Seri I: DARI TIMORESE KE SERAMBI MEKAH
KAPAN DAN DIMANA IA LAHIR ? BAGAIMANA HIDUP PETANI & RUMAH ADAT TIMOR GENERASI PERTAMA ?
Dusun Nubraen adalah sebuah dusun dari desa Merbaun kecamatan Amarasi (dulu Kerajaan Amarasi) yang terletak paling selatan dari Kota Kupang, 30 km dari Kupang dan hanya 4 km dari Pantai Etkou-Puru dan 3 km dari Pantai Oesain – Buatam, atau antara Kota Kupang dan Benua Australia; Di tempat inilah pada tanggal 9 Nopember 1948, lahirlah anak ke-5 dari tujuh bersaudara dalam keluarga Bapak Maleakhi Natumnea dan Ibu Regina Pasu yang diberi nama THEOFILUS NATUMNEA(.nama srani) atauTEFA (nama adat timor-Amarasi)
Ia dibesarkan dalam keluarga petani dan peternak yang polos dan lugu dalam keberadaannya di Nubraen & Buatam
semasa kanak-kanak menjalani kehidupannya di dua wilayah. Dimana ada rumah di tempat pertanian, yaitu rumah asli (RUAN) yang berlokasi di NUBRAEN dan rumah di tempat peternakan namanya Ropo atau Lopo yang berlokasi di Buatam daerah Pantai Oesain. Kedua orang tuanya membesarkan ketujuh
anak-anaknya dalam laku kehidupan masyarakat desa yang damai dan penuh cinta kasih. Si Theofilus kecil ini saat lahir diberi nama Timor seperti anak yl, masih kental adat yang mewarnai komunitas kampung ini, maka namanya diberikan orang tua ialah T E F A.
Nama TEFA, diambil dari nama salah satu kerabat berusia lanjut yang sudah meninggal (nitu), maka nama sraninya yang diberikan juga dimulai dari huruf T yaitu THEOFILUS,
akan tetapi karena semasa kecil ia sakit-sakitan dan tidak sembuh, maka para orang tua adat berkumpul serta mengusulkan perubahan nama timor menjadi RASI (diambil juga dari nitu yang lain yaitu am kou atau bapa tua) terinspirasi dari nama kakak Maleakhi Natumnea yang telah meninggal. Nama RASI dipakai sampai saat ini. Pada umur 17 tahun ke atas nama RASI otomatis berubah menjadi NEPA …jika sudah akil – balik, akan tetapi nama baptisnya tetap dimulai dari huruf”T”, yaitu Theofilus yang di pakai sampai saat ini juga.
MASA KANAK-KANAK…………………..
Semasa di sekolah rakyat (SR) bocah ini menjalaninya dengan keras, karena untuk mencapai sekolah harus kuat berjalan kaki sejauh 10 km setiap harinya ( pp ); Dimana jalan mendaki ke Baun (nama kedudukan sonaf atau istana dari Kerajaan Amarasi sebelum merdeka….raja Koroh : dari Tobe mnatu, Nis Mnatu s/d Kepala Daerah ..itulah sebutan org Amarasi pada dinasti Koroh),…. karena itu ia sering terlambat bersama teman yl, resikonya harus menerima hukuman lari sejauh 10 km (pulang pergi) lagi kearah yl, berati pada hari itu ia harus berjalan kaki 20 km karena hukuman tsb. Itulah salah satu bentuk hukuman bagi siswa di Pulau Timor. Hukuman yang unik ini, membentuk banyak pelari handal secara alamiah yang berasal dari Timor NTT, jika badannya atletis dan fisiknya kuat.
Sedari kecil, sifat kepemimpinan dan belas kasihan serta pelayanannya sudah menonjol dibanding anak-anak yl; dikala melihat anak yang tidak bersekolah diarahkannya bahkan diurusnya untuk bersekolah,seperti : Albinus Natumnea …(Binus)….saat ini di Manokwari Papua Barat , Yohanis Takoy( Anis ) saat ini di Jakarta, Nikolas Takoy (Niko) saat ini di Kupang NTT dan Abdon Natumnea (Abdon ) saat ini di Kupang NTT (keempat adik ini sudah jadi orang dikenal dan berhasil : Binus di Manokwari, Anis diJakarta dan Niko serta Abdon di Kupang ) . Belas kasihannya nampak kalau melihat ternak : anak kambing milik orang lain yang terluka dan termakan ulat, diberinya obat dan disembuhkannya, (di daerah peternakan timor, ternak itu di lepas begitu saja, tanpa diurus) ;bahkan si Filus kecil ini, sering mengurus ternak dan menyembuhkannya serta memimpin ibadah dan kolektenya adalah batu-batu kecil, dimana khotbahnya (nareta) tanpa canggung si kecil ini memimpin suatu ibadah di tengah perjalanan ketika pulang sekolah, sering kali tunggul gewang (pup mopu) dipinggir jalan itu jadi mimbar; Suatu ketika kebaktian bubar, karena sang pendeta sementara nareta, ia digigit kalajengking yang rasanya sangat sakit sampai di ulu hati, memang mereka sama-sama tidak tahu apa yang mereka lakukan sesungguhnya.
Seperti anak laki-laki yl, Theofilus juga menyukai olahraga yaitu bola kasti. Olah raga ini merupakan salah satu olahraga favoritnya saat itu, bahkan terpilih dari SR Negeri Baun untuk bermain bola kasti ketika pertandingan untuk merayakan HUT RI se-kecamatan Amarasi , bahkan sampai di kota Kupang. Sayangnya dibalik keahlian menangkap dan melempar orang dengan bola kasti tsb. Sang Kakek Bai Pasu (Nai Pasu) membekalinya dengan akar-akar sebagai jimat (FUFU) untuk memperkuat diri secara magic, tapi tidak bertahan dalam tubuhnya, karena ia tidak tahu cara memeliharanya, atau memang tidak cocok dengan iman kristianinya.
Pengalaman rohani dan kepemimpinan yang terkesan pada masa kanak-kanak, adalah semasa ia duduk di kelas VI SR Negeri Baun, saat ia bersama dua teman sekolahnya: Min dan Rika ikut les pelajaran tambahan untuk ujian akhir, waktu kembali dari Baun ke Nubraen sudah malam dan harus berjalan kaki 5 km. Sesampai dibelokan hutan R E O ada sesuatu “putih” yg menutup jalan, dari jauh berdiri si Theofilus mengatakan mari kita berdoa:BAPA KAMI YANG ADA DI SORGA, DIKUDUSLAH NAMAMU “…………………. dstnya….Amin …………Puji Tuhan, selesai berdoa makhluk putih yg menutup jalan dan menakutkan itu hilang, walaupun isi doa si pendeta kecil ini hanya tahu “doa bapa kami”, namun pada waktu amin Tuhan mendengar doa mereka (dua atau tiga orang menyebut namaKu, disitu Aku ada) dan mereka berjalan terus sampai kerumah dengan aman dan damai, walaupun melalui hutan dan dalam suasana gelap gulita.
JATUH DARI KUDA dan DITANDUK SAPI JANTAN.
Resiko seorang petani ialah berhadapan dengan ternaknya serta turun naik pohon yang sering berakibat fatal seperti jatuh, luka kena duri, ditanduk sapi dlsbnya.
Kalau soal jatuh dari kuda sudah beberapa kali, karena mainan mereka dihutan, foa sapi dan diatas kuda, suatu ketika bersama teman bernama teon bait ( Tius Rasi ) naik kuda kesekolah, tidak sadar teman yl memukul kaget kuda itu sehingga larinya secara liar tak menentu, tidak sampai 500 meter mereka berdua goyang kiri goyang kanan dan keduanya terjatuh ketanah, tius Rasi tangannya patah, sedangkan siFilus aman saja, tapi menjadi trauma naik kuda.
Sebagai anak desa / adalah anak petani & peternak yang hari-hari hidupnya dengan kuda, maka ia tidak pernah kapok naik kuda, mau coba dan coba terus walaupun sudah pernah trauma karena jatuh dari kuda di kampung I b u dekat Baun.
Suatu ketika Bai Pasu datang di Puru melihat Bu Kanor sekeluarga, tugasnya ialah mengikatkan kuda itu( kalau dikota memarkir kendaraannya), ia naik untuk pergi mencari padang rumput yang hijau, ternyata kuda itu lari kembali ke Oesain…dan sesampai di Oematmuti kuda itu melewati pohon kiskome, si filus tidak hilang akal, ia melonpat dan memegang batang pohon kiskome yang berduri itu, maka kuda itu terhenti dari larinya…Bahkan kisah kejatuhannya dari kuda itu beberapa kali ia jatuh dari kuda yl menjadi latihan menjatuhkan diri dari atas kuda liar itu.
Ini ceritera menarik, sapi jantan yang dipindahkannya untuk mendapatkan rumput hijau, justeru ketika memindahkan dan mengikatkan tali sapi itu dipohon yang lain dimana sekitarnya terdapat rumput hijau, karena tanduknya gatal, maka sapi itu mencoba menanduk siFilus yang adalah tuannya sendiri, sampai terlempar; sapi itu mendapat hukuman pukulan kayu berkali-kali…tapi pasti yang sakit bukan sapi tetapi si Filus yang sakit ditanduk dan capek memukul sapi itu.
KUNJUNGAN PENGAWAS DARI KOTA KUPANG.
Setiap hari yang menonjol dalam belajar, tanya jawab , serta ulangan di kelas IV SR ini bukan si Filus, tetapi si Boeki, teman pindahan dari p. sabu ke Baun ikut tantenya, tetapi ketika datang kunjungan pengawas dan penilik sekolah dari kota Kupang , dan ia memberikan ujian persamaan untuk standart Sekolah Rakyat Negeri, Heran bukannya si Boeki yang juara tetapi si Filus yang mendapat 10 (sepuluh) sekaligus dikukuhkan sebagai juara terutama “berhitung” zaman itu. Sejak itu mulai ada niat dari keluarga, supaya ia meneruskan sekolah kekota Kupang setelah lulus SR di Baun….yang bisa melihat buatam – oesain dan dari sanalah bisa melihat api di Australia ketika matahari terbit diufuk timur seperti gambar diatas ini.
MAMA Ny. REGINA NATUMNEA – PASU MENINGGAL.
Duka sangat mendalam, sirnalah harapan untuk mendapat kue kalau hari pasar (sabtu) dari mama REGINA tercinta karena mama Regina telah dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya atau meninggalkan mereka tujuh anak, dimana siFilus masih duduk di kelas Lima SR.Mama Regina sudah tiada, berarti tiada lagi pemberi uang satu kelip atau satu ketip untuk membeli kue. Pupuslah harapan mereka yang masih bersekolah, yaitu Filus dan Binus (adik yang saat ini menetap di Manokwari Papua barat. Si Filus kecil mogok sekolah, hari-hari ia ada di mamar (mamar adalah perkebunan rakyat yang berisi tanaman keras seperti : kelapa, pinang , sirih, nangka dll yg didalam mamar itu biasanya ada sumber air untuk menunjang hidup para petani peternak) , maka mamar Bu Kanor yang membutuhkan banyak siraman air karena pinang, kelapa, sirih dll baru ditana; tambahan musim jaga kera karena kebun Bu Kanor sangat luas ibarat berdiri diujung Barat memanggil teman diujung timur kebun itu tidak kedengaran. Satu-satunya jalan untuk menjaga kebun itu dari cabikan kera ialah mengambil si Filus kecil ditempatkan bersama beberapa ekor anjing untuk menjaga pos yang dikuatirkan masuk kera untuk mencabut dan mencabik jagung dan semua tanaman yl di kebun; selama tiga bulan…berhari-hari hidup ditengah kebun berbatu karang, sering kehabisan air minum bersama teman mencari sisa-sia air hujan berupa danau kecil diatas batu karang tsb. untuk minum tanpa dimasak, tapi puji Tuhan …Allah itu adil dan kuasaNya menyertai si Filus dan teman yl, tetap sehat wal afiat “Puji Tuhan” ada ketahanan khusus dari Tuhan menyertai mereka yang berharap kepadaNya.
LEBAHNYA ITU LUAR BIASA, TUAK HABIS DIMINUM.
Lebahnya itu luar biasa, “tuak habis diminum tanpa seekorpun yang mati,…………
sebab biasanya jika banyak lebah yang minum/hisap air tuak pasti ada beberapa ekor lebah yang mati tertinggal di haik dan tuaknyapun masih ada sisa banyak, tapi hari ini tuak sirna diminum lebah yang sudah berpengalaman, sehingga seekorpun tak ada yang mati dalam haikku” itu kata papa Meliakhi Natumnea( Am Ninu)
Hari itu panas terik, ia pulang cari sapi dan fiti burung di hutan dalam keadaan capek dan kehausan, ia naik pohon lontar itu, ia buka haik yang berisi tuak satu persatu dan…..diminumlah tuak yang manis ini, satu haik belum puas…….dua haik hampir puas ….dan tiga haik cukup puas.(hukum Gosen)…ternyata tuak papa Meliakhii hanya tiga haik kecil diatas pohon lontar itu, semuanya digasak sampai amblas…sapu bersih…..lalu diikat kembali haiknya…seolah-olah tidak ada apa-apa, lalu ia turun dari pohon lontar itu…enak benar rasa hausnya sudah terobati dengan minum tuak manis tiga haik kecil, …sambil bersiul ia pulang kerumah…tanpa melapor sama papa Meliakhi bahwa tuaknya sudah habis diminum.
Waktu menunjukkan pukul 16.00 adalah waktu dimana
semua orang pergi menurunkan tuaknya untuk dicampurkan/ digantikan larunya dirumah nanti, papa pergi dengan harapan bahwa sore ini akan ambil tuak untuk ganti larunya….naik erek tahap demi tahap dan tingkat demi tingkat sampailah ia diatas pohon tuak kesayangannya, ia membuka dengan membawa haik baru guna menggantikan haik lama, ternyata seluruh haik yang terdiri dari tiga buah haik semuanya kosong, wah….hebat sekali lebahnya menghabiskan tuak tiga haik tanpa seekorpun yang mati tertinggal seperti biasanya .Dengan rasa marah…bercampur kecewa papa pulang kosong dan berkata: “hari ini lebahnya hebat,….. minum tuak saya sampai habis , tanpa seekorpun yang mati tertinggal di ketiga haik itu “kata papa Maleakhi Natumnea, dengan berulang – ulang ucapan kesalan ini diperdengarkan kepada si Filus tanda curiga, jangan- jangan dia” ( si filus sudah naik pohon lontar itu dan habiskan tuakku nada curiga papa Meliakhi lagi……….
Sayang …hari itu larunya tidak jadi diganti sampai besok paginya, sehingga rasanya sudah agak asam seperti cuka dari air nira atau tuak yang biasanya dipakai untuk campuran masak jadi bumbu.
Ternyata lebahnya ialah si Filus anak nakal itu, sehabis cari sapi dan main kartupel ( fiti) burung dihutan, ia sangat haus tak tertahankan….dan …ialah lebah yang hebat dan pintar itu sehingga semua irisan tuaknya yang terdiri dari tiga haik disapu bersih tanpa seekorpun lebah yang mati di haik itu. Hal ini tidak pernah diakui kepada papa Meliakhi Natumnea sampai ia tamat SR dibaun,SMEP dan SMEA diKupang serta berangkat keJakarta untuk merantau, bahkan sekolah I3 diBatu Malang – Jawa timur. sampai tamat dan menjadi Vikharis dan ditahbiskan jadi pendeta GPIB….di Balikpapan.
