Seri III: DARI SERAMBI MEDINA ke CENTRAL JAVA (BLENDUK-SEMARANG)

MEJA KACA DIHANCURKAN DAN MENGUSIR PENDETA DAN PENATUA

Bagi seorang pendeta, jangan kaget kalau diusir oleh warga jemaat yang emosi, tidak senang karena masalahnya kompleks dlsbnya; Bahkan  merupakan selalu bersyukur, jika diusir oleh warga jemaat , tetapi juga seorang pendeta  tidak boleh mundur, apalagi sama-sama emosi lalu membuat kelompok untuk

Pendeta dan Penatua  harus :  sabar..sabar.. dan sabar, karena kemarahan tanpa roh kontrol akan merusak semua pelayanan,   dia tidak tahu apa yg diucapkan dan kerjakan.

pembelaan diri, jika hal ini terjadi  akan membuat runyam jemaat yang dipimpinnya; karena itu  harus sabar…sabar dan sabar.

Peristiwa pengusiran itu  pendeta Theo masih di Jemaat GPIB  Maranatha  Banjarmasin,  ia bersama penatua Melly Titahelu , berkunjung  ke rumah Om Kussoy, menyangkut anaknya dalam penggenbalaan dalam  urusan pernikahan.

Setelah mereka sampaikan “ masalahnya,” om  Kussoy kaget dan belum siap menerima  keadaan yang terjadi, sehingga beliau emosi,  memukul meja kacanya    hancur brantakan, mengusir para hamba Tuhan ini : keluar….keluar..dan .keluar… Penatua Melly Titahelu langsung  keluar dan  pulang, tinggallah Pdt. Theo seorang diri, tapi sesudah  emosinya mereda Om Kussoy minta maaf, Pen. Melly Titahelu pun kembali lagi dan mereka melanjutkan percakapan dengan tenang dan berhasil menyelamatkan  dan  menikahkan putrinya dengan seorang pemuda  Gereja secara sah  hukum gereja dan sah hukum Negara.

D O A  BERSAMA OM  ONG.WALU JAM 12.00 MALAM  DI GEREJA

Beliau adalah sosok seorang yang rajin dan perhatian, jika  sedang kebaktian minggu dan  tidak ada kursi untuk mereka yang terlambat, ia sangat perhatian dan melayani mereka dengan  sungguh-sungguh.

Pengakuan yang tulus dan mohon pembaharuan kepada Allah

Tapi Om ini punya kelemahan  yang  harus  ditolong oleh orang lain  ialah : masalah  keuangan…dan sudah berlangsung bertahun-tahun, mungkin tidak ada yang berani  menegur guna memperbaiki kelemahannya ini.

Pendeta Theo berteman baik dengan dia karena rajinya, dimana mereka satu sektor, namun untuk  hal ini sangat sensitif, karena itu memerlukan pergumulan dan doa serta mencari waktu yang tepat,  agar  dapat menyampaikan kepadanya dengan kasih serta dia bisa menerima peneguran ini.

Mengumpulkan  data yang akurat, baik kolekte akhir tahun yang dibawa pulang kerumah dan lenyap begitu saja, maupun natal ABRI dan masyarakat, juga uang WVI untuk kios-kios  dllnya, semuanya ini tidak dapat dipertanggung-jawabkan,  belum lagi hal-hal yang kecil sesuai dengan laporan  teman majelis dan warga jemaat GPIB  Maranatha Banjarmasin.

Dalam perhitungan suara pemilihan penatua &diaken , ia mendapat suara terbanyak, tapi ada beberapa  surat masuk tentang kelakuan dan kelemahannya ini ditangan Pdt.Theo sebagai ketua panitia pemilihan Penatua & diaken dikala itu.

Om ini dipanggil untuk berdoa bersama jam 12.00 didalam gedung gereja, tepatnya dua kursi telah disediakan  didepan mimbar diatas altar dikaki depan  mimbar itu.

Puji Tuhan dalam penyampaian sesuai dengan data-data  tsb. diatas, dia tidak menyangkal, tetapi dia mengakui semuanya satu-persatu, bahkan dia berterima kasih  kepada Tuhan yang pakai Pdt Theo untuk memperbaiki kelemahan dan sifatnya yang buruk ini; Lalu mereka berdoa bersama dalam suasana  yang sangat hening ini.

DOA PERTOBATAN OM ONG.WALU.

Ya Tuhan baharuilah hambamu ini

YA TUHAN, HAMBAMU MENGAKU  BAHWA  HAMBA TIDAK DAPAT MEMPERTANGGUNG-JAWABKAN : UANG KOLEKTE AKHIR TAHUN,  UANG  WVI  UNTUK   USAHA  KIOS-KIOS,  UANG NATAL ABRI DAN MASYARAKAT; SERTA HAL-HAL YANG KECIL LAINYA

YA TUHAN HAMBAMU INI MOHON AMPUN ATAS SEMUANYA INI, DAN MENGUNDANG TUHAN YESUS …DATANG LAH … MASUKLAH DALAM HIDUP HAMBA  DAN BAHARUILAH HIDUP HAMBA DENGAN KUASA ROHMU YANG KUDUS.

HAMBA BERJANJI, TIDAK AKAN MENGULANGI LAGI SEMUANYA INI, KARENA ITU, TUNTUNLAH HIDUP HAMBA DALAM  KUASA  ROH KUDUS  & PEMBAHARUANMU… DALAM NAMA YESUS  HAMBA BERDOA  AMIN.

Doa ini kemudian ditutup  dengan doa tuntunan oleh Pdt Theo, sambil berjabatan tangan dan membuat suatu perjanjian kepada Tuhan  dalam hidup baru ini.

Ia berkata kepada Pdt Theo : terima kasih pak, selama ini tidak ada orang yang berani menegur dan menyampaikan kelemahan saya ini, hanya bapak yang berani menyampaikan dan mau menuntun  saya dengan  penuh kasih  dan dalam pimpinan Roh Kudus;  sambil menangis ia menyampaikan  kata-kata ini…yang sangat mengharukan itu.

LANGKAH YANG DITEMPUH  PDT THEO KEPADA  OM ONG.WALU

Pdt Theo sampaikan kepadanya dua pilihan untuk digumuli :1 .Mau bersaksi  dalam penyegaran  iman (Maranatha Banjarmasin  waktu itu, tiap bulan diadakan penyegaran iman)    2. Berdiam diri selama satu periode (4 tahun), sambil bergumul memperbaiki diri dan melayani sebagai warga jemaat saja.

Siap melayani Tuhan, walaupun bukan Presbiter adalah ciri jemaat missioner.

Pendeta Theo memberi waktu bergumul untuk  memilih satu dari antara dua alternatif ini selama dua minggu, setelah berjalan dua minggu ia datang menyampaikan bahwa ia  memilih berdiam diri selama satu periode  ( empat tahun) dan setelah itu, jika terpilih ia siap untuk melayani Tuhan….pada periode  berikutnya dijemaat ini.

Puji Tuhan  Om ini  tetap melayani sebagai warga jemaat yang aktif, sampai pdt Theo pindah,…..dialah yang mengurusi barang-barang pindahan dari rumah  sampai di lapangan terbang.

Adakah  peristiwa seperti cerita diatas masih  terjadi  dalam kehidupan dan pelayanan jemaat-jemaat  masa kini ?…saudara bisa jawab sendiri….. dan kalau ada,  apakah saudara sebagai pendeta berani mengambil langkah iman untuk menolong mereka ?

Memang  langkah tsb penuh resiko, tetapi jika digumuli dalam doa pada Tuhan, Ia akan menolong anak-anakNya dan itulah yang harus kita tanggung, untuk melayani dan menolong warga jemaat yang terjerumus dalam  lembah kekelaman itu,  siapakah yang berani turun ke dalam lembah itu, untuk  mengambil   dan menyelamatkan mereka ?  saudara dan saya yang telah  dipanggil,… diselamatkan… dan diutus …untuk melayani Tuhan Yesus dengan penuh resiko dan pengorbanan  seperti  teladan Yesus….Paulus..dstnya.

LAHIRLAH ANAK : ” AGUSTIEN MANACHIEN NATUMNEA.”

Pergumulan demi pergumulan  karena nyora Nelly keguguran berturut-turut dua kali

Lahirlah anak ke-3 “Agustine Manachian Natumnea”, bulan agustus Manachian (bahasa timor) artinya Hikmat……ia digendong oleh ibu Ary Lalamentik

karena kandungannya tidak kuat dan terlalu sering mendampingi tugas suami dengan boncengan motor  di Banjarmasin namun Tuhan sayang kepada keluarga hamba Tuhan ini, sehingga lahirlah anak ketiga dan diberi nama “Agustien Manachien Natumnea (Nani) pada tanggal  3 Agustus 1986.

Inilah penjelasan namanya : Agustien karena bulan agustus, Manachien artinya hikmat (bahasa  timor )  Natumnea Fam  atau marga dari timor Amarassi, sedangkan Nani (Nanin) nama panggilan yang diberikan Bai (opa) Maleachi Natumnea ketika ia berumur  satu tahun, waktu mereka cuti besar ke Timor, Kupang.

Akhirnya tiga nona yang Tuhan karuniakan kepada keluarga Pendeta Theofilus Natumnea, kita orang  beriman menerima bahwa apa yang diberikan oleh Tuhan itu baik adanya, tinggal kita membesarkan,  mendidik, membina dan mengarahkan supaya  mereka bertumbuh dengan baik, fisik, mental dan rohaninya,  kiranya berkenan dan memuliakan nama Tuhan.

CUTI BESAR KETIMOR-KUPANG.

kalo orang timor dan ambon dipelabuhan langit menjadi mendung

Untuk mendapat penyegaran dari kepenatan , kecapean dan rutinitas   dari pelayanan,

sambil mengail diKM Dobon Solo mereka mengarungi lautan sampai ke Pulau Timor, tanpa dapat seekor ikanpun.

maka  Pdt Theo dan keluarga cuti besar tiga bulan guna mendapatkan penyegaran kembali, serta  mempererat tali persaudaraan dengan orang tua dan keluarga di Kupang Timor.

Mereka naik dan berlayar dengan kapal laut dari pelabuhan  Trisakti Banjarmasin , Semarang , Batu licin, Surabaya, Ende  Flores, Waingapu  sumba dan akhirnya pelabuhan Tanau  Kupang tujuan terakhir  pelayaran mereka untuk menjalani cuti dikampung halaman Nubraen Merbaun-Baun-Amarassi tempat kelahiran Rassi Ninu ini termasuk termasuk  tempat lahirnya  Prof. DR. J.L.Ch. Abineno (Baun).

Di Nubraenlah Bai Ninu memanggil dan memberi nama panggilan Nani bagi si bungsu ini, dan nama ini sebelumnya dipanggil oleh Bai Ninu :” Nanin”, kemudian dipertegas menjadi” Nani”, nama panggilan yang dipakai sampai sekarang ini.

