MEJA KACA DIHANCURKAN DAN MENGUSIR PENDETA DAN PENATUA
Bagi seorang pendeta, jangan kaget kalau diusir oleh warga jemaat yang emosi, tidak senang karena masalahnya kompleks dlsbnya; Bahkan merupakan selalu bersyukur, jika diusir oleh warga jemaat , tetapi juga seorang pendeta tidak boleh mundur, apalagi sama-sama emosi lalu membuat kelompok untuk
pembelaan diri, jika hal ini terjadi akan membuat runyam jemaat yang dipimpinnya; karena itu harus sabar…sabar dan sabar.
Peristiwa pengusiran itu pendeta Theo masih di Jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin, ia bersama penatua Melly Titahelu , berkunjung ke rumah Om Kussoy, menyangkut anaknya dalam penggenbalaan dalam urusan pernikahan.
Setelah mereka sampaikan “ masalahnya,” om Kussoy kaget dan belum siap menerima keadaan yang terjadi, sehingga beliau emosi, memukul meja kacanya hancur brantakan, mengusir para hamba Tuhan ini : keluar….keluar..dan .keluar… Penatua Melly Titahelu langsung keluar dan pulang, tinggallah Pdt. Theo seorang diri, tapi sesudah emosinya mereda Om Kussoy minta maaf, Pen. Melly Titahelu pun kembali lagi dan mereka melanjutkan percakapan dengan tenang dan berhasil menyelamatkan dan menikahkan putrinya dengan seorang pemuda Gereja secara sah hukum gereja dan sah hukum Negara.
D O A BERSAMA OM ONG.WALU JAM 12.00 MALAM DI GEREJA
Beliau adalah sosok seorang yang rajin dan perhatian, jika sedang kebaktian minggu dan tidak ada kursi untuk mereka yang terlambat, ia sangat perhatian dan melayani mereka dengan sungguh-sungguh.
Tapi Om ini punya kelemahan yang harus ditolong oleh orang lain ialah : masalah keuangan…dan sudah berlangsung bertahun-tahun, mungkin tidak ada yang berani menegur guna memperbaiki kelemahannya ini.
Pendeta Theo berteman baik dengan dia karena rajinya, dimana mereka satu sektor, namun untuk hal ini sangat sensitif, karena itu memerlukan pergumulan dan doa serta mencari waktu yang tepat, agar dapat menyampaikan kepadanya dengan kasih serta dia bisa menerima peneguran ini.
Mengumpulkan data yang akurat, baik kolekte akhir tahun yang dibawa pulang kerumah dan lenyap begitu saja, maupun natal ABRI dan masyarakat, juga uang WVI untuk kios-kios dllnya, semuanya ini tidak dapat dipertanggung-jawabkan, belum lagi hal-hal yang kecil sesuai dengan laporan teman majelis dan warga jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin.
Dalam perhitungan suara pemilihan penatua &diaken , ia mendapat suara terbanyak, tapi ada beberapa surat masuk tentang kelakuan dan kelemahannya ini ditangan Pdt.Theo sebagai ketua panitia pemilihan Penatua & diaken dikala itu.
Om ini dipanggil untuk berdoa bersama jam 12.00 didalam gedung gereja, tepatnya dua kursi telah disediakan didepan mimbar diatas altar dikaki depan mimbar itu.
Puji Tuhan dalam penyampaian sesuai dengan data-data tsb. diatas, dia tidak menyangkal, tetapi dia mengakui semuanya satu-persatu, bahkan dia berterima kasih kepada Tuhan yang pakai Pdt Theo untuk memperbaiki kelemahan dan sifatnya yang buruk ini; Lalu mereka berdoa bersama dalam suasana yang sangat hening ini.
DOA PERTOBATAN OM ONG.WALU.
YA TUHAN, HAMBAMU MENGAKU BAHWA HAMBA TIDAK DAPAT MEMPERTANGGUNG-JAWABKAN : UANG KOLEKTE AKHIR TAHUN, UANG WVI UNTUK USAHA KIOS-KIOS, UANG NATAL ABRI DAN MASYARAKAT; SERTA HAL-HAL YANG KECIL LAINYA
YA TUHAN HAMBAMU INI MOHON AMPUN ATAS SEMUANYA INI, DAN MENGUNDANG TUHAN YESUS …DATANG LAH … MASUKLAH DALAM HIDUP HAMBA DAN BAHARUILAH HIDUP HAMBA DENGAN KUASA ROHMU YANG KUDUS.
HAMBA BERJANJI, TIDAK AKAN MENGULANGI LAGI SEMUANYA INI, KARENA ITU, TUNTUNLAH HIDUP HAMBA DALAM KUASA ROH KUDUS & PEMBAHARUANMU… DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA AMIN.
Doa ini kemudian ditutup dengan doa tuntunan oleh Pdt Theo, sambil berjabatan tangan dan membuat suatu perjanjian kepada Tuhan dalam hidup baru ini.
Ia berkata kepada Pdt Theo : terima kasih pak, selama ini tidak ada orang yang berani menegur dan menyampaikan kelemahan saya ini, hanya bapak yang berani menyampaikan dan mau menuntun saya dengan penuh kasih dan dalam pimpinan Roh Kudus; sambil menangis ia menyampaikan kata-kata ini…yang sangat mengharukan itu.
LANGKAH YANG DITEMPUH PDT THEO KEPADA OM ONG.WALU
Pdt Theo sampaikan kepadanya dua pilihan untuk digumuli :1 .Mau bersaksi dalam penyegaran iman (Maranatha Banjarmasin waktu itu, tiap bulan diadakan penyegaran iman) 2. Berdiam diri selama satu periode (4 tahun), sambil bergumul memperbaiki diri dan melayani sebagai warga jemaat saja.
Pendeta Theo memberi waktu bergumul untuk memilih satu dari antara dua alternatif ini selama dua minggu, setelah berjalan dua minggu ia datang menyampaikan bahwa ia memilih berdiam diri selama satu periode ( empat tahun) dan setelah itu, jika terpilih ia siap untuk melayani Tuhan….pada periode berikutnya dijemaat ini.
Puji Tuhan Om ini tetap melayani sebagai warga jemaat yang aktif, sampai pdt Theo pindah,…..dialah yang mengurusi barang-barang pindahan dari rumah sampai di lapangan terbang.
Adakah peristiwa seperti cerita diatas masih terjadi dalam kehidupan dan pelayanan jemaat-jemaat masa kini ?…saudara bisa jawab sendiri….. dan kalau ada, apakah saudara sebagai pendeta berani mengambil langkah iman untuk menolong mereka ?
Memang langkah tsb penuh resiko, tetapi jika digumuli dalam doa pada Tuhan, Ia akan menolong anak-anakNya dan itulah yang harus kita tanggung, untuk melayani dan menolong warga jemaat yang terjerumus dalam lembah kekelaman itu, siapakah yang berani turun ke dalam lembah itu, untuk mengambil dan menyelamatkan mereka ? saudara dan saya yang telah dipanggil,… diselamatkan… dan diutus …untuk melayani Tuhan Yesus dengan penuh resiko dan pengorbanan seperti teladan Yesus….Paulus..dstnya.
LAHIRLAH ANAK : ” AGUSTIEN MANACHIEN NATUMNEA.”
Pergumulan demi pergumulan karena nyora Nelly keguguran berturut-turut dua kali
karena kandungannya tidak kuat dan terlalu sering mendampingi tugas suami dengan boncengan motor di Banjarmasin namun Tuhan sayang kepada keluarga hamba Tuhan ini, sehingga lahirlah anak ketiga dan diberi nama “Agustien Manachien Natumnea (Nani) pada tanggal 3 Agustus 1986.
Inilah penjelasan namanya : Agustien karena bulan agustus, Manachien artinya hikmat (bahasa timor ) Natumnea Fam atau marga dari timor Amarassi, sedangkan Nani (Nanin) nama panggilan yang diberikan Bai (opa) Maleachi Natumnea ketika ia berumur satu tahun, waktu mereka cuti besar ke Timor, Kupang.
Akhirnya tiga nona yang Tuhan karuniakan kepada keluarga Pendeta Theofilus Natumnea, kita orang beriman menerima bahwa apa yang diberikan oleh Tuhan itu baik adanya, tinggal kita membesarkan, mendidik, membina dan mengarahkan supaya mereka bertumbuh dengan baik, fisik, mental dan rohaninya, kiranya berkenan dan memuliakan nama Tuhan.
CUTI BESAR KETIMOR-KUPANG.
Untuk mendapat penyegaran dari kepenatan , kecapean dan rutinitas dari pelayanan,
maka Pdt Theo dan keluarga cuti besar tiga bulan guna mendapatkan penyegaran kembali, serta mempererat tali persaudaraan dengan orang tua dan keluarga di Kupang Timor.
Mereka naik dan berlayar dengan kapal laut dari pelabuhan Trisakti Banjarmasin , Semarang , Batu licin, Surabaya, Ende Flores, Waingapu sumba dan akhirnya pelabuhan Tanau Kupang tujuan terakhir pelayaran mereka untuk menjalani cuti dikampung halaman Nubraen Merbaun-Baun-Amarassi tempat kelahiran Rassi Ninu ini termasuk termasuk tempat lahirnya Prof. DR. J.L.Ch. Abineno (Baun).
Di Nubraenlah Bai Ninu memanggil dan memberi nama panggilan Nani bagi si bungsu ini, dan nama ini sebelumnya dipanggil oleh Bai Ninu :” Nanin”, kemudian dipertegas menjadi” Nani”, nama panggilan yang dipakai sampai sekarang ini.
MENERIMA VIKHARIS DAN MENJADI MENTOR PERTAMA KALI.
