MASMEDIA BERITAKAN: GEREJA BLENDUK MIRING.
Gereja Blenduk sangat terkenal di Jawa tengah, bahkan Indonesia
dan dunia, khususnya negeri Belanda, hal ini terbukti dengan wisatawan domestik dan mancanegara sering mengunjungi gereja tua ini, khususnya kunjungan wisatawan dari negeri Belanda, karena itu public sangat terkejut dengan berita miringnya gereja blenduk disurat khabar.
Berita ini menjadi thema utama Koran: kompas dan suara pembaruan, bahwa:” gereja Blenduk miring”, membuat heboh masyarakat , petugas gereja dan pdt Theo, karena itu hampir tiap hari wartawan, akademisi, praktisi dan warga masyarakat datang untuk melihat dan mencari berita tentang miringnya gereja tua ini.
Rupanya Pemda kota-madya Semarang merenovasi dengan cara membobol dan mau mengganti dasar tembok tanpa izin Majelis jemaat; pembobolan tembok baru berjalan 15 meter, dihentikan oleh Pdt Theo, karena tidak rasional pekerjaan pemborong, dan kalau dibiarkan gereja Blenduk akan roboh.
Hal ini dilaporkan kepada Majelis Jemaat GPIB Imanuel Semarang dalam rapat khusus dan selanjutnya ke Pemda kota madya untuk ditindak lanjuti pemberhentian pekerjaan pemborong yang tidak bertanggung jawab ini, serta tembusannya ke DPR D jawa tengah.
Miringnya Gereja Blenduk ini juga dilaporkan kepada Majelis Sinode GPIB, untuk mendapat gambaran dan arahan , bagaimana mengatasinya, karena berita ini bukan hanya seIndonesia saja tetapi sudah mendunia.
MENGHADIRI RAPAT DPRD JAWA TENGAH…KARENA BERITA MIRINGNYA BLENDUK
Dalam rapat bersama anggota DPRD yang mewakili bangunan purbakala, tentang gereja blenduk yang mempunyai nilai sejarah tsb , pdt Theo melaporkan secara rinci kronologis peristiwa miringnya gedung gereja blenduk; Bahwa tanpa sepengetahuan Majelis Jemaat, mereka tiba-tiba sudah mengadakan renovasi tanpa penelitian yang teliti tentang arsitek gereja blenduk ini
Melihat gelagat tukang-tukang yang tidak mau ditegur karena mengganti fondasi gedung gereja yang teknologi pembuatannya saja sudah beda, pekerjaan pembobolan begitu singkat membuat keresahan, maka pdt Theo menghentikan dengan keras dengan berkata : “harap berhenti kerja, nanti akan diberitahukan selanjutnya.”
Pdt Theo menyampaikan dalam sidang DPRD bahwa bisa saja kehilafan manusia, tetapi bisa juga unsur kesengajaan, sebagai bukti pemborong menyuruh tukang kerja tanpa sepengetahuan majelis jemaat GPIB Imanuel semarang, yang memiliki dan mengelola gereja Blenduk ini.
Semua sepakat bahwa ada keteledoran, karena itu harus dihentikan renovasi gereja Blenduk ini oleh pihak pemda, untuk menyelamatkan bangunan bersejarah yang dilindungi u u purbakala menjadi monumen negara ini.
Semua yang telah di bobol agar segera di cor ulang serta dirapikan , sehingga tidak kelihatan fondasi dibagian utara sisi timur ini, setelah dirapikan kembali seperti semula , untuk menjaga kelestarian ,keamanan, kenyamanan dan keindahan dari pada gereja blenduk ini, yang melayani para wisatawan domestik dan mancanegara
MENJADI MENTOR UNTUK VIKARIS TAHUN KE TIGA…ANDAR MAITIMU.
Surat Majelis sinode untuk menerima Vikharis tahun ketiga dari Makasar yaitu Andar Maitimu S.Th, setelah disetujui dalam rapat PHMJ, dilaporkan kepada Jemaat melalui pengetahuan seluruh majelis Jemaat, maka diterima dan ditempat di bagian jemaat Effatha untuk mempersiapkan bagian jemaat ini menuju pendewasaan.
Ditugaskan kepada Vikharis Andar Maitimu untuk menuntun dan mempersiapkan buku-buku sesuai tata gereja, serta mempersiapkan program kerja tersendiri , sehingga melihat kemampuan ekonomi, organisasi, kekuatan warga, jumlah warga jemaat , batas-batas wilayah dllnya.
Suatu ketika vikharis menghilang selama tiga minggu…. dan ketika ia pulang dipanggil mentor dan ditanya kemana selama tiga minggu ini ? kaget,… karena ia menjawab di GKI Magelang… Tanya , siapa yang suruh ?, jawab : atas kemauan sendiri Tanya: kerja apa selama diMagelang ? jawab : adakan penelitian tentang cara pembinaan vikharis di GKI….. mentor menjawab : karena anda tidak menghargai integritas Pendeta Theo sebagai mentormu dan mengadakan penelitian tanpa izin, maka sekarang angkat barang-barangmu dan kembali ke Majelis Sinode, mentor tidak membimbingmu lagi…….. sejenak ia berdiam…..15 menit, lalu ia menjawab : minta maaf pak atas kekeliruan dan kekurangan saya, mohon dapat diterima kembali…….. mentor menjawab……ok … saya terima kamu kembali dengan perjanjian agar berubah sifat maunya sendiri dan egois anda….,sebab jika ini terjadi dalam jemaat yang anda pimpin, maka akan membawa bencana bagi anda….ia mengangguk dan mereka berdua bersekutu dalam doa bersama, agar kiranya pembaharuan dari Roh Allah dapat memperbaiki hidupnya ini.
PEMBINAAN HUKUM UNTUK CATATAN SIPIL SELAMA TIGA MINGGU DI SALATIGA.
Bagi para calon pelaksana catatan sipil Burgelijk Stand ( B>S) diundang oleh pemda Tkt I jawa tengah , untuk mengikuti pembinaan hukum selama tiga minggu di Salatiga, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Pdt Theo salah satu penerima undangan tsb.
Mengenal dan menerima pelatihan tentang uu perkawinan , untuk dapat melaksanakan pernikahan secara hukum Negara bagi umatnya di gereja Blenduk, dikala itu ia sebagai ketua majelis jemaat GPIB Imanuel Semarang dan ketua BP mupel jateng-Jogyakarta serta ketua I PGI wilayah jateng
Cerita hukum yang diperoleh dari pembinaan ini : seseorang di kota semarang, karena susah dibantu teman baiknya, boleh tinggal gratis di salah satu rumahnya yang kosong, selama tinggal pertemanan berjalan baik, tapi pemilik rumah ini meninggal dunia, ketika anak-anaknya sudah besar, mereka nikah dan butuh rumah tinggal, ingin ambil kembali rumah itu, ternyata dia mengatakan bahwa rumah ini miliknya, surat sertifikat tanah sudah diubah menjadi miliknya . Dalam cerita ini mau memberikan gambaran bahwa boleh menolong orang apa lagi teman, tapi harus disertai dengan bukti yang kuat, supaya orang yang ditolong itu tidak salah gunakan kebaikan hati orang yang menolong.
Pembinaan hukum catatan sipil ini bukan hanya menambah tenaga B.S. saja, tetapi Pemda melihat bahwa inilah tenaga-tenaga yang berhasil guna dan berdaya guna, karena merekalah yang mengenal umatnya lebih dekat untuk memberikan pembinaan pernikahan secara hukum Negara, selain hukum agam yaitu gerejanya.
Digambarkan bahwa semua warga Negara Indonesia termasuk warga Negara asing yang tinggal diwilayah hukum Indonesia, harus melaksanakan pernikahan secara hukum Negara, selain hukum agamanya.
Kepada para peserta yang telah tamat dalam pembinaan ini akan mendapat surat keputusan dari Gubernur jawa tengah dan dilantik oleh bupati/walikota nya masing-masing.
Diinstruksikan untuk meneliti syarat-syarat untuk membimbing calon mempelai pernikahan, agar memenuhi semua persyaratan yang berlaku sesuai uu pernikawinan. Hal ini tentu tidak akan disia-siakan oleh pendeta Theo, tetapi ia selalu tampil didepan untuk mencari jalannya, guna kepentingan umum yaitu masyarakat Kristen
Setelah selesai pembinaan, semua diutus kembali kekotanya untuk menunggu SK pengangkatan Gubernur jawa tengah, agar dilantik oleh wali kota atau bupati di kota asal, untuk membantu pemerintah, karena dipandang lebih mengenal umat digerejanya
DILANTIK MENJADI PELAKSANA: BURGELIJK STAND (B.S. ) /CATATAN SIPIL OLEH WALI KOTA SEMARANG
Puji Tuhan, tidak sia-sia perjuangan dan jerih lelah pendeta Theo mengikuti pembinaan/pelatihan hukum untuk menjadi pelaksana catatan sipil, setelah diusulkan oleh Majelis jemaat GPIB Imanuel ( Blenduk ) semarang ke Kantor Gubernur jawa tengah, tidak lama kemudian keluar SK gubernur jawa tengah yang intinya mengangkat Pendeta Theofilus Natumnea untuk menjadi Pegawai Luar biasa pelaksana catatan sipil / Burgelijk Stand ( B.S. ) di kota madya Semarang tanpa batas waktu (seumur hidup) dengan petunjuk agar dilantik oleh walikota Semarang.
Pendeta Theo melaporkan diri ke Walikota dan respons dari walikota semarang secara langsung menyediakan waktu untuk melaksanakan pelantikannya sebagai pelaksana catatan sipil./Burgelijk Stand ( B.S. )
Dalam pelantikan yang berlangsung dikantor kota madya semarang ini dihadiri oleh staf walikota dan anggota pelaksana harian majelis jemaat GPIB Imanuel (blenduk) semarang, yang sudah akrab dengan pak walikota karena urusan – urusan gereja Blenduk ini
Sejak dilantiknya menjadi pelaksana catatan sipil untuk warga jemaat GPIB Imanuel semarang dan warga gereja lainnya yang datang minta bantuan untuk dilayani urusan nikahnya secara ganda , baik hukum gereja maupun hukum negara, setelah memenuhi sejumlah persyaratan tertentu.
TANTANGAN DARI LUAR, SUARA MENGATAKAN: S I A P A L U ? “
Ada yang kaget melihat dan menyaksikan pdt Theo yang murah hati ini sanggup menolong dan menyelamatkan banyak orang dalam urusan pernikahannya yang terbengkalai, sehingga mereka dari status kumpul kebo menjadi resmi nikah secara hukum gereja dan hukum Negara atau bagi mereka yang sudah lama hanya nikah gereja saja di laksanakan Nikah catatan sipil menurut hukum Negara republik Indonesia.