MENERIMA  VIKHARIS DAN MENJADI MENTOR PERTAMA KALI.

Dulu, tidak ada pembinaan bagi mentor dan Vikharis, seperti sekarang ini sampai menerima 2 vikaris baru mulai adanya pembinaan, alangkah bahagianya para mentor dan vikharis yang  menerima pembinaan, karena  langkah ini sangat berguna  untuk  mentor  dan vikharis, walaupun tidak mendapat pembinaan, tetapi secara naluri berdasarkan pengalamannya ,  menjadi Vikharis serta pengalaman pelayanan, maka  tugas-tugas  mentor dan vikharis berjalan dengan baik sampai selesai.

Tanpa Pembinaan mentor dan vikaris oleh Majelis Sinode, Pdt Theo dapat membimbing Vikaris sampai di teguhkan menjadi Pendeta

Memang ada  kerikil-kerikil kecil dalam  perjalanan tugas itu, tetapi dalam  kasih  dan inter –aksi yang fleksibel, semuanya dapat diselesaikan dengan baik,  untuk membangun  dan mempersiapkan  kader generasi penerus dalam kepemimpinan GPIB  luas dan besar dalam kepelbagaian serta kompleks dalam pergumulan ini.

Dalam   kerangka itulah, maka Vikaris  Vony Pattipeilohy  ditempatkan  di bagian jemaat GPIB  Guntung Payung, guna  mempersiapkan  pendewasaan bagian jemaat tsb

Posisi  Guntung Payung adalah pinggiran dari kota Banjarbaru yang berbatasan dengan  Martapura yang mendapat jelukan” Serambi Medina”

Jadi hari-hari hidup dan pelayanan kami bersinggungan  langsung dengan  Martapura serambi Medina  itu, dimana vikaris tinggal dan melayani dalam Jemaat dan masyarakat itu.

PENDEWASAAN JEMAAT GPIB  EFFATA GUNTUNG PAYUNG.

Berbatasan dengan Martapura-Serambi Medina

Vikharis Vony Pattypeilohy  bertugas untuk menyiapkan  buku-buku menurut tata gereja dan menuntun mereka untuk menyusun program kerja, sehingga  Majelis Jemaat GPIB maranatha mengenal  wilayah secara rinci  dan  kemampuan mereka secara ekonomi, serta kesiapan warga jemaat dan Majelis jemaat untuk menuju pendewasaan jemaat, sesuai ketentuan Tata Gereja GPIB.

Program ini secara rinci dan teratur dilaporkan oleh Majelis jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin ke Majelis Sinode GPIB, sehingga laporan itu diteliti secara saksama, dan terjadilah  kemonikasi dua arah serta  persetujuan pendewasaan bagian Jemaat Effata.

Pihak Majelis Sinode mengutus Pdt. Sentosa Mandik S.Th, selaku  sekretaris Majelis Sinode untuk a/n Majelis Sinode GPIB mendewasakan bagian jemaat ini menjadi jemaat  Effatha.

Effatha artinya terbukalah, demikianlah nama yang digumuli dan diberikan kepada jemaat baru ini, dengan harapan  semakin terbuka pelayanan yang terbentang begitu luas  disekitar  jemaat baru ini, karena batas-batasnya  terbuka dari arah utara, selatan , barat dan Timur diwilayah Banjarbaru yang berdekatan dengan  Martapura serambi Medina ini.

Utusan Pemerintah daerah propinsi Kalsel diwakili oleh pembatu gubernur Banjarbaru-Martapura (Serambi Medina) Bapak Drs. Gurusinga adalah  anak Tuhan, warga jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin juga.

KENDARAAN DINAS ADALAH SEBUAH SEPEDA MOTOR TUA

Kalau kendaraan dinas di Banda Aceh sebuah sepeda tua, maka kini meningkat kendaraan dinas di  Banjarmasin  adalah sebuah sepeda motor tua( Honda bebek) berwarna merah,  motor inilah walaupun  batuk-batuk jika dijalankan…tapi  inilah kendaraan   yang mengantarkan  Pdt Theo untuk pelayanan di kota yang  dikelilingi sungai ini.

Motor inilah yang membawa Pdt. Theo keliling melayani Banjarmasin, kota sungai itu

Pelayanan dan perkunjungan  tetap berjalan, bahkan bertambah semangat untuk meningkatkan  partisipasi warga jemaat yang sudah lebih dari enam bulan ditinggalkan  oleh  pelayan firman yang lama, dalam pergumulannya.

Untuk menambah semangat Pdt Theo, maka  majelis jemaat membeli sebuah sepeda motor baru Suzuki yang lebih tinggi  dan berkekuatan lebih cepat dari Honda bebek.

Motor inilah alat transportasi yang tepat untuk bergerak kesana –kemari, terutama menjangkau dua bagian jemaat diluar kota yang jaraknya puluhan km,  yaitu Effatha Guntung payung dan  Imanuel syamsudinur (Lapangan Terbang AURI)

Pelayanan ke  Effatha Guntung payung dan.Imanuel syamsudinur(lapangan terbang)  tetap berjalan baik kebaktian minggu maupun kebaktian keluarga, walaupun jaraknya cukup jauh untuk ditempuh yaitu 25-30 km, tetapi semangat pelayanan  pendeta yang muda ini  tetap  ada dalam dadanya,  karena Yesus terlebih dahulu sudah menjamah dan melayaninya.

TERJATUH DAN TERTINDIH SEPEDA MOTOR SUZUKI DIATAS JEMBATAN KAYU.

Dalam suatu kunjungan keluarga yang haus melewati jembatan kayu licin karena hujan, maka  ia terpelecok,  terjatuh serta tertindih dengan sepeda motor itu.

Bunyi sepeda motor itu semakin keras,    aduh….. aduh… aduh…   tolong…….tolong……tolong……..maka keluarlah pemilik rumah yang akan dikunjungi itu, segera  membantu dan mengangkat  motor   dan  Pdt Theo yang tidak berdaya dan tidak bisa bangun sendiri.

Diselamatkan oleh pemilik rumah, ketika tertindih dengan motor diatas jembatan kayu 3 papan

Puji Tuhan, Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya, dimana pemilik rumah dan jembatan  kayu  itu  adalah warga jemaat  yang sedang berada dirumah itu   segera memberikan pertolongan  tepat pada waktunya, sehingga terhindar dari bahaya karena bensin sudah menetes dibadannya..

Itulah suka duka pelayanan dan perkunjungan dikota yang  ketinggiannya  dua   meter dibawah permukaan air laut dan dikelilingi  sungai dimana terasa pasang surut air laut air mengalir ke hulu dan ke hilir ini…terasa  dan kelihatan pergantian  aliran  airnya.

 BERKAT TUHAN TAK TERDUGA  & TAK TERPIKIRKAN.

Dalam pelayanan, kita dituntut untuk melayani Tuhan tanpa pamrih,  pasti Tuhanlah  memperhatikan  dan melengkapi kebutuhan  hidup anak-anaknya, dan  Ia tidak pernah meninggalkan mereka bergumul sendirian.

Tak pernah terpikirkan dan terharapkan, Berkat Tuhan melalui anak-anak Tuhan datang dengan sendirinya

Untuk kebutuhan sehari-hari Tuhan memakai kel. Ginting (bea cukai)  untuk mengirimkan  kebutuhan dapur setiap bulan, jadi  untuk mengelola gaji Rp. 300.000 dalam  belanja bulanan, nyora Nelly bebas mengeluarkan uang.

Tuhan pernah pakai keluarga Edy yang hanya ketemu ditengah  jalan ketika cuti di Balikpapan, ia bertanya: pak Theo kapan datang…dan kapan pulang ,  nanti saya siapkan tiket pulang ke Banjarmasin ya….,tolong sampaikan nama – nama anggota keluarganya, termasuk pembantu ditanggungnya tiket Bouraq  untuk kembali ke  Banjarmasin..Ternyata  pak Edy ini adalah anak mantu bapak Lalamentik, kenal ketika Pdt Theo pimpin kebaktian nikah mas ( 50 tahun ) Bapak dan ibu Lalamentik di Banjarmasin.Pak Edy tanda betul pdt Theo, ketika ketemu dipersimpangan jalan…..ia naik Vespa dan bercelana pendek….namun pelayanan kasihnya..luar biasa.

Keluarga baru yang tidak dihafal namanya karena hanya ketemu sekali dalam kunjungan,  pindahan  dari mabes polri ke polda kalsel, masih berstatus menunggu dan tinggal di mes polda kalsel,   ketika masuk kegereja dan dikunjungi pdt theo. Di mes  polda itu.  Keluarga  ini suami katholik dan isteri protestan (GPIB) kemudian mereka ditempatkan diKapuas, suaminya menjadi kapolres  Kapuas…Ketika mendengar kepindahan pendeta Theo,  ia mengirimkan tiket Bouraq untuk Banjarmasin – Semarang semua anggota keluarga termasuk keponakan yang pindah ke semarang, Jawa Tengah ini..heran ajaib.

Keluarga Rada Mahar telah aktif sebagai warga jemaat GPIB Maranatha, ketika beliau tahu bahwa Pdt. Theo akan pindah  ke Semarang,   datanglah pak Rada Mahar ke pastory gpib,     selain memberikan berkat Tuhan, ia menanggung  triplek tebal untuk peti barang-barang dan semua barang  pindahan diambil dari rumah pastory gpib Banjarmasin dan terima di Rumah pastory gpib  Semarang,  puji Tuhan bahwa Tuhan berkati keluarga ini bersama semua keluarga yang melayani Tuhan dengan memperhatikan  kehidupan dan pelayanan hamba Tuhan…Terpujilah Tuhan Yesus.

MEMBUKA    DAN  MELAYANI   : TIGA JENIS POS PELAYANAN.

  1.  Pos Pelayanan  Terapung.

    5 orang lebih diatas kapal, Pen. Warkor menghubungi, untuk mereka segera kebaktian.

    Semua kapal  yang sandar  dipelabuhan Tri sakti   Banjarmasin, dan memiliki abk yang beragama Kristen  5 orang keatas, diminta oleh koordinator pospel terapung untuk kontak  dengan  kapal  yang lain dan menginformasikan bahwa nanti  diadakan kebaktian  Kristiani.   Dinamika ini  ditempuh, karena memahami  filosofis perjuangan  mereka bahwa  abk kapal laut yang sandar itu, telah ditempa oleh angin dan ombak berhari-hari  dalam pelayaran disamudera raya,  mereka memerlukan pelayanan rohani, untuk memberikan kesejukan dan menyadarkan bahwa Tuhan ada  dan menyertai  umatNya. Penatua Warkor  adalah koordinator  pospel Terapung ini, ia menguruskan  pas bebas masuk keluar pelabuhan Trisakti,  sehingga Pdt Theo  dan Pen Warkor memiliki pas bebas  masuk keluar pelabuhan untuk pelayanan rohani  pospel terapung ini.Pelayanan ini menjalankan dua kantong kolekte ketika ibadah,  untuk kas gereja dan kas  pospel terapung ini ,  guna memudahkan praktisnya pelayanan yang serba mendadak ini; jika  jam ini diberitahukan bahwa ada kebaktian di kapal, maka segera direspon oleh tenaga yang tersedia dan siap melayani.  Banyak jiwa dilayani melalui Pospel terapung ini dan ….dari abk  hampir semua mengenal GPIB Maranatha  Banjarmasin dan berbakti pada hari minggu, jika kapalnya masih sandar dipelabuhan Trisakti.