PANGGILAN UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH…. (NGKAUBKO ).
Si Filus kecil sudah akrab dengan kebun, mencari buah “rinin” yang dimakan rasa alkohol dan buah-buah lain dihutan kalau kekurangan makanan tanpa beli, akrab dengan beberapa ekor anjing untuk menjaga kebun, sering meti (laut kering cari ikan dan kepiting atau yang dapat dijangkau, kerena kebun tidak jauh dari laut hanya selangkah yaitu satu km); jika malam Bu Kanor bersama teman yl mengail di Laut Faut Feu atau di Pan tun ne, siFilus berani tidur sendirian dengan catatan kalau anjing gonggong berarti ada musuh. Dimalam yang gelap tiba-tiba anjing ramai ramai gonggong, bukan musuh… tetapi ayah si Filus yaitu bapak Meliakhi datang dengan bertriak ” ai nkaubko, es au kum kan ko fai- fai he ai ” ( panggilan untuk sekolah, jadi saya datang malam – malam ini), membawa berita bahwa:” besok pagi harus masuk sekolah”: pesan Encik Reinhard; Ia sungguh perhatian pada Filus yang khabar beritanya Ibunda Regina meninggal tapi tidak ada laporan resmi dan telah menghilang selama tiga bulan tidak bersekolah; Besok pagi tanpa menunggu Bu Kanor pulang mengail, Ayah perintahkan agar Filus cepat sarapan dan sama-sama berangkat ke Nubraen untuk selanjutnya bergabung dengan anak-anak yl pergi kesekolah. Tanpa mengalami kesulitan Filus sudah sarapan yaitu makan poteka(semangka ) yang daunnya sudah kering dan berangkatlah mereka keNubraen, sesampai di Nubraen fajar belum menyingsing bergabunglah ia sama anak – anak yl berangkat ke Baun untuk sekolah, dengan sedikit malu-malu karena sudah bolos tiga bulan tidak bersekolah. Mereka ramai – ramai singgah mandi kuda di Oe PUPU ( mandi kuda : mandi setengah badan) Oe PUPU ( sumber air atau sungai dalam tanah yang keluar permukaan tanah Baiitiri, karena itu dinamakan OE PUPU).
JATUH DARI POHON KUSAMBI DI TOFA.
Sudah berulang kali ia jatuh dari pohon seperti pohon pepaya di kebun Nubraen, pohon f a o tempat menjalar sirih untuk ambil buah sirih di poan oeno’op, pohon jambu batu ketika ramai-ramai pulang sekolah di reo dan pohon kusambi di Tofa
Sepulang sekolah rakyat dari Baun, mereka berjalan kaki bersama lima km untuk sampai kerumah di Nubraen, Baru sampai di Tofa berteriak Ribka Kusnoni dari jauh diatas bukit yang menurun mengatakan : Kusap e’ morok ha artinya buah kusambi sudah kuning.( tanda buah kusambi itu sudah matang)
Secara spontan siFilus bersama Eliazer Makasar lari dari jauh berebut mau naik pohon kusambi itu dan keduanya berhasil memanjat pohon kusambi yang buahnya lagi lebat dan asam manis rasanya
Keduanya secepat kilat sudah berada diatas pohon kusambi dan mengambil buah kusambi, makan buah itu yang rasanya manis asam, serta melemparkan kepada teman – teman dibawah pohon sambil berteriak mat je neu fuanan esnnan artinya sialah ambil buahnya disitu , … tiba-tiba carang yang diinjak itu patah dan terjatuh bersama kedua insan ini, Eliasar masih berpegang pada carang kusambi dan terbawa sampai di pinggir jalan, sedangkan si Filus terjun bebas dan terjatuh dari ketinggian lima meter terhempas pada batu karang
Heboh, berita cepat tersiar tentang kejatuhan mereka berdua ini, lalu dirawat seadanya dengan mencuci darah disungai, sambil berjalan pelan-pelan tiba direo , terlihat dari jauh sus Lena kakak sudah datang untuk menjemput si Filus ini.
Keadaan sakit ini langsung ditangani oleh Bai sopo Pasu sebagai Dr kampung tiap hari dikompres dengan air panas yang sedang mendidih sampai sembuh, namun tiba-tiba badannya membengkak dari ujung jari kaki sampai muka dan kepala, rupanya ada infeksi, sehingga ia masuk dirawat rumah sakit di Baun
Puji Tuhan dengan perawatan sederhana yang ia terima ini dapat menyembuhkannya dari sakit pembengkakan seluruh badannya ini…dan ia kembali bersekolah setelah sebulan lamanya tidak sekolah.
KUNJUNGAN LAGI : PENGAWAS & PENILIK SEKOLAH DARI KUPANG
Setiba disekolah Encik REINHARD menyambut baik sapaan si Filus kecil yang sudah tiga bulan tidak berekolah dan mengatakan : Hari ini sekolah kita (kelas lima) diuji dari Kupang lagi untuk menyamakan standart sekolah rakyat negeri , tanpa ragu-ragu si Filus mengambil anak batu dan batu tulis ( SR dulu belajar pakai batu tulis berwarna hitam , milik sekolah dan anak batu milik sendiri seharga stali) lalu menggoreskan tulisan sebagai jawaban, sedikit takut dan segan bercampur malu karena dia sudah tiga bulan tidak bersekolah, tapi Tuhan sayang padanya Ia kembali mendapat sepuluh, heran kawan-kawannya yl lain malah tidak memiliki angka tsb. Encik Reinhard datang dan menepuk-nepuk bahu Filus kecil yang baru keluar dari hutan kebun, tapi Tuhan sayang otaknya masih encer dan mendapat 10 (sepuluh).
Didada Si Filus kecil, tekadnya semakin bertambah percaya diri di perkuat dukungan dari keluarga bahwa F I L U S harus melanjutkan sekolah ke Kota Kupang, sedangkan Filus kecil belum tahu yang mana kota Kupang. Untuk mengenal kota Kupang Pak Nawa dan pak Bona Guru kelas VI SR mengarahkan untuk bertanding bola kasti dengan siswa SR lain di Kota Kupang, sambil mendengar bocoran berita kalulusan. Si Filus masuk team inti pemain bola kasti. Seluruh siswa termuat karena kendaraan yang mereka pakai adalah sebuah truk pasar yang dipakai khusus untuk rombongan tsb termasuk para pembina yaitu guru-guru….Sepanjang jalan semua murid menyanyi “SIAPA YANG SETIA HINGA KE TAMAT”Si Filus kecil membawa seekor ayam jantan untuk dijual sebagai uang saku, tapi sayang karena termasuk team pemain bola kasti dan baru pernah datang di kota Kupang, maka sampai pulang Nubraen ayam dilepas kembali (tidak terjual) alias tidak ada uang saku, apalagi pemberi uang saku seketip atau sekelip sudah tiada, tapi tidak mengapa yang penting tambah pengalaman si Filus sudah lihat kota Kupang
SEKOLAH MENENGAH EKONOMI PERTAMA (S M E P )
Dengan modal sudah pernah melihat kota Kupang, berangkatlah mereka rombongan lulusan SR Negeri Baun menuju Kupang, untuk mendaftarkan diri, tapi mereka tidak tau caranya mendaftar, maka harapan satu-satunya adalah pemuda-pemudi yang duluan sekolah atau senior mereka, ada yang mau membantu, ada yang masa bodoh dengan adik-adiknya, tapi puji Tuhan , Ia menunjukan jalanNya melalui Ferdinand Tnunay dari Buraen yang mengurus mereka, ada yang dimasukan di SMP dan yl termasuk si Filus kecil dimasukan di SMEP Negeri, itulah dasar ia belajar ekonomi.
Disanalah ia mengenal siswa/i dari kecamatan lain dan kabupaten lain juga, yang ingin menimba ilmu di kota kupang, seperti dari alor, flores, sumba serta rote dan Sabu selaindari daratan pulau timor.
Disana pula ia mulai hidup mandiri, memisahkan diri dari Ayahanda Maleachi Natumnea, walaupun pikirsannya masih kekanak-kanakan, namun terbentuk oleh keadaan sekolah dan hidup yang terpisah dari orang tua…dimana semuanya serba sendiri.
PULANG AMBIL BEKAL DENGAN JALAN KAKI 30 KM.
Mereka (Filus dan Min ) tinggal sendiri, berarti makanan tergantung dari orang tua, beberapa kali lancar diantar sebagai semangat dukungan dari keluarga, tapi…. lama kelamaan makanan semakin menipis, belum juga tiba bekal sebagai makanan sehari-hari, maka mereka bertekat untuk pulang kampung, ambil bekal sendiri; sehabis sekolah hari sabtu mau berjalan kaki 30 km dari Kupang ke Baun -Nubraen dan tekad itu dilaksanakan oleh si bocah kecil Filus dan Min dengan janji: masing-masing selesai sekolah, karena Min di SMP Negeri dan Filus di SMEP negeri dimana jaraknya berjauhan, tapi akhirnya mereka bertemu di Oepura, dan… kedua bocah ini mulai berjalan kaki tanpa makan siang, sedang sarapanpun seadanya saja( mik nasuk kau noo), tekad untuk sekolah tetap membara didada , mereka berangkat dengan modal makan kujawas sepanjang jalan, dimana hampir sepanjang jalan hutan kujawas( jambu batu) dan sampailah mereka di T O F A, si bocah Filus teringat ada pohon kelapa mereka yang dibeli oleh ayah Maleakhi Natumnea dan sedang berbuah lebat.
“Min lu yang nae sa, bet son kuat lai” kata si bocah Filus, bayangkan jam sudah menunjuk pukul 17.30 tanpa makan nasi hanya makan kujawas sepanjang jalan,; Min berbesar hati dan mulai naik pohon kelapa yang tingginya 7 meter,: terdengar bunyi ; duk , duk, duk, duk dstnya tanda buah kelapa muda telah jatuh empat buah sekaligus berjatuhan, memang….. mereka lapar, haus dan capek jalan 30 km, mereka berdua mulai pesta makan kelapa muda sampai kenyang dan tak bisa bangun sejenak, mungkin air kelapa muda rasa manis asam, bercampur lapar dan dahaga serta capek, karena itu mereka putuskan untuk duduk sejenak sampai suasana normal kembali mereka lanjutkan perjalanan yang tinggal 2 km sampai ke Nubraen.
Begitulah perjuagan hidup waktu si bocah Filus sekolah di SMEP bahkan beberapa kali harus pindah rumah dari Oeba ,pindah ke pantai Kupang, pindah lagi ke kuanino dan harus pindah lagi ke Oetona, baru tiga tahun bersekolah atau kelas III SMEP , sudah empat tempat ; dari tinggal sendiri sampai tinggal dengan orang lain ,Pengampu, si bocah Filus berniat apapun yang dihadapi harus selesaikan sekolah dan berhasil tamat SMEP.
MENDAFTAR SENDIRI DI SMEA NEGERI KUPANG.
Kalausuasana pendaftaran di SMEP dibantu senior, maka dengan melanglang buana tiga tahun serta semakin bertambah pengalaman, si Filus tidak lagi berharap pada orang lain untuk mendaftarkan diri, tetapi Ia mulai berani dengan diantar oleh ayah Meleachi ia berani maju mendaftarkan diri sebagai siswa SMEA NEGERI KUPANG, kebetulan direktur SMEA NEGERI Bapak Hendrik Ataupah berasal dari Amarasi satu kecamatan dengannya.
Berajakan dengan teman, kembali mulai tinggal sendiri di “kampung baru”,tetapi tanpa kontrol diri setiap sabtu ia selalu pulang ke Nubraen kampung halamannya dengan alasan mau ambil bekal (beti) bahkan kadang kala ia sudah pulang di hari jumat dan kembali senen, hal tersebut berulang kali yang mengakibatkan sibocah ini lupa diri dan pelajarannya terganggu sehingga ia ketinggalan kelas satu tahun di SMEA Negeri.
KECELAKAAN KARENA MAIN RESTOK-OLAH RAGA
Hari itu semua pergi kelapangan Oeba menonton demonstrasi terjun payung dan terjun dari pohon tuak melalui tali, ketika ia tinggal bersama keluarga Yakob Mboeik di kampung baru Kupang.
Si Filus sudah mahir main restok, baik memasukan kaki melalui tangan yang bergantung ditiang restok itu atau menggantungkan telapak kakinya diatas tiang restok yang dibuatnya sendiri dipinggir bak air minum dan bak air mandi itu.
Ketika ia bergantung dan berdemonstrasi sendirian dengan keahliannya yang cukup mahir itu, pada saat tergantung kepala yang kebawah, tiba-tiba terlepas ikatannya tali pengikatnya dan terjatuhlah ia persis pada batu karang, maka ia bangun sendiri terasa meleleh darah merah begitu deras, ternyata kepalanya sudah bocor darah, bahkan tempurung kepalanya retak kedalam tengkorak kepala itu.
Ia dirawat selama dua minggu dirumah sakit pelayanan rohani GMKI Undana Kupang.
POTONG BEBAK DI LILI CAMPLONG.
Mereka (anak-anak) yang tertahan kelas diharuskan untuk potong bebak di LILI CAMPLONG, sedang siswa yl mengikuti masa orientasi dan liburan rombongan yang tertinggal dari kelas I s/d III diharuskan kerja wajib potong bebak untuk memperbaiki dinding sekolah yang rusak dan mau roboh itu. semua berkumpul untuk diberi pengarahan, besok kata Direktur: semua harus membawa alat potong bebak yaitu parang atau sejenisnya agar kerja wajib tsb berjalan lancar. Ketika esok harinya tiba di Sekolah pagi-pagi benar Si bocah kecil filus ini sadar tanpa membawa parang, tibalah ia di sekolah kata teman-teman : “mana parangmu?” lalu bocah Filus tidak mau kalah, langsung ia lari pulang kerumah yang letaknya 3 km, dengan secepat nya ia kembali, ia kerumah melalui jalan tikus dan dijalan tikus itulah ia menemukan segumpal uang yang tercecer dihutan itu. “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, bahwa segala yang terjadi dalam hidup ini adalah rahasia Tuhan dan kali ini Sibocah Filus mendapat yang untungnya, ketika lupa parang dan berlari pulang rumah melalui jalan tikus ada tersedia berkat yang disiapkan Tuhan, karena ia tidak memiliki uang saku, tapi Tuhan menyediakan segala kebutuhan anak-anakNya yang berseru kepada-Nya.
Melalui bimbingan guru team penebang dan pemotong bebak selama dua minggu dapat diselesaikan dengan baik, tidak ketinggalan si Filus kecil yang biasanya sekolah SR jalan kaki 10 km asal petani peternak ini, soal potong bebak baginya adalah hal biasa, semua nya ia ikuti dengan baik, pulanglah mereka sebagai pahlawan sekolah karena turut membangun sekolah walaupun melalui kerja keras karena wajik kerja potong bebak tsb.