Bagaimana expresi mereka yang kaget ini ? Suatu ketika keluarga dari sepasang pengantin yang sementara ditolong melayani pernikahan saudaranya ini, pelaksanaan pemberkatan nikah selesai dan menunggu untuk catatan sipil diruang konsistori yang mana pelaksana Burgelijk Stand B>S> nya adalah Pdt Theo juga, seorang ibu adalah keluarganya, menyelonong dan masuk ditengah tengah rombongan mempelai dan mendekat serta berkata kepadanya : “ S I A P A L U ? ”, bukan hanya kaget, tetapi juga marah karena sementara bertugas a/n gereja dan Negara menolong dan menyelamatkan saudaranya ini, tapi kemudian pdt Theo diam sejenak minta bimbingan Roh kudus, supaya suasana pernikahan ini tidak kacau, bubar dan batal tetapi supaya berjalan baik dan aman.
Seandai pdt Theo mengikuti emosi, maka ia dalam keadaan dinas baik atas nama jemaat –gereja , maupun atas nama Negara untuk menolong dan menikahkan saudara dan keluarganya ini, bisa buyar acara pernikahan, tapi ia tenang dan menguasai diri serta berdoa dalam hati: “Tuhan ampunilah ibu ini, karena dia tidak tahu apa yang diperbuatnya , dalam nama Yesus hamba berdoa amin”
MENOLAK PERMINTAAN SEORANG ANGGOTA GBKP YANG HANYA BAWA SURAT NIKAH ADAT.
Ia datang kerumah meminta dengan sangat untuk dilayani nikah B.S.nya, karena kelengkapan yang dituntut dari kantor kejaksaan Negeri Semarang, rupanya dia seorang jaksa terkenal , tapi masih ada kekurangannya ialah belum nikah secara hukum negara sebagai persyaratan untuk mengurusi masa pension, supaya masuk daftar anggota keluarganya yaitu isteri dan anakanak.
Pdt Theo sebagai pelaksana catatan sipil, minta supaya ia menyempurnakan syarat-syaratnya yl, yang masih kurang untuk melengkapi persyaratannya, tapi ia bersikukuh dengan alasan bahwa nikah adat ini sudah sah, karena itu tidak perlu urus surat yl.
Pelaksana Burgelijk Stand B>S yang suka menolong orang dan murah hati ini ( jika ada pasangan yang kurang bayaran ditambahkan dari koceknya , untuk disetor ke kas negara) tetap juga meminta syarat-syarat yang sama , dilengkapi baru dapat dilaksanakan, sebagai pertanggung jawaban hukum kepada Negara dan pemerintah melalui kantor Catatan sipil Semarang.
Klayen ini rupanya seorang jaksa yang biasa melayani dan menuntut orang secara hukum, tetapi dia tidak sadar akan kekurangannya, bahkan setengah memaksa dengan meletakan dompet hitamnya yang penuh uang diatas meja tamu, bahkan dengan setengah membanting dompetnya, maka dengan rendah hati pendeta Theo mengatakan “ silahkan angkat dompetmu, dan jika syarat pernikahannya lengkap baru kembali bertemu untuk diproses.
Pendeta Theo mengajak berdoa : ya Tuhan ampunilah bapak kekasih kami ini, jika ia tidak sadar akan kekurangannya, sadarkanlah dia, supaya ia dapat memenuhi syarat yang dibutuhkan secara hukum gereja dan hukum Negara dalam urusan pernikahannya ini. Kami percaya Tuhan menolong dan menyadarkannya sebagai pelaksana hukum juga. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa Amin
DOA KHUSUS DENGAN BAPAK MARTEN SAPULETE.
Karakternya keras, omongnya tajam, suka naik pitam kalau emosinya lagi melonjak naik, sehingga sering tak dapat menguasai dari dalam rapat, dan selalu dilampiaskan dengan pukul meja sambil marah setengah berteriak, kadang kala kedengaran keluar ruangan rapat majelis jemaat.
Hal ini sudah berulang kali, bahkan terlalu sering didengar oleh pdt. Theo, hanya mencari waktu yang tepat untuk dapat menyampaikan peneguran untuk menolongnya, sehingga ibarat : “benang kusut dalam tepung, benang ditarik kembali dan diperbaiki kusutnya, tetapi tepung tidak terkoyak-koyak”, demikianlah dengan doa menunggu waktu yang tepat untuk menolong beliau, sehingga benang kelemahannya diluruskan dan diperbaiki, tetapi tepung persekutuan majelis jemaat dan jemaat tidak terkoyak-koyak, karena ribut para pemimpinnya.
Tibalah waktunya pemilihan penatua dan diaken adalah waktu yang tepat untuk hal itu. Surat sanggahan dari warga jemaat sudah masuk,… beberapa surat tentang kelakuan beliau yang sering meresahkan warga jemaat ini, dikumpulkan cukup banyak surat sanggahan tentang calon yang satu ini.
Pdt Theo memanggilnya dan mengklarifikasi kebenaran surat-surat ini, bahkan sang pendeta menyampaikan bahwa bukan hanya surat- surat sanggahan ini saja, tetapi pdt Theo sendiri melihat dan mendengar beberapa kali insiden seperti yang dimaksud dalam surat ini, yaitu ketika pitam karena marah selalu pukul meja dan setengah berteriak dalam rapat-rapat yang dilakukan didalam gedung gereja blenduk ini
Ia secara terus terang mengakui kelemahan itu dan sadar bahwa iapun kadang kala tidak dapat menguasai diri ketika lagi marah dan naik pitam, itulah salah satu kelemahan pribadinya yang sudah lama digumulinya dalam dirinya melalui doa tapi tidak pernah hilang, tapi selalu muncul ketika marah dalam rapat..
DOA PERTOBATAN BAPAK MARTEN SAPULETE.
Ia mengakui kelemahannya ini dan mau dibaharui oleh kuasa dan darah Yesus serta bimbingan Roh kudus serta bertobat, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi,…. untuk itu ia minta pembaharuan dari TuhanYesus terus mmenerus agar ia mendapatkan kemenangan dalam dirinya ini.
D O A : YA TUHAN ,HAMBA MENGAKU BAHWA SERING KALI HAMBA MARAH-MARAH DAN PUKUL MEJA KETIKA NAIK PITAM, KARENA HAMBA TIDAK DAPAT MENGUASAI DIRI HAMBA INI… TUHAN…. HAMBAMU INI MOHON AMPUN DAN MAU BERTOBAT… DARI PERBUATAN INI ….YANG SERING KALI MEMALUKAN TEAM MAJELIS JEMAAT. HAMBA MOHON DIBHARUI…. DAN BERJANJI UNTUK TIDAK MENGULANGI LAGI PERBUATAN HAMBA MU INI DALAM RAPAT-RAPAT MAJELIS JEMAAT. BAHARUILAH HAMBA OLEH PIMPINAN ROH KUDUSMU, TUNTUNLAH HAMBA DALAM KETENANGANMU, UNTUK SELANJUTNYA HAMBA BELAJAR MENGUASAI DIRI DALAM KUASA TUHAN. DALAM NAMA YESUS HAMBA BERDOA. AMIN
Doa ini kemudian ditutup oleh Pdt Theo dalam doa bimbingan dan penguatan, agar ia menyerahkan seluruh kelemahannya ini dalam Tuhan Yesus yang sudah mati untuk dosa kita umat manusia Galatia 2:19-20
LANGKAH YANG DITEMPUH PENDETA THEO UNTUK BAPAK MARTEN SAPULETE.
Setelah pengakuan yang tulus dari bapak Marten Sapulete, maka Pdt Theo menawarkan kepadanya :1. apakah anda berdiam diri satu periode ?, atau 2. Apakah mau berubah dan bertobat : berhenti berteriak , pukul meja , ketika marah dan naik pitam ? Pdt Theo beri waktu kepadanya dua minggu untuk berdoa bersama keluarga dan memberi jawaban yang mana harus dipilih dari kedua alternatif ini.
Ketika selesai waktu bergumul, ia datang dengan jawaban pasti bahwa setelah bergumul bersama keluarga ia memilih berubah total , tidak mau berteriak & pukul meja lagi kalau lagi marah dan naik pitam, berusaha untuk menguasai diri sesuai dengan buah-buah Roh Kudus Gal 5:22-23, lalu mereka berdua berdoa lagi memastikan bahwa pilihan yang kedua inilah yang diambil dan membuat perjanjian dalam doa kepada Tuhan.
Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pdt Theo sebagai pengawas dalam rapat-rapat, supaya tidak mengulangi lagi perbuatan yang meresahkan anggota majelis jemaat yl. Kadang-kadang terjadi dalam rapat: ketika ia marah keras dan naik pitam, Bapak ini memandang Pdt Theo yang sudah memandang dia dengan kasih, lalu reda dengan sendirinya. Hal seperti ini berkali-kali, merupakan latihan bagi dirinya, sehingga ia semakin mantap dalam hal penguasaan dirinya.
Penanganan khusus kepada bapak ini, membuat kesan bahwa selama kepemimpinan Pdt Theo sebagai ketua majelis jemaat GPIB Imanuel Semarang, suara-suara keras yang muncul sebelumnya mulai mereda dan berkurang, karena mereka menahan diri dan menjaga dirinya untuk kepentingan umum bagi jemaat ini.
WISATA KE CANDI BOROBUDUR BERSAMA KELUARGA
Hidup ini terasa bosan, jika tidak ada variasi, untuk itu perlu keluar dari rutinitas pelayanan, maka ia bersama keluarga mengadakan wisata ke candi Borobudur untuk menikmati alam dan memberI pelajaran bagi anak-anak, untuk menambah pengalaman hidup mereka ditempat yang bersejarah ini…pikirnya…selagi di jawa tengah
Walaupun mobilnya tua,
tapi bisa dikendalikan untuk berjalan jauh, sambil belajar merawat mobil itu sepenjang perjalanan mereka.
Tidak lengkap kalau hanyamelihat saja tetapi belajar ulang, betapa hebatnya generasi mereka untuk meriset, mengarsitek dan merancang serta tentu membuatnya dalam jangka waktu yang lama; hal ini untuk menggenapi pelajaran sekolah rakyat dulu, nah sekarang sudah melihatnya langsung bersama keluarga.
Alangkah indahnya kedua candi yang menjadi peninggalan bersejarah dan tempat wisata dunia ini, tanpa dicatat, sudah dihafal nilai-nilai kepurbakalaannya , monumen yang besar, luas dan menjulang tinggi kelangit, apa lagi Jeni dan Ory yang sempat belajar bahasa jawa kuno /wono coroko, sehingga mereka mengerti tulisan-tulisan kuno didinding atau dibatu, bahkan dapat menerjemahkannya.
BERSAMA KELUARGA MENERUSKAN WISATA KE CANDI PRAMBANAN
Jauh berjalan, banyak dilihat, kata :anak – anak yaitu Jeni, Orry dan Nani, suatu perjalanan wisata yang sangat menggembirakan mereka, karena memberi pelajaran secara langsung dan praktis tentang ” apa yang mereka peroleh dalam pelajaran di kelas dan sekolahnya.