  2. Pos Pelayanan  Transmigrasi.

    Pos transmigrasi didaerah Kalsel

    Roh Allah bekerja bagi para transmigran yang mengalami kesulitan beribadah. Ketika mendaftarkan diri dikampung sebagai calon transmigran (dijawa) mereka dipaksa untuk mengaku sebagai agama  islam… Tetapi mereka sembunyikan  surat baptis, sidi dan nikah gereja dalam lobang bambu (alat pikulan barang), setelah sampai dilokasi transmigrasi, mereka pecahkan bambunya dan ambil surat baptis, sidi dan nikah gereja . Jumlah mereka cukup banyak untuk mencari gereja di kota, dimana GPIB Maranatha  Banjarmasin meresponnya , terjadilah komunikasi dua arah , baik wakil-wakilnya yang   ikut kebaktian dikota maupun pihak Penatua dan Diaken jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin. ..  Semua  sepakat  untuk membuka pos pelkes Transmigrasi. Pelayanan pos pelkes transmigrasi  Trantang ini berjalan sesuai dengan kesiapan mereka dan respon  dari majelis, dimana wakil-wakilnya turut diteguhkan menjadi Majelis  jemaat ,  merupakan kader pelayanan yang mendayagunakan  tenaga setempat untuk  bertanggung jawab dalam pelayanan tsb.

  3. Pos  Pelayanan suku Terasing.

    Pos Pelkes Suku terasing Pegunungan Meratus

    Batu kembar adalah pos pelayanan  GPIB jemaat Maranatha Banjarmasin yang berada diatas pegunungan Meratus dapat ditempuh  hanya sehari perjalanan dari kota  Banjarmasin. Naik kendaraan melewati  Banjarbaru…,Martapura (Serambi Medina) dan selanjutnya menuju ibu kota  Hulu sungai tengah (HST) Barabai…. masuk kekecamatan  Meratus dan  sekitar 25 km berhenti di pos penebangan kayu. Warga Batu Kembar sudah siap  menjemput untuk jalan kaki sekitar 10 km,… sampailah di Pos Pelkes Batu Kembar yang  asri itu. Baptisan pertama dilaksanakan dirumah kepala Desa , yang masih memeluk “agama keharingan”  tapi hatinya dalam Tuhan Yesus. Hari itu diadakan baptisan masal, warga desa  lebih dari separoh desa itu serahkan diri untuk dibaptis,  melalui pembinaan selama setahun oleh Motivator  Adrianus yang ditempatkan  oleh Majelis Jemaat untuk  praktek dan melayani Tuhan  di sana.

Hari itu ada peristiwa yang luar biasa, karena Roh Allah bekerja bagi desa batu Kembar, bahkan  kebaktian … sudah masuk pengutusan (warga jemaat  berdiri untuk menerima berkat) pun masih ada orang yang datang terlambat dari kebunnya yang jauh …MINTA DENGAN SANGAT UNTUK DIBAPTIS HARI INI ….Terpaksa jemaat yang sudah berdiri untuk menerima berkat ini…. duduk kembali, untuk melayani dan membaptiskan   orang tua ini; ternyata dia adalah seorang dukun yang bertobat,  juga seorang tokoh berpengaruh didesa itu,  puji Tuhan semua acara baptisan berjalan lancar dan aman…dirumah kepala desa  batu kembar ini.

ORANG TUA ASUH DAN ANAK  ASUH.

Tantangan yang harus segera dijawab Majelis Jemaat adalah bagaimana menyelamatkan serta mengaderkan  putra- putri daerah didesa itu.Data menunjukan bahwa anak-anak itu  setelah lulus SD di kampungnya,  mereka putus sekolah dan kerja kebun, Karena itu Majelis jemaat  memprogramkan   OTA ( Orang tua Asuh) yang siap menerima Anak Asuh dari Batu Kembar dan tinggal bersama OTAnya sambil bersekolah membantu keluarga sebagai bagian dari anggota  keluarga.

Warga GPIB Maranatha, menjadi Orang Tua Asuh, a.l Kel. Djoko Sumardi (menerima 2 anak untuk disekolahkan)

Kepada warga jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin disebarkan  formulir (OTA)  Orang Tua Asuh , mereka merespons dengan baik dan menerima  Anak Asuh, yaitu anak-anak  dari Pos Pelkes Batu Kembar yang tamat SD disekolahkan  di Banjarmasin untuk membudidayakan  anak Batu Kembar menjadi lebih tinggi lagi,  setaraf dengan anak Indonesia lainnya. Beberapa   Keluarga penerima anak asuh dari Batu Kembar (pos Pelkes) adalah Kel Dr Siagian- Tobing yang menerima tiga anak dan  keluarga. Djoko Sumardi yang menerima  dua anak…..yl  tiap keluarga menerima satu atau dua keluarga menerima satu anak.  Keluarga  Joko Sumardi  saat ini  mereka berdomisili di Bekasi,  menjadi anggota jemaat gpib gloria, bahkan pak Joko sumardi adalah anggota majelis jemaat gpib gloria Bekasi.

BERTEMU IR SUGANDONO DI POS TERAKHIR  BUDIDAYA PERKEBUNAN  KOPI  & COKLAT.

Ternyata Ir Sugandono adalah anak Tuhan, bertobat pada waktu Pdt Theo

Pertemuan yang indah, di perkebunan Batu kembar peg.Meratus, tak disangka. Ir. Gandono dan Keluarga percaya Yesus waktu  Theo & Ishak, PI di perkebunan mboso-Kediri & Tulung Agung

praktek dari I3 Batu Malang ke Tulung – Agung kecamatan Sendang  Perkebunan Mboso, Tuhan membuat mujizat melalui peristiwa isterinya ny. Sugandono)  hamil anak ketiga  yang dilarang dokter, karena  anak I dan II lahir secara  bedah dan saran dokter untuk anak ke III jaraknya jauh, ternyata sangat dekat jarakya dan…. Disitulah  Roh Allah bekerja sehingga , ada kesempatan campur tangan Tuhan, melalui mujizat Tuhan Yesus….bagi mereka

Berkat ketekukan doa  dan kunjungan rutin  Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono (masih mahasiswa)   kuasa  Allah bekerja  untuk pelayanan dan pelebaran  Injil Yesus Kristus  , ibu ini melahirkan dengan normal dan  selamat Di RS  Baptis  Kediri, dan anak ini diberi nama Theo. Untuk mengenang pelayanan Theofilus Natumnea dan Ishak Mulyono praktek mahasiswa dari Institut Injil Indonesia  Batu –Malang tahun 1972 waktu itu.

Pertemuan ini sangat indah dan menyenangkan, karena Yesus mempertemukan  Pdt Theo dengan  keluarga yang pernah dilayaninya yaitu Ir Sugandono, Ibu, dan anak-anak, terutama  anak Theo itu sudah kelas III SMA negeri  di ibu kota Hulu Sungai  Tengah (HST) merupakan pertemuan penambah semangat pelayanan…&  penginjilan  di pos pelkes suku terasing ini.

Semuanya itu  indah pada waktunya, sehingga ada kerja sama yang  erat antara GPIB Maranatha Banjarmasin  dengan perusahaan penebangan kayu serta  anak perusahaan  perkebunan kopi dan coklat karena kuasa Tuhan…melalui driekturnya Ir sugandono ini.

MEMBUKA KEBUN   GPIB  DI  BATU  KEMBAR.

Pendekatan  dengan kepala desa Batu kebar  berjalan baik, karena itu  GPIB mendapat sebuah bukit yang terdapat sumber air dan sungai kecil yang mengelilingi bukit kebun  kelapa pelkes GPIB itu.

Pada waktu perkunjungan Sekretaris Majelis Sinode GPIB , Pdt. C. Wairata S.Th, yang adalah mantan mentor dan wali ketika pdt Theo menikah diBalikpapan, beliau didaulat untuk membuka dan meresmikan  penanaman  kebun itu dengan  menanam bibit kelapa perdana, sebagai tanda dimulainya kebun GPIB.

Bibit pertama ditanam oleh Pdt. C. Wairata, Sekum MS GPIB, bibit Kedua oleh Pdt. Theo, KMJ GPIB Maranatha Banjarmasin, selanjutnya oleh Tokoh masyarakat di Kebun Kelapa Batu Kembar, Peg. Maratus. Kalsel

Selanjutnya  bibit kelapa yang kedua oleh Pdt Theo dan tokoh-tokoh masyarakat setempat dari jemaat Pos Pelayanan  dan kesaksian Batu kembar  di Pegunungan  Meratus ini.

GPIB  sudah memiliki kebun dimana-mana, ini adalah  permulaan yang baik, karena permulaan yang baik adalah separoh keberhasilan, sehingga jika terjadi krismon, kekurangan dan kelaparan , diharapkan pospel ini tidak meminta dari kota , tetapi memetik sendiri dikebunnya untuk kebutuhan hamba Tuhan  ditempat ini.

Bahkan  jika terjadi perang  nuklir bercampur kimia, maka GPIB sudah memiliki   kebun kelapa disekitar hutan  Pegunungan  Meratus yang dikelilingi air sungai meratus yang jernih itu….bisa berkemah, bersembuny, tanpa kekurangan air dan kelapa disekitarnya.

SEJAK ADA KEAMANAN, KAMI TIDAK AMAN.

Demikianlah kata-kata dari  warga  suku terasing – Batu Kembar, yang mengalami perubahan sikap, karena sejak ada polisi didesa itu mereka merasa tidak aman.

selain bertani warga batu kembar mencari tambahan: menjual kayu gaharu, yg sering dipajak oleh oknum keamanan

Apa penyababnya ? Rupanya sebelum ada polisi di Batu Kembar, jika mereka mencari dan mengumpulkan  kayu gaharu yang harum dan mahal harganya  itu , bebas dibawa ke pasar atau langganan di kota Banjarmasin, tetapi sejak adanya polisi menjaga di Batu Kembar, justru mereka dipajak habis-habisan, sebelum barang jualannya yaitu kayu gaharu itu dibawa untuk dijual kelangganan di kota.

Apa boleh buat kata mereka, harus berbagi  sama pak polisi, karena itu timbulah  “anakdot”  “ sejak ada polisi dan keamanan, kami tidak aman “ ,  ini merupakan fakta dan kenyataan yang  harus dijawab oleh keamanan dan polisi, supaya rakyat rasa aman dinegeri  dan dikampung sendiri.