Dulu, tidak ada pembinaan bagi mentor dan Vikharis, seperti sekarang ini sampai menerima 2 vikaris baru mulai adanya pembinaan, alangkah bahagianya para mentor dan vikharis yang menerima pembinaan, karena langkah ini sangat berguna untuk mentor dan vikharis, walaupun tidak mendapat pembinaan, tetapi secara naluri berdasarkan pengalamannya , menjadi Vikharis serta pengalaman pelayanan, maka tugas-tugas mentor dan vikharis berjalan dengan baik sampai selesai.
Memang ada kerikil-kerikil kecil dalam perjalanan tugas itu, tetapi dalam kasih dan inter –aksi yang fleksibel, semuanya dapat diselesaikan dengan baik, untuk membangun dan mempersiapkan kader generasi penerus dalam kepemimpinan GPIB luas dan besar dalam kepelbagaian serta kompleks dalam pergumulan ini.
Dalam kerangka itulah, maka Vikaris Vony Pattipeilohy ditempatkan di bagian jemaat GPIB Guntung Payung, guna mempersiapkan pendewasaan bagian jemaat tsb
Posisi Guntung Payung adalah pinggiran dari kota Banjarbaru yang berbatasan dengan Martapura yang mendapat jelukan” Serambi Medina”
Jadi hari-hari hidup dan pelayanan kami bersinggungan langsung dengan Martapura serambi Medina itu, dimana vikaris tinggal dan melayani dalam Jemaat dan masyarakat itu.
PENDEWASAAN JEMAAT GPIB EFFATA GUNTUNG PAYUNG.
Vikharis Vony Pattypeilohy bertugas untuk menyiapkan buku-buku menurut tata gereja dan menuntun mereka untuk menyusun program kerja, sehingga Majelis Jemaat GPIB maranatha mengenal wilayah secara rinci dan kemampuan mereka secara ekonomi, serta kesiapan warga jemaat dan Majelis jemaat untuk menuju pendewasaan jemaat, sesuai ketentuan Tata Gereja GPIB.
Program ini secara rinci dan teratur dilaporkan oleh Majelis jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin ke Majelis Sinode GPIB, sehingga laporan itu diteliti secara saksama, dan terjadilah kemonikasi dua arah serta persetujuan pendewasaan bagian Jemaat Effata.
Pihak Majelis Sinode mengutus Pdt. Sentosa Mandik S.Th, selaku sekretaris Majelis Sinode untuk a/n Majelis Sinode GPIB mendewasakan bagian jemaat ini menjadi jemaat Effatha.
Effatha artinya terbukalah, demikianlah nama yang digumuli dan diberikan kepada jemaat baru ini, dengan harapan semakin terbuka pelayanan yang terbentang begitu luas disekitar jemaat baru ini, karena batas-batasnya terbuka dari arah utara, selatan , barat dan Timur diwilayah Banjarbaru yang berdekatan dengan Martapura serambi Medina ini.
Utusan Pemerintah daerah propinsi Kalsel diwakili oleh pembatu gubernur Banjarbaru-Martapura (Serambi Medina) Bapak Drs. Gurusinga adalah anak Tuhan, warga jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin juga.
KENDARAAN DINAS ADALAH SEBUAH SEPEDA MOTOR TUA
Kalau kendaraan dinas di Banda Aceh sebuah sepeda tua, maka kini meningkat kendaraan dinas di Banjarmasin adalah sebuah sepeda motor tua( Honda bebek) berwarna merah, motor inilah walaupun batuk-batuk jika dijalankan…tapi inilah kendaraan yang mengantarkan Pdt Theo untuk pelayanan di kota yang dikelilingi sungai ini.
Pelayanan dan perkunjungan tetap berjalan, bahkan bertambah semangat untuk meningkatkan partisipasi warga jemaat yang sudah lebih dari enam bulan ditinggalkan oleh pelayan firman yang lama, dalam pergumulannya.
Untuk menambah semangat Pdt Theo, maka majelis jemaat membeli sebuah sepeda motor baru Suzuki yang lebih tinggi dan berkekuatan lebih cepat dari Honda bebek.
Motor inilah alat transportasi yang tepat untuk bergerak kesana –kemari, terutama menjangkau dua bagian jemaat diluar kota yang jaraknya puluhan km, yaitu Effatha Guntung payung dan Imanuel syamsudinur (Lapangan Terbang AURI)
Pelayanan ke Effatha Guntung payung dan.Imanuel syamsudinur(lapangan terbang) tetap berjalan baik kebaktian minggu maupun kebaktian keluarga, walaupun jaraknya cukup jauh untuk ditempuh yaitu 25-30 km, tetapi semangat pelayanan pendeta yang muda ini tetap ada dalam dadanya, karena Yesus terlebih dahulu sudah menjamah dan melayaninya.
TERJATUH DAN TERTINDIH SEPEDA MOTOR SUZUKI DIATAS JEMBATAN KAYU.
Dalam suatu kunjungan keluarga yang haus melewati jembatan kayu licin karena hujan, maka ia terpelecok, terjatuh serta tertindih dengan sepeda motor itu.
Bunyi sepeda motor itu semakin keras, aduh….. aduh… aduh… tolong…….tolong……tolong……..maka keluarlah pemilik rumah yang akan dikunjungi itu, segera membantu dan mengangkat motor dan Pdt Theo yang tidak berdaya dan tidak bisa bangun sendiri.
Puji Tuhan, Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, dimana pemilik rumah dan jembatan kayu itu adalah warga jemaat yang sedang berada dirumah itu segera memberikan pertolongan tepat pada waktunya, sehingga terhindar dari bahaya karena bensin sudah menetes dibadannya..
Itulah suka duka pelayanan dan perkunjungan dikota yang ketinggiannya dua meter dibawah permukaan air laut dan dikelilingi sungai dimana terasa pasang surut air laut air mengalir ke hulu dan ke hilir ini…terasa dan kelihatan pergantian aliran airnya.
BERKAT TUHAN TAK TERDUGA & TAK TERPIKIRKAN.
Dalam pelayanan, kita dituntut untuk melayani Tuhan tanpa pamrih, pasti Tuhanlah memperhatikan dan melengkapi kebutuhan hidup anak-anaknya, dan Ia tidak pernah meninggalkan mereka bergumul sendirian.
Untuk kebutuhan sehari-hari Tuhan memakai kel. Ginting (bea cukai) untuk mengirimkan kebutuhan dapur setiap bulan, jadi untuk mengelola gaji Rp. 300.000 dalam belanja bulanan, nyora Nelly bebas mengeluarkan uang.
Tuhan pernah pakai keluarga Edy yang hanya ketemu ditengah jalan ketika cuti di Balikpapan, ia bertanya: pak Theo kapan datang…dan kapan pulang , nanti saya siapkan tiket pulang ke Banjarmasin ya….,tolong sampaikan nama – nama anggota keluarganya, termasuk pembantu ditanggungnya tiket Bouraq untuk kembali ke Banjarmasin..Ternyata pak Edy ini adalah anak mantu bapak Lalamentik, kenal ketika Pdt Theo pimpin kebaktian nikah mas ( 50 tahun ) Bapak dan ibu Lalamentik di Banjarmasin.Pak Edy tanda betul pdt Theo, ketika ketemu dipersimpangan jalan…..ia naik Vespa dan bercelana pendek….namun pelayanan kasihnya..luar biasa.
Keluarga baru yang tidak dihafal namanya karena hanya ketemu sekali dalam kunjungan, pindahan dari mabes polri ke polda kalsel, masih berstatus menunggu dan tinggal di mes polda kalsel, ketika masuk kegereja dan dikunjungi pdt theo. Di mes polda itu. Keluarga ini suami katholik dan isteri protestan (GPIB) kemudian mereka ditempatkan diKapuas, suaminya menjadi kapolres Kapuas…Ketika mendengar kepindahan pendeta Theo, ia mengirimkan tiket Bouraq untuk Banjarmasin – Semarang semua anggota keluarga termasuk keponakan yang pindah ke semarang, Jawa Tengah ini..heran ajaib.
Keluarga Rada Mahar telah aktif sebagai warga jemaat GPIB Maranatha, ketika beliau tahu bahwa Pdt. Theo akan pindah ke Semarang, datanglah pak Rada Mahar ke pastory gpib, selain memberikan berkat Tuhan, ia menanggung triplek tebal untuk peti barang-barang dan semua barang pindahan diambil dari rumah pastory gpib Banjarmasin dan terima di Rumah pastory gpib Semarang, puji Tuhan bahwa Tuhan berkati keluarga ini bersama semua keluarga yang melayani Tuhan dengan memperhatikan kehidupan dan pelayanan hamba Tuhan…Terpujilah Tuhan Yesus.
MEMBUKA DAN MELAYANI : TIGA JENIS POS PELAYANAN.
- Pos Pelayanan Terapung.
Semua kapal yang sandar dipelabuhan Tri sakti Banjarmasin, dan memiliki abk yang beragama Kristen 5 orang keatas, diminta oleh koordinator pospel terapung untuk kontak dengan kapal yang lain dan menginformasikan bahwa nanti diadakan kebaktian Kristiani. Dinamika ini ditempuh, karena memahami filosofis perjuangan mereka bahwa abk kapal laut yang sandar itu, telah ditempa oleh angin dan ombak berhari-hari dalam pelayaran disamudera raya, mereka memerlukan pelayanan rohani, untuk memberikan kesejukan dan menyadarkan bahwa Tuhan ada dan menyertai umatNya. Penatua Warkor adalah koordinator pospel Terapung ini, ia menguruskan pas bebas masuk keluar pelabuhan Trisakti, sehingga Pdt Theo dan Pen Warkor memiliki pas bebas masuk keluar pelabuhan untuk pelayanan rohani pospel terapung ini.Pelayanan ini menjalankan dua kantong kolekte ketika ibadah, untuk kas gereja dan kas pospel terapung ini , guna memudahkan praktisnya pelayanan yang serba mendadak ini; jika jam ini diberitahukan bahwa ada kebaktian di kapal, maka segera direspon oleh tenaga yang tersedia dan siap melayani. Banyak jiwa dilayani melalui Pospel terapung ini dan ….dari abk hampir semua mengenal GPIB Maranatha Banjarmasin dan berbakti pada hari minggu, jika kapalnya masih sandar dipelabuhan Trisakti.