Tidak menyia-nyiakan waktu, sekali dayung, dua tiga pulau terlampawi, demikianlah pepatah yang menggambarkan bahwa : “kalo su sampe di candi Borobudur….terus sa… ke candi satu itu prambanan, karena ” c a n d i prambanan yang exotis dan elok itu ” …su dekat…. sonde jauh….jauh lai.
Sejauh mata memandang, tak puas-puasnya keindahan yang diperolehnya, bukan hanya candinya yang menjulang tinggi dan indah itu saja , tetapi juga keindahan ekosistim sekitarnya yang sangat mendukung candi prambanan ini
Puas….puas….. dan …puas…. kata Jeni, …Orry dan Nani…. mendampingi kedua orang tuanya, yang sambil loncat sana …loncat sini ….menunjukkkan tanda kegembiraan mereka, bahwa lahir di Banda Aceh dan Bnajarmasin, tapi akhirnya liat juga kedua candi dalam pelajaran ini. artinya Jeni dan Orry llahirnya di banda aceh serta nani yang lahirnya di Banjarmasin, sama -sama melihat wisata kedua candi yang bersejarah ini.
WISATA BERSAMA KELUARGA KE BANDUNGAN-AMBARAWA.
Bandungan-Ambarawa adalah suatu tempat diatas gunung dan berudara sejuk… dingin, sama seperti puncak kalau kita tinggal di Jakarta, maka Bandungan adalah puncaknya Semarang, disana kita bisa mendengar berkokonya ayam hutan dlsbnya.
Bapak Selly bersama keluarganya yang mengajak Pdt Theo dan keluarga, sehingga bersama-sama kami menikmati tempat wisata yang dingin dan sejuk itu…selama beberapa hari pada musim liburan sekolah.
Tanpa diminta… pak Selly sudah menelepon, bahwa semua fasilitas sudah disediakan untuk Pdt Theo dan keluarga berlibur wisata sendiri ke Bandungan – Ambarawa, adalah suatu panggilan nuraninya, karena melihat kesibukan pelayanan Pdt Theo begitu padat dan penat di kota Semarang , sangat perlu penyegaran untuk keluar dari kepenatan padatnya pelayanan itu, maka ia terpanggil untuk melayaninya melalui memberi fasilitas liburan wisata ini.
MELAYANI BAPAK LAROSA SH, KAKANWIL KEHAKIMAN -JAWA TENGAH.
Salah satu tokoh GPIB Imanue l( Blenduk ) Semarang ialah bapak Larosa SH, kakanwil Depertemen kehakiman zaman itu, sebelumnya beliau adalah kakanwil departemen kehakiman Sumatera Utara (Sumut), lalu pindah ke jawa tengah dalam jabatan yang sama.
Dalam keberadaannya sebagai pejabat yang punya kuasa untuk menolong pelayanan di Penjara tetapi juga punya pergumulan dan tantangan yang hebat, ia bergumul secara pribadi selaku seorang Kristen, dimana pergumulan itu sangat berat sehingga ia harus masuk keluar rumah sakit, baik ketika di Medan maupun di Semarang.
Ia memanggil Pdt Theo masuk ruangan dan hanya empat mata : mereka bicara dalam pelayanan ini, baik soal dinas maupun soal pribadi dan akhirnya diadakan doa pertobatan serta mengundang Yesus untuk membaharui hati dan hidupnya , untuk mampu menghadapi semua tantangan bersama dengan Yesus kristus, karena Yesus berjanji untuk menyertai setiap anak-anaknya yang datang dan mohon pembaharuan dalam namaNya
Dan akhirnya beliau minta doa penyerahan kepada Tuhan Yesus Kristus yang empunya hidup dan keselamatan itu, doa ini diikuti dengan baik dan penuh penyerahan; Setelah Pdt Theo selesai berdoa dan keluar ruangan kira-kira 15 menit, keluarganya yang gantian masuk ke rungannya memanggil untuk masuk kembali bersama anggota majelis jemaat yang ada, ternyata waktunya untuk Tuhan memuliakan dan memanggilnya kambali kesisiNya yang kudus.
Puji Tuhan, semuanya indah pada waktuNya, ia pergi untuk selama-lamanya dengan suatu kepastian, bahwa Yesuslah Tuhan dan Juru selamatnya, amin.
MENGIKUTI PEMBINAAN DASAR KEPEMIMPINAN PENDETA GPIB.
Menjawab undangan Majelis Sinode GPIB, maka Pdt Theo dari utusan jemaat GPIB Imanuel Semarang bersama dengan Pdt Paul Linggar utusan dari jemaat GPIB Torsina – Cipinang Jakarta, mulai mengikuti pembinaan dan pelatihan dasar kepemimpinan pendeta GPIB di Jogyakarta.
Selama dalam pembinaan dan pelatihan tsb. Pdt. Theo aktif untuk memberikan tanggapan secara kritis terhadap yang diperolehnya dengan menyaringnya berdasarkan pengalaman kerja dan memimpin selama dalam kepemimpinannya di jemaat-jemaat GPIB.
Salah satu penceramah adalah Laksamana Sudomo, sebagai Pangkopkamtip yang memberikan gambaran tentang kaderisasi di TNI yang begitu ketat dan selektif, bagi semua prajurit TNI
Ia mengakui bahwa sistim berbeda, karena sistim yang dipakai dalam kepemimpinan TNI adalah sistim komando, sedangkan GPIB bukan sistim komando, melainkan sistim presbiterial sinodal; Dari latar belakang sistim presbiterial inilah berangkat dan beranjaknya kepemimpianan GPIB untuk membangun kepemimpinan para pendetanya yang memimpin jemaat masing didaerahnya
PENDETA THEO MENANGGAPI CERAMAH JENDERAL SUDOMO
Salah satu peserta yang secara kritis menanggapi ceramah laksamana Sudomo ialah Pdt Theo Natumnea, ia menyampaikan pendepatnya tentang kekayaan Indonesia yang berlimpah ruah, khususnya dibidang minyak, apalagi kalau harga minya dunia naik, pengelolanya yang berpesta, rakyat tetap menderita dan miskin.
Ia ibaratkan seperti serombngan tentara yang sementara latihan melawati sungai disebuah kampung, disungai itu sementara mandi seorang gadis yang buah dadanya antara permukaan air, sebentar tenggelam… sebentar kelihatan, ….. sebentar hilang,….sebentar nampak….. (yang di soraki dengan tepuk tangan oleh para peserta sampai semuanya berdiri )…yang menjadi sorotan para anggota
tentara, ada yang sibuk foto, ada yang hanya nonton, ada yang melihat pakai alat jarak jauh dlsbnya( tambah bersorak para peserta pembinaan)….. sampai truk-truk komando melewati sungai yang sementara gadis desa yang lugu ini mandi.
Demikianlah rakyat ini nasibnya sama, hanya nonton, melihat, atau melotot sekalipun kanaikan harga minyak bumi ini naik turun, tapi rakyat tidak pernah mendapat kenikmatan harga yang sering kali berlipat ganda ini, yang hanya dinikmati oleh pengelola dan penguasa republik ini.
Komentar pak Sudomo : “Ada pula pendeta yang bisa menilai dunia ekonomi, yang mampu menjabarkannya dengan cerita menarik yaitu ceritera eksotis” gadis desa yang mandi disungai sementara lewat prajurit yang sementara latihan….yang bisa membuat mata para tentara terbelalak, tapi senyum indah.”
Kita sama-sama nonton saja naik turunya harga minyak bumi dunia ini pak pendeta ! bahkan kita sering ketimpa kenaikan harganya, yang membuat penderitaan rakyat tidak habis-habisnya pak pendeta…terima kasih pak pendeta ujar sudomo jenderal berbintang empat ini.
MENEMBAK MATI BURUNG HANTU DALAM GEREJA BLENDUK.
Ternyata dalam gereja blenduk menginap seekor burung hantu berwarna putih, untuk mencari kelelawar kecil yang juga tinggal & bersarang cukup banyak diatas bubungan gereja tua itu, kemungkinan kesiangan atau memang mau menetap di gereja, karena lebih rasa aman dan gampang, mencari makan kelelawar kecil pengganti tikus.
Burung hantu itu bukan penjaga gereja dan bukan burung hantu jadi-jadian, tetapi seekor burung hantu yang senang tinggal dalam gereja karena dingin dan gampang mendapat makanan, karena banyaknya kelelawar kecil yang tinggal dibubungan gereja dan sering terbang kesana kemari melewatinya untuk ditangkap.
Ketika koster melaporkan bahwa ada seekor burung hantu dalam gereja, ia menyuruh koster itu pergi berlari-lari mengambil senapan angin di pastori, yang dibelinya ketika masih berada di Banjarmasin, dan sudah berlatih cara menembak yang tepat.
Setiba koster itu diberikan senapan angin itu, dipompanya sampai kencang dan diarahkan moncongnya keatas… kearah burung hantu itu sambil membidik: cis…….terjatuhlah burung hantu itu kebawah dan terkulai dilantai gereja tua ini
Setelah diperiksa, ternyata peluru senapan angin itu mengenai mata sebelah dan tembus lewat atas kepala, sesuai dengan bidikan pdt Theo, ketika menembak burung hantu itu. Ternyata tidak percuma latihan menembak waktu masih ia berada dihutan Kalimantan selatan, dengan sekali bidik, maka terjatuhlah burung hantu ini
Koster mengambilnya dan berkata : akan menghadiahkan kepada temannya yang akan membuatnya menjadi hiasan dengan air keras untuk dipajang, karena bulu burung hantu yang putih ini sangat indah untuk dipajang, jika dikemas dengan baik.
PENDEWASAAN ” JEMAAT EFFATHA ” S E M A R A N G
Jemaat GPIB Imanuel ( Blenduk ) Semarang semakin bertumbuh dan berkembang, jumlah kepala keluarganya sampai ribuan anggota majelis jemaatnya hampir duaratusan dan wilayahnya amat luas dengan gedung ibadah dalam kota semarang ada 4 gedung: yaitu Blenduk, Peterongan, Effatha dan Banyumanik , volume kebaktian tiap minggu sebanyak 6 kali kebaktian dan luar kota adalah bagian jemaat Kendal serta pelkes kenongo dan pelkes Dempelrejo.
Data demikian pasti mereka analisa bahwa jemaat tidak puas, dengan pelayanan majelis serta pendeta untuk menjangkau dan melayani warganya yang banyak dan luas itu, apa lagi pendetanya (Pdt. Theo) yang seorang diri melayani jemaat sekaliber semarang ini, ia menyatakan ” sangat tidak puas”, jika mempertahankan jemaat ini hanya satu jemaat saja.