MENGIKUTI  P4 TINGKAT PROPINSI DIBANJARMASIN

semua tokoh masyrakat di Kalsel termasuk Pdt. Theo mengkuti Penataran P4 tingkat Pripinsi

Sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab, maka   pdt Theo merespons surat dari badan pembinaan P4 tingkat Propinsi Kalsel, serta mengikuti pembinaan tsb.

Dalam pembinaan  hadir dari berbagai unsur al. seorang haji muda dari Barabai yang sangat kreatif dan   energik yang berwawasan luas dan berpandangan positif dalam segala gejolak yang terjadi dalam masyarakat. Ia berteman baik dengan Pdt  Theo, walaupun kadang kala beda pendapat dalam  diskusi, sehingga membuat diskusi itu fleksibel dan hidup.

Pdt Theo dapat mengikuti  pembinaan P4 tingkat Propinsi ini dengan  baik dari hari kehari sampai selesai, semakin lama mengikuti, semakin banyak teman yang akrab dalam diskusi-diskusi yang hangat soal  kehidupan  agama-agama dan kemasyarakatan di Kalimantan selatan ini.

BERPELUKAN  AKRAB DENGAN PAK HAJI,  DALAM ACARA IDUL FITRI.DIRUMAH KAPOLDA KALSEL.

Bersalaman dan berpelukan dengan Pak Haji bersorban putih dalam suasana lebaran di rumah Kapolda Kalsel, yang dihadiri tokoh masyarakat lainnya

Team  jemaat GPIB Maranatha   Banjarmasin  menghadiri  acara   open hause  Idul fitri,  Muspida tkt  I  Banjarmasin. Setiba di rumah kapolda , ia bertemu dan  berpelukan akrab  serta hangat dengan pak haji yang bersorban putih  dikepalanya,   rupanya pak haji ini  adalah teman baiknya  pada waktu mengikuti P4 tingkat Propinsi, sehingga membuat suasa  lebih enak ,  indah dan sejuk , kerena kedua tokoh  agama yang berbeda ini berpelukan  akrab dalam acara idul fitri yang dihadiri oleh tokoh-tokoh daerah seKalimantan Selatan ini.

Suasana seperti ini lah yang harus terus diciptakan oleh generasi penerus dalam melanjutkan kepemimpinan Gereja dalam masyarakat Indonesia  yang majemuk ini

Kalau  terjadi pertemanan dan keakraban antara para tokoh agama dalam suatu daerah, maka tidak akan cepat termakan isu agama dlsbnya, karena cepat diredam oleh para tokoh agama itu,…dengan wawasan pancasila dan wawasan lainnya  yang luas…. Bahwa kita berbeda-beda, tetapi adalah satu bangsa yaitu Indonesia.

BELANJA DI PASAR TERAPUNG.

Setiap  tugas untuk memimpin kebaktian di pabrik kayu, selalu melewati pasar terapung bersama Nelly isteri tercinta, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, perahu yang ditumpangipun  mendekat pasar, terlihat sampan-sampan  yang isinya  barang barang belanjaan, seperti jeruk,ayam,gula, dlsbnya seperti sebagaimana layaknya sebuah pasar, beli…beli…beli  ..teriakan dari ibu-ibu di sampan itu, merekapun membeli jeruk untuk makan sepanjang jalan sambil  menyingkirkan  rasa bosan diatas perahu motor itu.

Dalam perjalanan kebaktian Oikumene, Klotok (Perahu Besar) merapat di Pasar Terapung,….. Pdt. Theo dan Nelly belanja Jeruk untuk perjalanan, sambil mengusir kebosanan di sungai

Bahkan  sering  membawa pulang sebagai oleh-oleh dalam perjalanan kerumah atau membagikan kepada teman,  seperti kepada  Prof Drs Alex Koroh, dosen UNLAM  Banjarmasin adalah juga putera Merbaun – Baun  Amarassi dari kampung halaman Timor

Pasar ini sangat terkenal sebagai pasar wisatawan domestic dan juga manca Negara, karena  sering dikunjungi oleh touris local, domestic dan touris asing.

KACA MEJA KANTOR GEREJA DIHANCURKAN.

Pada suatu saat ia menerima seorang  tamu adalah suami bendahara jemaat, yang melaporkan tentang keterlabatan isterinya selesai rapat untuk pulang

Tiap rapat beliau menunggu diluar untuk mengantarkan isterinya kembali kerumah.

Pada waktu itu suasana hangat oleh keuangan  jemaat dalam keadaan kacau, karena salah seorang anggota PHMJ pinjam uang kas Jemaat, utuk mengisi kas uang kantornya yang kosong itu pembahasannya agak lama.

dipecahkan kaca dan diambil sebilah kaca untuk melemparkan kepada Pdt Theo, karena rapat PHMJ sering hingga larut malam

Besoknya dia bertamu diruangan kantor pdt Theo, dengan emosi ia memukul kaca meja  kantor gereja sampai hancur brantakan.

Secara bijaksana Pdt Theo  bertemu dengan panglima  kodam Mulawarman, karena dia adalah seorang perwira menengah, namun secara  bijaksana pula panglima menyampaikan bahwa  kepada mereka yang tidak mempunyai  jabatan karena pengkerdilan  kerucut jabatan, sehingga ia frustrasi dan ditumpahkan kepada bapak pendeta, jadi saya  atas nama  kodam minta maaf atas kekeliruan perbuatan anggota kami itu.

GPIB MARANATHA  MEMBELI SEBUAH DANAU  DI BANJARMASIN.

Danau ini di timbun 400 truk dibawah pengawasan Om Kussoy untuk membangun serba guna GPIB Maranatha Banjarmasin

Dalam rangka membangun gereja ,  ketika gereja lama akan dibongkar umat harus tetap berbakti, dari latar belakang filosofis pemikiran inilah,  maka panitia membeli sebuah danau kecil dilingkungan  perumahan perwira AD Banjarmasin.

Danau kecil ini ditimbun tanah merah sebanyak 400 truk, yang  diawasi  0leh om Kussoy teman majelis Jemaat yang aktif  menolong panitia pembangunan.

Panitia menanam kayu tiap  coran  tiang  25 batang  kayu,  sedalam 10 meter sebagai sistim   cagar ayam,   sehngga fondasi  serba guna ini semakin kuat menahan beban rumah serba guna  yang akan dibangun.

Gedung serba guna inilah nantinya akan menjadi tempat kebaktian  sementara, ketika gedung gereja  dibongkar untuk dibangun total yang membutuhkan biaya yang besar serta waktu yang cukup lama, maka langkah ini  memberi  semangat kepada warga jemaat untuk sambil beribadah, membangun  gedung gerejanya.

KERJA SAMA DENGAN WVII

World Vision International Indonesia adalah suatu badan  yang membantu warga jemaat dan masyarakat dalam proyek-proyek kecil, karena itu Majelis Jemaat  GPIB Marantha  bekerja sama dengan WVII dimana  kepala wilayah Kalimantan adalah bapak Gideon , teman kuliah di Institut injil Indonesia.

Kanwil Word Vision International di Indonesia, Bpk Gideon (teman kuliah I3 Batu Malang), melalui Pdt. Theo, membantu tiap kios di kota Banjarmasin, setiap kios mendapat Rp. 500.000.

Semua kios disekitar  kota Banjarmasin mendapat giliran untuk penyaluran bantuan tsb, tidak mengenal agama, suku dan latar belakang, tapi semuanya mendapat bantuan secara bergilir tiap kios mendapat bantuan Rp 500.000…. dipandang sungguh besar, karena gaji Pendeta Theo dikala itu  sebulan hanya Rp.300.000   saja.

Pelayanan ini adalah  kepedulian gereja bersama WVII untuk membantu   masyarakat dalam mengembangkan  usahanya secara bertanggung jawab  guna menumbuhkan  ekonomi masyarakat kecil.

MENGUNJUNGI KELUARGA  IR RADA MAHAR.

Setiap kebaktian minggu ada seorang bapak dan ibu yang duduk berdampingan, mengikuti kebaktian sampai selesai, hal ini diperhatikan  dan dipelajari cukup lama, tapi ketika bersalaman dengan jemaat ia tidak ada.

Terpenuhilah kerinduan Kel. Ir. Rada Mahar, untuk dikunjungi seorang hamba Tuhan

Kehadirannya bukan hanya sebulan dua bulan , tetapi berlansung terus sampai setahun, karena itu dalam salam sehabis kebaktian minggu, ada petugas majelis menemuinya dan minta untuk berdoa bersama serta perkenalan di konsistori. Pdt Theo minta alamat bapak dan ibu ini untuk diadakan perkunjungan keluarga.

Perkunjungan perdana dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan, isi hatinya  dibukakan, beliau mengatakan :” bahwa  selama ini banyak pendeta yang datang , tetapi hanya pada waktu  hari raya natal dan tahun baru, sebagaimana kita umat Kristen merayakan natal dan tahun baru, dan…. Baru kali ini saya dikunjungi  secara perkunjungan jemaat oleh Pdt Theo dan ibu, untuk itu kehadiran saya di kebaktian minggu GPIB tidak hanya sampai disitu, saya akan mendafdarkan diri sebagai warga jemaat GPIB maranatha  Banjarmasin.” Demikian kata –kata yang diucapkan oleh Ir Rada Mahar.

Selanjutnya proses berjemaat berlangsung dalam suasana kekeluargaan, sehingga tidak hanya kebaktian minggu, tetapi juga kebaktian keluarga baik menerima maupun mengikuti kebaktian tsb secara aktif, sebagaimana warga jemaat lainnya.

MENJADI WAKIL KETUA MUPEL KALTIM – SEL.

Menjabarkan kehidupan bermasyarakat sebelum melayani.

Dalam pemilihan kepengurusan Mupel kaltim-sel, ia terpilih sebagai wakil ketua Mupel  kaltim-sel yang meliputi dua propinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Dalam kaitan tugas tsb diatas ia sering kali ke Balikpapan untuk  rapat rutin pengurus atau  musyawarah secara lengkap yang dihadiri oleh jemaat sekaltim – sel ini….bahkan konsultasi nasional.

Program kerja  mupel kaltim – sel , dipandang lebih efektif dan efisien jika  mupel kaltim-sel ini dimekarkan menjadi beberapa Mupel yaitu; kaltm I, mupel kaltim II, mupel kaltim III dan mupel Kalsel.

Pemekaran mupel ini  beberapa tahun diprogramkan tetapi tertuda karena adanya prokontra, namun akhirnya disyahkan pemekarannya, sehingga keefektifan kerja mupel-mupel ini semakin   Nampak diwilayahnya .

MENJADI KETUA  MUSYAWARAH PELAYANAN ( MUPEL ) KALSEL.