- Pos Pelayanan Transmigrasi.
Roh Allah bekerja bagi para transmigran yang mengalami kesulitan beribadah. Ketika mendaftarkan diri dikampung sebagai calon transmigran (dijawa) mereka dipaksa untuk mengaku sebagai agama islam… Tetapi mereka sembunyikan surat baptis, sidi dan nikah gereja dalam lobang bambu (alat pikulan barang), setelah sampai dilokasi transmigrasi, mereka pecahkan bambunya dan ambil surat baptis, sidi dan nikah gereja . Jumlah mereka cukup banyak untuk mencari gereja di kota, dimana GPIB Maranatha Banjarmasin meresponnya , terjadilah komunikasi dua arah , baik wakil-wakilnya yang ikut kebaktian dikota maupun pihak Penatua dan Diaken jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin. .. Semua sepakat untuk membuka pos pelkes Transmigrasi. Pelayanan pos pelkes transmigrasi Trantang ini berjalan sesuai dengan kesiapan mereka dan respon dari majelis, dimana wakil-wakilnya turut diteguhkan menjadi Majelis jemaat , merupakan kader pelayanan yang mendayagunakan tenaga setempat untuk bertanggung jawab dalam pelayanan tsb.
- Pos Pelayanan suku Terasing.
Batu kembar adalah pos pelayanan GPIB jemaat Maranatha Banjarmasin yang berada diatas pegunungan Meratus dapat ditempuh hanya sehari perjalanan dari kota Banjarmasin. Naik kendaraan melewati Banjarbaru…,Martapura (Serambi Medina) dan selanjutnya menuju ibu kota Hulu sungai tengah (HST) Barabai…. masuk kekecamatan Meratus dan sekitar 25 km berhenti di pos penebangan kayu. Warga Batu Kembar sudah siap menjemput untuk jalan kaki sekitar 10 km,… sampailah di Pos Pelkes Batu Kembar yang asri itu. Baptisan pertama dilaksanakan dirumah kepala Desa , yang masih memeluk “agama keharingan” tapi hatinya dalam Tuhan Yesus. Hari itu diadakan baptisan masal, warga desa lebih dari separoh desa itu serahkan diri untuk dibaptis, melalui pembinaan selama setahun oleh Motivator Adrianus yang ditempatkan oleh Majelis Jemaat untuk praktek dan melayani Tuhan di sana.
Hari itu ada peristiwa yang luar biasa, karena Roh Allah bekerja bagi desa batu Kembar, bahkan kebaktian … sudah masuk pengutusan (warga jemaat berdiri untuk menerima berkat) pun masih ada orang yang datang terlambat dari kebunnya yang jauh …MINTA DENGAN SANGAT UNTUK DIBAPTIS HARI INI ….Terpaksa jemaat yang sudah berdiri untuk menerima berkat ini…. duduk kembali, untuk melayani dan membaptiskan orang tua ini; ternyata dia adalah seorang dukun yang bertobat, juga seorang tokoh berpengaruh didesa itu, puji Tuhan semua acara baptisan berjalan lancar dan aman…dirumah kepala desa batu kembar ini.
ORANG TUA ASUH DAN ANAK ASUH.
Tantangan yang harus segera dijawab Majelis Jemaat adalah bagaimana menyelamatkan serta mengaderkan putra- putri daerah didesa itu.Data menunjukan bahwa anak-anak itu setelah lulus SD di kampungnya, mereka putus sekolah dan kerja kebun, Karena itu Majelis jemaat memprogramkan OTA ( Orang tua Asuh) yang siap menerima Anak Asuh dari Batu Kembar dan tinggal bersama OTAnya sambil bersekolah membantu keluarga sebagai bagian dari anggota keluarga.
Kepada warga jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin disebarkan formulir (OTA) Orang Tua Asuh , mereka merespons dengan baik dan menerima Anak Asuh, yaitu anak-anak dari Pos Pelkes Batu Kembar yang tamat SD disekolahkan di Banjarmasin untuk membudidayakan anak Batu Kembar menjadi lebih tinggi lagi, setaraf dengan anak Indonesia lainnya. Beberapa Keluarga penerima anak asuh dari Batu Kembar (pos Pelkes) adalah Kel Dr Siagian- Tobing yang menerima tiga anak dan keluarga. Djoko Sumardi yang menerima dua anak…..yl tiap keluarga menerima satu atau dua keluarga menerima satu anak. Keluarga Joko Sumardi saat ini mereka berdomisili di Bekasi, menjadi anggota jemaat gpib gloria, bahkan pak Joko sumardi adalah anggota majelis jemaat gpib gloria Bekasi.
BERTEMU IR SUGANDONO DI POS TERAKHIR BUDIDAYA PERKEBUNAN KOPI & COKLAT.
Ternyata Ir Sugandono adalah anak Tuhan, bertobat pada waktu Pdt Theo
praktek dari I3 Batu Malang ke Tulung – Agung kecamatan Sendang Perkebunan Mboso, Tuhan membuat mujizat melalui peristiwa isterinya ny. Sugandono) hamil anak ketiga yang dilarang dokter, karena anak I dan II lahir secara bedah dan saran dokter untuk anak ke III jaraknya jauh, ternyata sangat dekat jarakya dan…. Disitulah Roh Allah bekerja sehingga , ada kesempatan campur tangan Tuhan, melalui mujizat Tuhan Yesus….bagi mereka
Berkat ketekukan doa dan kunjungan rutin Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono (masih mahasiswa) kuasa Allah bekerja untuk pelayanan dan pelebaran Injil Yesus Kristus , ibu ini melahirkan dengan normal dan selamat Di RS Baptis Kediri, dan anak ini diberi nama Theo. Untuk mengenang pelayanan Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono praktek mahasiswa dari Institut Injil Indonesia Batu –Malang tahun 1972 waktu itu.
Pertemuan ini sangat indah dan menyenangkan, karena Yesus mempertemukan Pdt Theo dengan keluarga yang pernah dilayaninya yaitu Ir Sugandono, Ibu, dan anak-anak, terutama anak Theo itu sudah kelas III SMA negeri di ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST) merupakan pertemuan penambah semangat pelayanan…& penginjilan di pos pelkes suku terasing ini.
Semuanya itu indah pada waktunya, sehingga ada kerja sama yang erat antara GPIB Maranatha Banjarmasin dengan perusahaan penebangan kayu serta anak perusahaan perkebunan kopi dan coklat karena kuasa Tuhan…melalui driekturnya Ir sugandono ini.
MEMBUKA KEBUN GPIB DI BATU KEMBAR.
Pendekatan dengan kepala desa Batu kebar berjalan baik, karena itu GPIB mendapat sebuah bukit yang terdapat sumber air dan sungai kecil yang mengelilingi bukit kebun kelapa pelkes GPIB itu.
Pada waktu perkunjungan Sekretaris Majelis Sinode GPIB , Pdt. C. Wairata S.Th, yang adalah mantan mentor dan wali ketika pdt Theo menikah diBalikpapan, beliau didaulat untuk membuka dan meresmikan penanaman kebun itu dengan menanam bibit kelapa perdana, sebagai tanda dimulainya kebun GPIB.
Selanjutnya bibit kelapa yang kedua oleh Pdt Theo dan tokoh-tokoh masyarakat setempat dari jemaat Pos Pelayanan dan kesaksian Batu kembar di Pegunungan Meratus ini.
GPIB sudah memiliki kebun dimana-mana, ini adalah permulaan yang baik, karena permulaan yang baik adalah separoh keberhasilan, sehingga jika terjadi krismon, kekurangan dan kelaparan , diharapkan pospel ini tidak meminta dari kota , tetapi memetik sendiri dikebunnya untuk kebutuhan hamba Tuhan ditempat ini.
Bahkan jika terjadi perang nuklir bercampur kimia, maka GPIB sudah memiliki kebun kelapa disekitar hutan Pegunungan Meratus yang dikelilingi air sungai meratus yang jernih itu….bisa berkemah, bersembuny, tanpa kekurangan air dan kelapa disekitarnya.
SEJAK ADA KEAMANAN, KAMI TIDAK AMAN.
Demikianlah kata-kata dari warga suku terasing – Batu Kembar, yang mengalami perubahan sikap, karena sejak ada polisi didesa itu mereka merasa tidak aman.
Apa penyababnya ? Rupanya sebelum ada polisi di Batu Kembar, jika mereka mencari dan mengumpulkan kayu gaharu yang harum dan mahal harganya itu , bebas dibawa ke pasar atau langganan di kota Banjarmasin, tetapi sejak adanya polisi menjaga di Batu Kembar, justru mereka dipajak habis-habisan, sebelum barang jualannya yaitu kayu gaharu itu dibawa untuk dijual kelangganan di kota.