Dirancang dalam Program kerja untuk pendewasan jemaat yang dipandangnya sudah memenuhi syarat, sehingga semakin bertambah tenaga pendeta bisa menjawab tantangan pelayanan ini dan dapat bersaing positip dengan GKI, GKJ GIA,HKBP dan gereja lainnya di semarang.
Proses pendewasaan jemaat Effatha ini, cukup menyita tenaga, karena status sebelumnya adalah bagian jemaat dari Imanuel (Blenduk) yang memberikan keluasan untuk mengelola sendiri pelayanan dan keuangan, sedangkan administtrasi dan sebagian pelayanan masih diatur dari jemaat induk.
Dari sisi inilah maka bagian jemaat ini ingin mau cepat-cepat dewasa, pada hal persiapan dibidang yang lain membutuhkan waktu untuk melatih, membina dan membimbing kearah persiapan pendewasaannya.
Kehadiran Vikharis Andar Maitimu sangat berperan dan menolong mempersiapkan buku-buku menurut tata gereja serta mengisi buku-buku itu sebagai bagian dari pada persiapan pendewasaan itu.. al. buku : daftar anggota, kelahiran, pendaftaran, kematian, mutasi, baptis, sidi, nikah , majelis dan BPK serta komisi dlsbnya.
Setelah membuat program dan anggaran tersendiri yang turut memperhitungkan anggaran seorang pendeta, maka ditimbang dari segi pengeluaran dan pemasukan, sehingga dari segi ekonomi dipandang siap dan matang untuk didewasakan.
Selain itu bagian jemaat ini punya wilayah perbatasan yang jelas, majelis jemaat yang terbagi dalam sektor-sektor, merupakan penataan yang matang untuk menerima pendewasaan.
Pendeta Simau sebagai ketua umum Majelis GPIB telah membawa sk majelis sinode GPIB tentang pendewasaan dan beliau yang langsung mendewasakannya menjadi jemaat GPIB Effatha Semarang…Effatha …terbukalah .
AKHIRNYA,MEREKA MAU MENERIMA RUMAH SESUAI UNDIAN.
Peristiwa menghilang semua orang yang pada waktu doa syafaat itu , ialah orang- orang yang menempati “rumah tua peterongan”, mereka sadar satu persatu bahwa tempat mereka tinggal itu bukan hak milik mereka tetapi adalah milik gereja, sehingga mereka mau menerima rumah undian di perumnas Banyumanik.
Rumah yang diundi untuk mereka ini bukan juga uang atau rumah ganti rugi, tetapi sekedar uang/rumah pengusiran dan pengosongan, karena tempat yang mereka tinggal itu harus segera dikosongkan untuk membangun gedung gereja, pastory dan kantor gereja serta sisanya sebagai pendayagunaan tanah tsb antara investor dengan Majelis Sinode GPIB.
Tanda tangan mereka bubuhkan dalam tanda terima rumah, sehingga bersiap-siap untuk masuk rumah, yang tentunya masing-masing harus memperbaiki seperlunya, Karena rumah yang dibeli oleh majelis Sinode GPIB melalui team penyelesaian ini adalah rumah yang sudah lama kosong.
Puji Tuhan, urusan pengosongan rumah tua peterongan dalam rangka program sinodal yaitu pendaya gunaan harta milik GPIB ini dapat diselesaikan, sehingga rumah orang tua/jompo peterongan sudah mulai kosong untuk dibangun gereja dan tanah sebagian oleh Majelis sinode GPIB berikan kepada investor, sebagai pendayagunaan harta milik GPIB sesuai harga yang telah di tetapkan kedua belah pihak.
TANAH & GEDUNG GEREJA GPIB DIPAKAI AGRARIA & GERGAJI KAYU DIKUDUS
Harta milik GPIB dijawa tengah ada dimana –mana, kalau mau ditelusuri al ada di Kudus, rombongan majelis jemaat Imanuel (Blenduk) sudah melihatnya ketika berkunjung ke Dr Philemon….pindahan dari Palangkaraya, mereka melihat dari dekat dan menyaksikan tanah sebagian besar dibangun kantor Agraria (BPN) , sedangkan sisanya berupa gedung lama gereja Indische kerk, dipakai tukang gergaji kayu karena tidak diurus .
Hal ini Pdt Theo sebagai ketua majelis jemaat GPIB Imanuel semarang (BLENDUK) telah melaporkannya ke Majelis sinode, serta ia pendekatan dengan Mayor jenderal purnawirawan TNI Pen Kris Masengi yang adalah anggota majelis Sinode bagian harta milik dan dalam perkembangannya ia mengatakan: “sudah melihat dan akan dibawa dalam rapat majelis sinode” dan di perhatikan secara serius harta milik GPIB di Kudus ini.
Bagaimana nasibnya tanah itu, kita pasti mendapat keterangan dari anggota Majelis sinode bidang harta milik, supaya dapat diselesaikan dengan baik.
Usul Pdt Theo: tempatkanlah seorang tenaga, apakah seorang motivator ? atau Vikharis yang punya keberanian? Atau siapapun orangnya dengan predikat & jelukan apapun namanya ? dibawah pengawasan Majelis jemaat GPIB Imanuel semarang dan Majelis Sinode GPIB untuk mulai mengembangkannya berkoordinasi dengan warga GPIB disana yang sementara kebaktian digereja lain untuk mulai berdoa dan minta Tuhan hidupkan kembali jemaat dikota Kudus dengan modal keluarga Dr Philemon yang berasal dari GPIB Ebenhaezer Palang Raya, , seperti pengalaman Pdt Theo bekerja sama Dr Philemon dan membangun Jemaat GPIB Ebenhaezer Palangkara yang lalu.
Sayang, jikalau dibiarkan terus, dan tidak diurus, bisa saja tanah dan gedung gereja tsb menjadi sirna diambil orang semuanya, pada hal GPIB ditempat lain seperti pengalaman gereja lain juga, bahwa dalam nama Tuhan Yesus bisa membuat yang tidak ada menjadi ada dan yang sudah ada menjadi lebih baik
GEREJA INDISCHE KERK DISERAHKAN OLEH GKJ KEPADA GPIB DIREMBANG.
Surat Majelis gereja jawa Rembang menyampaikan ke Majelis Sinode GPIB dengan tembusan Majelis jemaat GPIB Imanuel Semarang (Blenduk) dalam hal mengembalikan /menyerahkan tanah dan gedung gereja itu kepada GPIB, karena mereka yang pinjam pakai sudah selesai dan sudah memiliki gedung gereja sendiri.
Pada saat itu dikomunikasikan kepada majelis Sinode GPIB, saat-saat mana Pdt Theo pindah dari jemaat Imanuel ( Blenduk ) Semarang ke jemaat Filadelfia Banten.
Menurut salah satu warga jemaat yang tahu Rembang bapak Sutrasman adalah anggota majelis jemaat GPIB Gloria mengatakan bahwa letak gereja ini sangat strategis karena berada dipantai dan disinyalir mau dijadikan monumen bersejarah, milik Pemda Rembang, kalau tidak segera diambil , diurus dan dipergunakan.
Usul supaya diurus dan ditempatkan seorang Vikharis yang mandiri yang dikontrol mentor dari Jemaat GPIB Imanuel ( Blenduk ) Semarang dan Majelis Sinode GPIB untuk merintis warga jemaat di Rembang dari tidak ada menjadi ada , atau dari yang sedikit menjadi jemaat dewasa. Dengan iman pasti tahap demi tahap dapat dicapai oleh pertolongan Tuhan Yesus kepala Gereja dalam pimpinan Roh kudus.
TANAH P A L D A M : G.P.I.B. menang dari Pengadilan Negeri s/d Mahkamah Agung
Boleh dikatakan bahwa salah satu gudang harta milik GPIB peninggalan Belanda berada di Semarang pada khususnya dan jawa tengah pada umumnya, selain di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia tercinta ini.
Tanah Paldam yang dibawah Kodam Diponegoro jawa tengah melalui suatu proses yang panjang dari Persidangan sinode yang satu ke persidangan sinode yang lain yang menghabiskan tenaga dan pergumulan .
Hal ini terjadi karena sesudah Kodam pindahkan kantor paldam baru ke Ungaran , suatu kompleks yang luas dan indah sebagai pengganti kantor paldam lama dan merealisasikan perjanjian antara GPIB dengan Kodam Diponegoro. pihak kodam sudah aman menerima bagiannya, sedangkan Majelis sinode GPIB belum menerima semua bagiannya, muncul suatu yayasan yang mengklaim bahwa tanah itu milik yayasan tsb, bukan hanya mengklaim tetapi memperkarakan status tanah itu ke Pengadilan Negeri semarang.
Majelis Sinode menyiapkan pengacara GPIB yang handal dari Jakarta untuk menghadapinya dan puji Tuhan, data pemilikan yang dimiliki GPIB lengkap sehingga yayasan itu kalah…atau kemenangan dipihak gpib.
Yayasan ini tidak patah arang, mereka naik banding ke pengadilan Tinggi semarang, puji Tuhan pula , kemenangan masih di pihak GPIB
Mereka banding ke mahkamah Agung Jakarta, tapi dewi fortuna tidak berpihak kepada mereka, tapi justru terus menghampiri GPIB yang menang..puji Tuhan.
Yayasan yang sebagian besar anggotanya adalah warga jemaat GPIB Imanuel semarang ini terus berusaha dan berkutat untuk menjadi keadilan dengan mohon peninjauan ulang ke mahkamah agung , tetapi justru semakin mereka berusaha, semakin dipermalukan, karena hasilnya nihil, dewi fortuna kemenangan tetap dipihak GPIB.
YAYASAN BARU MENGKLAIM TANAH PALDAM , SESUDAH KEKALAHANNYA di MAHKAMAH AGUNG RI.
Nasib mengurus harta milik inventaris Blenduk ini, dibuatnya GPIB menjadi bulan-bulanan oleh orang –orang yang merupakan preman berkerah putih, permainan mereka tinggi, orang orang yang tidak
bertanggung jawab , mereka masih sama hanya mengganti baju saja dan mencari tambah orang lain yang adalah keturunan belanda membuat yayasan baru, lalu mengklaim tanah paldam yang pernah di pakai Kodam Diponegoro ini menjadi masalah besar dan berlarut –larut.
Yayasan baru yang mengklaim tanah paldam Kodam Diponegoro ini memperkarakan kepengadilan. Pengadilan Negeri semarang, tetapi pihak pengadilan menjawab mereka ,bahwa GPIB sudah menang dalam perkara ini, tapi mereka mengatakan kami tidak mengenal yayasan yang kalah itu, kami adalah pemilik yang sebenarnya
Itulah dunia harta milik yang sering membutakan mata rohani manusia termasuk orang percaya, sehingga kalau sudah buta, maka dia tabrak kesana kemari untuk mencari harta dunia biarpun secara haram.