Setelah disyahkan pemekaran  mupel kaltim-sel menjadi 4 mupel, maka ia menakhodai ( ketua ) musyawarah Kalimantan Selatan (Mupel Kalsel), yang beranggotakan tiga jemaat GPIB yaitu Maranatha Banjarmasin, Effatha Guntung Payung dan  Imanuel Kota baru.

Tantangan ini ia harus jawab dengan berkunjung ke jemaat-jemaat ini, bahkan mengirim buku stensilan yang ditulisnya sendiri  kepada semua presbiter  dari ke tiga jemaat ini , Berthema : “ JEMAAT MULA-MULA DAN GPIB PADA MASA KINI”, sebagai pedoman dan pegangan  untuk melakasanakan tugas dengan baik.

Buku  ini merupakan suatu tinjauan jemaat mula-mula dan perbandingan GPIB pada masa kini, untuk memperbandingkan dan menganalisis kekurangan dan kelebihan GPIB yang hidup dan melayani pada zaman modern ini.

MENJADI WAKIL KETUA PGI – WILAYAH  KALIMANTAN SELATAN.

Merangkul semua gereja untuk melayabi bersama baik anggota PGI atau anggota khusus PGI

Dalam Persidangan  PGI wilayah Kalimantan selatan, ia terpilih menjadi wakil ketua, suatu wawasan oikoumnenes yang menantangnya untuk menerima semua anggota PGI, baik yang beraliran protestan( Lutheran dan kalvinis dan lainnya) atau yang  beraliran pentakosta.

Kepemimpinannya yang berlatar belakang dan pengalaman di Daerah Istimewa Aceh ini,  menantang semua pengurus supaya berhati dan berwawasan luas, menerima semua gereja, baik yang induknya sudah anggota PGI atau belum anggota PGI, asalkan mereka menerima  anggaran dasar dan Rumah tangga PGI- wilayah Kalimantan Selatan ini.

Hal ini diterapkan   dalam fasal khusus, yang menampung aspirasi semua gereja, sehingga termuat dalam anggaran dasar PGI-wilayah kalsel ini.

Pertukaran mimbarpun mulai diperluas, tidak hanya gereja anggota PGI, tetapi juga gereja non anggota PGI, karena mereka sudah menjadi anggota khusus PGI –wilayah Kalimantan selatan, yang kiranya memuluskan jalannya untuk  mendorong induknya menjadi anggota PGI, dimana  Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia  ini, yang dipandang dan diterima pemerintah sebagai wakil resmi.

MENDAPAT SURAT KALENG PERTAMA SEJAK MELAYANI TUHAN

Hati Pdt. Theo teriris-iris membaca surat kaleng ini dengan berlinang air mata, tapi menyerahkan kepada Tuhan dalam doa untuk mendapat kekuatan.

Surat kaleng pertama diterima dan dibaca….sungguh  hati seperti  diiris-iris dengan pisau, karena  itu  pdt Theo menyampaikan kepada Tuhan dalam doa dan penyerahan.

Diumumkan  agar siapa yang membuat surat kaleng itu,  agar berani tampil untuk bicara secara bertanggung jawab…tetapi sampai pindah tak seorangpun yang berani tampil  dan mau mengakui bahwa dialah yang membuat surat kaleng ini.

Diserahkan kepada Tuhan yang maha mengetahui dan maha kuasa itu untuk memberkati dan memberi  pikiran yang cerah dan jernih   kepada semua untuk terbuka dalam segala sesuatu dalam pelayanan  diladang Tuhan ini.

 MENGIKUTI  SIDANG PGI DI MAKASAR & JAYA PURA.

Dalam status sebagai wakil ketua PGI – wilayah kalsel, ia diutus dua kali untuk mengikuti sidang PGI baik di Makasar maupun di Jayapura pada tahun yang berbeda    bersama sekretaris  mewakili  Kalimantan selatan .

Dalam tahun yang berbeda Pdt. Theo mengikuti sidang PGI di Makasar dan Jayapura, ketika itu singgak di Abinus Natumnea (Adik) di Manokwaro

Dalam urusan tsb membutuhkan biaya yang besar, tapi bapak Drs Melly Titahelu  sebagai   kepala bagian  di kantor anggaran Kalimantan Selatan, tahu bahwa semua agama  terutama agama islam sering memanfaatkan jalur bantuan pemerintah ini, maka ia membawa surat PGI-Wilayah kalsel dan berhasil menguruskan uang tiket PP  dari Banjarmasin- Makasar dan tahun berikutnya dari Banjarmasin- Jayapura.

Wawasan  Pdt Theo semakin diperluas untuk memimpin jemaat GPIB  Maranatha Banjarmasin yang warganya  terdiri dari berbagai suku dan  latar belakang  yang tersebar  dalam berbagai instansi pemerintah maupun swasta ini.

MENERIMA YAYASAN DAN KELOMPOK PERSEKUTUAN DOA, MENJADI  CALON JEMAAT GPIB  PALANGKARAYA.

Atas nama Majelis Sinode, Pdt. Theo sebagai ketua Mupel Kalsel, diberi mandat untuk menerima sebuah Yayasan dan kelompok doa menjadi cikal bakal lahirnya GPIB Palangkaraya

Dalam merintis berdirinya GPIB Palangkaraya sering memberi  motivasi kepada warga jemaat yang pindah kesana untuk memulai dengan persekutuan doa biasa.

Sebagai  ketua Mupel kalsel,  diberi mandat oleh Majelis Sinode GPIB, (ketika Majelis Sinode berhalangan),  untuk menerima  sebuah yayasan dan sebuah kelompok persekutuan doa,   guna mempersiapkan mereka menjadi jemaat Persiapan  menuju pendewasan     jemaat GPIB  Palangkaraya.

Team  negosiasi ini bekerja sama dengan Ir Rada Mahar,dimana beliau memfasilitasi team ini dengan  spead boad dari Banjarmasin ke Palangkaraya dan hotel selama team ini berada di kota Palangkaraya ini.

Percakapan Team  Mupel kalsel & Majelis jemaat dengan kelompok persekutuan Doa  & yayasan ini berjalan lancar, sehingga diadakan  penanda tanganan dokumen secara resmi dalam ibadah, bahwa ada  jemaat persiapan menuju pendewasaan jemaat GPIB dibawah bimbingan  Majelis jemaat GPIB Maranatha   dan Mupel Kalsel di Banjarmasin.

Diadakanlah kebaktian minggu dan kebaktian keluarga tersendiri, walaupun bimbingannya sistim jarak jauh,   karena  pelayanan  merintis ini berokasi pada dua propinsi  dimana mereka belum diteguhkan sebagai penatua dan diaken tetapi melayani sementara jemaat persiapan ini.

Buku-buku  sesuai tata gereja, liturgi, buku nyanyian Rohani dikirim  secara bertahap, sehingga kemauan baik ini,  direspon  (ditempa selagi besi masih  panas)  seperti  gayung bersambut, sukacita & semangat semakin membara dalam hati dan hidup pelayanan dalam kehidupan bergpib dari kedua kota ini(Banjarmasin dan palangkaraya) tercinta.

Segala perjuangan  jerih payahmu ini tidak sia-sia, karena Allah bekerja dalam RohNya yang kudus untuk turut mempersiapkan  segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi mereka yang melayani dengan  pengabdian dan pengorbanan. Ketika ia sudah di Semarang mendengar  serta membaca dalam laporan Majelis sinode bahwa telah didewasakan  jemaat Palangkaraya ini.

SIAP-SIAP  MAU PINDAH DARI BANJARMASIN  KE  SEMARANG.

Surat keputusan Majelis Sinode GPIB telah diterima dan diproses, persiapan mutasi ini semakin mantap, barang- barang sudah dikirim duluan , tiket bouraq sudah disediakan oleh seorang warga jemaat yang hanya ketemu sekali dan singkat ,  semua ini datangnya dari Tuhan.

Dengan semangat mutasi GPIB, kel. Pdt. Theo Natumnea meninggalkan Banjarmasin Kalsel menuju Semarang Jateng, “Gereja Blenduk”

Perpisahan diadakan melibatkan Jemaat Effatha dan Maranatha yang dilayani dengan penuh penyerahan dan kasih, rombongan pengantarpun sudah tiba di lapangan terbang, yang mana barang diatur oleh om Ongrwalu yang sungguh bertobat ketika dilayaninya.

Selamat tinggal Banjarmasin ……  dan selamat jalan Pdt Theo bersama kkeluaraga….dalam segala kenangan,……. Manis  dan  pahit …….adalah  dinamika hidup daam pelayanan  &  makanan sehari-hari seorang pendeta GPIB…. yang ditempa dan dibentuk serta ditempatkan Tuhan melalui Majelis Sinode GPIB.

TIBA DI SEMARANG … GEREJA BLENDUK … SENTRAL JAVA.

GEREJA BLENDUK ADALAH;  GEREJA TUA, WISATA DAN BERSEJARAH.

GPIB Immanuel Semarang atau biasa di sebut “Gereja Blenduk” sebagai tempat wisata domestik dan manca negara, memiliki nilai purbakala. menjadi tempat Pdt. Theo bertugas selanjutnya. (tahun 1988)

Gereja Blenduk adalah sebuah gereja tertua di Semarang-jawa tengah, bahkan sejawa, yang berlokasi di kota lama… seumur dengan gedung tua lainnya seperti  Lawang Sewu di kota Semarang.

Gereja  ini adalah gereja berstatus wisata rohani bagi wisatawan domestic maupun manca Negara. Sehubungan dengan gedung gereja ini bernilai   sejarah dan purbakala, maka ia dilindungi oleh Negara.

Gereja Blenduk didirikan pada tahun 1753, adalah salah satu land mark kota lama di semarang.

GPIB mempergunakan gereja  Blenduk ini dalam tiga kali ibadah minggu, yaitu jam 06.00, 09.00 dan   17.00 wib selain gedung  ibadah Effatha, Filadelfia dan Banyumanik di kota Semarang.

IA MENJADI PENDETA  KE 89 di GPIB  IMANUEL  – BLENDUK SEMARANG.