Ia tidak menyia-niakan kesempatan untuk memperbaiki sikap yang tadinya tiap sabtu pulang ke Nubraen, kini ia sadar bahwa waktu adalah emas, jangan membuang waktu dengan alasan pulang ambil bekal (beti), tetapi secara dewasa ia mengelola hidup dengan baik sampai tamat SMEA.
LULUS UJIAN KATEKASASI TANPA BELAJAR DIKELAS.
Heran, jika pelajaran agama di smea negeri Kupang ia menghilang, takut disuruh berdoa kedepan, karena belum lancar doanya, jika bersama – sama teman- teman dikelas sekolah menengah ekonomi atas itu
Apa yang dikerjakan diluar kelas bahkan diuar sekolah ? Ia pergi kekantor penerangan dan mencari informasi tentang negara dimana tak jarang ia membawa foto presiden RI yaitu suharto bahkan foto- foto menteri kabinet dan membagikan kepada teman – teman yl
Ketika liburan sekolah mereka berjalan kaki 30 km dari kota Kupang ke kampung Nubraen, setiba di Nubraen besoknya ada pemeriksaan katekasasi untuk ujian lisan dan tulis, mereka dua yaitu Benyamin Natumnea (Min) yang sekolah di SPG negeri dan Theofilus Natumnea ( Filus ) yang sekolah di SMEA negeri disarankan untuk ikut ujian. Saran itu diterima dan diikuti sehingga keduanya ikut ujian katekasasi untuk sidi dan ternyata lulus untuk diteguhkan menjadi anggota sidi GMIT jemaat Haleluyah Nubraen
Nats sidinya ia masih ingat terambil dari Injil Yohanes 15: 16 berbunyi sbb: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikannya kepadamu”
Inilah nats pada waktu ia disidi, dan ternyata sesuai dengan namanya yaitu Theofilus artinya ” sahabat Allah, ia dipanggil keluar dari kampung halamannya untuk dibentuk menjadi pelayan Tuhan , dalam rangka itulah ia keliling Indonesia ( lihat seri I & seri khusus II tentang pendidikannya di I 3 yang kemudian menjadi pegangan hidupnya sampai sekarang
KELULUSAN SMEA NEGERI KUPANG HANYA 55 %.
Dengan semangat ia datang dipapan pengumuman, melihat nomor induk: Puji Tuhan Si Filus lulus, walaupun kelulusan SMEA Negeri kupang hanya 55 %, ada nomor didalam berart lulus, Memang selama belajarIa selalu menjadi tutor untuk teman-temannya ketika belajar selalu turut menerangkan berbagai pelajaran, ketika bersama-teman-teman belajar disekolah atau kadang kala di kuburan cina…itulah suasana belajar tempo dulu.
Penampilannya meyakinkan bahwa ia lulus, disampaikanlah berita ini kepada orang tua bapak Maleakhi Natumnea serta Bu Kanor -sus Hana, Bu gama- Sus Tabita, Bu Istefanus-sus lena serta adik Omi.
Disampaikan niatnya bahwa akan merantau kejakarta, ibu kota Rebpublik Indonesia tercinta, tentu banyak tantangan yang datang dari diri dan orang lain termasuk soal keuangan.
ADA DANA ABADI, BAGI PUTERA AMARASI YANG KULIAH
Berita ini datang dari Vetor (Uis Tua) sebagai wakil raja, zaman kerajaan Amarasi ada tiga wakil raja yang mewakili daerah Baun …koroh, Buraen…Tinenti dan Oekabiti …Abineno, karena mendengar persiapan keberangkatan Filus keJakarta, dibuatlah nota dinas dari Vetor( vetor adalah wakil camat tanpa SK zaman merdeka), dimana Amarasi memiliki tiga kevetoran yaitu Baun, Buraen dan Oekabiti)
Kantor kecamatan Amarasi berlokasi di Buraen, maka si Filus kecil dan Min Neparasi sepakat mereka berdua masing-masing- berkuda seperti koboi, berangkatlah ke Buraen….melewati noe kou dan tarba.
Ternyata, sesampai disana, Kas dana mahasiswa tsb kosong, karena sudah terpakai mahasiawa yl….dengan lunglai lelah…ia pulang kosong, si Filus masih teringat ada mamar kelapa…diBuraen …,singgahlah ia untuk memetik kelapa dimamar itu agar tambah uang saku ( doi sadiki. )
Kepulangannya ke Nubraen ia sendirian karena temannya Mien sudah pulang duluan, si Filus lewat Rinin, sesampai di Rinin,… mataharipun sudah terbenam,… bulan gelap,…tidak tahu mau jalan lewat mana,… ia minta pertolongan pada rumah terdepan di jalan raya itu, dan berkata dalam bahasa timor amarasi : Horei tua…….auk …koko Buraen mak sek tua…… nuk kon en nubraen mesek …ku hin ni mae tua..( artinya : salam sejahtera… saya sesat dari buraen, …mau terus ke nubraen,.. tidak tahu jalan ) tapi sayang… ditolak permintaannya, …maka terdengar dari jauh ada seorang bapak …, ia terpanggil untuk menampung, setelah mendengar berita penolakan itu ( Band Hak 19:11-16), Ia datang menerima dan mengikat kudanya serta membawa si Filus kerumahnya, menumbuk padi dan ..memasak nasi… serta .mereka makan bersama menjamu tamunya ditengah malam itu.
Penolong ajaib itu bernama” bapak Kaseh”, sebenarnya ia sedang sakit…tetapi tidak sampai hati mendengar penolakan tetangganya, lalu ia bangkit seperti burung rajawali mencari tahu siapa tamu itu yang minta pertolongan itu ? “pertolonganku dari Tuhan”…Ia menyiapkan hati bapak Kaseh dan keluarganya untuk menampung pemuda ini yang sementara sesat dalam perjalanan …mau pulang ke Nubraen…kampung halamannya.
Terima kasih Pak Kaseh, kiranya Tuhanlah yang membalas kebaikan hatimu, melalui keluarga dan anak cucu diberkati Tuhan amin
BERTOBAT DARI JIMAT DAN DUKUN.
Ini merupakan gangguan iman , karena waktu itu siFilus tidak pakai jimat lagi dan dukunnya sudah bertobat, tapi mereka paksa “dukun Rufus”alasan nau ujian Rufus mengatakan : sebenarnya kelompok doa datang dan membersihkan saya, “saya sudah buang”, tapi ini karena adik-adik datang minta tolong, terpaksa saya carikan ; jadi dosa mereka dua kali lipat yaitu memaksa dukun dukunnya dan mereka mau pakai jimaat itu ; Sebenarnya Filus kecil sudah berubah tapi mau tidakmau ajakan teman ikut ambil jimat;…… Tapi Tuhan maha kuasa Ia menghajar si Filus dengan cara tidak bisa berpikir dan tidak bisa belajar, band Ibr 12;5-11… pada hal liburan sekolah untuk ujian sudah berlansung seminggu, sadar bahwa itu salah, si Filus berdoa mohon ampun pada Tuhan dan membuang semua jimat tsb terjadilah keajaiban Tuhan pikiran lancar dan belajarpun tenang; puji Tuhan….sehingga menempuh ujian dengan baik dan lulus.SMEA.
EVALUASI 7 TEMPAT TINGGAL SELAMA SMEP s/d SMEA.di KUPANG.
Merantau dari desa untuk sekolah di kota Kupang tidak gampang, banyak anak-anak yang tidak tahan dalam berbagai kasus, dan harus mengalah, pulang kembali menjadi petani di kampung halamannya tanpa hasil sesuai cita-citanya , sehingga bebas dari ikatan, aturan, disiplin penderitaan dan pengorbanan selama penyesuaian diri di kota Kupang.
Garis tangan seorang Filus berkata lain, harus tekun sampai mendapat dan menyelesaikan studinya walaupun berat menghadapi tantangan tsb diatas dengan bermacam pengorbanan yang dilaluinya: sabar dan tabah untuk mencapai tujuan itu.
Dari ketujuh tempat tinggal itu bermacam-macam tantangannya, ada sukanya dan ada dukanya yang harus dilewati dan dilalui dengan tabag, sabar dan rendah hati dalam status seorang anak sekolah
Tempat pertama ia{ si Filus) bersama Min dan Martha(senior) ketiganya fam Natumnea , mereka tinggal sendiri disebuah gubug tua terbuat dari seng di Oeba. Resiko tinggal sendiri, masak sendiri, cari kayu api sendiri (tidak ada kompor/minyak), jadi mereka masak pakai kayu api, juga kalau terlambat diantar bekal, harus pergi ambil bekal sendiri….ke kampung Nubraen.
Tempat kedua si Filus tinggal dengan susi Regina yg nikah dengan orang Tionghoa di dekat gereja kota Kupang, ia tidak harus ambil bekal lagi karena numpang dengan mereka sambil kerja dirumah itu bersama Elly Bais dari Tofa, namun Elly Bais sudah senior karena sekolah di SMEA negeri Kupang. Kelemahan/kekurangan tingggal di Susi Regina sekaligus pekerjaan disini ialah menunggu keluarga suaminya untuk membuang bahan pokok keperluan sehari-hari dari belakang lantai dua toko ayahnya secara sembunyi-sembunyi oleh adik-adiknya, karena ayahnya tidak setuju perkawinannya dengan Regina ini sebagai orang Timor.Kelemahan dan sekaligus pekerjaan yl ialah harus membawa ayam jantan pada hari minggu ketempat perjudian/taji ayam dihutan jati melewati kampung air mata tempat tinggal orang-orang Arab; maka ketika polisi datang ditempat taji ayam/ judi itu semua harus lari menyelamatkan diri, tidak terkecuali si filus kecil ini yang baru duduk dikelas dua SMEP Negeri Kupang ini.
Tempat ketiga di Kuanino, ia tinggal bersama dengan keluarga Guru Soleman Funay, dimana bapak Soleman Funay guru SMP Negeri I di Air nona dan ibu Lien Funay guru SR negeri di Kuanino. Tinggal disini dengan seorang senior bernama Anatji Konay yang bersekolah di SLTA Kupang.Dirumah ini harus pergi ambil bekal dan kayu api…bahkan pikul air untuk keperluan rumah tangganya.
Tempat keempat tinggal di Oetona dengan keluarga Malaikary, dimana susi Ruth adalah isteri bapak Malaikary ada hubungan keluarga karena nenek mereka kakak adik, jadi nenek si Filus dari ayah dan nenek susi Ruth dari ibu itu kakak adik.Disana tinggal sama – sama dengan Ribka Takoy adik kandung Susi Ruth ini, sering mereka pergi mengambil kayu api untuk masak, sama sperti suasana tempat yl.
Tempat kelima , tinggal sendiri lagi bersama Yuli Manudibu dan Tobias Takoy di Kampung baru , mereka ini sama-sama dari Nubraen, ada waktunya ambil bekal ke Nubraen karena sudah kelas satu SMEA negeri ada waktunya untuk ambil kayu api guna masak nasi dan makanan yl Suasana ini membuat mereka , khususnya si Filus sering pulang ke Nubraen, sehingga sekolahnya terbengkalai di SMEA kelas satu selama setahun.
Tempat keenam dikampung baru juga tetapi hanya sekitar tiga bulan bersama keluarga yang suaminya dari Flores, buruh pelabuhan dan isterinya dari Rote.
Tempat Tujuh juga di kampung baru bersama keluargaYakob Mboeik seorang anggota TNI -AD dan isterinya seorang suster Rumah sakit AD Korem Kupang. Memang bersama keluarga tentara hampir semuanya ada dengan kesibukan pekerjaan yg cukup berat, karena kebun yang luas dan keluarga besar yang membutuhkan pengorbanan waktu antara belajar, sekolah dan kerja, tapi itulah tekad garis tangan harus sekolah , belajar sampai tamat dan selesai walupun besar pengorbananya.
Dari tujuh tempat tinggal itu dua tempat adalah bebas karena tinggal dan segala sesuatu urusannyapun sendiri, tapi dari lima tempat lainnya dimana tinggal sama orang lain atau pengampu ada suka – dukanya, pahit – manisnya dan berat – ringannya, namun semuanya menjadi sekolah Tuhan yang tak dapat dilupakan serta tempat pembelajaran yang tidak mungkin terulang kembali.
Ada dua keluarga dapat diambil kesan dari kelima tempat tinggal bersama orang (pengampu) yang menarik untuk dianalisis dan dipelajari dalam refleksi kehidupan seorang Filus – Natumnea
Pertama kesan buruk, ketika tinggal bersama Soleman Funay seorang guru SMP negeri dan ibu Lien seorang guru SR negeri bahwa kedua guru ini tidak ada nilai edukatip tempat seorang Filus belajar, bahkan Soleman Funay ini pernah memukul si Filus dijalan raya sampai berdarah suatu kejadian yang dianggap kriminalitas dari seorang guru Soleman Funay kepada Filus konon masih berstatus murid, walaupun murid SMEP…seandainya si filus sudah sudah kenal hukum tentu pasti ada tindakan pelaporan kepada kepolisian.
Kedua kesan baik dari keluarga Jakob Mboeik, bahwa dianggapnya sebagai anak sendiri, dilatih makan bersama-sama dengan sendok dan garpu dan memandang semua nya sebagai orang tua dan anak-anak sebagai adik-adik untuk turut mendidik mereka dalam keluarga besar ini.
BERSIAP-SIAP MAU MERANTAU KE JAKARTA………..
Setelah mengetahui kelulusan yang menggembirakan keluarga, maka beberapa orang dari antara mereka yang lulus ini, mau merantau ke
Jakarta termasuk si Filus kecil ini, tak mau ketinggalan, maka mereka laporkan kepada kaum keluarga dan mendapat restu dari orang tua serta keluarga. Seperti biasanya sebelum meninggalkan kampung halaman, diadakanlah kebaktian syukur oleh utusan Injil, lalu berangkatlah mereka; team yang adalah teman dekat mereka adalah Piet Konay, Benny Neparasi dan Theofilus Natumnea, dengan menumpang kapal perintis milik Polri Kupang-Surabaya via maumere, merekapun mulai berlayar ke Surabaya.
BELUM MENGENAL ROTI DAN BUAH SALAK
Setiba pelayaran mereka di pelabuhan Perak Surabaya, oleh teman-teman yang sudah duluan ke Surabaya karena masuk marinir, mendengar bahwa ada Filus, Beny dan Piet dari Kupang mau terus ke Jakarta: merekalah yang mengurus tiket
kereta api Surabaya – Jakarta; sebelumnya mereka bermalam di Surabaya. Maklum baru pertama kali naik kereta api, kelihatannya semuanya dijual diatas kereta api termasuk roti dan salak, yang konon bagi mereka belum pernah menjamah dan memakannya, tetapi dorongan nurani ingin tahu dan ingin membeli, kocek masih tebal, dibelilah sebatang roti tawar, karena belum tahu cara makannya, maka roti itu diberikan kepada tukang minta-minta…”.pasti ia senang sekali” merekapun memberikan dengan iklas dan tulus; Tiba saat nya mau makan salak mutar sana mutar sini, niat ini diketahui oleh seorang mahasiswi IPB Bogor yang pulang libur, lalu ia
menyampaikan cara makan dengan sebelumnya mengupas kulitnya, lalu merekapun makan salak sama-sama sebagai tanda persaudaraan; Memang pepatah mengatakan :”Sopan santun adalah paspor untuk keliling dunia ” dan ini yang mereka alami dengan sopan santunnya mereka tampilkan, maka terjadilah pertemanan yang baik dengan mahasiswi IPB tsb, sampai turun di Gambir mereka ikut bantu angkat barang mahasiswi tsb dan diantarkan ke Bus untuk menuju ke kota Bogor
Mereka bertiga yaitu :Min, Piet dan Filus menuju kekeluarga Cornelis Saneh di asrama Brimob Petamburan, tinggal beberapa lama sampai Piet ke Kwitang dan Beny ke pal Merah, sebelumnya, mereka berketiga sempat aktif sebagai anggota Gerakan Pemuda GPIB Syalom Slipi DKI Jakarta, yang sekarang ada kumpulannya bernama PEMUDA TEMPO DOELOE keduanya (piet dan Beny mencari jalan dan pekerjaan nya, sedang Filus sempat kerja sebagai tenaga akuntan Polda Metro jaya, disana bertemu dengan bapak Hattu sebagai Kepala Akuntan dan Kepala Keuangan KOMPOL Syahransyah, sedang baratu Sapulete sebagai staf bersama dengan Filus kecil ini.