Apa boleh buat kata mereka, harus berbagi sama pak polisi, karena itu timbulah “anakdot” “ sejak ada polisi dan keamanan, kami tidak aman “ , ini merupakan fakta dan kenyataan yang harus dijawab oleh keamanan dan polisi, supaya rakyat rasa aman dinegeri dan dikampung sendiri.
MENGIKUTI P4 TINGKAT PROPINSI DIBANJARMASIN
Sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, maka pdt Theo merespons surat dari badan pembinaan P4 tingkat Propinsi Kalsel, serta mengikuti pembinaan tsb.
Dalam pembinaan hadir dari berbagai unsur al. seorang haji muda dari Barabai yang sangat kreatif dan energik yang berwawasan luas dan berpandangan positif dalam segala gejolak yang terjadi dalam masyarakat. Ia berteman baik dengan Pdt Theo, walaupun kadang kala beda pendapat dalam diskusi, sehingga membuat diskusi itu fleksibel dan hidup.
Pdt Theo dapat mengikuti pembinaan P4 tingkat Propinsi ini dengan baik dari hari kehari sampai selesai, semakin lama mengikuti, semakin banyak teman yang akrab dalam diskusi-diskusi yang hangat soal kehidupan agama-agama dan kemasyarakatan di Kalimantan selatan ini.
BERPELUKAN AKRAB DENGAN PAK HAJI, DALAM ACARA IDUL FITRI.DIRUMAH KAPOLDA KALSEL.
Team jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin menghadiri acara open hause Idul fitri, Muspida tkt I Banjarmasin. Setiba di rumah kapolda , ia bertemu dan berpelukan akrab serta hangat dengan pak haji yang bersorban putih dikepalanya, rupanya pak haji ini adalah teman baiknya pada waktu mengikuti P4 tingkat Propinsi, sehingga membuat suasa lebih enak , indah dan sejuk , kerena kedua tokoh agama yang berbeda ini berpelukan akrab dalam acara idul fitri yang dihadiri oleh tokoh-tokoh daerah seKalimantan Selatan ini.
Suasana seperti ini lah yang harus terus diciptakan oleh generasi penerus dalam melanjutkan kepemimpinan Gereja dalam masyarakat Indonesia yang majemuk ini
Kalau terjadi pertemanan dan keakraban antara para tokoh agama dalam suatu daerah, maka tidak akan cepat termakan isu agama dlsbnya, karena cepat diredam oleh para tokoh agama itu,…dengan wawasan pancasila dan wawasan lainnya yang luas…. Bahwa kita berbeda-beda, tetapi adalah satu bangsa yaitu Indonesia.
BELANJA DI PASAR TERAPUNG.
Setiap tugas untuk memimpin kebaktian di pabrik kayu, selalu melewati pasar terapung bersama Nelly isteri tercinta, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, perahu yang ditumpangipun mendekat pasar, terlihat sampan-sampan yang isinya barang barang belanjaan, seperti jeruk,ayam,gula, dlsbnya seperti sebagaimana layaknya sebuah pasar, beli…beli…beli ..teriakan dari ibu-ibu di sampan itu, merekapun membeli jeruk untuk makan sepanjang jalan sambil menyingkirkan rasa bosan diatas perahu motor itu.
Bahkan sering membawa pulang sebagai oleh-oleh dalam perjalanan kerumah atau membagikan kepada teman, seperti kepada Prof Drs Alex Koroh, dosen UNLAM Banjarmasin adalah juga putera Merbaun – Baun Amarassi dari kampung halaman Timor
Pasar ini sangat terkenal sebagai pasar wisatawan domestic dan juga manca Negara, karena sering dikunjungi oleh touris local, domestic dan touris asing.
KACA MEJA KANTOR GEREJA DIHANCURKAN.
Pada suatu saat ia menerima seorang tamu adalah suami bendahara jemaat, yang melaporkan tentang keterlabatan isterinya selesai rapat untuk pulang
Tiap rapat beliau menunggu diluar untuk mengantarkan isterinya kembali kerumah.
Pada waktu itu suasana hangat oleh keuangan jemaat dalam keadaan kacau, karena salah seorang anggota PHMJ pinjam uang kas Jemaat, utuk mengisi kas uang kantornya yang kosong itu pembahasannya agak lama.
Besoknya dia bertamu diruangan kantor pdt Theo, dengan emosi ia memukul kaca meja kantor gereja sampai hancur brantakan.
Secara bijaksana Pdt Theo bertemu dengan panglima kodam Mulawarman, karena dia adalah seorang perwira menengah, namun secara bijaksana pula panglima menyampaikan bahwa kepada mereka yang tidak mempunyai jabatan karena pengkerdilan kerucut jabatan, sehingga ia frustrasi dan ditumpahkan kepada bapak pendeta, jadi saya atas nama kodam minta maaf atas kekeliruan perbuatan anggota kami itu.
GPIB MARANATHA MEMBELI SEBUAH DANAU DI BANJARMASIN.
Dalam rangka membangun gereja , ketika gereja lama akan dibongkar umat harus tetap berbakti, dari latar belakang filosofis pemikiran inilah, maka panitia membeli sebuah danau kecil dilingkungan perumahan perwira AD Banjarmasin.
Danau kecil ini ditimbun tanah merah sebanyak 400 truk, yang diawasi 0leh om Kussoy teman majelis Jemaat yang aktif menolong panitia pembangunan.
Panitia menanam kayu tiap coran tiang 25 batang kayu, sedalam 10 meter sebagai sistim cagar ayam, sehngga fondasi serba guna ini semakin kuat menahan beban rumah serba guna yang akan dibangun.
Gedung serba guna inilah nantinya akan menjadi tempat kebaktian sementara, ketika gedung gereja dibongkar untuk dibangun total yang membutuhkan biaya yang besar serta waktu yang cukup lama, maka langkah ini memberi semangat kepada warga jemaat untuk sambil beribadah, membangun gedung gerejanya.
KERJA SAMA DENGAN WVII
World Vision International Indonesia adalah suatu badan yang membantu warga jemaat dan masyarakat dalam proyek-proyek kecil, karena itu Majelis Jemaat GPIB Marantha bekerja sama dengan WVII dimana kepala wilayah Kalimantan adalah bapak Gideon , teman kuliah di Institut injil Indonesia.
Semua kios disekitar kota Banjarmasin mendapat giliran untuk penyaluran bantuan tsb, tidak mengenal agama, suku dan latar belakang, tapi semuanya mendapat bantuan secara bergilir tiap kios mendapat bantuan Rp 500.000…. dipandang sungguh besar, karena gaji Pendeta Theo dikala itu sebulan hanya Rp.300.000 saja.
Pelayanan ini adalah kepedulian gereja bersama WVII untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya secara bertanggung jawab guna menumbuhkan ekonomi masyarakat kecil.
MENGUNJUNGI KELUARGA IR RADA MAHAR.
Setiap kebaktian minggu ada seorang bapak dan ibu yang duduk berdampingan, mengikuti kebaktian sampai selesai, hal ini diperhatikan dan dipelajari cukup lama, tapi ketika bersalaman dengan jemaat ia tidak ada.
Kehadirannya bukan hanya sebulan dua bulan , tetapi berlansung terus sampai setahun, karena itu dalam salam sehabis kebaktian minggu, ada petugas majelis menemuinya dan minta untuk berdoa bersama serta perkenalan di konsistori. Pdt Theo minta alamat bapak dan ibu ini untuk diadakan perkunjungan keluarga.
Perkunjungan perdana dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan, isi hatinya dibukakan, beliau mengatakan :” bahwa selama ini banyak pendeta yang datang , tetapi hanya pada waktu hari raya natal dan tahun baru, sebagaimana kita umat Kristen merayakan natal dan tahun baru, dan…. Baru kali ini saya dikunjungi secara perkunjungan jemaat oleh Pdt Theo dan ibu, untuk itu kehadiran saya di kebaktian minggu GPIB tidak hanya sampai disitu, saya akan mendafdarkan diri sebagai warga jemaat GPIB maranatha Banjarmasin.” Demikian kata –kata yang diucapkan oleh Ir Rada Mahar.
Selanjutnya proses berjemaat berlangsung dalam suasana kekeluargaan, sehingga tidak hanya kebaktian minggu, tetapi juga kebaktian keluarga baik menerima maupun mengikuti kebaktian tsb secara aktif, sebagaimana warga jemaat lainnya.
MENJADI WAKIL KETUA MUPEL KALTIM – SEL.
Dalam pemilihan kepengurusan Mupel kaltim-sel, ia terpilih sebagai wakil ketua Mupel kaltim-sel yang meliputi dua propinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Dalam kaitan tugas tsb diatas ia sering kali ke Balikpapan untuk rapat rutin pengurus atau musyawarah secara lengkap yang dihadiri oleh jemaat sekaltim – sel ini….bahkan konsultasi nasional.
Program kerja mupel kaltim – sel , dipandang lebih efektif dan efisien jika mupel kaltim-sel ini dimekarkan menjadi beberapa Mupel yaitu; kaltm I, mupel kaltim II, mupel kaltim III dan mupel Kalsel.
Pemekaran mupel ini beberapa tahun diprogramkan tetapi tertuda karena adanya prokontra, namun akhirnya disyahkan pemekarannya, sehingga keefektifan kerja mupel-mupel ini semakin Nampak diwilayahnya .
MENJADI KETUA MUSYAWARAH PELAYANAN ( MUPEL ) KALSEL.
Setelah disyahkan pemekaran mupel kaltim-sel menjadi 4 mupel, maka ia menakhodai ( ketua ) musyawarah Kalimantan Selatan (Mupel Kalsel), yang beranggotakan tiga jemaat GPIB yaitu Maranatha Banjarmasin, Effatha Guntung Payung dan Imanuel Kota baru.