Tak disangka Pdt Theo Natumnea menjadi pendeta ke-89 di geja Blenduk atau No. 7 Pendeta Orang Indonesia. Terpujilah Tuhan Yesus

Deretan nama – nama pendeta di gereja blenduk  yang didirikan pada tahun 1736 ini  semuanya adalah pendeta orang belanda, karena Indonesia  masih dalam jajahan Belanda, dimana para pendeta belanda ini mendapat gaji dari pemerintah belanda

Setelah Indonesia merdeka semua fasilitas gedung termasuk gereja blenduk dipelihara dengan baik dan gpib mendapat kepercayaan sesuai sejarah gereja dan aliran  gereja serta surat pelimpahan agar semua  gedung gereja Indische kerk diIndonesia dierahkan kepada gpi,  dimana  Indonesia bagian timur  diserahkan kepada  gpm, gmim dan gmit, sedangkan daerah Indonesia bagian barat diserahkan kepada  gpib

kedua insan ini berfose dibawah mimbar Blenduk yang khas, sesudah memimpin kebaktian

Gereja blenduk termasuk dalam wilayah indonesia bagian barat, dimana gpib mendapat kepercayaan untuk mengelolanya, sehingga sejak tahun 1945 para pendetanya  yang ditempatkan digereja blenduk adalah orang indonesia

Pendeta Theofilus Natumnea adalah pendeta   orang Indonesia ke 7 ditempat oleh majelis sinode  gpib untuk melayani Tuhan, dimana ia dimutasikan dari gpib maranatha banjarmasin ke gpib imanuel  semarang., sehingga dari deretan  nama – nama  seluruh pendeta gpib, ia berada pada deretan nama  pendeta  yang ke 89 di gereja blenduk yang terkenal dengan  gereja wisata dan punya nilai  kepurbakalaan ini

SEORANG WANITA BELANDA DATANG KEPASTORI & MENCARI PALANG PINTU.

Palang pintu pastori gereja Blenduk  panjangnya 1 meter  itu pernah dicari oleh seorang  wanita Belanda. Ia  bercerita sambil memegang dan berfoto dengan palang pintu ini , bahwa dulu bapaknya adalah seorang koster dan mereka tinggal di tempat ini.

Ketika malam hari mereka kunci rumah dengan palang pintu ini,

“Mana palang pintu?, dulu Opa saya Koster disini, kalau malam kami tutup rapat dengan palang pintu ini Zaman Jepang, saya mau foto dengan palang pintu ini”

pada waktu itu  zaman pendudukan  Jepang, dalam keadaan darurat  & takut,  sehingga palang pintu ini   adalah alat penutup pintu ,  ditutupnya  kuat-kuat dan erat-erat  …  sehingga tidak dapat di goyahkan.

Koster adalah pelayan dan pembersih serta pengatur urusan gereja, sehingga pada waktu pelayanan berlangsung semuanya dalam keadaan baik dan rapi siap untuk dipakai gerejanya.

Tempat koster itulah yang sekarang didiami oleh pendeta jemaat yang  sedang bertugas dijemaat GPIB Imanuel  (Gereja blenduk)  adalah pastori di taman sri gunting ini, berarti dulu rumah koster bukan pastori tempat pendeta

DIMANAKAH TERDAPAT PASTORI GEREJA BLENDUK SEBENARNYA ?

Pastori gereja Blenduk sebenarnya menurut ceritra warga jemaat dan dikukuhkan ibu Belanda ini, terdapat  di Perumahan Candi atau dikenal semarang atas,  namun pada waktu pendudukan jepang dan zaman revolusi Indonesia, pastori gereja Blenduk itu diambil alih oleh orang lain.

Pastori ini diambil alih Zaman Revolusi

Majelis Jemaat pernah menelusuri melalui celah-celah yang bisa ditelusuri, tetapi  sampai hari ini masih tertutup erat kemungkinan untuk menemukan  dan mengembalikannya kembali.

WISATAWAN BELANDA MENGADAKAN KEBAKTIAN  DI GEREJA BLENDUK

Jarak gereja dan pastori hanya 10 m , diseberang jalan  belakang gereja ini, suatu ketika terdengar  pujian berupa koor  besar didalam gereja….khotbah  … yang semuanya dalam bahasa Belanda.

Terdengar Paduan Suara Wisatawan Belanda dalam gereja Blenduk

Pendeta Theo pelan-pelan membuka pintu belakang dan melihat….aduh …. Hai….. banyak orang belanda yang sementara mengikuti kebaktian dalam wisata mereka di gereja ini..

Ternyata rombongan ini  punyai kaitan sebagai anak cucu  dari bapak /ibunya atau opa/ omanya yang dulu pernah  tinggal  semarang dan beribadah di gereja  blenduk ini

MEMILIKI DUA POS PELKES YAITU  KENONGO DAN  DEMPELREJO

setelah Panen mereka jadi pemulung di Jakarta

Walaupun sibuk karena  jemaat  Imanuel semarang masih satu jemaat dewasa dan dalam  jumlah besar dan wilayah yang luas,  serta ada  empat buah  gedung  ibadah  dalam kota dengan variasi jam ibadahnya, tetapi jemaat ini sudah memiliki   dua pos pelkes yaitu kenongo dan  Dempelrejo.

Pos Pelkes Kenongo,  setelah melewati  Banyumanik,…Ungaran…….. dan Bawen , belok ke kiri turun ke desa kenongo,  sekitar  5 km. Mereka dilayani dua bulan sekali dari jemaat induk Immanuel (kota Semarang), sedangkan hari minggu lainnya dilayani oleh penatua dan diaken setempat.

Ketika musim tanam selesai, warga jemaat di kennongo ini  pergi mencari kerja di Jakarta untuk menambah pendapatan mereka ,dan yang tidak punya keahlian pun dia bertekat walau  memungut barang-barang disampah mereka tetap mencari kerja di kota besar.

Pada saat itu,  tinggalah isteri dan anak-anak mereka di kampung Kenonngo, walaupun jalannya turun naik dan curam, tetapi mereka tetap aktip kegereja dan pelayanan lainnya.

Pos Pelkes  Dempelrejo  ke arah Kendal

Pospel Dempelrejo ini, adalah suatu pos pelayanan yang 4  km dari kota Kendal, masuk ke arah kiri kalau  dari Semarang. Pospel ini terdiri dari beberapa keluarga yang ada kaitan famili dari antara mereka.

Keaktifan mereka  sesuai dengan pekerjaan sebagai petani   ada waktunya sangat sibuk dikebun dan sawah, tetapi ada waktunya untuk beribadah ke gereja.

Pepatah mengatakan Jauh bau bunga, dekat bau tahi, demikianlah pepatah ini berlaku bagi jemaat pospel Dempelrejo ini yang hanya terdiri dari beberapa keluarga yang ada kaitan family, jadi  tak heran jika terjadi diantara mereka dinamika  dan  selisih paham keluarga, maka dalam beberapa wakktu lamanya gereja itu berkurang sekali, karena sebagian  besar dari mereka tidak datang  kebaktian

Itulah tugas dan panggilan pelayanan untuk mendamaikan mereka, sehingga merekapun mampu membawa damai itu kepada orang lain sesuai fungsi dan pelayanannya dalam jemaat dan masyarakat.

PROYEK MAJELIS SINODE GPIB.

Proyek  GPIB dalam kaitan dengan harta milik dan pendaya- gunaanya, sering kali memerlukan perhatian & energy khusus dari  Majelis Sinode, sehingga  jemaat ini sering dikunjungi fungsionaris majelis sinode GPIB dari Jakarta.

GPIB Jemaat Immanuel Semarang (Blenduk) tidak puas saja dengan memiliki gedung tua ini, tapi keluar untuk ber Pelkes ke Kenongo dan Dempelrejo

Baik masalah Paldam(kompleks  kodam) maupun masalah perumahan orang tua di Peterongan….. Semarang timur yang diduduki  warga jemaat, adalah masalah  GPIB yang tak habis-habisnya  memaksa  Majelis Sinode dan team   Majelis jemaat untuk berurusan dengan semua pihak yang terkait.

Masalah ini selalu menjadi topic utama dan terhangat dalam setiap persidangan sinode GPIB antara tahun 1980 – 1990an.

SEHABIS DOA SYAFAAT GEREJA KOSONG

Dalam kaitan dengan  masalah peterongan ada titik terang, dimana semua penghuni yang tinggal dirumah orang tua Peterongan ini, setiap keluarga mendapat rumah di perumnas Banyumanik sebagai pengganti uang pengusiran.

Kebaktian pembagian undian rumah bagi warga yang menempati rumah orang tua Peterongan. Sehabis doa syafaat, mereka tidak ada dalam gedung gereja lagi (menghilang dari ibadah)

Hal yang  lucu dan menggelikan, aneh tapi nyata ialah, ketika semua berkumpul di gereja Blenduk bersama Majelis Sinode, team dan Majelis Jemaat, untuk mengadakan kebaktian pembagian  rumah  agar mengambil nomor undian, ketika doa syafaat selesai,  gereja kosong……kemana  mereka ?…. rupanya pada waktu doa syafaat, satu persatu  angkat kaki dan menghilang  dari dalam gereja.

Pendekatan demi pendekatan, akhirnya mereka dapat menerima  untuk keluar dari   kompleks  peterongan dan menempati rumah hasil undian team  Majelis Sinode tsb.

TIGA ORANG ISTERI, SEMUANYA ADIK – KAKAK KANDUNG.

dilarang tambah istri lagi, malah harus menceraikan istri ke 2 dan ke 3, tapi tetap bertanggungjawab secara ekonomi

Diantara Semarang dan Kendal terdapat seorang warga jemaat  yang memiliki tiga orang isteri,  yang semuanya adik kakak kandung, mereka tinggal dalam satu kompleks kecil yang letaknya tidak berjauhan satu sama lain.

Kakak  yang tertua adalah isteri tua yang sekaligus menjadi koordinator dari antara mereka, untuk mendapat  kunjungan suami yang adalah orang indo bugis ini.

Suatu saat ia  memberikan persembahan syukur kepada gereja berturut turut beberapa bulan atas  nama isterinya yang muda, rupanya suatu pendekatan untuk mengadakan baptisan bagi anak anak dari isterinya yang muda ini.

Mereka  datang ke Pendeta Theo  serombongan,  ketiga isterinya dan belasan anak-anaknya dengan dua kendaraan mini bus, untuk melaporkan niat mereka ini, bahwa anak-anak dari isteri yang muda ini akan di  serahkan  ke gereja untuk dibaptiskan.

Pendeta Theo menjawab; boleh, tetapi nanti dalam persiapan akan disiapkan bahwa yang berdiri sebagai orang tua adalah isteri tua bersama bapak, sedangkan yang lain tetap ikut digereja tetapi dibelakang bapak dan isteri  tua.

Selanjutnya yang ikut perjamuan kudus adalah isteri tua, sampai urusannya diselesaikan pada waktunya,  jika isteri kedua   dan ketiga diceraikan  dalam tanggung jawab  bapak

Mereka adalah keluarga besar, karena itu gereja harus melayani dan menyelamatkan mereka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, anak-anak pemuda, gadis, remaja  serta adiknya yang kecil  yang cantik sedang bertumbuh,  mereka tidak tahu  apa yang diperbuat,   gereja jangan biarkan mereka, tetapi gereja perlu melayani semuanya menurut ketentuan , karena Yesus datang  kedunia ini untuk mencari dan menyelamatkan  orang berdosa.

NAMANYA BAPAK  DAENG KAHAR & TETAP MENJADI WARGA JEMAAT GPIB IMANUEL SEMARANG.