Dalam penampilan Filus kecil ini dapat diandalkan sehingga menjadi ketua Seksi Rohani GP GPIB Syalom Slipi DKI Jakarta, bahkan pada saat itu dia diutus untuk menjadi Anggota Majelis Jemaat GPIB Syalom dalam status sebagai Diaken utusan Gerakan Pemuda; dikala itu ada 3 utusan yaitu KKR, GP dan PW.GPIB
Dalam bekerja sebagai team audit POLDA METRO JAYA sering kali dipercaya untuk membawa hasil pekerjaan mereka ke MABES POLRI untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan mereka setelah diverifikasi secara teliti dan teratur maka di pertanggung jawababkannya ke Mabes Polri; disana bertemu utusan seluruh polda se Indonesia, dalam mempertanggung jawabkan keuangan Poldanya, ternyata dari dulu sudah dikenal harus memberi uang kepada sipenerima, supaya urusannya cepat diterima dan di stempel surat jalannya sebagai bukti selesai pertanggung-jawabnya di MABES POLRI.
MENGIKUTI PERSIDANGAN SINODE GPIB DI BANDUNGAN AMBARAWA
Kegiatan sekuler tidak membatasi pemuda Filus untuk mengambil bagian dalam kegiatan kerohanian gerakan Pemuda jemaat GPIB syalom DKI Jakarta, hal ini terbukti dengan terpilihnya mewakiliGerakan Pemuda untuk menjadi anggota majelis jemaat, Dalam jabatan diaken inilah ia juga pernah diutus untuk mengikuti Persidangan Sinode GPIB ke X tahun 1970 di Bandungan Ambarawa Jawa Tengah.
Dalam usia 22 tahun tentu ia kaget , mendengar, melihat dan mengikuti suasana Persidangan yang terhormat ini. banyak benturan terjadi oleh karena begitu banyak kepentingan yang dibawa oleh beragam utusan Jemaat GPIB, namun ia melihat juga bahwa keanekaragaman itu adalah kekayaan Tuhan di GPIB dan akhirnya menjadi harmoni yang indah dalam menyatukan serta melayani Tuhan di GPIB; itulah keindahan Tuhan dalam kepelbagaian di GPIB yang tercinta ini.
MENERIMA PANGGILAN TUHAN, UNTUK DIBENTUK SEBAGAI HAMBANYA.
Di bulan Januari 1971 merupakan akhir karirnya di keuangan polda Metro jaya dan sekaligus akhir keterlibatannya dalam dunia gerakan Pemuda serta kemajelisannya di GPIB Syalom Slipi jakarta.
Selanjutnya di batu “kota apel” menjadi tonggak sejarah baru yang memberi warna lain dalam jalan pembentukan dan kehidupan seorang Theofilus Natumnea , warna yang mempertegas jalan kehidupannya dalam melayani Tuhan.
Ia mengikuti pendidikan sebagai penerima bea siswa GPIB, khususnya dari jemaat GPIB Syalom DKI Jakarta.
Dalam rangkaian studi nya ia menjalani praktek lapangan, Tulung Agung Sendang. Waktu itu, saat dimana saat itu banyak orang boleh percaya pada Tuhan Yesus, tersebar pos-pos pekabaran Injil serta putera daerah yang dipanggil untuk melayani Tuhan sudah belasan orang. terpujilah nama Tuhan…. Dan dalam rangkaian yang sama ia menjalani praktik lapangan di Pontianak kalimantan Barat sampai akhit tahun 1974, sehingga ia menamatkan pendidikannya di Institut Injil Indonesia III Batu malang pada akhir tahun 1975. dan mengatakan selamat tinggal I I I Batu Malang.
MENGIKUTI PENDIDIKAN DI INSTITUT INJIL INDONESIA BATU MALANG……….
Sepulangnya dari Persidangan sinode GPIB (Bandungan Ambarawa) di Pos penjaga brimob Petemburan ada yang menyampaikan bahwa tadi ada suratnya datang, tapi penjaga pos sebelumnya anak baru (belum kenal Filus) jadi suratnya dikembalikan kealamat pengirim, pemuda filus langsung menaruh barang dan tas, lalu fuik menelusuri
kekantor Pos Palmerah, ternyata sudah dikembalikan ke kantor pos pusat Pasar Baru, iapun menelusuri kesana, baru
mengetahui bahwa suratnya adalah panggilan dari Institut Injil Indonesia, untuk mengikuti pendidikan Theologia ! sangat gembira karena menemukan surat panggilan tsb. Bersiaplah ia baik surat permohonan berhenti dari Polda Metro Jaya,( seksi keuangan bagian verifikasi atau akuntansi laporan keuangan,) surat Rekomendari dari majelis sinode GPIB dlsbnya lalu berangkatlah ia dengan kereta api Surabaya dan selanjutnya ke Batu Malang…kota APEL untuk dibentuk sebagai hamba Tuhan.
DIUTUS SEBAGAI TEAM KALEB UNTUK PRAKTEK TIGA BULAN DI SENDANG TULUNG AGUNG.
Bersama Ishak Mulyono pemuda Theofilus menuju Tulung Agung membawa surat pengantar ke Gereja Kristus Tuhan (GKT), lalu mereka dipertemukan serta dituntun oleh Pdt Siauw (Nugroho) pendeta jemaat GKT Tulung agung…diarahkan dan diberi kasur , strongking sebagai bekal jika lampu penerang bermasalah serta
diantar menuju kecamatan Sendang untuk tinggal disana selama 3 bulan. Ishak Mulyono ditempatkan disendangkota kecamatan , sedang pemuda Filus harus naik gunung lagi ke desa Sumber pandan 4 km dari Sendang kata kecamatan itu.
TIDAK TAHU BAHASA JAWA, TAPI BANYAK ORANG DATANG BERTEMU PEMUDA TIMOR.
Pada tahun 1972 Timor Timur terkenal melalui siaran radio Republik Indonesia (RRI), tapi mereka belum pernah bertemu orang timor, beritanya sampai kemasyarakat bahwa ada pemuda Timor datang tinggal selama tiga bulan didesa kita Sumber Pandan, maka berkerumunlah mereka untuk melihat rupa pemuda Timor tsb ialah Theofilus natumnea asal Nubraen ini.
Kesempatan tidak disia-siakan, berita Injil Yesus Kristus mulai disebarkan dengan ilustrasi gambar “HATI MANUSIA” oleh ROH kUDUS beberapa orang dari mereka percaya kepada Tuhan Yesus bersama pemuda Filus,mau ikut melayani Tuhan ; baik guru, murid, orang tua, terutama mereka yang sakit menjadi sembuh;,bahwa sebenarnya obat-obat ringan yang ia bawa untuk menjaga kondisi kesehatan selama tiga bulan, justru obat-obat itu diminta satu-persatu sampai habis dan…. mereka sembuh, apapun penyakitnya,kalau minum obat dari pemuda Filus dalam nama Tuhan Yesus, pasti sembuh.
Ketika obat sudah habis, orang sakit makin banyak berdatangan, pemuda Filus timor ini hanya berdoa ” dalam nama Yesus ” dan sembuh, Berita semakin tersebar keseluruh penjuru masyarakat, bahwa ada manusia ajaib muncul disumber Pandan bawa kesembuhan dalam nama Yesus.
KAGET, ..BERTEMU HARIMAU DITENGAH HUTAN..DIKAKI GUNUNG WILLIS.
Pada malam itu semangat berkobar-kobar untuk mengunjungi perkebunan Mboso pos terakhir, dimana tinggal mantan koramil yang juga berasal dari timor – Kupang, yang memberi semangat kepada filus dan Ishak kedua hamba Tuhan yang praktek dari I3 Batu Malang.
Mereka berjalan melalui hutan rimba…adalah hutan larangan yang tidak boleh dipotong, disitulah habitat harimau jawa, kera dan semua binantang hutan yang dibiarkan/ dilindungi untuk tinggal dengan aman
Karena gelap gulita, maka mereka menyalakan lampu strongking yang nyalanya lumayan, berjalan setapak demi setapak melalui jalan setapak/tikus yang hanya bisa dilalui orang dengan berjalan kaki.
Mantan Koramil yang berasal dari Timor Kupang ini sambil jalan berceritera: “bahwa didaerah ini kami sering ketemu hari mau”, ..dengan kisah ini timbul rasa takut…tapi mereka berjalan terus melalui jalan belokan segi tiga dimana sebelah batu karang besar…tiba-tiba diujung jalan segi tiga itu tergrebek oleh mereka seekor harimau yang juga sedang berjalan tentu mau mencari mangsanya….maka harimaunya terkejut dan lari….merekapun terkejut dan lari…
sama-sama lari ketakutan…untunglah harimau itu menghilang dihutan dalam kekelaman pekat gulita & kegelapan yang sunyi sepi itu dan merekapun berjalan terus sehingga sampai dengan selamat dipos terakhir yang adalah rumah mantan koramil dari timor Kupang ini dengan was – was, tapi puji Tuhan ..mereka tiba dengan selamat, diufuk timur kaki gunung Willis yang sangat mempesona dan asri pemandangan alamnya.
SEORANG ANAK SUDAH DINGIN BADANNYA, SEMUA SUDAH MENANGIS DITENGAH MALAM.
Anak ini adalah anak sekolah minggu pemuda Filus , pada siang harinya ia bersama mamanya pergi kekebun, dikebun mereka bertemu dengan harimau jadi-jadian atau iblis, sesampai dirumah anak ini sakit panas, muntah-muntah sampai kehabisan cairan dalam tubuhnya, dan berita tengah malam ia tidak bergerak lagi….. badannya sudah dingin, serta semua masyarakat berkumpul dan menangis sekitar 10 menit, para tua-tua desa berembuk mengambil keputusan untuk membangunkan pemuda Theofilus ditengah malam. ia datang mendengar semua sudah meraung- raung dalam tangisan mereka, terutama ibunya dan kerabat dekat anak itu.
Pemuda Filus tentu sudah berdoa sebelum datang, supaya Tuhan Tunjukan kuasaNya didaerah sumber -pandan ini supaya nama Tuhan Yesus dimuliakan melalui peristiwa ini. pemuda Filus berkata : Harap semua diam dan tenang …. hentikan tangisan dan semua usaha : mari kita berdoa :
YA TUHAN …DALAM NAMA YESUS,KAMI DATANG MENYEMBAH DIKAU, … ALLAH YANG HIDUP,….ENGKAU MENGUTUS HAMBAMU UNTUK MELAYANI DI DESA……
SUMBER PANDAN INI, DAN BANYAK ORANG MENJADI PERCAYA. KINI YA TUHAN…. ANAK KECIL YANG SAKIT DAN TAK BERDAYA, DIMANA BADAN SUDAH DINGIN,
SERTA KELUARGANYA
SUDAH MENANGIS……. HAMBA MINTA DALAM NAMA YESUS, JAMAHLAH TUBUHNYA,.. JIWANYA..DAN ROHNYA.. YA TUHAN TUNJUKKANLAH MUJIZATMU AGAR BANYAK ORANG MENJADI PERCAYA DAN MENGENAL NAMAMU, YA YESUS TUHAN KAMI. BIARLAH NAMAMU DIPERMULIAKAN….. DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA AMIN.
Sesudah berdoa dalam nama Yesus dan ditutup dengan amin, anak ini bangun minta makan dan minta minum: semua orang termasuk pemuda Filus heran… ada kuasa YESUS yang luar biasa, menunjukan mujizatnya ditengah masyarakat yang belum percaya dan ada yang baru percaya ini. “Memang setiap daerah baru dimana ada orang percaya baru, atau mereka yang mau menguji nama Tuhan Yesus pasti Tuhan Yesus menunjukan kuasaNya saat itu, supaya nama Tuhan Yesus dimuliakan”, ketika banyak orang membuka hati dan percaya kepada Yesus, terjadilah proklamasi kerajaan Alllah dalam hidup mereka dan nama Tuhan dimuliakan……firman Tuhan : sesudah engkau berbuat sesuatu, mundur selangkah kebelakang dan mengatakan “hanya karena kuasa Tuhan” “semuanya ini \datang dari Tuhan “”, “biarlah nama Tuhan Yesus dimuliakan “berarti kita manusia hanya dipakai sebagai alatNya dan jangan mencuri kemuliaan nama Tuhan dan janganlah mengatakan: “karena aku semua ini jadi dan ada dan terlaksana” tapi karena nama Tuhan menyertai hambaNya supaya nama Tuhan dimuliakan , ketika orang percaya kepada Tuhan Yesus amin.
SEMAKIN TINGGI DAN BESAR RESIKO DITERIMA, SEMAKIN TINGGI DAN BESAR PULA HASILNYA
Teori ini bukan hanya terjadi dalam kepemimpinan bidang usaha, bisnis dan perjuangan disiplin ilmu lainnya saja, tetapi berlaku juga dalam resiko pelayanan rohani dan tantangannya.
Luar biasa tantangan yang dialami oleh Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono, mahasiswa praktek tingkat dua I3 Batu Malang dengan nama team ” K a l e b ” ini, ketika mereka masuk dan melayani Sendang dan Sumber Pandan, dibawah bimbingan Pendeta Siauw Nugroho Gereja Kristus Tuhan (GKT), tantangan yang dihadapi sangat serius dan menakutkan kedua pemuda ini.
Bayangkan,…orang percaya kepada Yesus semakin banyak karena mujizat yang dibuat Tuhan Yesus melalui pelayanan mereka berdua, orang sakit disembuhkan dalam berbagai penyakit baik sakit ringan maupun sakit berat, anak yang sudah mati suri dihidupkan dlsbnya, maka berbondong – bondong dan semakin banyak orang percaya Tuhan Yesus, sehingga ada inisiatif untuk mereka yang sudah belajar agar dibaptis ke gereja Kristus Tuhan -GKT Tulung Agung.
Dalam situasi inilah tripida : camat, koramil dan kapolsek bingung terhadap warganya yang semakin banyak percaya Yesus ini. Camat memanggil mereka berdua untuk mencari tahu data-data keduanya yang sedang berpraktek ini.Koramil memanggil untuk interogasi keduanya : mengapa warga masyarakat terpikat pada nama Yesus yang menyembuhkan banyak orang dengan kuasa mujizatNya. Kapolsek juga memanggil untuk mencari data tentang kejadian yang menghebohkan masyarakat itu, walaupun diselingi dengan gurau karena kapolsek pernah bertugas di Ambon, maka melihat keritingnya rambut Theofilus Natumnea suatu pendekatan alamiah dengan kapolsek ini.