Tantangan ini ia harus jawab dengan berkunjung ke jemaat-jemaat ini, bahkan mengirim buku stensilan yang ditulisnya sendiri kepada semua presbiter dari ke tiga jemaat ini , Berthema : “ JEMAAT MULA-MULA DAN GPIB PADA MASA KINI”, sebagai pedoman dan pegangan untuk melakasanakan tugas dengan baik.
Buku ini merupakan suatu tinjauan jemaat mula-mula dan perbandingan GPIB pada masa kini, untuk memperbandingkan dan menganalisis kekurangan dan kelebihan GPIB yang hidup dan melayani pada zaman modern ini.
MENJADI WAKIL KETUA PGI – WILAYAH KALIMANTAN SELATAN.
Dalam Persidangan PGI wilayah Kalimantan selatan, ia terpilih menjadi wakil ketua, suatu wawasan oikoumnenes yang menantangnya untuk menerima semua anggota PGI, baik yang beraliran protestan( Lutheran dan kalvinis dan lainnya) atau yang beraliran pentakosta.
Kepemimpinannya yang berlatar belakang dan pengalaman di Daerah Istimewa Aceh ini, menantang semua pengurus supaya berhati dan berwawasan luas, menerima semua gereja, baik yang induknya sudah anggota PGI atau belum anggota PGI, asalkan mereka menerima anggaran dasar dan Rumah tangga PGI- wilayah Kalimantan Selatan ini.
Hal ini diterapkan dalam fasal khusus, yang menampung aspirasi semua gereja, sehingga termuat dalam anggaran dasar PGI-wilayah kalsel ini.
Pertukaran mimbarpun mulai diperluas, tidak hanya gereja anggota PGI, tetapi juga gereja non anggota PGI, karena mereka sudah menjadi anggota khusus PGI –wilayah Kalimantan selatan, yang kiranya memuluskan jalannya untuk mendorong induknya menjadi anggota PGI, dimana Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia ini, yang dipandang dan diterima pemerintah sebagai wakil resmi.
MENDAPAT SURAT KALENG PERTAMA SEJAK MELAYANI TUHAN
Surat kaleng pertama diterima dan dibaca….sungguh hati seperti diiris-iris dengan pisau, karena itu pdt Theo menyampaikan kepada Tuhan dalam doa dan penyerahan.
Diumumkan agar siapa yang membuat surat kaleng itu, agar berani tampil untuk bicara secara bertanggung jawab…tetapi sampai pindah tak seorangpun yang berani tampil dan mau mengakui bahwa dialah yang membuat surat kaleng ini.
Diserahkan kepada Tuhan yang maha mengetahui dan maha kuasa itu untuk memberkati dan memberi pikiran yang cerah dan jernih kepada semua untuk terbuka dalam segala sesuatu dalam pelayanan diladang Tuhan ini.
MENGIKUTI SIDANG PGI DI MAKASAR & JAYA PURA.
Dalam status sebagai wakil ketua PGI – wilayah kalsel, ia diutus dua kali untuk mengikuti sidang PGI baik di Makasar maupun di Jayapura pada tahun yang berbeda bersama sekretaris mewakili Kalimantan selatan .
Dalam urusan tsb membutuhkan biaya yang besar, tapi bapak Drs Melly Titahelu sebagai kepala bagian di kantor anggaran Kalimantan Selatan, tahu bahwa semua agama terutama agama islam sering memanfaatkan jalur bantuan pemerintah ini, maka ia membawa surat PGI-Wilayah kalsel dan berhasil menguruskan uang tiket PP dari Banjarmasin- Makasar dan tahun berikutnya dari Banjarmasin- Jayapura.
Wawasan Pdt Theo semakin diperluas untuk memimpin jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin yang warganya terdiri dari berbagai suku dan latar belakang yang tersebar dalam berbagai instansi pemerintah maupun swasta ini.
MENERIMA YAYASAN DAN KELOMPOK PERSEKUTUAN DOA, MENJADI CALON JEMAAT GPIB PALANGKARAYA.
Dalam merintis berdirinya GPIB Palangkaraya sering memberi motivasi kepada warga jemaat yang pindah kesana untuk memulai dengan persekutuan doa biasa.
Sebagai ketua Mupel kalsel, diberi mandat oleh Majelis Sinode GPIB, (ketika Majelis Sinode berhalangan), untuk menerima sebuah yayasan dan sebuah kelompok persekutuan doa, guna mempersiapkan mereka menjadi jemaat Persiapan menuju pendewasan jemaat GPIB Palangkaraya.
Team negosiasi ini bekerja sama dengan Ir Rada Mahar,dimana beliau memfasilitasi team ini dengan spead boad dari Banjarmasin ke Palangkaraya dan hotel selama team ini berada di kota Palangkaraya ini.
Percakapan Team Mupel kalsel & Majelis jemaat dengan kelompok persekutuan Doa & yayasan ini berjalan lancar, sehingga diadakan penanda tanganan dokumen secara resmi dalam ibadah, bahwa ada jemaat persiapan menuju pendewasaan jemaat GPIB dibawah bimbingan Majelis jemaat GPIB Maranatha dan Mupel Kalsel di Banjarmasin.
Diadakanlah kebaktian minggu dan kebaktian keluarga tersendiri, walaupun bimbingannya sistim jarak jauh, karena pelayanan merintis ini berokasi pada dua propinsi dimana mereka belum diteguhkan sebagai penatua dan diaken tetapi melayani sementara jemaat persiapan ini.
Buku-buku sesuai tata gereja, liturgi, buku nyanyian Rohani dikirim secara bertahap, sehingga kemauan baik ini, direspon (ditempa selagi besi masih panas) seperti gayung bersambut, sukacita & semangat semakin membara dalam hati dan hidup pelayanan dalam kehidupan bergpib dari kedua kota ini(Banjarmasin dan palangkaraya) tercinta.
Segala perjuangan jerih payahmu ini tidak sia-sia, karena Allah bekerja dalam RohNya yang kudus untuk turut mempersiapkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang melayani dengan pengabdian dan pengorbanan. Ketika ia sudah di Semarang mendengar serta membaca dalam laporan Majelis sinode bahwa telah didewasakan jemaat Palangkaraya ini.
SIAP-SIAP MAU PINDAH DARI BANJARMASIN KE SEMARANG.
Surat keputusan Majelis Sinode GPIB telah diterima dan diproses, persiapan mutasi ini semakin mantap, barang- barang sudah dikirim duluan , tiket bouraq sudah disediakan oleh seorang warga jemaat yang hanya ketemu sekali dan singkat , semua ini datangnya dari Tuhan.
Perpisahan diadakan melibatkan Jemaat Effatha dan Maranatha yang dilayani dengan penuh penyerahan dan kasih, rombongan pengantarpun sudah tiba di lapangan terbang, yang mana barang diatur oleh om Ongrwalu yang sungguh bertobat ketika dilayaninya.
Selamat tinggal Banjarmasin …… dan selamat jalan Pdt Theo bersama kkeluaraga….dalam segala kenangan,……. Manis dan pahit …….adalah dinamika hidup daam pelayanan & makanan sehari-hari seorang pendeta GPIB…. yang ditempa dan dibentuk serta ditempatkan Tuhan melalui Majelis Sinode GPIB.
TIBA DI SEMARANG … GEREJA BLENDUK … SENTRAL JAVA.
GEREJA BLENDUK ADALAH; GEREJA TUA, WISATA DAN BERSEJARAH.
Gereja Blenduk adalah sebuah gereja tertua di Semarang-jawa tengah, bahkan sejawa, yang berlokasi di kota lama… seumur dengan gedung tua lainnya seperti Lawang Sewu di kota Semarang.
Gereja ini adalah gereja berstatus wisata rohani bagi wisatawan domestic maupun manca Negara. Sehubungan dengan gedung gereja ini bernilai sejarah dan purbakala, maka ia dilindungi oleh Negara.
Gereja Blenduk didirikan pada tahun 1753, adalah salah satu land mark kota lama di semarang.
GPIB mempergunakan gereja Blenduk ini dalam tiga kali ibadah minggu, yaitu jam 06.00, 09.00 dan 17.00 wib selain gedung ibadah Effatha, Filadelfia dan Banyumanik di kota Semarang.
IA MENJADI PENDETA KE 89 di GPIB IMANUEL – BLENDUK SEMARANG.
Deretan nama – nama pendeta di gereja blenduk yang didirikan pada tahun 1736 ini semuanya adalah pendeta orang belanda, karena Indonesia masih dalam jajahan Belanda, dimana para pendeta belanda ini mendapat gaji dari pemerintah belanda
Setelah Indonesia merdeka semua fasilitas gedung termasuk gereja blenduk dipelihara dengan baik dan gpib mendapat kepercayaan sesuai sejarah gereja dan aliran gereja serta surat pelimpahan agar semua gedung gereja Indische kerk diIndonesia dierahkan kepada gpi, dimana Indonesia bagian timur diserahkan kepada gpm, gmim dan gmit, sedangkan daerah Indonesia bagian barat diserahkan kepada gpib
Gereja blenduk termasuk dalam wilayah indonesia bagian barat, dimana gpib mendapat kepercayaan untuk mengelolanya, sehingga sejak tahun 1945 para pendetanya yang ditempatkan digereja blenduk adalah orang indonesia
Pendeta Theofilus Natumnea adalah pendeta orang Indonesia ke 7 ditempat oleh majelis sinode gpib untuk melayani Tuhan, dimana ia dimutasikan dari gpib maranatha banjarmasin ke gpib imanuel semarang., sehingga dari deretan nama – nama seluruh pendeta gpib, ia berada pada deretan nama pendeta yang ke 89 di gereja blenduk yang terkenal dengan gereja wisata dan punya nilai kepurbakalaan ini
SEORANG WANITA BELANDA DATANG KEPASTORI & MENCARI PALANG PINTU.