Walaupun ia (Daeng Kahar) ini memiliki tiga orang isteri yang adalah adik -kakak kandung,  tetapi ia tetap  tegar  mau menjadi anggota jemaat GPIB Imanuel semarang.

Tantangan tersendiri pagi para hamba Tuhan, termasuk Pdt Theo untuk mengelola dan memimpin jemaat termasuk  bapak  Daeng  Kahar yang  antik keluarganya ini

Ibarat benang kusut dan   timbunan tepung, kita harus berhati-hati, agar benang   tidak putus, tetapi juga tepung tidak terkoyak dan terhambur-hambur, demikianlah  menjaga  jemaat tetapi Tuhan Yesus  mengutus kita untuk pergi mencari  dan menyelamatkan domba yang hilang.

Mereka ibarat domba yang hilang, tapi tidak jauh hanya disebelah kandang saja, bagaimana  caranya untuk memasukan mereka kedalam kandang melalui pintu  dan jalan Tuhan Yesus,  yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa.

Anak-anaknya yang sudah bertumbuh besar:  ada pemuda, ada remaja dan ada juga anak sekolah minggu yang jumlahnya belasan dan nanti akan menjadi puluhan,  berarti satu generasi harus diselamatkan , sambil memelihara persekutuan yang ada yaitu warga jemaat yang  lainnya  dan banyak seperti gunung  tepung  ini, agar tepung  persekutuan tidak terkoyak  dan terhambur yaitu warga jemaat, tetapi langkah penyelamatan  keluarga ini seperti benang kusut harus dilayani dan diperbaiki status dan hidup mereka, karena merupakan potensi satu keluarga yang belasan  bahkan akan menjadi puluhan anak-anaknya ini.

Langkah pelayanan pertama adalah pelayanan sakramen baptisan kudus bagi anak-anak isteri ketiga  (lihat  uraian diatas) supaya yang berdiri adalah isteri Pertama…yang sah itu

Langkah pelayanan kedua adalah  semua  boleh ikut kebaktian dan mendapat pelayanan , tetapi yang berhak untuk ikut perjamuan kudus adalah isteri pertama , bukan yl dihalangi tetapi statusnya  yang menghalangi mereka ini..

Langkah pelayanan ketiga adalah diadakan penggembalaan ,  sampai  waktu Tuhan, status isteri kedua dan ketiga dapat diselesaikan secara baik-baik    diceraikan , tetapi tetap tanggung jawab bapak Daeng Kahar untuk menjamin hidup mereka secara ekonomi, dan langkah ini sulit tapi harus ditempuh, sehingga  ibarat benang kusut diperbaiki tetapi tepung persekutuan tidak terkoyak-koyak dan tidak terhambur.

Sayangnya simtim presbiterial sinodal yang dianut oleh GPIB, membuat  Pdt Theo tidak dapat melanjutkan langkah ketiga ini karena harus pindah ke Bnaten,  tapi   salah satu  catatan  dalam acara  serah terima kepada ketua I, (karena belum datang pendeta penggant)i, diberi catatan untuk melanjutkannya.

KENDARAAN DINAS SEBUAH MOBIL TUA.

Majelis jemaat mengatakan, ini kendaraan dinas kita, sebuah  mobil mini bus Merk hijet 1000, yang sudah batuk-batuk, kalau sementara  dikendarai; mobil inilah yang membawa Pdt Theo kemana-mana untuk melayani warga  jemaat yang begitu banyak dan wilayah yang sangat luas ini.

Mobil Tua ini berjasa mengantar Pdt Theo melayani keliling Semarang, bahkan sejawa tengah dan Jogjakarta ketika menjadi ketua Mupel Jateng-DIY

Berapa kali harus ditinggalkan dibengkel di Salatiga , ketika mobil ini mogok dalam perjalanan pelayanan, yang akhirnya diambil oleh sdr Rony pegawai kantor gereja.

Mobil ini pula yang membawa keliling Pdt Theo   kebupaten- dan kota sejawa tengah & DIY untuk melayani dan berkunjung sebagai ketua Mupel Jateng-DIY

MENJADI KETUA MUPEL JATENG-DIY

Ia terpilih menjadi ketua Mupel Jateng-DIY,

masih berkumis dan tampil meyakinkan

sebelumnya  sebagai wakil ketua, untuk membina dan melayani jemaat-jemaat  GPIB  se-mupel  Jawa tengah  & Yokyakarta ini.

Dalam melayani jemaat-jemaat  se-mupel ini, mengadakan program kerja  untuk menjabarkan program sinodal  serta menganalisis aspirasi Jemaat-jemaat se Mupel. serta  mengadakan pertukaran mimbar antar jemaat , supaya  ada penyegaran diantara jemaat dan para pelayan firman….sekaligus menggali aspirasi dalam kehidupan  dan dinamika warga jemaat sejateng- DIY.

Memberi bea siswa kepada mahasiswa theologia untuk  menyelesaikan  pendidikannya, dikala  mengalami pergumulan dari segi ekonomi.

Membantu jemaat kecil untuk menggaji pendeta yaitu jemaat  Purworejo, sekaligus  membantu untuk membuka bengkel, sehingga dari hasil bengkel itu mendapat tambahan selain mendayagunakan  warganya untuk bekerja.

Menghadapi pemerintah dalam urusan kemasyarakatan dan kenegaraan dalam kehidupan dan kerukunan antar umat beragama.

PENATARAN UNTUK MENJADI   PEJABAT  B.S. (BURGELIJK STAND)  KOTA SEMARANG.

Dikota dingin, Salatiga itulah seluruh peserta dikumpulkan dalam rangka pembinaan/pembelajaran tentang catatan sipil, yang berlaku untuk gereja-gereja di Indonesia, khususnya  jawa tengah. Salah satu peserta adalah pendeta Theofilus Natumnea utusan  majelis jemaat gpib Imanuel – blenduk Semarang yang mewakili juga  musyawarah pelayanan (mupel) jateng – D.I>Y, dimana ia adalah ketua mupel jateng-d.i.y pada periode  itu.

Pembinaan/pelatihan berlangsung ketat, dimana semua peserta dibina dan dilatih untuk sanggup melayani warga jemaatnya  bahkan warga jemaat yang lain jika mereka membutuhkannya, asalkan  mereka  sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai hukum dan undang-undang yang berlaku.

Bagi warga yang ekonomi lemah dan bayaran pajak nikah kurang, dibantu oleh Pdt. Theo, untuk setor ke kas negara

Setelah mengikuti pembinaan hukum  yang diadakan oleh  pemerintah daerah propinsi  jawa tengah di salatiga selama  satu bulan dan menerima SK Gubernur jawa tengah, ia dilantik oleh walitota semarang menjadi pelaksana Catatan sipil /pejabat B>S.Kota semarang,  untuk melayani   pernikahan warga jemaat secara hukum Negara

Berdasarkan  status ini, maka ia dapat melaksanakan pelayanan pernikahan menurut hukum gereja maupun hukum Negara, yang dapat dipertanggung-jawabkan sesuai kapasitasnya untuk melayani   warga gereja dari kedua sisi hukum ini

Suatu status yang mempunyai kapasitas ganda  untuk  menolong banyak orang  yang datang dari  mana saja, dimana suatu ketika melayani  mantan muridnya SMA  Methodis Banda Aceh yang  sedang  dalam keadaan sulit dan  mencari jalan keluar dalam urusan pernikahannya, karena   mereka berdua  adalah keturunan  Cina.

Tentang theonatumnea

saya pendeta dan petani. .... sudah menikah dan punya tiga anak serta dua cucu . nama blog saya : "Kembara kehidupan seorang Theofilus natumnea". Ada 9 seri yaitu 7 seri umum serta 2 seri khusus dapat dibuka dengan kunci theonatumneawordpress.com Menceriterakan tentang kelahiran, sekolah, dari desa ke kota serta sekolah theologia, pengalaman hidup dan pelayanan, serta kuasa Tuhan yang saya alami dalam hidup sepanjang pengalaman ; pelayanan tsb untuk hormat bagi nama Tuhan....... gbu amin
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

25 Balasan ke Seri III: DARI SERAMBI MEDINA ke CENTRAL JAVA (BLENDUK-SEMARANG)

  1. theonatumnea berkata:

    SILAHKAN MEMBERIKAN TANGGAPAN DAN KOMENTARNYA DENGAN USULAN ATAU KRITIK MEMBANGUN ………KAMI SANGAT MENANTIKANNYA….!

  2. Deges berkata:

    Ditunggu seri keempatnya…

  3. Jacob Dethan berkata:

    Pengalaman bersamNYA jangan dipendam, buka smua biar dunia tau ada seorg bapa dari Timor peduli biat anak2 Tuhan yg dlm keraguan n bimbang dapat bangkita lai. GBU opa n oma

  4. THEOFILUS NATUMNEA berkata:

    walaupun demikian gpib HARUS SERIUS JUGA untuk semua yang telah tertinggal untukdiurus baca blog saya theonatumnea.wordpress.com seri IV ttg masalah tanah gereja di kudus dan masalah gereja yang di tinggalkan di Rembang … silahkan agar cara pengelolaan aset gereja sesuai denga kesaksian Alkitab juga Tuhan berkati gbu amin

  5. THEOFILUS NATUMNEA berkata:

    GPIB diingatkan agar tidak terbengkalai semua urusan yg sementara jalan ketika peputusan utkk urusan harta milik dihentikan sementara, contoh paldam, dll usul saya proyek baru dihentikan tetapi urusan yg sudah jalan diteruskan , suapay semua pihak tidak rugi termasuk GPIB. mkasih.

  6. Arie A. R. Ihalauw berkata:

    “PEMANFAATAN” HARTA MILIK PEMBERIAN ALLAH….

    Istilah “pemanfaatan” sering menimbulkan berbagai pentafsiran yang ujung-ujungnya berakhir pada perselisihan. “Pemanfaatan” bisa berarti : TUKAR GULING, SEWA PAKAI, JUAL BELI dan sebagainya. Kata ini selalu memberikan peluang “hilang / raup” – nya harta milik pemberian Allah kepada JemaatNya.

    Saya tidak bermaksud mempersoalkan dan membuat kekisruhan, melainkan CARA PENGELOLAAN aset Gereja / Jemaat selayaknya sepadan kesaksian Alkitab.

    Dan menurut kesaksian Alkitab dituliskan : “AKAN TETAPI SEGALA SESUATU YANG SUDAH DIKHUSUSKAN OLEH SESEORANG BAGI TUHAN DARI SEGALA MILIKNYA, BAIK MANUSIA ATAU HEWAN, MAUPUN LADANG MILIKNYA, TIDAK BOLEH DIJUAL DAN TIDAK BOLEH DITEBUS, KARENA SEHALA YANG DIKHUSUSKAN ADALAH KUDUS BAGI TUHAN (Im. 27:28).