Bukan hanya urusan tsb sampai ditripida tingkat kecamatan saja, tapi mereka menaikan tingkat urusan ini sampai dikantor Kabupaten Tulung Agung, bahkan urusan ini diteruskan ke Kantor Gubernur Propinsi jawa timur di Surabaya, ibaratnya tingkat urusannya dari ring tiga menjadi ring dua dan bahkan sampai ke ring satu
Puji Tuhan tingkat kesabaran dan keberanian kedua mahasiswa praktek ini cukup ulet dan militan, sehingga semua urusan dilewati dan diselesaikan dengan baik karena pimpinan Roh kudus, sehingga gelombang baptisan dua kali dilaksanakan yaitu gelombang pertama umat yang sudah belajar dibawa ke GKT Tulung Agung untuk dibaptis dan gelombang kedua mendatangkan pendeta tentara dari kota Kediri untuk membaptiskan mereka sebagai orang percaya yang telah belajar dan mendaftarkan diri menjadi anggota jemaat didesa Sendang
Terpujilah nama Tuhan Yesus, ia berkarya dengan RohNya yang kudus, sehingga dari dua pos menjadi empat pos termasuk Mboso dan puji Tuhan sekarang menjadi sebuah jemaat dewasa dan belasan pos serta belasan pendeta sebagai hamba Tuhan putera daerah dari wilayah ini tersebar kebeberapa tempat di Indonesia ini
Hal ini disaksikan juga oleh beberapa pengasuh /pengajar sekolah minggu dari jemaat gpib Gloria bekasi yang dipimpin oleh Listywati Margarita Melamas dan Fedrika Yosina Melamas dalam rangka mengantarkan pelayanan kasih anak-anak sekolah minggu Gloria Bekasi, sehingga tahu perkembangan yang sedang terjadi diSendang-Sumberpandan-Tulung Agung ini
Itulah sebabnya dikatakan dalamn teori kepemimpinan bahwa semakin tinggi dan besar tantanga yang diterima, maka semakin besar manfaat dan hasil yang diperoleh, dengan ketabahan, kesabaran, keuletan dan militansi kedua hamba Tuhan ini, puji Tuhan semakin besar hasil pelayanan yang diterima untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.
MASA VIKHARIAT SEBAGAI SYARAT UNTUK MENJADI PENDETA G P I B…..
Pada saat penempatan untuk masa vikariat GPIB, Mejelis jemaat GPIB Syalom menyampaikan surat permohonan Kepada Majelis Sinode GPIB untuk mempertahankan Pemuda Theofilus dijemaat GPIB Syalom, karena mereka merasa bahwa GPIB syalomlah yang memberi bea siswa ketika ia mengikuti pendidikan theologia. Tiga kali surat permintaan, tetapi berturut-jawaban yang sama bahwa: “kita tidak mengutus untuk diri kita sendiri, kita mengutus
untuk dia pergi melayani daerah yang lain itu namanya jemaat misioner”.
Pada tanggal 23 maret 1976 ia tiba di Balikpapan untuk menjalani masa Vikariatnya. Suasana sudah lain karena daerah baru, mulailah ia beradaptasi dengan kota minyak karena daerah Pertamina, dan… Balikpapan merupakan pusat dari semua lokasi pengeboran minyak, disana hiruk pikuk helikopter dan kapal terbang yang volume turun naik penerbangannya tersibuk sesudah Sukarno Hata. Semua pelayanan luar Balikpapan ditempuh dengan udara, karena belum ada jalan darat.
Disini Vikaris Theofilus belajar untuk melayani dalam jemaat yang besar, kesibukan bertambah. belajar mengenal manusia lain dalam komonitas suku-suku yang heterogen dengan berbagai persoalan hidup mereka yang berlainan.
Volume pelayanan semakin bertambah, seiring dengan semakin bertambahnya warga jemaat yang berbeda-beda…. datang berkumpul di jemaat GPIB Maranatha Balikpapan ini.
SETIAP SAAT, VIKARIS THEOFILUS SIAP MELAYANI.
Dibawah bimbingan mentor pdt C. Wairata S.Th, vikharis Theofilus Natumnea selalu siap melaksanakan pelayanan baik dalam kota maupun keluar kota, termasuk pos pelkes, perkemahan penebangan kayu, perkemahan pengeboran minyak, baik melalui darat, laut dan udara.
Saat ini pos-pos tsb sudah merupakan jemaat jemaat dewasa yang bertanggung jawab untuk terus mengembangkan pelayanan sebagai jemaat misioner. di perusahaan minyak, gas, pupuk dan kayu bertumbuh dan berkembang jemaat GPIB untuk melayani Tuhan demi hormat dan kemuliaan nama-Nya.
Saat bergumul menyerahkan pada Tuhan, saat senang bersyukur pada Tuhan, sambil pelayanan berjalan seiring dengan berjalan waktu, tak terasa sudah hampir setahun Vikharis menjalani tugasnya dalam berbagai segi hidup dan pelayanan, banyak yang dipersiapkan untuk diberkati oleh pendeta, apakah pendeta jemaat sebagai ketua majelis jemaat atau pendeta non organik sesuai dengan permintaan mempelai kecuali ada catatan dari Ketua Majelis Jemaat, karena setiap minggu tidak kurang dari 4-5 pasang di berkati di jemaat GPIB Maranatha Balikpapan.
Melihat, mendengar dan belajar serta menggembalakan umat yang cukup heterogen dalam kepelbagaian suku bangsa, adat budaya dlsbnya, tak terasa vikharis mendekat untuk menerima status pendeta baik melalui memberi laporan- laporan maupun makalah yang ia harus persiapakan dan buat sebagai prasyarat untuk diteguhkan menjadi pendeta. Thema : Jemaat GPIB Maranatha Balikpapan dan prospektivitasnya.
Pada tanggal 23 maret 1977 ia telah memenuhi syarat dalam berbagai segi dan diteguhkan menjadi pendeta GPIB untuk ditempatkan dimana saja sesuai perjanjian syarat masa vikhariat, puji Tuhan peneguhan kependetaannya berjalan dengan baik dalam pimpinan Tuhan Nats Khotbah sulungnya dari kel 18: 1- 27 tentang Yitro mengunjungi Musa dan memberi saran untuk mengangkat hakim – hakim agar membantu Musa, maka mempercayakan beberapa hakim-hakim dalam kelompok dan tanggung jawab yang berbeda-beda, agar membantu Musa dal am menyelesaikan persoalan bangsa israel yang begitu kompleks dan Musa mendengar mertuanya itu , sehingga pekerjaan dan pelayanannya dapat dikelola dengan baik.
BERDOA DAN MENCARI TEMAN HIDUP & PASANGAN HIDUP
Sementara melayani, pikiran, hati, dan mata vikharis Theofilus
mulai terbuka untuk melihat, memikirkan dan dan menaruh hati pada sosok wanita yang tepat sebagai pendamping hidup. hal ini sangat penting bagi seorang Filus, namun sampai peneguhannya sebagai pendeta pada tanggal 23 maret 1977 belum juga ada kepastian tentang “siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya”
Meskipun saat itu sudah ada yang memikat hatinya, tapi terkesan jauh dari yang digapai; teman hidup sesuai dengan kehendak Tuhan , masih belum terbayang jelas belum pasti, sampai tiba waktu naik mimbar untuk menyampaikan khotbah sulungpun si nona manis belum terlihat pada deretan keluarganya yang konon duduk paling depan, begitulah penampilan seorang pejabat, dimana ayahnya Pieter Lilipaly adalah mantan walikota Balikpapan dan ibunya Ny.Paulina Lilipaly – Hitepeuw adalah mantan anggota DPR Kalimantan Timur, namun hati tidak tergoyahkan, dan semangat tidak luntur khotbah tetap berapi-api untuk memastikan warga jemaat bahwa kepemimpinan yang baik adalah mempercayakan bagian tertentu kepada orang yang yang dapat dipercayai ikut mengelola pekerjaan yang besar dan dapat mempertanggung jawabkannya dengan baik.
Memang masalah pendamping hidup masih merupakan tanda tanya dan menjadi sebuah kekawatiran besar karena sang ” Nona manis” tak kunjung datang , sampai ibadah peneguhan kependetaannya selesai, keluarganya memberi salam dengan penuh menaruh perhatian dan rasa kekeluargaan, tapi mana…mana… dan mana…. si : “nona manis” ? Selamat atas peneguhannya, dan selamat melayani dalam tanggung jawab yang lebih besar, selamat dan selamat dstnya, alangkah bahagianya hari itu, tapi masih ada yang kurang “nona manis” tidak ikut mengucapkan selamat atas peneguhan ini…….Ternyata pergumulan tentang siapa pendamping hidup yang seturut dengan kehendak Tuhan, tidak bertepuk sebelah tangan, dan pasti Tuhan menyiapkan hatinya dan yang terbaik, Allah sementara bekerja untuk membentuk hidupnya dengan cara Tuhan yang unik.
MENGAPA BETA SENG DATANG, DALAM PENEGUHAN NYONG SEBAGAI PENDETA ?
Beta bergumul luar biasa, apakah beta su cocok menjadi pendamping hamba Tuhan… ? Apakah beta su siap ikut suami ditempat
dimana-mana sebagai isteri hamba Tuhan ?, apakah beta su pas dimata warga jemaat sebagai sebutan mama nyora ? bahkan seribu satu pertanyaan yang mengganjal dihatiku, sehingga hari itu maaf dan maaf, beta seng bisa tidur, beta seng datang dalam kebaktian peneguhan, tapi beta pung hati ada disitu bersama mu yaitu atas kehadiran keluarga dan orang tuaku……demikian pengakuan sang nona manis, ketika menjawab ya…dan ya… untuk menjadi pendamping hidup sampai selama-lamanya.
Beta ada saat ini dan pasti ada bersama nyong seterusnya dan selamanya, puji Tuhan menjadi kekuatan tersendiri bagi pendeta Theo dalam melangkah bersama , sebagai jawaban Tuhan.
NONA MANIS ITU BERNAMA NEELTJE PETRONELLA LILIPALY
Di wilayah Tarakan, Kalimantan Timur “nona Neeltje dilahirkan oleh
seorang ibu yang bernama Palulina-Hitepeuw, perempuan yang tegar, keras dan berwibawa ini adalah isteri yang setia dari seorang Wedana yang bernam
a Pieter Lilipaly, Neeltje kecil tumbuh ditengah-tengah keluarga ” pamong-praja” yang sudah tentu penuh dengan kesibukan jadwal-jadwal resmi pemerintahan yang membawahi beberapa kecamatan, ia mewarisi suasana disiplin dalam kesetiaan ibundanya serta kewibawaan dari ayahandanya, maka ia menjadi seorang yang terbiasa dengan hidup ddisiplin ,teratur, iapun selalu diperhatikan, disayangi dlam status dipandang msyarakat yang ada panutan dan dihormati ini.
Keluarga Lilipaly- Hitepeuw adalah keluarga yang sangat demokratis. Orang tua mereka memberikan keleluasaan bagi setiap anak untuk menetukan kehidupan sebagai jalan hdup yang akan ditempuh, dalam tanggung -jawab lewat kesungguhan dan kerja keras. Seoraang Neeltje yang sejak dari kecil diberi karunia Tuhan dengan mendapat fasilitas yang cukup, untuk mengenyam pendidikan sekuas-luasnya, maka setela ia menamatkan SMA-nya, Neeltje masih memilih untuk melanjutkan di sekolah Perawat Imanuel Bnadung tanpa ikatan dinas dan meneruskan sekolah Bidan di RS. Karyadi Semarang.
Sementara, sang ayah dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara kemudian diberi tanggung jawab yang besar lagi untuk menjabat sebagai ekda kotamadya Balikpapan; dan dari jalur itulah ia menduduki posisi sebagai Wali kota madya balikpapan, suatu posisi yang diincer oleh semua orang. Puji Tuhan, seorang anak Tuhan mendapat kepercayaan untuk menduduki kursi orang nomor satu di Kota madya balikpapan zaman itu Bahwa setiap perjuangan dan pengorbanan anak-anak Tuhan tidak sia-sia dalam Tuhan Yesus Kristus, jika kita melihat dari kaca mata dan rencana Allah bagi umatNya.
BEKERJA SEBAGAI BIDAN KOTAMADYA BALIKPAPAN.
Berkat ketekunan dan keseriusan belajar sampai tamat serta pengabdian yang ulet bagi seorang Bidan, maka dengan bekal pendidikan yang diperoleh bidan Neeltje Lilipaly langsung terjun untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat Kotamadya Balikpapan, sebagai bidan Puskemas klinik bersalin, otoritas ayahandanya. yang adalah walikota madya Balikpapan …tanpa tes dan tinggal menuggu SK pengangkatannya sebagai pegawai negeri.
Tiap hari ia menjalani tugasnya dengan pergumulan dan harapan, bahwa pada waktu Tuhan akan diangkat sebagai pegawai negeri dilingkungan kotamadya Balikpapan, dalam status sebagai bidan suatu status pelayanan kemanusiaan serta kebahagiaan bagi keluarga Lilipaly
Sesungguhnya manusia boleh berencama, tetapi Tuhan yang menentukan nasib dan perjalanan hidup sesorang dalam dunia ini
“SEMUA DATANG DARI TUHAN YANG BERENCANA UNTUK KITA”
Seorang pemuda Timor yang diam-diam sudah lama menaruh hati serta tertarik padanya, memberanikan diri maju pelan- tapi pasti menyampaikan pada orang tuanya untuk mempersuntingnya; Orang sering berkata “jodoh ditangan Tuhan ” dan…pepatah ini berlaku pada gadis Neeltje, mungkin hal itu yang membuat dia bergumul lama dan baru memberi jawaban ya dan ya kepada Vikharis Theofilus sampai melewati peneguhan sang vikharis menjadi pendeta GPIB yang menegangkan itu, pergumulannya matang untuk memberi jawaban yang pas dan enak didengar ya dan ya dan ya dan SK Pendeta theo lebih pas padanya, maka tanpa SK pemerintah, dia sudah mau mendapat SK seumur hidup yaitu rencana pernikahanya….dengan pendeta Theo suatu nama panggilan baru dari mama mertua yang melekat sampai sekarang ini. dengan nama-nama tsb maka jika orang memanggilnya Rasi berarti orang dari Nubraen dan usianya lebih tua, Jika orang memanggi nepa berarti orang nya dari Nubraen dan umurnya sama atau lebih muda, jika orang memanggi Filus berarti dia kenal dari kecil sampai masa vikhariat dan jika orang memanggil Theo berarti dia kenal dari penahbisan Pendeta sampai sekarang.
PERKENALAN & PERSIAPAN NIKAH YANG SINGKAT.