Mari kita periksa diri untuk bekerja, berusaha dan mencari apa saja termasuk harta dunia ini, tetapi bagaimana cari mencarinya dan bagaimana cara mempergunakannya untuk membangun hidup dan iman kita serta mencarinya secara halal.
PDT THEO MENOLAK UNTUK MEMBAWA PENGURUS YAYASAN INI k e MAJELIS SINODE GPIB
Pada saat pdt Theo mau pindah dari jemaat GPIB Imanuel semarang ke jemaat GPIB Fildelfia Banten, mereka telepon ke pastori, supaya berteman menjadi team untuk menghadap ke majelis sinode GPIB agar menjari jalan damai.
Pdt Theo menolak tawaran itu dan berkata :” kita beda pendapat, karena harta milik GPIB yang ingin dikuasai oleh yayasan ini sudah kalah dan tidak perlu lagi cari jalan damai, bahkan anda adalah warga jemaat GPIB Imanuel harus mengamankan keputusan Mahkamah Agung tentang peninjauan ulang itu, oleh karena mahkamah agung sebagai lembaga hukum tertinggi dinegara kita ini…sudah memberi kemenangan kepada GPIB.
Kata pdt Theo : “Silahkah menghadap sendiri ini alamat dan nomor teleponnya, agar mencari jalan damai atau bagaimana, saya berada dipihak GPIB dan inilah pandangan saya”, penegasan ini untuk demi hukum dan nilai edukatif, mengajarkan kepada warga jemaat, agar kerja dan usaha apa saja, agar menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, pasti diberkati Tuhan.
Hal ini diinformasikan ke Majelis sinode GPIB, tetapi ia sendiri berada dipihak GPIB, memang mereka adalah orang –orang kaya , karena yayasan mereka sudah mendaya-gunakan beberapa tanah yang ditinggalkan oleh Belanda begitu saja sesudah revolusi, lalu mereka mengklaimnya sebagai milik yayasan tsb.
Semua informasi ini ia bukakan kepada majelis sinode untuk bersiap, jika memang mereka betul-betul datang untuk bertemu mencari jalan damai itu, maka pihak kita yaitu GPIB mendapat data yang akurat untuk menjamu mereka, namun jelas bahwa mereka sebagian besar adalah anggota yayasan lama yang sudah kalah dari GPIB, hanya ganti baju yang warnanya lain, ini yang perlu diwaspadai, bukan sebagai status warga jemaat, tetapi dalam status lawannya gpib di pengadilan.
INVESTOR SUDAH MULAI MEMBANGUN DAN MENJUAL TANAH YANG BELUM SELESAI MASALAHNYA.
Pada saat itu bersama salah seorang anggota team Majelis sinode GPIB yaitu bapak Tetelepta SH , ia adalah asisten Intel jaksa tinggi jawa tengah, dari mana ia mendapat informasi, sehingga ia mengajak pdt Theo melihat lokasi tanah paldam yang sangat strategis itu.
Heran, ketika sampai dilokasi ia sendiri bertanya kepada pdt Theo; Mengapa mereka sudah membangun, pada hal urusan pembayaran kepada Majelis Sinode GPIB belum selesai ? Wah kata pendeta Theo: “ saya juga mau bertanya : mengapa, dan mengapa hal ini terjadi “ ?
Memang bila direnungkan, investor punya dana sudah banyak keluar untuk membangun kompleks baru paldam kodam dipinegoro diungaran, tetapi semuanya ini harus melalui prosedur yang baik , benar dan tertib , supaya tidak ada pihak yang dirugikan , dalam hal ini adalah pihak Majelis sinode GPIB kita.
PERSIDANGAN SINODE DI DENPASAR DAN DI JAKARTA TELAH MENETAPKAN UNTUK SEMENTARA TIDAK MENGURUS HARTA MILIK GPIB.
Pertanyaannya : berapa lama tenggang waktu untuk tidak mengurus harta milik G P I B ? dan Bagaimana urusan harta milik yang nasib urusannya masih terbengkalai ? bagaimana nasib urusan tanah milik GPIB di Paldam Kodam Diponegoro yang yang pembayarannya belum selesai ? Jawabannya harus datang dari Majelis sinode, untuk mengamankan semua transaksi, negosiasi yang sudah berjalan, karena jika ditinggalkan lama dan bertahun-tahun , nilai rupiah uang republik Indonesia tercinta ini semakin menyusut, jika tahun delapan puluhan majelis sinode harus terima 12 miliar rupiah umpamanya, maka sekarang harga itu sudah menjadi 12 triliun rupiah dan banyak pertimbangan faktor keamanan dan kejujuran investor yang harus segera melunasi utang tsb.
Berdasarkan data-data dan pertanyaan diatas, maka pihak gpib yaitu majelis sinode harus mengambil langkah kebijakan yang tepat guna mengamankan dan menyelesaikan semuanya itu, syukur puji Tuhan , kalau sudah selesai, tapi dalam laporan dan realissasi pendaya gunaannya yang masih merupakan tanda Tanya! Tapi kalau belum selesai pendeta Theo mengusulkan untuk langkah-langkah strategis itu harus segera ditempuh untuk kepentingan gpib dan pelayanannya.
Hal ini diuruaikan dengan tulus , sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mendampingi baik team majelis sinode dan anggota majelis sinode, karena selama ia bertugas sebagai pendeta /ketua majelis jemaat gpib imanuel ( blenduk) semarang, sering datang anggota majelis sinode gpib untuk urusan tsb
Sebenarnya, masih banyak lagi dibenak pendeta Theo, tapi cukup mengutarakan data-data diatas, kiranya dapat dimanfaatkan dan menguntungkan pihak gpib, untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus dalam mengembangkan pelayanan ladangNya amin.
PENDEWASAAN JEMAAT FILADELFIA SEMARANG.
Penyelesaian gedung gereja baru lengkap dengan kantor gereja dan pastori, merupakan salah satu persiapan untuk melengkapi syarat pendewasan sebuah jemaat baru, dimana majelis bagian jemaat peterongan berkonsultasi terus menerus dengan jemaat induk , dibawah koordinasi ibu Pattikawa sebagai koordinator untuk mempersiapkan pendewasan tsb.
Kepadanya diarahkan oleh Pdt Theo, agar mempersiapkan buku-buku sesuai tata gereja dan menilai kemampuan calon jemaat tsb menuju kemandiriannya.
Buku-buku sesuai tata gereja sudah disiapkan al. buku: keadaan jemaat, pendaftaran, kelahiran, kematian, baptis, sidi, nikah, atestasi, majelis, bpk, komisi dlsbnya , sudah siap untuk di periksa oleh majelis jemaat GPIB Imanuel (Blenduk)
Laporan disampaikan kepada Majelis Sinode GPIB untuk ditilik dan dinilai kelayakannya, lalu ditetapkan hari pendewasaan serta diutus Pdt wuwungan Dth sebagai ketua umum majelis sinode untuk mendewasakan jemaat baru ini dengan nama “ FILADELFIA’ artinya persaudaraan
PENDETA THEO DAN KELUARGA BERDOA’ DI BUKIT DOA’ GETSEMANI, UNGARAN
Semua anggota keluarga yaituTheo, Nelly, Jeni, Orry Nani dan Debora (keponakan) memilih satu tempat saja,diruang gua itu besar dan bisa muat semuanya.
Memuji-muji nama Tuhan atas kebaikanNya yang telah memimpin mereka melayani di Semarang selamat empat tahun, suka….dan duka …silih berganti, itulah dinamika hidup dan pelayanan diladang Tuhan ini
Masing -masing mengadakan refleksi, mengangkat hati dan menaikan doa puji syukur serta ucapan syukur pada Tuhan atas pertolonganNya dalam rumah tangga, sekolah anak-anak dan terutama pelayanan yang volumenya cukup tinggi…tetapi dapat menjalaninya serta melewatinya dengan baik karena pimpinan Tuhan.
Kini waktunya untuk mereka akan pindah, mempercayakan kepindahan mereka ini pada Tuhan, sebagaimana Tuhan memimpin di jemaat Imanuel (blenduk) semarang, kiranya berkat , anugerah Tuhan yang sama akan menyertai mereka di tempat baru …Filadelfia Bintaro-jaya-banten..terpujilah Tuhan Yesus Kristus.
Sesudah berdoa seharian bersama keluarga, waktunya untuk makan dan melihat sana -sini untukterakhir kalinya sebelum berangkat ke Banten-Bintaro-jaya.
SIAP-SIAP MAU PINDAH KE FILADELFIA BINTARO – BANTEN
Tidak terasa, empat tahun kepemimpinan Pdt Theo di Jemaat Imanuel Semarang, dalam waktu yang singkat itu Tuhan berkati sehingga mendewasakan dua jemaat baru yaitu jemaat Effatha semarang selatan dan jemaat Filadelfia Semarang timur serta mengembangkan pelayanan jemaat GPIB Imanuel (Blenduk), serta proyek sinode yang memakan tenaga dan waktu tersendiri .
Majelis sinode telah menilik dan menetapkan untuk Pdt Theo menggantikan Pdt.Brury Lewakabesy yang sudah keluar dari GPIB ke gereja pouk dan meninggalkan jemaat Filadelfia dalam keadaan kacau.
Isunya sudah didengar ketika ia mengikuti konsultasi mupel-mupel dan Majelis Sinode di Medan, kini sk majelis sinode telah tiba dan digumuli bersama majelis Jemaat untuk mempersiapkan keberangkatan dan kepindahan Pdt Theo dan menerima Pendeta yang baru.
Segala sesuatu telah dipersiapkan untuk diadakan perpisahan, tapi sementara persiapan tsb Majelis jemaat GPIB Filadelfia meminta agar segera mengisi kekosongan, untuk itu Pdt Theo segera berangkat untuk diadakan serah terima di tempat baru yaitu Jemaat GPIB Filadelfia Banten.
Diadakan serah terima jabatan ketua majelis jemaat GPIB Filadelfia dari Pen Ny. Willy Tuapatinay kepada Pdt. Theofilus Natumnea sebagai ketua majelis jemaat GPIB filadelfia Banten
Dengan demikian Pdt Theo mendapat kepercayaan untuk memegang dua jemaat yaitu Imanuel semarang dan Filadelfia banten selama empat bulan.
Untuk urusan pergi dan pulang tanggung jawab dari jemaat GPIB filadelfia tiap dua minggu mendapat tiket garuda selama empat bulan , karena belum ada serah terima di jemaat GPIB Imanuel Semarang.
Ketika tiba waktunya kenaikan kelas anak-anak, maka diadakan serah terima dengan ketua I majelis Jemaat GPIB Immanuel Semarang Pen Tetelepta SH dan selanjutnya ……selamat tinggal jemaat Imanuel semarang,…. selamat tinggal Gereja Blenduk,….dalam segala suka duka yang telah dijalaninya bersama dalam kasih dan kemenangan Yesus Kristus Tuhan kita amin.