Palang pintu pastori gereja Blenduk panjangnya 1 meter itu pernah dicari oleh seorang wanita Belanda. Ia bercerita sambil memegang dan berfoto dengan palang pintu ini , bahwa dulu bapaknya adalah seorang koster dan mereka tinggal di tempat ini.
Ketika malam hari mereka kunci rumah dengan palang pintu ini,
pada waktu itu zaman pendudukan Jepang, dalam keadaan darurat & takut, sehingga palang pintu ini adalah alat penutup pintu , ditutupnya kuat-kuat dan erat-erat … sehingga tidak dapat di goyahkan.
Koster adalah pelayan dan pembersih serta pengatur urusan gereja, sehingga pada waktu pelayanan berlangsung semuanya dalam keadaan baik dan rapi siap untuk dipakai gerejanya.
Tempat koster itulah yang sekarang didiami oleh pendeta jemaat yang sedang bertugas dijemaat GPIB Imanuel (Gereja blenduk) adalah pastori di taman sri gunting ini, berarti dulu rumah koster bukan pastori tempat pendeta
DIMANAKAH TERDAPAT PASTORI GEREJA BLENDUK SEBENARNYA ?
Pastori gereja Blenduk sebenarnya menurut ceritra warga jemaat dan dikukuhkan ibu Belanda ini, terdapat di Perumahan Candi atau dikenal semarang atas, namun pada waktu pendudukan jepang dan zaman revolusi Indonesia, pastori gereja Blenduk itu diambil alih oleh orang lain.
Majelis Jemaat pernah menelusuri melalui celah-celah yang bisa ditelusuri, tetapi sampai hari ini masih tertutup erat kemungkinan untuk menemukan dan mengembalikannya kembali.
WISATAWAN BELANDA MENGADAKAN KEBAKTIAN DI GEREJA BLENDUK
Jarak gereja dan pastori hanya 10 m , diseberang jalan belakang gereja ini, suatu ketika terdengar pujian berupa koor besar didalam gereja….khotbah … yang semuanya dalam bahasa Belanda.
Pendeta Theo pelan-pelan membuka pintu belakang dan melihat….aduh …. Hai….. banyak orang belanda yang sementara mengikuti kebaktian dalam wisata mereka di gereja ini..
Ternyata rombongan ini punyai kaitan sebagai anak cucu dari bapak /ibunya atau opa/ omanya yang dulu pernah tinggal semarang dan beribadah di gereja blenduk ini
MEMILIKI DUA POS PELKES YAITU KENONGO DAN DEMPELREJO
Walaupun sibuk karena jemaat Imanuel semarang masih satu jemaat dewasa dan dalam jumlah besar dan wilayah yang luas, serta ada empat buah gedung ibadah dalam kota dengan variasi jam ibadahnya, tetapi jemaat ini sudah memiliki dua pos pelkes yaitu kenongo dan Dempelrejo.
Pos Pelkes Kenongo, setelah melewati Banyumanik,…Ungaran…….. dan Bawen , belok ke kiri turun ke desa kenongo, sekitar 5 km. Mereka dilayani dua bulan sekali dari jemaat induk Immanuel (kota Semarang), sedangkan hari minggu lainnya dilayani oleh penatua dan diaken setempat.
Ketika musim tanam selesai, warga jemaat di kennongo ini pergi mencari kerja di Jakarta untuk menambah pendapatan mereka ,dan yang tidak punya keahlian pun dia bertekat walau memungut barang-barang disampah mereka tetap mencari kerja di kota besar.
Pada saat itu, tinggalah isteri dan anak-anak mereka di kampung Kenonngo, walaupun jalannya turun naik dan curam, tetapi mereka tetap aktip kegereja dan pelayanan lainnya.
Pos Pelkes Dempelrejo ke arah Kendal
Pospel Dempelrejo ini, adalah suatu pos pelayanan yang 4 km dari kota Kendal, masuk ke arah kiri kalau dari Semarang. Pospel ini terdiri dari beberapa keluarga yang ada kaitan famili dari antara mereka.
Keaktifan mereka sesuai dengan pekerjaan sebagai petani ada waktunya sangat sibuk dikebun dan sawah, tetapi ada waktunya untuk beribadah ke gereja.
Pepatah mengatakan Jauh bau bunga, dekat bau tahi, demikianlah pepatah ini berlaku bagi jemaat pospel Dempelrejo ini yang hanya terdiri dari beberapa keluarga yang ada kaitan family, jadi tak heran jika terjadi diantara mereka dinamika dan selisih paham keluarga, maka dalam beberapa wakktu lamanya gereja itu berkurang sekali, karena sebagian besar dari mereka tidak datang kebaktian
Itulah tugas dan panggilan pelayanan untuk mendamaikan mereka, sehingga merekapun mampu membawa damai itu kepada orang lain sesuai fungsi dan pelayanannya dalam jemaat dan masyarakat.
PROYEK MAJELIS SINODE GPIB.
Proyek GPIB dalam kaitan dengan harta milik dan pendaya- gunaanya, sering kali memerlukan perhatian & energy khusus dari Majelis Sinode, sehingga jemaat ini sering dikunjungi fungsionaris majelis sinode GPIB dari Jakarta.
Baik masalah Paldam(kompleks kodam) maupun masalah perumahan orang tua di Peterongan….. Semarang timur yang diduduki warga jemaat, adalah masalah GPIB yang tak habis-habisnya memaksa Majelis Sinode dan team Majelis jemaat untuk berurusan dengan semua pihak yang terkait.
Masalah ini selalu menjadi topic utama dan terhangat dalam setiap persidangan sinode GPIB antara tahun 1980 – 1990an.
SEHABIS DOA SYAFAAT GEREJA KOSONG
Dalam kaitan dengan masalah peterongan ada titik terang, dimana semua penghuni yang tinggal dirumah orang tua Peterongan ini, setiap keluarga mendapat rumah di perumnas Banyumanik sebagai pengganti uang pengusiran.
Hal yang lucu dan menggelikan, aneh tapi nyata ialah, ketika semua berkumpul di gereja Blenduk bersama Majelis Sinode, team dan Majelis Jemaat, untuk mengadakan kebaktian pembagian rumah agar mengambil nomor undian, ketika doa syafaat selesai, gereja kosong……kemana mereka ?…. rupanya pada waktu doa syafaat, satu persatu angkat kaki dan menghilang dari dalam gereja.
Pendekatan demi pendekatan, akhirnya mereka dapat menerima untuk keluar dari kompleks peterongan dan menempati rumah hasil undian team Majelis Sinode tsb.
TIGA ORANG ISTERI, SEMUANYA ADIK – KAKAK KANDUNG.
Diantara Semarang dan Kendal terdapat seorang warga jemaat yang memiliki tiga orang isteri, yang semuanya adik kakak kandung, mereka tinggal dalam satu kompleks kecil yang letaknya tidak berjauhan satu sama lain.
Kakak yang tertua adalah isteri tua yang sekaligus menjadi koordinator dari antara mereka, untuk mendapat kunjungan suami yang adalah orang indo bugis ini.
Suatu saat ia memberikan persembahan syukur kepada gereja berturut turut beberapa bulan atas nama isterinya yang muda, rupanya suatu pendekatan untuk mengadakan baptisan bagi anak anak dari isterinya yang muda ini.
Mereka datang ke Pendeta Theo serombongan, ketiga isterinya dan belasan anak-anaknya dengan dua kendaraan mini bus, untuk melaporkan niat mereka ini, bahwa anak-anak dari isteri yang muda ini akan di serahkan ke gereja untuk dibaptiskan.
Pendeta Theo menjawab; boleh, tetapi nanti dalam persiapan akan disiapkan bahwa yang berdiri sebagai orang tua adalah isteri tua bersama bapak, sedangkan yang lain tetap ikut digereja tetapi dibelakang bapak dan isteri tua.
Selanjutnya yang ikut perjamuan kudus adalah isteri tua, sampai urusannya diselesaikan pada waktunya, jika isteri kedua dan ketiga diceraikan dalam tanggung jawab bapak
Mereka adalah keluarga besar, karena itu gereja harus melayani dan menyelamatkan mereka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, anak-anak pemuda, gadis, remaja serta adiknya yang kecil yang cantik sedang bertumbuh, mereka tidak tahu apa yang diperbuat, gereja jangan biarkan mereka, tetapi gereja perlu melayani semuanya menurut ketentuan , karena Yesus datang kedunia ini untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa.
NAMANYA BAPAK DAENG KAHAR & TETAP MENJADI WARGA JEMAAT GPIB IMANUEL SEMARANG.
Walaupun ia (Daeng Kahar) ini memiliki tiga orang isteri yang adalah adik -kakak kandung, tetapi ia tetap tegar mau menjadi anggota jemaat GPIB Imanuel semarang.
Tantangan tersendiri pagi para hamba Tuhan, termasuk Pdt Theo untuk mengelola dan memimpin jemaat termasuk bapak Daeng Kahar yang antik keluarganya ini
Ibarat benang kusut dan timbunan tepung, kita harus berhati-hati, agar benang tidak putus, tetapi juga tepung tidak terkoyak dan terhambur-hambur, demikianlah menjaga jemaat tetapi Tuhan Yesus mengutus kita untuk pergi mencari dan menyelamatkan domba yang hilang.
Mereka ibarat domba yang hilang, tapi tidak jauh hanya disebelah kandang saja, bagaimana caranya untuk memasukan mereka kedalam kandang melalui pintu dan jalan Tuhan Yesus, yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa.