Pada waktu peneguhan pendeta, telah diumumkan bahwa Pdt Theofilus Natumnea, ditempatkan sebagai Pendeta /Ketua majelis jemaat GPIB Sabang dan Pendeta/Ketua majelis jemaat GPIB Banda Aceh, dengan sambutan gemuruh suara warga jemaat yang riuh rendah kedengarannya, ada yang setuju tapi ada yang tidak setuju karena masmedia telah mengumumkan tentang Gerakan Aceh Merdeka sementara berlangsung di wilayah Aceh
Dengan data diatas mau menggambarkan bahwa bahwa lebih tenang Pendeta Theofius natumnea berangkat dengan pendamping hidup yang kuat untuk saling menolong dan menguatkan satu sama lain… Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi sang Pendeta baru sebab dalam hati ada pertanyaan : jangan kan menikah, jawaban pun belum ada.
Menunggu adalah pekerjaan yang paling mendebarkan, tetapi surat yang telah disampaikan oleh calon Pendeta Theofilus kepada Nona Neeltje belum mendapatkan jawaban, …….saat inilah yang menegangkan, tapi akhirnya mendapatkan jawaban juga, melalui bung sias seorang pemuda alor yang menjadi penghubung keluarga Lilipaly memanggil ; ” Theo”(begitubiasanya Keluarga nona Neeltje memanggil Filus) untuk datang kerumah mereka. Hati sang pemuda filus, dipadati berbagai pertanyaan : apakah panggilan Keluarga Lilipaly ini pertanda baik atau buruk ? hanya Tuhan yang tahu ! Tetapi pemuda sekalgus pendeta muda ini belajar berpikir positip: bahwa jika keluarga berkenan untuk memanggil dan bertemu langsung dengannya, itu berarti suatu langkah baik sehingga ingin mau bicara langsung, karena itu dengan gagah berani ia maju sendiri dan memberanikan diri untuk datang dirumah mantan sang walikota , memenuhi panggilan keluarga Lilipaly .
Datang dengan harapan besar akan maksudnya untuk diterima, walaupun dengan sedikit was-was dan gemetar menghadapi calon mertua. Tak dikira, percakapan begitu lancar
Pertemuan ini kemudian dipakai untuk memberikan kejutan manis kepada keluarga Lilipaly ;Pemuda Timor seorang diri ini berani langsung menyampaikan lamaran dan meminta untuk menikahi Neeltje secepatnya agar jika berangkat ke Aceh sudah berdua, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul; Keluarga tentu saja amat terkejut, tetapi setelah pemuda Theo menjelaskan bahwa pemuda Theo ini sebagai Pendeta lebih baik kalau sudah berkeluarga melayani dan berada ditengah-tengah jemaat karena akan segera berangkat ke daerah yang sudah ditempatkan Majelis Sinode GPIB yaitu D.I ACEH.; itu berarti setelah menikah Theo akan memboyong Neeltje: permaisuru hatinya ditempat tugasnya diseberang lautan sana.
Keluargapun dapat menerimaa dan setuju untuk menikah dalam waktu singkat, persiapan nkahpun digelar….tanggal pernikahan pun ditentukan bersama yaitu tanggal 23 april 1977( satu bulan setelah peneguhan kependetaannya. Kepanitiaan pernikahan dibentuk dari berbagai unsur, meski terjadi benturan-benturan kecil, tetapi semua itu merupakan kendala yang tidak sulit untuk diatasi, karena mereka merupakan perpaduan antara anggota keluarga dari kedua belah pihak dan semuanya adalah warga jemaat serta majelis jemaat GPIB maranatha Balikpapan.. karena Theo adalah seorang pemuda Timor yang merantau dan jauh dari sanak saudara, maka ia meminta supaya manta mentor Pdt C. wairata S.th untu menjadi wali orang tuanya.
Pembrkatan nikah dilayani oleh Pdt Pandeleke, yang sehari-harinya adalah Pendeta TNI Angkatan darat ( Meliter ) diB alikpapan .
pemberkatan nikahpunberlasung dengan hikmat, dan resepsi diadakan di AULA pertamina,
karena banyak anggota panitia adalah orang pertamina, semuanya digelar dengan membawa kenangan yang paling manis: cium pipikanan dan pipi iri, dengan ucapan selamat bahagia…dan Tuhan berkati…….maka hilanglah kelelahan dan kekuatiran sebelumnya… bahwa semuanya indah pada waktunya, yang Tuhan tentukan itu baik adanya atau semua dari Tuhan itu baik psti dan pasti……… selamat jalan bersama isteri kekasih sang pendeta muda… tetap semangat melayani Tuhan
PASANGAN BAHAGIA ITU SIAP BERANGKAT KE TANAH RENCONG! SERAMBI MEKAH
Hiruk pikuk banyak orang beruasaha pendekatan dan berdoa untuk di tempatkan di kota Besar jakarta, banngdung , Surabaya dstnya, pokok masih lihat monas katanya, , Pendeta Theo Berdoa sejak dari masa Vikhariat minta hanya dua hal
1. minta Isteri sesuai dengan kehendak Tuhan mengenal jalannya pelayanan sesuai dengan kehndakMu.
2. Minta tempat pelayanan pertama adalah tempat yang paling sulit, dan sesuai kehendak Tuhan supaya menjadi tempat pembelajaran yang indah.
Maka setelah la menikah pasangan Pdt. Theofilus Natumnea dengan Ny. Neeltje Petronella natumnea-Lilipaly bergumul dalam doa dan Tuhan menunjukan firman Tuhan sesuai santapan harian dalam matius 10 : 30 : Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya ; ” artinya Tuhan tahu berapa jumlah rambut dikepala kita, maka sehelai rambutpun tidak akan gugur ditangan orang jahat, jika Tuhan tidak menghendakinya…. lalu berdasarkan keyakinan akan firman Tuhan ini, dengan iman mereka berangkat menuju ke Banda Aceh,; Kapal laut menuju Medan dan dari Medan barang-barang via darat sedang mereka berdua suami istri muda ini mamakai kapal terbang dan mendarat di Lapangan terbang Blang padang.(banda Aceh)
Team penjjemput melihat dan memperhatikan satu per-satu: mana pasangan pendeta jemaat kita : adalah pendeta jemaat pertama sejak Indonesia merdeka, jadi begitu rindunya warga jemaat dan kadangkala tidak sabar lagi menanti, kapan tiba,: kata seorang anggota majelis jemaat bapak Mester Sebayang seorang aktivis dan guru SMP Negeri… di Banda Aceh.
Ternyata kemarin mereka datang ke lapangan terbang menjemput pendeta muda dan Isteri, ini karena terlambat telegram bahwa kepal terbangnya ditunda, waktu itu belum ada Hp, SMS, Vaks dlsbnya pastoripun belum ada telepon, dan harapan satu-satunya adalah telegram, …..team penjemput sudah tidak sabar lalu turunlah dua pasang muda, Pak Mester Sebayang katakan :Tasnya saya bawa pak Pendeta, beliau menjawab : saya bukan pendeta, sangat kecewa dan dengan perasaan kecewa teamnya pulang, sesampai di gerejamereka makan semua persiapan makanan, …..datanglah pengantar surat telegram; bahwa tertunda smpai besok
Begitulah besarnya kerinduan sebuah jemaat (gereja tua dari zaman Belanda) yang selama ini rindu dan menantikan seorang pendeta yang belum kunjung tiba sejak Indonesia merdeka, maka dengan berita kedatangan kedua insan ini menjadi obat mujarat untuk mengobati kehausan dan kerinduan warga jemaat yang hdup Rohaninya bercampur pengaruh-pengaruh kuasa gelap( majic)……… yang tidak…….. sesuai keimanan mereka, tapi warga jemaat adalah orang -orang yang tetap mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan dan juru selamat mereka.
SERAMBI MEKAH ” NANGRO ACEH DARUSALAM DAN JEMAAT GPIB BANDA ACEH.”
Setibanya diSerambi Mekah , sebagai keluarga pendeta muda pasangan Theo & Nelly mulai beradaptasi dengan jemaat, dan lingkungan masyarakat dan berharap tentu mendapat tempat yang cukup nyaman. … sesuai situasi setempat.
Banda Aceh adalah ibu kota Propinsi dan sudah menjadi kota yang ramai, dengan penduduk dominan beragama Islam dalam tahap-tahp pembangunan fisik yang menggeliat disemua sektor.
Sambutan jemaat cukup akrab dengan pejemputan kekeluargaan yang dinikmati, hal ini berbeda dengan masyarakat setempat yang menolak kehadiran pendeta muda ini bersama Nelly, namun tanpa keluh kesah karena sudah diperingatkan Tuhan dalam Matius 10:30 bahwa Tuhan akan memelihara anak-anakNya , walaupun akan mendapat tantangan dari masyarakat dalam penempatan perdana ini.
RUMAH PASTORY BERATAP SENG DILEMPAR DENGAN BATU.
Rasanya seperti tidak bisa tidur, apa sebabnya ? Hampir tiap tengah malam rumah beratapkan seng ini digebukin dengan lemparan batu, yang kedenganranya seperti alarm, karena batu berjatuhan terus menerus. Tiap minggu berganti-gantian sistim pelemparannya, bahkan kadang kala ada batu yang diarahkan menuju kaca besar( pastori itu memiiki dua kaca besar, baik didepan maupun dibelakang rumah). Mereka berdua selalu tetap berdoa: Ya Tuhan ampunilah” mereka”,karena tidak tahu apa yang mereka diperbuatnya doa ini dalam nama Yesus dan dalam kuasa Yesus amin.
KOTORAN MANUSIA DITANGGA RUMAH
Hampir tiap pagi atau seminggu beberapa kali, ketika mereka bangun tercium ada yang bau menyengat, ternyata dalam plastik hitam ditangga rumah pastory terletak kotoran manusia yang terbungkus rapi dengan plastik, mereka ambil berdoa Dalam nama Yesus kami membakar semua ini dan Tuhan tolong sadarkanlah “mereka ” yang tidak tahu apa yang “mereka perbuat ini dan sekali lagi dalam nama Yesus kami membakar semuanya ini Amin… itulah doa mereka
BANGKAI AYAM JANTAN DUA EKOR DAN SAJI-SAJIAN.
Didepan halaman rumah terkubur dua ekor ayam jantan yang sudah dipotong lehernya, dan dibiarkan kepalanya yang keluar, disebelah kiri dan kanan dari kedua sudut pastory, sedang sebelah paling kanan ada sebuah baskom yang berisi ramu-ramuan, sebagai pertanda bahwa perlawananya bukan lagi teror biasa tetapi sudah bercampur kuasa gelap atau magic.
Pendeta Theo memanggil pemuda-pemuda yang tinggal disekitar pintu belakang gereja(ada ruang khusus,) mereka berdoa: “yaTuhan dalam nama Yesus Kami bakar semua ramuan dan bangkai ayam ini, namaMu yang dimuliakan Amin ” dan membakar dengan sabar apapun yang terjadi demi pelayanan dalam nama Tuhan Yesus, yakin bahwa “sudah pakai payung kuasa Firman Tuhan maka hujan cobaan apapun pasti akan jatuh kebawah dan hanya terdampar melalui” payung Firman Tuhan itu.” sebagai tanda kuasa Tuhan menyertai kita dalam lapangan pertempuran rohani dan pelayanan.
“M E N E R I M A MEREKA BAHWA MEREKA BELUM MENERIMA KITA DAN BERHARI RAYA IDULTRI SEBAGAI BAGIAN DARI PENDEKTAN DENGAN MASYARAKAT.
KEDUA INSAN INI menerima warga yang berpikir, bertindak negatip, dalam keberadaan mereka sebagai tanda warga belum menerima mereka …Konsep menantang kedua INSAN YANG SEHATI SEPIKIR INI ini untuk menerima keadaan warga masyarakat yang karena keterbatasan, kemiskinan dan kebodohan mereka tidak tahu apa yang diperbuat dalam kaitan sebagai sesama bangsa dan yang menerima keperbagaian dan status orang lain a, apalagi orang baru, namun sebagai Hamba Tuhan”TERIMALAH SEADANYA BAHWA MEREKA BELUM MENERIMA KITA” kata pendeta Theo ; serta usahakan pendekatan. Hari yang paling baik untuk hal itu adalah Hari raya Idulfitri, Bejalanlah berdua sore-sore tanpa was-was-, dan ternyata pendekatan dari rumah kerumah pada hari raya itu adalah waktu yang paling baik sehingga masyarakat sangat senang dan menerima kedua hamba Tuhan ini: adalah Hari raya idulfitri dimana mereka beranikan diri bertamu, dan diterima dengan baik serta disuguhkan kue hari raya sambil
bercerita minum sirop, makan kue, dari rumah yang satu ke rumah yang lain..lalu selesai pulang ke rumah……tahun kedua berbuat yang sama…….. dan tahun ketiga juga…… setelah berjalan tiga tahun baru mereka balas dengan bernatal kerumah pendeta muda ini, tapi tanpa terasa, tahun itu adalah tahun terakhir bagi pdt Theo dan Nelly, sebab sudah 6 tahun melalyani di jemaat GPIB Banda Aceh dan jemaat GPIB Sabang.
Selalu menerima dengan sabar apapun yang orang lain lakukan terhadapnya dan terus mengasihi meereka tanpa membalas tindakan naif dan negatip kepada masyarakat, adalah sisilain dari seorangTheofilus Natumnea yang belakangan sangat membantunya dalam menghadapi tantangan pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya. Satu demi satu masalah, datang dan pergi dalam kehidupan hamba Tuhan pasangan sehati ini yang selalu berpadanan dengan kehendak Tuhan, sikap ini makin membuat hidup mereka semakin bermakna. Perkenalan dan persehabatan semakin digiatkan untuk membangun masyarakat sehingga memelihara kerukunan baik intern umat beragama maupun antar umat beragama dapat berjalan dengan baik……..
BERHARI IDULFITRI BERSAMA PENDETA YOHANES MAHMUD KE PAMANNYA
Hari itu hari minggu, sesudah beliau berkhotbah di GPIB Banda Aceh , mengajak Pdt Theo untuk berhari raya kepamannya, karena sejak beliau ikut Tuhan Yesus belum pernah pulang kampung bersama keluarga, dan bahwa hari raya adalah hari yang tepat untuk bertemu keluarga besar; . Berdua memakai motor honda bebek, melewati jalan lorong tikus yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Dalam renung pendeta Theo berkata dalam hati sbb:” kalau kita dikejar, anda tahu jalan karena kampungmu dan bisa menghilang kemana saja, nah, beta kermana ini.” Tapi puji Tuhan kami diterima sangat baik oleh paman dan tantenya bahkan semua kerabat keluarga besar mereka berkata : Pak pendeta ini ponakan saya dulu rajin sembahyang lima waktu, tapi kini dia menjadi kristen bahkan menjadi pendeta ini karena kuasa dan rohTuhan yang bekerja; “: dalam hatiku aman kita disini dan aman kita pulang kerumah.” Terpujilah Tuhan amin.
MEMBAKAR JIMAT-JIMAT WARGA JEMAAT GPIB DIHALAMAN PASTORI
Maklum, jemaat tanpa pendeta bertahun-tahun, maka masing masing mencari jalannya sendiri untuk menambah ilmu ketahanan berupa jimaat dlsbnya , bahkan ada yang ditokohkan tetapi ia sebagai dukun asal GPIB Banda Aceh. Kunjungan dan kunjungan akhirnya Om Wenas yang sudah lama suka mengobati dan memberi jimat pada orang lain termasuk warga jemaat, mau bertobat dan bersepakat untuk membakar jimat-jimatnya di halaman pastori.
