJAWAB TANTANGAN & PERTANYAAN DUNIA INI, BAHWA YESUS ADALAH TUHAN DAN JURU SELAMAT DUNIA INI DAN ….TUHAN PASTI PAKAI JUGA PAK JAMIN SIMATUPANG GBU AMEN

  12. Vanessa Siahaan berkata:

    Cerita tentang masa kecil bapak pendeta sangat memberikan inspirasi buat anak-anak jaman sekarang. Terlebih lagi dimasa yang sangat gampang untuk mendapatkan apa saja. dan dari cerita ini juga kita diajarkan untuk terus menggandalkan Tuhan yesus dalam segala apapun. sesuai dengan janji tuhan melalui mazmur 37: 23-24 “Tuahn menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tanganNya”. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita anak-anaknya terpuruk ataupun mengalami hal yang tidak sesuai kemampuan kita. Cerita ini juga mengingatkan kita bahwa masalah yang diberikan Tuhan juga sudah Tuhan berikan solusinya, tinggal kita menjalankannya dengan kerja keras dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

Tinggalkan Balasan ke Evelin Ferawati Batalkan balasan