Anak-anaknya yang sudah bertumbuh besar: ada pemuda, ada remaja dan ada juga anak sekolah minggu yang jumlahnya belasan dan nanti akan menjadi puluhan, berarti satu generasi harus diselamatkan , sambil memelihara persekutuan yang ada yaitu warga jemaat yang lainnya dan banyak seperti gunung tepung ini, agar tepung persekutuan tidak terkoyak dan terhambur yaitu warga jemaat, tetapi langkah penyelamatan keluarga ini seperti benang kusut harus dilayani dan diperbaiki status dan hidup mereka, karena merupakan potensi satu keluarga yang belasan bahkan akan menjadi puluhan anak-anaknya ini.
Langkah pelayanan pertama adalah pelayanan sakramen baptisan kudus bagi anak-anak isteri ketiga (lihat uraian diatas) supaya yang berdiri adalah isteri Pertama…yang sah itu
Langkah pelayanan kedua adalah semua boleh ikut kebaktian dan mendapat pelayanan , tetapi yang berhak untuk ikut perjamuan kudus adalah isteri pertama , bukan yl dihalangi tetapi statusnya yang menghalangi mereka ini..
Langkah pelayanan ketiga adalah diadakan penggembalaan , sampai waktu Tuhan, status isteri kedua dan ketiga dapat diselesaikan secara baik-baik diceraikan , tetapi tetap tanggung jawab bapak Daeng Kahar untuk menjamin hidup mereka secara ekonomi, dan langkah ini sulit tapi harus ditempuh, sehingga ibarat benang kusut diperbaiki tetapi tepung persekutuan tidak terkoyak-koyak dan tidak terhambur.
Sayangnya simtim presbiterial sinodal yang dianut oleh GPIB, membuat Pdt Theo tidak dapat melanjutkan langkah ketiga ini karena harus pindah ke Bnaten, tapi salah satu catatan dalam acara serah terima kepada ketua I, (karena belum datang pendeta penggant)i, diberi catatan untuk melanjutkannya.
KENDARAAN DINAS SEBUAH MOBIL TUA.
Majelis jemaat mengatakan, ini kendaraan dinas kita, sebuah mobil mini bus Merk hijet 1000, yang sudah batuk-batuk, kalau sementara dikendarai; mobil inilah yang membawa Pdt Theo kemana-mana untuk melayani warga jemaat yang begitu banyak dan wilayah yang sangat luas ini.
Berapa kali harus ditinggalkan dibengkel di Salatiga , ketika mobil ini mogok dalam perjalanan pelayanan, yang akhirnya diambil oleh sdr Rony pegawai kantor gereja.
Mobil ini pula yang membawa keliling Pdt Theo kebupaten- dan kota sejawa tengah & DIY untuk melayani dan berkunjung sebagai ketua Mupel Jateng-DIY
MENJADI KETUA MUPEL JATENG-DIY
Ia terpilih menjadi ketua Mupel Jateng-DIY,
sebelumnya sebagai wakil ketua, untuk membina dan melayani jemaat-jemaat GPIB se-mupel Jawa tengah & Yokyakarta ini.
Dalam melayani jemaat-jemaat se-mupel ini, mengadakan program kerja untuk menjabarkan program sinodal serta menganalisis aspirasi Jemaat-jemaat se Mupel. serta mengadakan pertukaran mimbar antar jemaat , supaya ada penyegaran diantara jemaat dan para pelayan firman….sekaligus menggali aspirasi dalam kehidupan dan dinamika warga jemaat sejateng- DIY.
Memberi bea siswa kepada mahasiswa theologia untuk menyelesaikan pendidikannya, dikala mengalami pergumulan dari segi ekonomi.
Membantu jemaat kecil untuk menggaji pendeta yaitu jemaat Purworejo, sekaligus membantu untuk membuka bengkel, sehingga dari hasil bengkel itu mendapat tambahan selain mendayagunakan warganya untuk bekerja.
Menghadapi pemerintah dalam urusan kemasyarakatan dan kenegaraan dalam kehidupan dan kerukunan antar umat beragama.
PENATARAN UNTUK MENJADI PEJABAT B.S. (BURGELIJK STAND) KOTA SEMARANG.
Dikota dingin, Salatiga itulah seluruh peserta dikumpulkan dalam rangka pembinaan/pembelajaran tentang catatan sipil, yang berlaku untuk gereja-gereja di Indonesia, khususnya jawa tengah. Salah satu peserta adalah pendeta Theofilus Natumnea utusan majelis jemaat gpib Imanuel – blenduk Semarang yang mewakili juga musyawarah pelayanan (mupel) jateng – D.I>Y, dimana ia adalah ketua mupel jateng-d.i.y pada periode itu.
Pembinaan/pelatihan berlangsung ketat, dimana semua peserta dibina dan dilatih untuk sanggup melayani warga jemaatnya bahkan warga jemaat yang lain jika mereka membutuhkannya, asalkan mereka sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai hukum dan undang-undang yang berlaku.
Setelah mengikuti pembinaan hukum yang diadakan oleh pemerintah daerah propinsi jawa tengah di salatiga selama satu bulan dan menerima SK Gubernur jawa tengah, ia dilantik oleh walitota semarang menjadi pelaksana Catatan sipil /pejabat B>S.Kota semarang, untuk melayani pernikahan warga jemaat secara hukum Negara
Berdasarkan status ini, maka ia dapat melaksanakan pelayanan pernikahan menurut hukum gereja maupun hukum Negara, yang dapat dipertanggung-jawabkan sesuai kapasitasnya untuk melayani warga gereja dari kedua sisi hukum ini
Suatu status yang mempunyai kapasitas ganda untuk menolong banyak orang yang datang dari mana saja, dimana suatu ketika melayani mantan muridnya SMA Methodis Banda Aceh yang sedang dalam keadaan sulit dan mencari jalan keluar dalam urusan pernikahannya, karena mereka berdua adalah keturunan Cina.
SILAHKAN MEMBERIKAN TANGGAPAN DAN KOMENTARNYA DENGAN USULAN ATAU KRITIK MEMBANGUN ………KAMI SANGAT MENANTIKANNYA….!
Ditunggu seri keempatnya…
ok makasih atas komentarnya dan doakan agar seri IV cepat selesai dan bisa terbit gbu amin
Pengalaman bersamNYA jangan dipendam, buka smua biar dunia tau ada seorg bapa dari Timor peduli biat anak2 Tuhan yg dlm keraguan n bimbang dapat bangkita lai. GBU opa n oma
walaupun demikian gpib HARUS SERIUS JUGA untuk semua yang telah tertinggal untukdiurus baca blog saya theonatumnea.wordpress.com seri IV ttg masalah tanah gereja di kudus dan masalah gereja yang di tinggalkan di Rembang … silahkan agar cara pengelolaan aset gereja sesuai denga kesaksian Alkitab juga Tuhan berkati gbu amin
GPIB diingatkan agar tidak terbengkalai semua urusan yg sementara jalan ketika peputusan utkk urusan harta milik dihentikan sementara, contoh paldam, dll usul saya proyek baru dihentikan tetapi urusan yg sudah jalan diteruskan , suapay semua pihak tidak rugi termasuk GPIB. mkasih.
“PEMANFAATAN” HARTA MILIK PEMBERIAN ALLAH….
Istilah “pemanfaatan” sering menimbulkan berbagai pentafsiran yang ujung-ujungnya berakhir pada perselisihan. “Pemanfaatan” bisa berarti : TUKAR GULING, SEWA PAKAI, JUAL BELI dan sebagainya. Kata ini selalu memberikan peluang “hilang / raup” – nya harta milik pemberian Allah kepada JemaatNya.
Saya tidak bermaksud mempersoalkan dan membuat kekisruhan, melainkan CARA PENGELOLAAN aset Gereja / Jemaat selayaknya sepadan kesaksian Alkitab.
Dan menurut kesaksian Alkitab dituliskan : “AKAN TETAPI SEGALA SESUATU YANG SUDAH DIKHUSUSKAN OLEH SESEORANG BAGI TUHAN DARI SEGALA MILIKNYA, BAIK MANUSIA ATAU HEWAN, MAUPUN LADANG MILIKNYA, TIDAK BOLEH DIJUAL DAN TIDAK BOLEH DITEBUS, KARENA SEHALA YANG DIKHUSUSKAN ADALAH KUDUS BAGI TUHAN (Im. 27:28).
Mengingat akan ayat ini terdapat did alam kesaksian Alkitab, yang adalah SUMBER SEGALA HUKUM GEREJA, maka perlu diadakan pengkajian dan pengujian atas MATERI TATA GEREJA, agar tidak membawa kerugian dalam PENATALAYANAN PEREKONOMIAN GEREJA.