Demikian juga halnya dengan dukun besar Om supit adalah kolonel purnawirawan TNI AD, mereka bergumul empat tahun lamanya bersama beliau dan akhirnya ia menyerahkan semua jimat-jimat pada saat tidak berdaya lagi Puji Tuhan semua jimatnya dibakar pada tanggal 31 Desember 1981 ….Doa ….Dalam nama Yesus kamibakar semua jimat-jimat ini, dan nama Tuhan dimuliakan amin.
Dan keluarga yang lain hanya menerima kain merah dan kain putih, maka setelah dua dukun besar ini bertobat, ibaratnya tinggal berjatuhan semua benda jimat yang diberikan kepada warga jemaat, tinggal diambil dan dibakar bersama-sama warga jemaat.
Perbersihan, demi pembersihan berjalan terus, karena Roh Allah sedang bekerja untuk membangun dan membaharui umat Tuhan di jemaat GPIB Banda Aceh dan jemaat GPIB Sabang ini….adalah wilayah pelayanannya, kerena mendapat kepercayaan untuk melayani dua jemaat dewasa ini, sekaligus sebagai ketua majelis jemaat untuk kedua jemaat dewasa ini juga.
DOA PERTOBATAN OM WENAS,DARI DUKUN.
YA TUHAN, HAMBA MENGAKU BAHWA HAMBA MENERIMA DAN MEMBERI KUASA DUKUN DARI ORANG LAIN DAN KEPADA ORANG LAIN JUGA.
HAMBA MOHON AMPUN ATAS KESALAHAN DAN DOSA YANG HAMBA PERBUAT….DAN HAMBA BERJANJI UNTUK BERTOBAT DARI SEMUA PRAKTEK KEDUKUNAN ITU.
YA TUHAN BAHARUILAH HIDUP HAMBA, SUPAYA DIPAKAI MENJADI SAKSIMU DALAM PELAYANAN JEMAAT. DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA AMIN.
Doa ini diitutup dengan doa bimbingan oleh Pdt Theo, supaya menguatkan dan membaharui hidup om Wenas ini amin
PASIEN DATANG MINTA PENGOBATAN DUKUN
Setiba di Banda Aceh Pdt Theo Natumnea ini selalu berdoa ” Jika Tuhan kehendaki ia dapat memberitakan Injil Firman Tuhan Yesus kepada orang lain, selain warga jemaat yang dilayaninya itu.
Isu terdengar kemasyarakat ditambah dengan fakta gangguan-gangguan kuasa gelap yang tidak mampan, kepada keluarga pendeta Theo yang muda ini, maka orang mengatakan bahwa d i a dukun hebat, bisa menobatkan dan mematikan langkah dukun-dukun yl. Pada hal apa yang diperbuat pendeta theo adalah kemurahan dan kuasa yang berasal dari Tuhan Yesus, biarlah segala kemuliaan hanya bagi NamaNya atau semua yang diperbuat itu dari Tuhan dan Untuk Tuhan amin.
Suatu sore datang seorang ibu, ditangga rumah ia bertanya: apakah bapak seorang dukun? Pendeta muda ini tidak menjawab ya atau tidak hanya menjawab ; silahkan masuk……pasien ini seorang ibu, karena itu ia memanggil Nyora Neeltje untuk pendampingan; lalu diutarakan sakitnya dan minta obat… sebelumnya Pdt Theo mengatakan bahwa :” saya bukan dukun bahkan anti dukun, saya hamba Tuhan, saya gembala jemaat”, tapi….kalau ibu mau sembuh saya doakan dalam nama Yesus, ….sang pemilik Kuasa kesembuhan itu.
Ia mengangguk-angguk dan berkata ya…. saya mau tanda setuju, lalu mereka baca bersama Yesaya 53 : 3-5 dua kali lalu berdoa : Tuhan sembuhkanlah ibu ini dari sakitnya dalam nama Yesus, supaya namaMu dipermuliakan , terpujilah Tuhan Yesus amin; . ibu ini bertanya ; bayar berapa pak’ Pendeta menjawab tidak usah bayar, tapi sampaikanlah berita kami bahwa beliau bukan dukun tetapi “pendeta, gembala jemaat bahkan anti dukun” Ia hanya berdoa serta membaca Firman Tuhan dalam nama Yesus.
Mari kita menyimak:” apakah ibu ini mendengar firman Tuhan pertama kali atau kedua atau ketiga kali dari Pendeta Theo?, mereka tidak tahu, tapi yang pasti bahwa berita Firman Tuhan dalam nama Yesus sudah didengar dan sampai pada ibu ini dan Rohkudus yang bekerja untuk selanjutnya pada ibu ini, apakah dia bertobat atau tidak, kerena belum waktunya hanya Tuhan yang tahu , tapi misi kita orang percaya sebagai sebagai jemaat missioner untuk membawa dan memberitakan amanat agung TUHAN YESUS , supaya beritakan firmanNya pada waktu yang baik dan tepat, apakah saudara peka terhadap orang membutuhkan dan telah menyediakan hatinya, silahkan membaca sendiri tanda-tanda zaman disekitar hidup saudara dimana saudara ditempatkan.
BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JERUSALEM {GKJ}.
Roh Allah yang bekerja, demikianlah kata-kata dari pamannya Pendeta Yohanes mahmud yang didengar sendiri oleh Pendeta Theo Natumnea , waktu berhari raya Idulfitri, itu dan menjadi kenyataan bahwa orang-orang Kristen berasal dari aceh, semakin bertambah
dan berencana hendak mendirikan gereja tersendiri agar lebih bebas bergerak dalam pelayanan. Hal ini disampaikan kepada Pendeta Theo untuk mengadakan konperensi guna merealisasikan niat tsb. Dijawab oleh Pendeta Theo. tidak perlu memakai kata konperensi atau kongres, karena nanti akan menyulitkan anda sendiri,tapi pakailah kalimat persekutuan doa dan berembuk untuk niat tsb. alhasil mereka mendengar dan dalam persekutuan doa dan perembukan pertama beberapa orang mewakili jumlah mereka yang ada yaitu 28 orang dewasa.. Puji Tuhan, mereka bertumbuh dan berkembang dan sekarang gereja ini bernama Gereja Kristen Protestan Anugerah, yang sebelumnya GKPA juga pernah bernama Gereja Kristen Protestan Aceh , tapi berbagai hal akhirnya diganti menjadi Gereja Kristen Protestan Anugerah yang isinya adalah orang orang Aceh yang telah diselamatkan oleh Kristus menjadi umatNya.
MELAYANI BAPTISAN KUDUS DI BATALION TNI AD SEULEUMEUM.
Bersama majelis jemaat GPIB Banda Aceh dan kepala Inspeksi Bea Cukai Propinsi D>I Aceh bapak Drs H.D. Tundang dalam semangat pelayanan yang sama, kami mengadakan baptisan dalam kunjungan kepada umat di Batalion TNI AD Seuleumeum.
Pada saat itu Pdt Theo telah membawa mesin Tik dan cap Gereja serta surat baptisan, sehingga sebelum membaptis, mereka mengerjakan semua administrasinya… dan barulah diadakan kebaktian baptisan kudus. itulah suasana didaerah……….. yang membutuhkan inovasi terus menerus untuk menjawab masalah dan tantangan pelayanan yang sangat mendesak dan membutuhkan pelayanan itu….jadi tidak hanya menunggu bola , tetapi menjemput bola dalammembaca siatuasi dan konndisi masyarakat setempat.
BERTEMU BUPATI UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN SOSIAL’ BENCANA ALAM DI MEULABOUH
Ketika terjadi bencana alam (Tsunami lokal) di kabupaten Aceh barat, maka Pendeta Theo bersama Mejelis Jemaat GPIB Banda Aceh bapak Drs Mester Sebayang sebagai sekretaris dan Bapak DrH Barus sebagai Bendahara, mengadakan kerja sama dengan LEMBAGA PELAYANAN KRISTEN INDONESIA( LEPKI),
sehingga pihak LEPKI mengirimkan bantuan yang digabungkan dengan bantuan jemaat GPIB Banda Aceh, lalu diantarkan 10 ton beras dan bahan pakain baru berupa kain lipat dll, untuk menjawab pergumulan sesama warga negara Indonesia yang sedang mengalami bencana tsb. Disitulah Ia bertemu dengan Bapak Bupati Aceh Barat di Meilaubouh, yang mengucapkan: ” terima kasih atas bantuan dari pihak Majelis Jemaat GPIB Ban da Aceh dan Lembaga pelayanan Kkristen Indonesia( LEPKI) yang turut bersimpati dan berempati untuk warga negara Indonesia dibelahan Aceh barat ini” terima kasih kepada bapak Pendeta Theofilus Natumnea, yang jauh-jauh dari Timor sana melayani di GPIB Banda Aceh dan hari ini datang membantu kami masyarakat Aceh barat di MEULAUBOUH ini “. tolong sampaikan salam persaudaraan sebangsa dan setanah air… kami kepada warga jemaat yang menyumbangkan semua ini, kami akan meneruskan kepada yang berhak menerimanya yaitu korban bencana alam di Meulauboh ini.
BERJALAN KAKI KELILING KOTA DALAM NAMA ALLAH BAPA DAN ANAK DAN ROH KUDUS.
Salah satu hobi pendeta Theo adalah olah raga, setiap pagi dengan memakai pakaian olah raga, keliling kota Banda Aceh ; sering bersama dengan bapak Drh Barus sebagai pejalan kaki keliling kota Banda Aceh juga.
Hal yang dibuat oleh Pendeta Theo ini agak lain, karena ia bukan berjalan biasa, tetapi ada ucapan yang keluar dari mulutnya :”DALAM NAMA ALLAH BAPA DAN ANAK DAN ROH KUDUS’…ini dijalaninya sepanjang perjalannya keliling kota itu, tiap sepuluh meter , ucapan ini selalu keluar dari hati dan mulutnya; Ia tahu bahwa hanya kuasa Tuhan ia dapat menjalani dan melayani di kota Banda Aceh ini yang merupakan Pendeta perdana sejak Indonesia merdeka….dan Ia yakin bahwa kuasa Tuhan Yesus selalu menyertainya dan membuka jalan baginya untuk pelayanan dihari ini dan hari-hari yad bagi kemuliaan nama Tuhan.Mz34:8 & 91 : 11- 16 dstnya
MELAYANI DIKAMP TNI.AL MARINIR DIPINGGIR SUNGAI.
Suatu ketika ada utusan anggota TNI Marinir kerumah, yang mengatakan bahwa ada temannya anggota Marinir adalah pemeluk agama Kristen sedang sakit, dan jika Pedeta bersedia tolong adakan doa, karena sakitnya serius.
Berdasarkan panggilan ini, tentu dengan senang hati Pendeta Theo ikut untuk melayani warga Kristen yang adalah anggota TNI AL Marinir tsb . Mereka berdoa dan memuji nama Tuhan karena kesembuhan dan kekuatan yang dialaminya didalam nama Tuhan Yesus.
Bagi pelayan Tuhan selalu ada kesiapan untuk melayani , kapanpun dan siapapun dan dimanapun dalam kondisi Aceh yang membutuhkan pelayanan, tentu disepanjang jalan selalu was-was karena pada waktu itu keadaan daerah Istimewa Aceh dalam keadaan darurat, karena peperangan antara tentara Gerakan aceh merdeka GAM dan TNI, selalu kedengaran meletus senjata dan cerita yang aneh-aneh.; Tapi yakin bahwa Tuhan yang mengutus, Tuhan akan memelihara, jika Tuhan tidak kehendaki, sehelai rambutpun tidak akan gugur ditangan orang jahat. mat 10 : 30
TENTARA ACEH MERDEKA SWEEPING DI BUS BANDA ACEH -MEDAN.
Dalam menjalani pertukaran mimbar antara semua jemaat GPIB semupel SUMUT-ACEH, suatu ketika dalam perjalanan dari Aceh ke Medan untuk menjalani pertukaran mimbar tsb, ada pemeriksaan dari tentara Gerakan Aceh merdeka( GAM) , Tuhan beri tidur yang sangat lelap
kepada Pendeta Theo, dan ketika pemeriksa sampai di deretan bangkunya, ia melihat mukanya seperti orang Aceh dan lewat saja, kata seorang ibu yang menuturkan ulang kejadian yang baru saja berlalu setelah Tentara Aceh merdeka itu turun dan ia membangun Pendeta Theo untuk menyempaikan kejadian tsb.
Puji Tuhan, Ia mengutus malaikat-malaikatnya untuk melindungi anak-anakNya dan bahkan menutupi mata Tentara Aceh meredeka itu dan menjamah hatinya, sehingga melewati pdt Theo sebab disangka orang aceh Mz 91:9-16
BERTEMAN BAIK DENGAN SEMUA ORANG ACEH.
Dipasar ada teman,dikedai kopi ada teman sampai dikantor Gubernur ada teman sehingga pada saat Team PESPARAWI I dari Aceh kesulitan dana kami menyampaikan kekantor Gubernur dan , mereka merespon surat permohonan tsb dan membantu team pesparawi utusan D. I. Aceh tsb.
bahkan suatu ketika teman di Percetakan(pemilik percetakan ) memberikan kunci pertemanan di Aceh : Ia mengatakan Pak Pendeta Theo, kita sudah berteman karena itu kalau pak datang ditempat usahaku ini , jangan mengucapkan waasalam alaikum, sebab nanti saya tidak menjawab dan pak Pendeta tidak enak, sebab “kalimat itu tidak boleh diucapkan oleh orang lain kepada kami yang menganut islam orthodox, karena itu jika pak datang ucapkan saja selamat pagi, atau selamat siang kalau siang hari.
Pendeta Theo menerima dengan sukacita saran dari temannya itu dan pertemanan mereka berlangsung baik saling menghomati dan saling mengakui bahwa walaupun kita berbeda keyakinan, tapi kita adalah bangsa Indonesia dan kalau sama-sama bangsa Indonesia dan menjadi warga negara Indoesia. seperti ini ,maka amanlah nnegara dan masyarakat kita ini, serta majulah usaha kami. pertemanan pun berlangsung dengan akrab sampai pendeta Theo pindah dari Banda Aceh.
PEMUDA KRISTEN PUNYA KURSI SALAH SATU WAKIL KETUA DI KNPI PROPINSI D.I.ACEH
walaupun namanya serambi mekah, tetapi toleransi antar umat beragama baik sekali, hal ini tergambar dari kursi wakil ketua KNPI propinsi D>I> Aceh salah satunya diberikan kepada pemuda kristen.
Penalaran dan penghayatan pancasila dihayati dan dilaksanakan dengan baik, pemahaman ini memberi warna bahwa itulah Indonesia yang terdiri dari kepelbagaian suku , agama dlsbnya saling menerima dan menghormati satu sama lain
Diterapkan juga dalam pergaulan, ketika berhubungan dengan warga masyarakat , bersama sepakat bahwa ” kita beda tetapi sama” sebagai warga negara Indonesia diserambi mekah ini , untuk membangun Indonesia tercinta.
MENGGENDONG NELLY (ISTERI) TERCINTA DARI KAPAL TURUN KEDARAT.