BERSAMA KELUARGA TIBA DIJEMAAT GPIB FILADELFIA BINTARO – JAYA – BANTEN.
Dalam biaya pindah mereka diperhitungkan tiket garuda, tetapi dalam mutasi pendeta tidak ada biaya pendaftaran anak sekolah, sehingga mereka berdoa kepada Tuhan untuk pendaftaran anak sekolah .
Pada hari itu mereka sekeluarga pergi berdoa seharian di” bukit doa “ Ungaran, mau mencari waktu teduh dan evaluasi diri serta menyampaikan terima kasih pada Tuhan, bahwa selama empat tahun melayani Tuhan diJemaat GPIB Imanuel (gereja blenduk) Semarang Tuhan telah memelihara dan menjaga mereka dengan baik, walaupun melaui suka dukanya, itulah dinamika kehidupan seorang hamba Tuhan.
Ibu Ary bendahara mupel & anggota majelis jemaat Filadelfia semarang yang telah didewasakan itu , menyampaikan bahwa ia menanggung travel semarang – jakarta untuk keluarga Pendeta Theo Natumnea.
Besok paginya ,bersama warga jemaat yang berkumpul untuk melepas keberangkatan keluarga Pdt Theo Natumnea berdoa bersama, selamat tinggal…. teman-teman,selamat tinggal…tetap memelihara persekutuan dan tetap melayani, sampai jumpa…Tuhan memberkati (ucapan ini dengan suara sendu dan berlinang air mata)…..selamat jalan pak pendeta bersama ibu dan anak-anak semuanya…Tuhan memberkati juga…selamat-selamat dijalan sampai di banten..Bintaro jaya Jakarta.(juga ucapan dengan berlinang air mata dan suara sendu melepas pendetanya bersama keluarga berangkat) ngeng….ngeng…ngeng… berangkatlah mereka…makin lama ..semakin jauh mata memandang.….
Pendeta yang berhati kasih dan Injili ini masih sempat singgah berdoa diKendal dalam “gedung gereja” bagian jemaat yang belum selesai ini, ia berdoa agar Tuhan memberkati bagian jemaat ini untuk berkembang , dimana gedung gerejanya belum selesai.
Meneruskan perjalanan darat, sambil istirahat dan makan , dengan sukacita mereka melaju dengan kendaran travel ini sampai tiba di Bintaro –banten dengan selamat.
PERKENALAN KELUARGA PENDETA THEO DENGAN WARGA JEMAAT FILADELFIA.
Khotbah perkenalan pada ibadah minggu merupakan permulaan yang baik, pepatah yunani mengatakan :”permulaan yang baik adalah separoh keberhasilan”. Apa respon dan komentar , warga jemaat ? Mereka mengatakan puas, ternyata tidak beda atau sama dengan pendeta Brury Lewakabesi, demikianlah kata-kata ini ditiru ulang oleh beberapa warga jemaat yang mendengar warga jemaat dan diperdengarkan kepada pdt Theo…..lalu ia katakan; puji Tuhan, kiranya ada kerja sama yang baik dengan sambutan positip ini.
Perkenalan dalam kebaktian syukur sebagai penerimaan resmi warga jemaat, ketika pdt Theo dan seluruh anggota keluarga hadir seluruhnya, karena sebelumnya Ia masih bulak – balik selama empat bulan menunggu kenaikan kelas anak-anak.
Mereka sangat mengharapkan kehadiran seorang pendeta, itu tercermin dalam percakapan dan kerinduan mereka, apalagi masalah yang ditnggalkan pendeta lama yaitu pendeta Brury Lewakabesy itu sangat berat.
Apa masalahnya sampai jemaat Filadelfia bergumul berat ? Sebenarnya Pdt Brury Lewakabesi sudah serah terima dengan majelis jemaat GPIB Filadelfia dan bahkan sudah diadakan perpisahan, juga ditempat baru yaitu Bandung juga sudah serah terima dan acara penyambutan dan perkenalan… tetapi entah… Mengapa beliau tergoda untuk mau kembali ke jemaat Filadelfia ?
Bukan hanya kembali, tetapi mempengaruhi warga jemaat GPIB Filadelfia, sehingga hampir separoh umat dibawa ke GKO dimana ia bernaung, sehingga jemaat GPIB Filadelfia terpecah menjadi tiga bagian yaitu yang pro beliau ikut ke GKO, yang lain netral tidak pro siapa siapa ke GKI dan sisanya separoh warga jemaat tetap menjadi warga jemaat GPIB Filadelfia
Itulah masalahnya, sehingga dikatakan bahwa : “jemaat GPIB Filadelfia sedang bergumul berat”,namun ketika pdt Theo menerima jabatan sebagai Pendeta/ketua majelis jemaat GPIB Filadelfia ini,ia mengucapkan bahwa semuanya menjadi tanggung jawabnya sebagai pendeta/ketua majelis jemaat GPIB Filadelfia.
MENGUNJUNGI PDT BRURY LEWAKABESY .
Adalah kawan akrab, ketika mereka berdua bertugas dan melayani di Kalimantan , pdt Theo melayani di Jemaat GPIB Maranatha Banjarmasin, sedangkan Pdt Brury melayani dijemaat GPIB Tenggarong, dimana kedua jemaat ini masih bernaung pada satu musyawarah pelayanan atau mupel yaitu musyawarah pelayanan Kalimantan timur dan Kalimantan selatan atau disingkat mupel kaltim – sel.
Dengan demikian bagi Pdt Brury dan sepak terjangnya bagi pdt Theo bukanlah asing baginya, bahkan merupakan kawan akrab sejak keduanya melayani di Kalimantan dan bernaung dalam mupel kaltim-sel.
Hal ini meringankan langkah pdt Theo untuk mau bertemu langsung dengan teman lamanya ini, tapi kunjungan pertama ditolaknya dengan alasan sibuk.
Penolakan ini tidak mengurungkan niat baik Pdt Theo untuk berkunjung lagi, setelah konsolidasi perkunjungan warga jemaat semakin mantap dan hampir 90 % warga jemaat yang ikut arus dan pindah ke GKO telah kembali kepangkuan jemaat Filadelfia, maka dilanjutkan kunjungan keduanya dirumah teman baiknya ini yaitu Pendeta Brury Lewakabesy diperumahan Flamboyan Rempoa.
Dalam kunjungan ini Pdt Theo sudah lebih dahulu berkonsultasi dengan majelis Sinode GPIB sebagai pimpinan dan menawarkan kepada beliau untuk kembali ke GPIB, tetapi tawaran ini ditolak olehnya, bahkan beliau menambahkan bahwa ia sudah mempunyai kedudukan di tingkat majelis sinode GKO, dimana sebentar lagi akan berangkat ke Australia dalam urusan GKO, gereja barunya ini.
SETIAP WARGA BARU YANG DIKUNJUNGI BERKATA: ADA UNDANGAN GKO ?
Berhubung dengan warga jemaat GKO sedikit, bahkan yang pindah kesana telah kembali 90 %, maka mereka mengambil strategi baru, karena perumahan bintaro adalah perumahan baru, maka setiap warga yang baru menempati rumahnya di bintaro ini, ada surat undangan GKO untuk membuat acara yang menarik dengan mereka dijemaat GKO Bintaro
Hal ini terungkap ketika warga baru yang belum terdaftar ini dikunjungi oleh Pdt Theo, ( warga baru) yang belum mendaftar sistim kunjungannya “sistim jemput bola” , dikunjungi sebelum mendaftar) mereka ungkapkan bahkan menunjukan surat undangan itu: Pdt Theo berkata : bapak dan ibu jangan mengikuti mereka, karena pdt Brury tadinya adalah Pendeta jemaat GPIB Filadelfia, tapi sekarang ia telah keluar dari GPIB bahkan Majelis Sinode GPIB telah mengeksikusi pemecatannya dengan surat keputusan dan ia sudah menjadi Pendetadi jemaat GKO, dengan meninggalkan 1001 macam persoalan dan pergumulan, yang sementara kami selesaikan satu persatu terutama warga jemaat yang ke GKO baru dimenangkan kembali satu persatu tetapi baru sekitar 90 %….belum 100 %
IBARAT PERANG : PDT BRURY ADALAH MUSUH, TETAPI IBARAT DAMAI : PDT BRURY ADALAH KAWAN.
Mengapa dikatakan pdt Brury adalah musuh jemaat GPIB Filadelfia ?
Bukankah sama-sama gereja adalah sama dihadapan Allah ? Mengapa tidak saling mengasihi dan membantu sebagai gereja ? dan pasti banyak lagi pertanyaan yang akan timbul, apa lagi warga jemaat yang mengalami langsung pergumulan ini, dengan rayuannya yang luar biasa itu , untuk kalau bisa semua warga jemaat GPIB Filadelfia pindah saja kejemaat GKO Bintaro yang baru saja didirikannya alias semua warga jemaatnya adalah mantan warga jemaat GPIB Filadelfia.
Dari kaca mata inilah kita dapat mengerti isi hati warga jemaat yang tetap bertahan sebagai warga jemaat GPIB Filadelfia, yang kata-kata mereka “ibarat perang pdt Brury adalah musuh / lawan jemaat GPIB Filadelfia, karena selain ia menharubirukan warga jemaat, terus saja menggorogoti warga jemaat baru supaya mau memperkecil jemaat GPIB Filadelfia dan mau memperbesar jemaat GKO yang baru didirikannya itu .. sama dengan cari domba dari kandang GPIB Filadelfia.
Hari itu dalam perang urat syaraf, kalau tidak jeli untuk berkunjung habis-habisan, boleh jadi yang ikut ke jemaat GKO tidak kembali bahkan warga yang ada di gerogoti terus menerus, karena beliau adalah mantan pendeta lama, dimana ia mengenal liku-liku kehidupan warga jemaat ini.
Kalau kita pakai ibarat perang organisasi gereja beliau adalah musuh, pada saat itu, atau pada kondisi tertentu bukan untuk selamanya, sebab ketika dia bertobat dari perbuatannya untuk tidak mengacaukan warga jemaat GPIB Filadelfia lagi, maka dia bukan musuh , tetapi kawan karena perang sudah selesai dan bergandengan tangan untuk melayani dan bersekutu bersama.
APAKAH PDT BRURY DITERIMA LAGI DI GPIB ?
Adalah urusan majelis sinode GPIB,
sebab kalau dia mau kembali lagi, sejak pendeta Theo mengunjunginya, memanggilnya sebagai teman supaya sadarlah dan kembalilah, bagi Tuhan tidak ada kata terlambat, tetapi dia tidak mau dan tidak mau.
Bagaimana kalau saat ini mau kembali ? jawabannya juga sama adalah urusan majelis sinode GPIB, tetapi saran pdt Theo supaya tidak usah terima dia lagi karena umurnya sudah tua, Dn rasa hati ini bagaimana ya ?