PUTERA SANG FAJAR
Terima kasih atas komentarnya berdasarkan dasar-dasar alkitabiah, memang gpib dan para ahli theologianya waktu itu sudah menggumuli dan menempatakan kata pemanfaat dan pendaya gunaan harta milik, perlu dicata untuk sidang yad mengumuli ulang dan meperbaharui istilahnya, tetapi maksud saya agar kalau pemberhentian urusan harta milik itu boleh saja …tetapi urusan yang sementara berjalan secara hukum dan modal orang sudah keluar atau investor sudah transaksi, maka ururan ini terus diselesaikan tuntas, kelau tidak liat urusan paldam semarang atau urusan-urusan yl lagi ….bahwa kalau dibiarkan yang rugi bukan hanya mereka…investor tetapi yang paling diirugikan adalah gpib. terimaksi sekali lagi gbu amin
Mari kita melihat dan mempelajari semua keputusanitu dengan baikuntuk menjaga ketanangan GPIB, tetapi juga mengamankan semua urusan yang sementara berlangsung untuk tidak merugikan siap-siapa baik pemilik modal maupun gpib tentunya, sebab jika dibiarkan gpib yang hartanya cukup mahal menjadi tanda tanya kemana larinya semuanya itu. Ruoanya termasuk harta yang terpendam, karna belum diteruskan urusannya dan nilai rupaihnya semakin menurun, siapa yang rugi.arena mari kita mengurus secara crmat dan tepat, suapay membawa sejathera bagi gpib dan para pendetanya yang pensiunnya masih bermasalah dengan depertemen keuangan. kapan selesai ?jawaban ada pada GPIB GBu amin
tulisan ttg pengalaman itu menarik. apa akan diterbitkan sbg buku tercetak? diterbitkan oleh siapa?
Puji Tuhan, kalau ada penerbiat mau terbitkan , penulisnya oleh Theofilus natumnea. makasih banyak
Seri III dalam waktu dekat ini akan terbit di blog saya alamatnya sama theonatumnea.wordpress.com, mudah-mudahan ada 7 seri dan memang saya baru belajar tulis, jadi ada kekuranagan, mohon editor dapat melengkapinya gbu amin
Semoga pengalaman dari Bpk Pdt Natumnea menjadi pelajaran bagi calon pelayan Tuhan.. Tuhan Yesus memberkati….
Terima kasih Betty Marisi, atas dukungannya, doakan supaya terbukti semakin banyak pembaca sehingga blog sederhana ini menjadi berkat kekuatan untuk menguatkan orang lain gbu amin
Bp Pdt Natumnea, TUHAN YESUS memberkati terus pelayanan bapak tambah hari tambah heran dipakai TUHAN amin……..!!!! Saya bernama Natalie Hamilton waktu saya membaca testimony bapak diblog ini, saya melihat photo ibu Ary Lalamentik menggendong anak ke 3 bapak pd thn 1986. Apakah ibu Ary Lalamentik yg diphoto itu adalah istri dari Ary Lalamentik yg pernah saya kenal diBanjarmasin pada thn 1970an?? Pada waktu itu Ary Lalamentik adalah pemimpin paduan suara Efrata dari Greja GPIB Banjarmasin. saya Natalie Hamilton waktu itu pangilan akrab dipaduan suara adalah Daisy. Mudah2an itu benar adalah Ary Lalamentik pemimpin koor Efrata, tolong sampaikan salam saya buat mereka TUHAN YESUS memberkati.
TERIMA KASIH, BP NATALLIE HAMILTON ATAS KOMENNYA, BAHWA SANGAT BESAR KASIH TUHAN YESUS YAITU IA TELAH MENYERAHKAN DIRINYA MATI DISALIBKAN BAGI KITA – DAN KEBANGKITANNYA MENJADI MOMENTUM SUKACITA DAN SEMANGAT KITA, MARILAH KITA SAKSIKAN NAMA YESUS SERTA TERUS MELAYANI YESUS…SEBAGAI TANDA TERIMA KASIH KEPADA TUHAN. KIRANYA DIBERKATI BP NATALIE HAMILTON SEKELUARGA DALAM PELAYANAN YANG SAMA MENURUT PROFESI DAN KESEMPATAN YANG ADA GBU AMIN
BENAR FOTO ITU ADALAH ISTERI BP ARY LALAMENTIK YG MENGGENDOBG ANAK NANI NATUMNEA, , KETIKA ITU BERSAMA MELAYANI DI BANJARMASIN. SETELAH MENINGGAL BP ARY LALAMENTIK , BERITANYA IA PULANG KEMANADO DAN JUGA KAMI PINDAH KE SEMARANG, TAPI DIMANAPUN IBU ARY LALAMENTIK BERADA DAN MENDENGAR & MEMBACA BERITA INI, KIRANYA ADA KONTAK DALAM BATIN . SALAM BAPAK NATALIE HAMILTON ( DAISY) DITERUSKAN SERTA SALAM KAMI JUGA KEPADA BP NATALIE HAMILTON SEKELUARGA DAN IBU ARY LALAMENTIK, TERIMA KASIH TERPUJILAH TUHAN YESUS AMIN
Thank you so much Bapak Pdt Theo Natumnea atas keterangan tentang kel Ary Lalamentik. Sorry to hear that Ary Lalamentik sudah passed away,kiranya TUHAN YESUS memberkati kel Ary Lalamentik dimana saja mereka berada amin….!!! Saya pd thn 1972-1978 tinggal diBanjarmasin Gerejja saya diGPIB Maranatha satu Greja dng Ary aktif di paduan suara, Ary Lalamentik saat itu kerja di Bank Indonesia.. Waktu itu Pdtnya Bp Pdt G,Y,Hb Lantu, Bp Pdt P,A,Seberangtabek Om Kusoi majelis Greja dan masih banyak yg lainnya. Thank you once again, TUHAN YESUS Bless you & your family.
Kind Regards, ibu Natalie.
IBU NATALIE HAMILTON YKSH….PAK PDT SEBARANGYABEK MASIH ADA DI JAKARTA,PAK KUSSOY SUDAH MENINGGAL PAK PDT HUBERT LANTU SUDAH PENSIUN DI BEKASI, TEAPI HASIL PERJUANGAN IBU DAN SEMUA HAMBA TUHAN TIDAK SIA-SIA, SEMUA JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA ALLAH MEMBERKATI PELAYANAN YANG BERSAMBUNG TERUS DALAM JEMAAT GPIB MARANATHA BANJARMASIN TERPUJILAH TUHAN YESUS AMIN
TERIMA KASIH IBU DAISY NATALIE HAMILTON ATAS KOMEN DAN INFORMASINYA MELALUI BLOG INI…. MUNGKIN IBU LALAMENTIK SO PULANG MANADO DAN KAWIN LAGI KARENA DIA MASIH MUDA TAPI SAYA PERCAYA TUHAN PAKAI KITA BERSAMA BAIK IBU NATALIE DAN IBU LALAMENTIK DAN THEO ….KITA SEKELUARGA GBU BIARLAH NAMA TUHAN YESUS DIMULIAKAN AMIN
SALAM BUAT KELAUARGA SEMUANUA TUHAN MEMBERKATI AMIN
makasih ibu Natalie Hamilton atau Deasy, nama-nama itu beta masih jumpa, om Kussoy,pdt lantu dan beberapa nama yl spt pak jhon Siahainenia,pak melly Titahelu, pak Toar,dll…kami masih bakudapa dalam perjumpaan pelayanan disana. Dan Semangat koor Efratha masih menyala waktu itu, kita yakin walaupun berganti orang dan masa , tetapi kasih Yesus tetap sertai kita dan jemaat maranatha banjarmasin… sekarang su gedung gereja baru dilokasi itu juga, puji Tuhan pada saat peresmian oleh walikota beta diiundang dan datang menghadirinya. Tuhan Yesus selamatkan kita dan sebar dalam pengutusanNya untuk melayaniNya, ibu Natalie Hamilton di US dan kami di Indonesia, namun puji Tuhan karena teknology informasi sekarang ini dalam jarak jauh kita jumpa terpujilah nama Tuhan amen
Terima kasih pak Pendeta, cerita bapak tentang GPIB Immanuel Semarang membuat saya tahu sedikit latar belakang pelayanan khususnya di Kendal, saat ini saya melayani sebagai presbiter dan Ketua III PHMJ GPIB Immanuel Semarang (periode 2013 s/d 2015). Kiranya Tuhan selalu memberkati dan memakai pak Pendeta dalam pelayanan juga memberkati keluarga besar pak Pendeta dimanapun berada.
TERIMA KASIH IBU SUSIANA kETTY MAIT, TENTU SU BANYAK PERUBAHAN, TAPI PALING DAPAT SEDIKIT CERITERA ZAMAN KAMI DOLO, PASTI DITAMBAH DENGAN CERITA LOKAL WARGA YG ADA.
TERIMA KASIH JUGA ATAS KOMENTARNYA, BAHAN TADI AKAN MEMBERI BEKAL KEADAAN ZAMAN KITA DOLO DITAMBAH DENGAN CERITA LOKAL DARI WARGA JEMAAT
HAL INI AKAN MENAMBAH SEMANGAT PELAYANAN DALAM JEMAAT IMANUEL BLENDUK YG CUKUP LUAS DAN DISERTAI PERUBAHAN YG SEDANG TERJADI.
TUHAN MEMBERKATI PELAYANAN KITA SEMUANYA GBU AMEN
PAK PDT NATUMNEA..MSH INGAT SAYA..WKT BPK SEKEL BRU PINDAH DR BNJRMSIN KE SPRG /BPK SEMPAT TNGL DI MESS PLN BUKITSARI…SY ANAK DARI KEL LUMINGKEWAS,TISA LUMINGKEWAS. BAGAIMANA KBRNYA ADEK2….
selamat siang Tisa…..Ya masih ingat dong ….sekarang Tisa LUMINGKEWAS LAGI DIMANA SIAPA SUAMINYA DAN BERAPA ANAKNYA SALAM PAPA SAMA MAMA GBU AMEN
TISA LUMINGKEWAS YG BAIK HATI, … YENNI SUDAH MENIKAH ORRY SUDAH MENIKAH, DAN NANI BELUM MENIKAH TAPI SEMUANYA SUDAH KERJA….MAKASIH BISA JUMPA VIA BLOG INI TUHAN MEMBERKATI SALAM BUAT PAPA DAN MAMA SERTA ADIK2 SEMUANYA GBU AMEN