Pelayanan dua jemaat yang dewasa dan dua pulau membutuhkan tenaga ekstra, karena sejak ditempatkan diberikan kepercayaan untuk menjadi Pendeta/Ketua majelis jemaat GPIB “Banda Aceh dan Pendeta/Ketua Majelis jemaat GPIB Sabang; dijalani dengan berpindah-pindah rumah pastori, satu bulan di Banda Aceh dan satu bulan di Sabang.
Kemana ia pergi, disitu juga isterinya, bayangkan tiap kali datang dipastori yang satu harus cuci barang dapur yang sudah berdebu, maka alangkah indah dan senangnya jika Nelly ikut bersama dimana ia berada, saling membantu dan saling melengkapi……iya to sambil bergurau, mau mengingatkan jawaban waktu nikah “ya dengan segenap hatiku”
Hal ini terjadi sampai Nelly Hamil anak pertama 8 bulan, ketika itu musim ombak(musim barat), semua penumpang Km Fery tsb. terobang ambing bahkan ketika mau turun ada orang yang terjatuh kedalam laut karena harus melewati dua papan yang menghubungkan kapal dengan jempatan pelabuhan Uleuleu; Pendeta Theo mencoba turun sendiri dengan berlari melewati papan tsb .semua orang was-was sambil menunggu ombak reda, tapi pada musim barat ombak pantang reda.
Dengan sekuat tenaga Pendeta Theo naik kembali kekapal untuk menjemput sang isteri tercinta dalam keadaan hamil 8 bulan ini, Nelly tidak berani turun , akhirnya suami bertindak dan menggendong isteri…satu…dua …tiga pas papannya rata dengan jembatan, maka dengan kuat tenaga dan sekejap mata ia lari melalui papan itu dengan menggendong isterinya, sampailah mereka didarat dengan selamat. Puji Tuhan kita selamat, karena sudah ada orang lain yang salah injak dan terjatuh kelaut lagi dalam keadaan ombak besar itu di pelabuhan Uleuleuh Banda Aceh. jadi sebelum populer nyanyian “tak gendong kau oleh Mbah surip, maka mbah Theo dari Timor ini sudah duluan menggendong dan menyelamatkan isterinya dalam nama Tuhan Yesus amin.
DIANGKAT MENJADI PENDETA KONSULEN TNI AU (AURI) SABANG.
Walaupun hanya sebulan berada di sabang karena bulan berikutnya harus melayani di Banda Aceh, tapi karena ada kekosongan rohaniawan Protestan di TNI AU sabang, maka diminta untuk diangkat menjadi Pendeta konsulen TNI AU untuk dimana sabang yang panngkalannya menghadapi pos terdepan di Indonesia bagian barat ini.
Selama sebulan di sabang tiap minggu memberi ceramah kepada warga TNI AU yang beragama protestan dan khatolik, bahkan beberapa kali bergabung semua agama untuk memberi ceramah, yang merupakan siraman rohani kepada anggota TNI AU pada hari hari besar HUT, hari angkatan perang dlsbnya.
MENJADI PENGAJAR AGAMA KRISTEN DI SMP/SMA METHODIS INDONESIA BANDA ACEH.
Dipanggil dan diminta untuk menjadi tenaga pengajar agama Kristen di smp/sma Methodis Indonesia Banda Aceh, oleh Pendeta Boas yahya, sambil membina secara rohani anak didik secara keseluruhan disekolah itu.
Banyak belajar mengadapi anak-anak sekolah, merupakan suatu pembentukan tersendiri bagi Pendeta Theo….apalagi anak-anak yang nakalnya luar biasa, maka pendidik harus memiliki kesabaran yang ekstra mau menerima dan membangun muridnya, bukan hanya penddidikan formalitas saja, tetapi seluruh eksistensi mereka dibangun untuk menjadi manusia seutuhnya agar berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
pada saat itu justru Tuhan pakai untuk menyelamatkan mereka dalam ujian dan penentuan kelulusan bagi anak-anak yang nilainya pas-pasan, ketika Pdt Theo mengenal mereka bahwa banyak waktu anak pakai untuk membantu keluarga dimana mereka tinggal itu, sehingga waktu mereka belajar sudah kurang,maka pendeta Theo siap membantu mereka dan mau menyelamatkan mereka dalam hal ikut dalam kelulusan disekolahnya.Banyak anak anak yang tetolong dan masuk polisi dan tentara walaupun nilai mereka hanya pas, tapi ada jalan keluar untuk menyelamatkan mereka…Ia mendapat julukan “juru selamat” , jika sidang kelulusan dan Pdt Theo tiba, ada ucapan guru-guru “juru selamat anak-anak sudah datang”, maksudnya yang memperhatikan dan memperjuangkan anak yang nilainya hanya pas, tapi bisa lulus dan…. ternyata mereka buktikan dalam masyarakat, dalam disemua bidang dan berhasil seperti masuk Polisi , tentara dan instansi lainnya.-, karena ada tangan Tuhan Yesus menyertai mereka, terpujilah Tuhan Yesus amin.
wahhhh cerita dari Nubraen ini..mantap2, saya juga orang Nubraen hehehe
makasih, Ai sekuna, of ho Anisko O, Ai sekuna, He nati marse te muton ho kan me, Usi Yesus nerkit ok-oke tua
PUJI TUHAN , BETA SU KENAL YG MEMBERI NKOMEN INI PUTERA NUBRAEN …..MNAHONIN TERUS BERJUANG PASTI DAPAT JALAN, KARENA TUHAN SEDIAKAN BAGI ANAK-ANAKNYA YANG MENGETUK, MEMINTA DAN MENCARI GBU AMEN
Hebat, Lur Biasa. Terpujilah Yesus Juru SElamat kita. Beta kenal sama pak Pendeta Theo. Kitong sama-sama dari Timor. C.A. Boeky
Makasih pak, beta belajar menyaksikan apa yang telah Tuhan Yesus perbuat padaku, dari kecil sampai seri I ini ditulis, kiranya juga menjadi berkat bagi semua yang membacanya , sehingga memberi semangat untuk menggumuli seri II. TuhanYesus memberkati pak Boeky. salam buat keluarga semuanya gbu amin
Pak C.A.Boeky yth. puji Tuhan bisa kita ketemu melalui surat elektonik ini, , bolekah beta tanya apakah teman saya SR di Baun, atau dulu bpk wakil gubernur NTT, atau Bapak temannya pak Pioh majelis jemaat di Pelita …dan kerja di Depdagri bagian penelitian ? mohon pertemanan kita berlangsung …terus… dannmohon khabarnya Gbu amin.
Pak Pdt Natum ceritanya begitu menarik menjadi dorongan serta menambah kekuatan iman dlm menjalani hidup hari lepas hari,begitu banyak pengalaman yg sdh bpk Pdt bagikan untuk menjadi teladan bagi yg membacanya, maju terus dlm pelayanan,HaleluYah TUHAN memberkati pelayanan Pdt Natum serta keluarga, Amin
Terima kasih pak Ferry Eyack, hanya anugerah Tuhan , Ia menuntun hambaNya ini, sehingga dapat melakukan semuanya itu, untuk kelebaran ladang & kerajaanNya.
Terima kasih atas komentarnya, membangun dan memberi semangat untuk menyelesaikan seri-seri berikutnya. Tuhan berkati terpujilah Tuhan Yesus amin
Selamat melayani Bapak Pendeta Theo, Ada 3 persamaan kita yaitu saya lahir dikupang pernah tinggal di Batu, Malang dan sekarang berdomisili di Balikpapan kebetulan warga jema’at Gpib Maranatha Balikpapan.
Tuhan ciptakan tiga kesamaan itu untuk kita agar melayani Nya, selamat melayani pa Octavianus Marthen Luther Atalaka, ladang Tuhan sedang menguning, perlu penuai seperti anda dan ……yg setia padaNya gbu amin
Wah…aku sudah baca.Tuhan memberkati pelayanan selanjutnya.Ia memakai bapak penuh berkat dan karunia.
Ibu Ilsye suwu – Toelle yth…..teruslah membaca blog ini, karena sudah ada 8 seri, kiranya menjadi berkat bagi semua pembaca, selamat melayani juga gbu amin
Puji Tuhan, Ia ciptakan & selamatkan serta Utus kita untuk menjadi berkat dalam pelayanan didunia ini, ternyata dunia ini sempit dan kita dapat mengarungi lautan dunia dan bahkan berselancar udara via F B dan blog pada saat ini karena kemajuan teknologi informasi yang begitu hebat….pakailah semua ini untuk mengabarkan kebaikan Tuhan yg telah Ia buat melalui hidup kita ini, bahwa semua ini datangnya dari Tuhan. Terima kasih atas komentarnya yg membangun…salam buat keluarga ….Tuhan memberkati jadilah berkat bagi sesamamu gbu amin
Terus Melayani Tuhan Yesus ya Pak….. senang bisa ikut ambil bagian dalam pelayanan bapak..Tuhan Yesus Memberkati… _Listy & Ika_
Terima kasih listy dan Ika, beta su tunggu lama, kapan komentar kedua anak rohaniku yg sudah sampai di Sendang -Tulung Agung dan melihat sendiri kemajuan perkembangan pelayanan yg dirintis tahun 1972 itu oleh Theo Natumnea dan Ishak Mulyono,,mereka berdua adalah mahasiswa praktek dari I – 3 Batu malang gbu amin
Reblogged this on KEMBARA KEHIDUPAN SEORANG THEOFILUS NATUMNEA.
TERPUJILAH TUHAN YESUS , SEGALA PUJI , DAN HORMAT DAN KUASA HANYA BAGI D I A YESUS TUHAN DAN JURU SELAMAT KITA YG TELAH MEMIMPIN KITA SHI TERPUJILAH NAMANYA TERIMA KASIH AMIN-AMEN AMEN
Puji Tuhan yang mempertemukan kita kembali hari Minggu 24/3/2013 di Bekasi. Nama-nama yang disebutkan dalam blog Bpk ini mengingatkan kembali indahnya karya Tuhan dalam pelayanan kita 40 tahun lalu di Aceh sebelum menjadi NAD yang memberlakukan syariah Islam. Tadi malam Pak T.Zaenuddin infokan dan minta didoakan, mereka sedang di Sabang, bersama rombongan jemaat dari Aceh Jaya. Semoga pengikut Kristus terus bertambah di Aceh meskipun melalui penghambatan, kita doakan.
Sayang sekali, semangat injili yang dipaparkan dalam blog ini sudah redup dalam berbagai lembaga gereja karena dicoba digantikan dengan injil sosial yang pada hakekatnya bukan Injil Kristus Tuhan kita. Kuasa Tuhan yang nyata sebagaimana dipaparkan telah menjadi langka bakan menjadi asing dalam banyak jemaat.
Kami doakan agar kasih yang mula-mula itu terus berkobar dalam hati Bpk/Ibu dan tidak luntur oleh pelayanan rutin gerejawi, ladang Tuhan di Jawa Barat juga menanti.
Selamat Paskah 2013. Tuhan Yesus memberkati.
TERIMA KASIH PAK MSM SITUMORANG, S E L A M A T P A S K A H ITULAH DOA KITA SEMUA SUPAYA ROH KUDUS MEMBANGKITKAN SEMANGAT INJILI BAGI SEMUA GEREJA DAN JEMAAT SERTA WARGA DALAM SEMANGAT INJILI ITU, SEBAB TIAP ORANG SEBAGAI WARGA JEMAAT MISIONER HARUS BANGKIT DAN MELAYANI MENURUT TALENTA DAN KARUNIA YG TUHAN BERIKAN KEPADA KITA UNTUK KEMULIAAN NAMA TUHAN YESUS
SEKALI LAGI TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA YANG MEMBERI SEMANGAT DAN DORONGAN KEPADA SEMUA UNTUK BANGKIT DAN MEMANG. DALAM POKOK DOA JANGAN LUPA A C E H DAN DINAMIKA PELAYANAN DISANA
KHUSUSNYA EV TENGKU ZAENUDIN, KITA DUKUNG DALAM DOA UNTUK GERAKAN INJILINYA SERTA KEBERANIAN DAN KESELAMATAN SERTA KEBANGKITAN PELAYANAN TEAMNYA, AGAR TERUS MEMBAWA JIWA-JIWA BARU PADA TUHAN YESUS
SELAMAT MELAYANI DAN SELAMAT BERKARYA DALAM NAMA TUHAN YESUS, TUHAN MEMBERKATI AMIN
Beta hanya mau bilang bahwa Tuhan Ajaib. Bagi manusia mustahil tapi bagi Allah tdk ada yg mustahil. Biarlah kita terus melayani Tuhan dgn setia sampai garis akhir.Kiranya Tuhan terus meno;ong dan memberkati kita semua, Haleluya, Puji Tuhan.
TERIMA KASIH , PAK SEMMUEL HATTU, ATAS KOMENTARNYA, BENAR SEPERTI BUNG ALAMAI DAN BETA ALAMI, BAHWA TIDAK ADA YG MUSTAHIL BAGI TUHAN ( walaupun kita rasa tidak mungkin-mustahil) TAPI BAGI TUHAN SEKALI LAGI TIDA ADA YG MUSTAHIL, JIKA IA MAU LAKUKAN DALAM DAN MELALUI HIDUP KITA UNTUK MENJADI KESAKSIAN BAGI DUNIA INI BAHWA TUHAN BERKUASA DAN ADA SEMUANYA ITU DAPAT TERJADI, BIARLAH SEMUANYA ITU UNTUK HORMAT DAN KEMULIAAN NAMA TUHAN …SALAM BUAT IBU DAN ANAK DI HONOLULU AS. GBU AMIN
JLU pa pdt
Luar biasa…..
Makasih Evelin atas komen yg singkat tapi padat, beta senang jumpa Evelin dan ucapkan selamat berjuang dalam membangun rumah tangga dan pekerjaan Tuhan memberkati amin
Hallelluyah..suatu kesaksian yang hidup yang menghidupkan..Puji Tuhan. Terimakash buat hambaNYA yang setia…
TERIMA KASIH, SAYA PERCAYA BAHWA TUHAN PAKAI KITA SEMUA UNTUK MELAYANI TUHAN DALAM WAKTU SEKARANG INI, IA PANGGIL DAN BENTUK SERTA UTUS KITA DALAM DUNIA DIMANA KITA HIDUP MASING-MASING, AGAR MENJAWAB TANTANGAN & PERTANYAAN DUNIA INI, BAHWA YESUS ADALAH TUHAN DAN JURU SELAMAT DUNIA INI DAN ….TUHAN PASTI PAKAI JUGA PAK JAMIN SIMATUPANG GBU AMEN
Cerita tentang masa kecil bapak pendeta sangat memberikan inspirasi buat anak-anak jaman sekarang. Terlebih lagi dimasa yang sangat gampang untuk mendapatkan apa saja. dan dari cerita ini juga kita diajarkan untuk terus menggandalkan Tuhan yesus dalam segala apapun. sesuai dengan janji tuhan melalui mazmur 37: 23-24 “Tuahn menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tanganNya”. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita anak-anaknya terpuruk ataupun mengalami hal yang tidak sesuai kemampuan kita. Cerita ini juga mengingatkan kita bahwa masalah yang diberikan Tuhan juga sudah Tuhan berikan solusinya, tinggal kita menjalankannya dengan kerja keras dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.