Kalau datang , mengikuti dan mendaftarkan diri sebagai warga jemaat yang baik untuk duduk manis saja, sebab dedikasinya sebagai mantan pendeta GPIB semuanya sudah tahu dan hafal, maka demi menjaga kerukunan dan persekutuan jemaat GPIB Filadelfia, maka jemaat ini melayani dia sebagai warga jemaat biasa saja.
KALAU MASIH ADA MEREKA : MUSTAHIL KAMI KEMBALI.
Dalam perkunjungan tanpa pemberitahuan yang didampingi oleh isteri : Nelly tercinta, pagi, siang , sore dan malam ada suka dukanya, ada yang menolak, ada yang menerima, ada yang langsung mau kembali, ada yang saling menunggu, tetapi ada juga yang berkata:” kalau masih ada si A, B, dan C mustahil kami kembali menjadi warga jemaat GPIB Filadelfia”, situasi hati seperti ini ia dan nyora hanya mendoakan saja minta pimpinan Tuhan yang terbaik, sebab jika Tuhan kehendaki untuk kembali nanti ada waktunya, karena tidak yang mustahil bagi Tuhan jika Ia kehendakinya supaya semuanya bersatu.
Itulah isi hati mereka yang dicurahkannya kepada pdt Theo, dapat dimaklumi kendala ini, masih butuh pergumulan, butuh waktu dan doa khusus untuk mereka ini, karena ada ganjalan dan batu antukan kalau mereka kembali; hal ini tak dapat dipaksakan karena mereka juga punya perasaan dan adalah manusiawi, Pdt Theo hanya katakan bahwa bagi manusia mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, jikalau Tuhan sudah kehendaki untuk kembali kepangkuan jemaat Filadelfia, untuk menjadi saksiNya lebih luar biasa dan hebat lagi.
Hal ini menjadi pembelajaran juga bagi umat, agar dalam memelihara persekutuan janganlah menjadi batu ganjaran bagi orang lain, masing masing introspeksi dengan pertanyaan-pertanyaan ini: apakah saya sudah menjadi berkat bagi keluarga saya ? apakah saya sudah menjadi berkat bagi persekutuan saya ? apakah saya sudah menjadi berkat bagi orang lain ? dan apakah saya sudah memuliakan nama Tuhan ?
Dengan pertanyaan-pertanyaan ini mau menantang kita supaya dalam memelihara suatu persekutuan yang besar seperti jemaat Filadelfia ini jangan aku kita yang ditonjolkan, janganlah kelompok kita yang dinampakkan, tetapi saling menerima dan saling melengkapi satu dengan yang lain, mungkin ada orang Kristen baru yang baru bisa berlari lima km perjam, jangan dipaksakan sesuai kekuatanmu yang bisa berlari dua puluh lima km per jam, tapi terima keberadaannya untuk saling menerima, saling melengkapi dan membangun menuju kepada kesempurnaan Kristus. (Epesus 4 :11-16)
KAMI NETRAL, KARENA ITU KAMI KEBAKTIAN DI GKI SAJA.
Kelompok ini cukup banyak yaitu 1/5 dari jumlah warga jemaat, mereka mengatakan kami tidak pro siapa-siapa ! kami tidak pro pak Brury tetapi juga tidak pro pada warga jemaat tetap di Filadelfia yang bertentangan dengan pdt Brury, untuk itu kami tetap netral… kelompok poros tengah ini mau menunjukan kemurnian kenetralan mereka dan berkata : “ kami mau cari tenang kalau beribadah , kami tidak mau ikut ribut ( keadaan jemaat waktu itu seperti bara api ditungku yang panas) semua bicara tentang seseorang dan segala sesuatu yang telah terjadi dalam jemaat yang membawa perpecahan luar biasa, tetapi kelompok ini tidak ikut-ikutan ribut hanya mau cari ibadah dengan tenang , jadi mereka kebaktian ke jemaat GKI Depsos Bintaro.
Mereka sudah tenang mengikuti ibadah-ibadah di jemaat GKI Depsos, hanya peraturan GKI cukup ketat, jika mau menjadi warga jemaat, harus membawa surat pindah (atestasi dari jemaat atau gereja lama), maka merekapun tidak terdaftar di jemaat GKI depsos sana.
Puji Tuhan, karena kasih dan kemurahan Tuhan menyertai Pdt Theo, sehingga dengan gigih mengunjungi mereka ini dari keluarga yang satu ke keluarga yang lain, dan menyadarkan serta memastikan mereka bahwa keadaan jemaat GPIB Filadelfia sudah aman terkendali dengan kehadiran pendeta jemaat yang baru ini. Merekapun satu persatu membaca tanda-tanda itu dan mau kembali berjemaat di Filadelfia yang artinya kasih persaudaraan itu .
Walaupun berusaha begitu rupa, tapi ada juga warga yang tetap tidak senang dengan keadaan yang sudah terjadi ini, tetap mau minta atestasi untuk pindah ke jemaat GKI depsos Bintaro, terjadilah dialog yang panjang, bahkan Pdt Theo minta berpikir ulang selama seminggu, mereka tetap berkeras untuk pindah ke jemaat GKI depsos bintaro yang dianggapnya lebih tenang untuk beribadah, rupanya situasi hatinya sudah menetap dan mantap disana.
Keadaan seperti ini menuntut pdt Theo dan para majelis yl harus kerja extra keras, tempa besi selagi panas, sebab jika besi sudah dingin dengan apapun tak dapat ditempa untuk ditarik kembali lagi, hanya kuasa Tuhan Yesus saja yang bisa memanaskannya ulang, maka berlakulah bagi Tuhan tidak mustahil itu.
MENANAM DAN MEMETIK PEPAYA , DIHALAMAN BELAKANG PASTORY…FILADELFIA BINTARO- JAYA
Kesibukannya untuk berkunjung dan melayani jemaat, tidak mengurungkan niatnya untuk pendeta petani ini menanam pisang meja dan pohon pepaya.
Fiilosofis memimpin jemaat sering diibaratkan dengan menanam tanaman yang disdayanginya, merawatnya, menumbuhkannya dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang sungguh-sungguh.
Bercocok tanam ini juga untuk tidak jemu dan tidak tenggelam dalam rutinitas
pelayanan, tetapi ada penyegaran tersendiri dalam hidup pribadi yang lahir sebagai anak petani ini.
Bahkan sering kali tanaman ini disejajarkan dengan memelihara jemaat, merawat, menumbuhkan yang penuh dengan kasih sayang, “jika tanaman ini berhasil, demikian juga penanganan masalah apa saja dalam jemaat akan berhasil, kata pendeta yang bertangan dingin ini” sabil memberi semangat kepada keluarganya.
Suatu ketika ia memetik buah pepaya yang sudah matang itu, yang ditanamnya sejak ia tiba diBintaro jaya, seraya sambil melayani tidak melupakan habitat aslinya yaitu tanam menanam ini.
SITUASI JEMAAT FILADELFIA & JEMAAT GKO di BINTARO
Sebagian besar warga jemaat tanggelam dalam pembicaraan antara bertahan dan pindah, dalam pengaruh dua kelompok besar ini, menciptakan hiruk pikuk pembicaraan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan dilewati itu ibarat “ makan buah simalakama” “dimakan ibu mati, tak dimakan ibu mati” , mau tidak mau dimakan, kecuali mereka yang netral dan ke GKI.
Bola panas ini terus bergulir melintasi wilayah jemaat bintaro, siapa yang tidak tahu dan siapa yang tidak ikut bicara, semuanya mau tidak mau terjerumus dalam membicarakan orang lain, berarti diluar kasih dan pembicaraan panas yang melintasi jemaat Filadelfia Bintaro.
Syukurlah sebagian besar jemaat yang bertahan, tetap tenang dalam kasih persaudaraan sesuai nama Filadelfia, ini kekuatan yang dipakai Pdt Theo untuk menalarkan kasih persaudaraan yang semakin bertumbuh untuk mengadakan konsolidasi ulang jemaat GPIB Filadelfia
RAHASIA KEMENANGAN DALAM MEMPERSATUKAN KEMBALI JEMAAT FILADELFIA.
Semua hamba Tuhan pasti tahu rahasia yang satu ini ialah doa dan perkunjungan warga jemaat,itulah basis pelayanan terutama dalam memulai jemaat yang sedang pecah, timggal bagaimana mengelolanya, mau atau tidak, kalau mulai harus sungguh-sungguh dengan berkorban untuk menjalankan dan menghadapinya, berani
berkomitmen untuk memenangkan pertandingan ini . Ia tidak menyia-nyiakan waktu sejak pindah dari Semarang, ia tekun berdoa dan mulai perkunjungan dari rumah ke rumah terutama warga jemaat yang sudah meninggalkan jemaat GPIB Filadelfia dan berpindah baik ke GKO maupun ke GKI
Ada suara-suara yang mengatakan bahwa kita sadar untuk kembali, dengan sentuhan khotbah perdananya yang menceriterakan tentang orang Kristen baru di Nepal yang masuk penjara karena dibaptis. Ketika pendeta misionaris datang berkunjung ke penjara, mereka sampaikan pokok doa : “Pak Pendeta: jangan doakan kami supaya kami cepat keluar dari penjara, tetapi doakanlah kami supaya kami tetap setia kepada Yesus sampai akhir”, maka warga jemaat yang ikut ke GKO dan GKI berkata : berarti kita tidak setia, sekarang kita harus kembali kejemaat GPIB Filadelfia.
Kata pepatah “Tempa besi selagi masih panas”, sebab jikalau besi sudah dingin, biar pakai hamar gajahpun tidak dapat dibentuk lagi, karena itu mendengar respons mereka waktu khotbah pertama: bahwa ada yang mau kembali adalah permulaan yang baik karena kata mereka: “kita sudah keliru”, dimana ada sambutan positip dari mereka, sebab yang masuk gereja waktu itu tidak hanya warga Filadelfia yang bertahan , tetapi juga warga jemaat yang sudah pindah ke GKO dan GKI.
Doa pendeta Theo: ya Tuhan, keadaan jemaat filadelfia terbagi kelompok-kelompok, ada kelompok GPIB, ada kelompok GKO dan ada kelompok Netral GKI. Tuhan …jangan biarkan jemaatmu ini dipecahkan dan dicerai-beraikan oleh iblis, jamahlah hati semua umatmu, kembalikanlah pada posisi kasihmu , untuk saling mengampuni dan saling menerima, kembalikanlah mereka yang pindah tak menentu itu kembali ….ke Jemaat Filadelfia. Dan ya Tuhan hamba mohon , siapkanlah hati anak-anakMu di jemaat Filadelfia untuk menerima mereka yang kembali, ampunilah dosa mereka dan baharuilah hidup mereka, ikatlah kasih mereka supaya kembali dan kembali bersatu, supaya namaMu dipuji dan dimuliakan’ dalam kuasa pengampunan dan pembaharuan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat kami, .. kami mohon ampun dan jawablah doa kami , terpujilah Tuhan Yesus kekal selama-lamanya..Haleluyah amin
Dalam doa yang sungguh-sungguh dan kerinduan untuk mengembalikan warga jemaat yang pindah itu.. semuanya mulai terjawab, ketika Tuhan mempertemukan dengan para tokoh-tokohnya sehingga memudahkan mobilisasi rangkaian gerbong pengembaliannya ke jemaat GPIB Filadelfia.