    Mengingat akan ayat ini terdapat did alam kesaksian Alkitab, yang adalah SUMBER SEGALA HUKUM GEREJA, maka perlu diadakan pengkajian dan pengujian atas MATERI TATA GEREJA, agar tidak membawa kerugian dalam PENATALAYANAN PEREKONOMIAN GEREJA.

    PUTERA SANG FAJAR

  7. theofilusnatumnea berkata:

    Terima kasih atas komentarnya berdasarkan dasar-dasar alkitabiah, memang gpib dan para ahli theologianya waktu itu sudah menggumuli dan menempatakan kata pemanfaat dan pendaya gunaan harta milik, perlu dicata untuk sidang yad mengumuli ulang dan meperbaharui istilahnya, tetapi maksud saya agar kalau pemberhentian urusan harta milik itu boleh saja …tetapi urusan yang sementara berjalan secara hukum dan modal orang sudah keluar atau investor sudah transaksi, maka ururan ini terus diselesaikan tuntas, kelau tidak liat urusan paldam semarang atau urusan-urusan yl lagi ….bahwa kalau dibiarkan yang rugi bukan hanya mereka…investor tetapi yang paling diirugikan adalah gpib. terimaksi sekali lagi gbu amin

  8. theonatumnea.wordpress.com berkata:

    Mari kita melihat dan mempelajari semua keputusanitu dengan baikuntuk menjaga ketanangan GPIB, tetapi juga mengamankan semua urusan yang sementara berlangsung untuk tidak merugikan siap-siapa baik pemilik modal maupun gpib tentunya, sebab jika dibiarkan gpib yang hartanya cukup mahal menjadi tanda tanya kemana larinya semuanya itu. Ruoanya termasuk harta yang terpendam, karna belum diteruskan urusannya dan nilai rupaihnya semakin menurun, siapa yang rugi.arena mari kita mengurus secara crmat dan tepat, suapay membawa sejathera bagi gpib dan para pendetanya yang pensiunnya masih bermasalah dengan depertemen keuangan. kapan selesai ?jawaban ada pada GPIB GBu amin

  9. Penerbit Waskita berkata:

    tulisan ttg pengalaman itu menarik. apa akan diterbitkan sbg buku tercetak? diterbitkan oleh siapa?

    • Puji Tuhan, kalau ada penerbiat mau terbitkan , penulisnya oleh Theofilus natumnea. makasih banyak

      Seri III dalam waktu dekat ini akan terbit di blog saya alamatnya sama theonatumnea.wordpress.com, mudah-mudahan ada 7 seri dan memang saya baru belajar tulis, jadi ada kekuranagan, mohon editor dapat melengkapinya gbu amin

  10. Betty Marisi berkata:

    Semoga pengalaman dari Bpk Pdt Natumnea menjadi pelajaran bagi calon pelayan Tuhan.. Tuhan Yesus memberkati….

  11. Natalie Hamilton berkata:

    Bp Pdt Natumnea, TUHAN YESUS memberkati terus pelayanan bapak tambah hari tambah heran dipakai TUHAN amin……..!!!! Saya bernama Natalie Hamilton waktu saya membaca testimony bapak diblog ini, saya melihat photo ibu Ary Lalamentik menggendong anak ke 3 bapak pd thn 1986. Apakah ibu Ary Lalamentik yg diphoto itu adalah istri dari Ary Lalamentik yg pernah saya kenal diBanjarmasin pada thn 1970an?? Pada waktu itu Ary Lalamentik adalah pemimpin paduan suara Efrata dari Greja GPIB Banjarmasin. saya Natalie Hamilton waktu itu pangilan akrab dipaduan suara adalah Daisy. Mudah2an itu benar adalah Ary Lalamentik pemimpin koor Efrata, tolong sampaikan salam saya buat mereka TUHAN YESUS memberkati.

    • theonatumnea berkata:

      TERIMA KASIH, BP NATALLIE HAMILTON ATAS KOMENNYA, BAHWA SANGAT BESAR KASIH TUHAN YESUS YAITU IA TELAH MENYERAHKAN DIRINYA MATI DISALIBKAN BAGI KITA – DAN KEBANGKITANNYA MENJADI MOMENTUM SUKACITA DAN SEMANGAT KITA, MARILAH KITA SAKSIKAN NAMA YESUS SERTA TERUS MELAYANI YESUS…SEBAGAI TANDA TERIMA KASIH KEPADA TUHAN. KIRANYA DIBERKATI BP NATALIE HAMILTON SEKELUARGA DALAM PELAYANAN YANG SAMA MENURUT PROFESI DAN KESEMPATAN YANG ADA GBU AMIN

  12. theonatumnea berkata:

    BENAR FOTO ITU ADALAH ISTERI BP ARY LALAMENTIK YG MENGGENDOBG ANAK NANI NATUMNEA, , KETIKA ITU BERSAMA MELAYANI DI BANJARMASIN. SETELAH MENINGGAL BP ARY LALAMENTIK , BERITANYA IA PULANG KEMANADO DAN JUGA KAMI PINDAH KE SEMARANG, TAPI DIMANAPUN IBU ARY LALAMENTIK BERADA DAN MENDENGAR & MEMBACA BERITA INI, KIRANYA ADA KONTAK DALAM BATIN . SALAM BAPAK NATALIE HAMILTON ( DAISY) DITERUSKAN SERTA SALAM KAMI JUGA KEPADA BP NATALIE HAMILTON SEKELUARGA DAN IBU ARY LALAMENTIK, TERIMA KASIH TERPUJILAH TUHAN YESUS AMIN

    • Ibu Natalie Hamilton berkata:

      Thank you so much Bapak Pdt Theo Natumnea atas keterangan tentang kel Ary Lalamentik. Sorry to hear that Ary Lalamentik sudah passed away,kiranya TUHAN YESUS memberkati kel Ary Lalamentik dimana saja mereka berada amin….!!! Saya pd thn 1972-1978 tinggal diBanjarmasin Gerejja saya diGPIB Maranatha satu Greja dng Ary aktif di paduan suara, Ary Lalamentik saat itu kerja di Bank Indonesia.. Waktu itu Pdtnya Bp Pdt G,Y,Hb Lantu, Bp Pdt P,A,Seberangtabek Om Kusoi majelis Greja dan masih banyak yg lainnya. Thank you once again, TUHAN YESUS Bless you & your family.
      Kind Regards, ibu Natalie.

      • theonatumnea berkata:

        IBU NATALIE HAMILTON YKSH….PAK PDT SEBARANGYABEK MASIH ADA DI JAKARTA,PAK KUSSOY SUDAH MENINGGAL PAK PDT HUBERT LANTU SUDAH PENSIUN DI BEKASI, TEAPI HASIL PERJUANGAN IBU DAN SEMUA HAMBA TUHAN TIDAK SIA-SIA, SEMUA JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA ALLAH MEMBERKATI PELAYANAN YANG BERSAMBUNG TERUS DALAM JEMAAT GPIB MARANATHA BANJARMASIN TERPUJILAH TUHAN YESUS AMIN

      • theonatumnea berkata:

        TERIMA KASIH IBU DAISY NATALIE HAMILTON ATAS KOMEN DAN INFORMASINYA MELALUI BLOG INI…. MUNGKIN IBU LALAMENTIK SO PULANG MANADO DAN KAWIN LAGI KARENA DIA MASIH MUDA TAPI SAYA PERCAYA TUHAN PAKAI KITA BERSAMA BAIK IBU NATALIE DAN IBU LALAMENTIK DAN THEO ….KITA SEKELUARGA GBU BIARLAH NAMA TUHAN YESUS DIMULIAKAN AMIN

        SALAM BUAT KELAUARGA SEMUANUA TUHAN MEMBERKATI AMIN

      • theonatumnea berkata:

        makasih ibu Natalie Hamilton atau Deasy, nama-nama itu beta masih jumpa, om Kussoy,pdt lantu dan beberapa nama yl spt pak jhon Siahainenia,pak melly Titahelu, pak Toar,dll…kami masih bakudapa dalam perjumpaan pelayanan disana. Dan Semangat koor Efratha masih menyala waktu itu, kita yakin walaupun berganti orang dan masa , tetapi kasih Yesus tetap sertai kita dan jemaat maranatha banjarmasin… sekarang su gedung gereja baru dilokasi itu juga, puji Tuhan pada saat peresmian oleh walikota beta diiundang dan datang menghadirinya. Tuhan Yesus selamatkan kita dan sebar dalam pengutusanNya untuk melayaniNya, ibu Natalie Hamilton di US dan kami di Indonesia, namun puji Tuhan karena teknology informasi sekarang ini dalam jarak jauh kita jumpa terpujilah nama Tuhan amen

  13. Susiana Ketty Mait berkata:

    Terima kasih pak Pendeta, cerita bapak tentang GPIB Immanuel Semarang membuat saya tahu sedikit latar belakang pelayanan khususnya di Kendal, saat ini saya melayani sebagai presbiter dan Ketua III PHMJ GPIB Immanuel Semarang (periode 2013 s/d 2015). Kiranya Tuhan selalu memberkati dan memakai pak Pendeta dalam pelayanan juga memberkati keluarga besar pak Pendeta dimanapun berada.

    • theonatumnea berkata:

      TERIMA KASIH IBU SUSIANA kETTY MAIT, TENTU SU BANYAK PERUBAHAN, TAPI PALING DAPAT SEDIKIT CERITERA ZAMAN KAMI DOLO, PASTI DITAMBAH DENGAN CERITA LOKAL WARGA YG ADA.
      TERIMA KASIH JUGA ATAS KOMENTARNYA, BAHAN TADI AKAN MEMBERI BEKAL KEADAAN ZAMAN KITA DOLO DITAMBAH DENGAN CERITA LOKAL DARI WARGA JEMAAT
      HAL INI AKAN MENAMBAH SEMANGAT PELAYANAN DALAM JEMAAT IMANUEL BLENDUK YG CUKUP LUAS DAN DISERTAI PERUBAHAN YG SEDANG TERJADI.

      TUHAN MEMBERKATI PELAYANAN KITA SEMUANYA GBU AMEN

  14. TISA LUMINGKEWAS berkata:

    PAK PDT NATUMNEA..MSH INGAT SAYA..WKT BPK SEKEL BRU PINDAH DR BNJRMSIN KE SPRG /BPK SEMPAT TNGL DI MESS PLN BUKITSARI…SY ANAK DARI KEL LUMINGKEWAS,TISA LUMINGKEWAS. BAGAIMANA KBRNYA ADEK2….

  15. theonatumnea berkata:

    TISA LUMINGKEWAS YG BAIK HATI, … YENNI SUDAH MENIKAH ORRY SUDAH MENIKAH, DAN NANI BELUM MENIKAH TAPI SEMUANYA SUDAH KERJA….MAKASIH BISA JUMPA VIA BLOG INI TUHAN MEMBERKATI SALAM BUAT PAPA DAN MAMA SERTA ADIK2 SEMUANYA GBU AMEN

Tinggalkan Balasan ke theonatumnea Batalkan balasan