Para tokohnya sudah dicapai dan mau ikut kembali ke GPIB, maka warga yang lain akan ikutnya saja yang dikatakan oleh pimpinan sehingga kembalinya mereka dalam rombongan besar
Pendeta Theo mengikuti mereka dalam berjalan bersama dan dalam pelayanan sementara berdiaspora, mengenal isi hati mereka dan membelokkan mereka untuk kembali pada momentum yang tepat, dan tidak terasa sudah berada dalam persekutuan jemaat GPIB Filadelfia Bintaro jaya
PEMULIHAN JEMAAT GPIB FILADELFIA BINTARO
Sehabis gelap terbit terang, pemulihan, demi pemulihan terus berlangsung karena pimpinan Roh Kudus, yang membuat secara alamiah keadaan jemaat ini menjadi kembali bersatu, baik warga jemaat yang tetap bertahan, juga warga jemaat yang kembali dari GKO, demikian pula warga jemaat yang kembali dari GKI, semua bertekat untuk melupakan yang dibelakang dan memandang kedepan, saling berpegangan tangan, kembali bersekutu, melayani dan bersaksi tentang nama Yesus untuk membangun kembali jemaat GPIB Filadelfia Bintaro jaya.
Mereka sadar bahwa musuh mereka bukanlah manusia, tetapi iblis yang masuk memakai emosi mereka pada saat beda pendapat yang sangat panas itu oleh pengaruh kepentingan, kekuasaan dan kelompok, kini mereka sadar dan sadar bahwa mereka bersaudara dan sedang memasuki pemulihan Tuhan dalam pimpinan roh kudus.
Proses ini berlangsung begitu cepat, kecuali beberapa keluarga yang bertahan, tapi akhirnya Roh kudus menolong umatNya untuk kembali saling mengampuni dan saling menerima satu dengan yang lain untuk memulai babak baru dalam perjuangan jemaat yang sedang berada dalam dunia perumahan bintaro jaya yang semakin pesat perkembangan pembangunannya ini.
MENGEMBANGKAN JEMAAT FILADELFIA MENJADI SEKTOR-SERTOR.
Melihat perkembangan ini semakin membaik, pelayanan terus berjalan, persekutuan semakin mantap dan dieratkan, bahkan kesaksian menggetarkan dunia bintaro, banyak orang sudah memenuhi gedung gereja kembali, maka yang segera ditangani adalah pembagian sektor-sektor, supaya kebaktian keluarga tidak terdapat kefakuman dan kejenuhan yang bisa menyebabkan celah-celah terbuka untuk jemaat GKO beraksi lagi.
Sesuai dengan nama sektor-sektor perumahan bintaro jaya, maka tidak sulit untuk merancang sektor pelayanan jemaat Filadelfia , kecuali wilayah perumahan pertamina dan rempoa, terbentuklah sektor I s/d IV sesuai dengan sektor perumahan bintaro jaya dan sektor V Perumahan pertamina serta sektor VI rempoa.
Pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna ini dalam memberdayakan seluruh anggota majelis jemaat dan warga jemaat untuk turut memelihara persekutuan, melayani serta menyaksikan dan memberi informasi tentang kehadiran warga baru agar segera dikunjungi walaupun keluarga ini belum mendaftarkan diri sistim jempaut bola untuk menjemput mereka ke gereja.
Dalam kebaktian keluarga dalam bentuk renungan atau persekutuan doa diberi kesempatan kepada tuan rumah untuk menyampaikan sambutan serta memberi kesaksian tentang pengalaman hidup bersama dengan Tuhan, terutama hal-hal yang telah dibuat Tuhan dalam kehidupannya, maka dapat disaksikan menjadi berkat rohani bagi warga jemaat, asalkan dalam kesaksian dia membatasi diri, jangan menyaksikan akunya, tetapi menyaksikan kuasa Tuhan Yesus yang sedang berkarya dalam hidupnya untuk hormat dan kemuliaan baginama Tuhan
MEMBUKA DAN MENGADAKAN KEBAKTIAN SUBUH BAGI WARGA JEMAAT.
Melihat dan merasakan tantangan pelayanan beragam walaupun konsolodasi sudah berjalan baik, serta menganalisa bahwa yang dilawan ini bukan manusia,tetapi musuh utama adalah kuasa iblis yang masuk melalui berbagai cara dan kesempatan untuk mengacaukan gereja.
Memang konsolidasi dapat dikatakan berhasil, semua warga jemaat yang ada dipertahankan , sedangkan warga jemaat yang keluar dikembalikan karena kuasa Tuhan, tapi satu hal yang penting untuk membentengi kemenangan jemaat yang sudah diperoleh ini ialah mengadakan persekutuan doa.
Dalam wadah persekutuan doa diberi kesempatan bagi warga jemaat untuk ikut melayani dalam doa yang dapat menjangkau hal-hal yang belum terjangkau dalam pelayanan pendeta dan majelis jemaat, sekaligus menjawab kerinduan warga jemaat, sehingga tidak pergi mencari persekutuan doa ditempat yang lain.
Pelayanan kebaktian dan persekutuan doa ini diadakan tiap hari sabtu subuh jam 05.00 , kiranya dipagi hari sebelum berbicara dengan siapa-siapa , diberi kesempatan untuk menyembah Tuhan dan berbicara dengan Tuhan serta sebelum menghadapi kesibukan lainnya, ada waktu teduh bersama dengan Tuhan.
Pelayanan doa ini hanya merupakan sarana, tetapi diharapkan seluruh warga jemaat baik yang ikut persekutuan doa atau yang tidak ikut persektuan doa digereja, dapat mengadakan doa secara pribadi bersama keluarga di rumah masing-masing.
Penggalangan dan mobilisasi warga jemaat untuk ambil bagian di seluruh lini pelayanan ini adalah amanat jemaat dan gereja missioner, ketika gpib memproklamirkan diri sebagai geraja dan jemaat missioner di Bandungan Ambarawa – jawa tengah pada persidangan sinode gpib yang dipimpin oleh Pdt D.R.Maitimu, supaya melibatkan seluruh warga jemaat untuk ikut melayani Tuhan
IA MENGAKU: BAHWA LEBAH ITU IALAH DIRINYA
Dalam usianya ayahnya Meliakhi Natumnea sudah mencapai 95 tahun, orang bertanya kepada ayahnya : apa rahasia umur panjang sampai mencapai usia 95 tahun ? Meliakhi sembari menjawab: karena kasih karunia Tuhan dan kalau orang berbuat salah padaku, sebelum ia meminta maaf, saya sudah maafkan, serta kalau kerja sesuai kekuatanku, ada waktunya kerja, ada waktunya istirahat; salah satu makanan vaforit ialah madu hutan.
Melihat usia ayah yang sudah mencapai 95 tahun ini, maka mereka berencana untuk mengadakan kebaktian syukur di Timor – Kupang – Amarasi – Baun – Nubraen. Secara serentak mengambil cuti membawa isteri, anak – anak untuk mengadakan kebaktian syukur bagi ayahanda Meliakhi Natumnea
Sehabis kebaktian syukur diadakan adat : dari ketujuh anak Meliakhi Natumnea ini , tiap anak berdiri didampingi oleh isteri/suami – anak-anak serta cucu -cucu untuk menyampaikan terima kasih bahwa sudah dipelihara dan dibesarkan serta meminta maaf atas kesalahannya dan memberikan kain tenun timor, serta mencium ayah Meliakhi Natumnea…. tanda hormat pada ayah selama ia masih hidup
Gilirannya pendeta Theo Natumnea yang adalah anak kelima , juga bersama isteri Nelly dan anak-anak: Yenny, Orry dan Nani, mereka berdiri didepan ayah dalam skap hormat, ucapan terima kasih disampaikannya dan permintaan maaf diucapkannya serta memberikan kain timor sesuai adat … mencium ayahanda sambil menangis diikuti Nelly, yenny, Orry dan Nani si bungsu
Thema permohonan maaf itu ialah pengakuan bahwa : dulu ayah kecewa berat atas tuaknya yang diminum lebah hutan sampai habis itu, bukan lebah hutan tapi si Filuslah lebahnya, …( lihat seri I……” tentang lebah itu luar biasa”….karena sehabis bermain fiti burung, cari sapi dihutan dan dalam keadaan haus berat, maka lebah siFilus inilah yang menghabiskan tuak ayah sampai tiga haik, tanpa seekor lebahpun yang mati karena lebahnya adalah anak kandung ayah….., karena itu dari hati yang terdalam mohon maaf atas kenakalan remajanya menghabiskan tuak ayah untuk menggantikan larunya yang tertunda itu
Suasana hadirin dalam ucapan syukur itu menjadi berubah, separoh hadirin tertawa dan separoh hadirin menangis atas pengakuan tulus – ikhlas seorang pendeta Theofilus Natumnea kepada ayahandanya yang berusia 95 tahun ini
Hal ini disimpannya dalam hatinya sampai 25 tahun, baru dibukakan kepada ayahnya yang kecewa berat waktu itu, membuat hadirin separoh tertawa dan separoh menangis genbira, karena seorang pendeta mengaku dosa kepada ayahnya didepan umum yang disaksikan oleh warga dan undangan serta ..hadirin sekalian di Nubraen ini
PEKAN DOA KELUARGA JEMAAT FILADELFIA.
Keadaan semakin membaik, sehingga semua ikut ambil bagian secara bertanggung jawab, karena itu diharapkan bahwa acara pekan doa setiap ulang tahun BPK (sekarang pelkat) selama seminggu, semua dapat ambil bagian dari bapak, ibu, anak I, anak II anak ke III dstnya, sehingga semuanya dilatih untuk bisa memimpin dan berdoa bersama dalam pokok doa yang telah disiapkan dalam liturgi dan jadwalnya.
Mendoakan pengalaman yang telah dilewati dan ambil hikmahnya, serta belajar dari hal-hal yang positip dan negatip. Apa artinya ini ? belajar dari hal yang positip artinya yang positip dan baik agar dipertahan dan ditingkatkan sampai menjadi teladan yang baik dalam berjemaat dan bermasyarakat. Demikian juga belajar dari hal-hal yang negatip artinya tau bahwa itu negatip, segera mengantisipasi agar kekurangan dan kelemahan yang telah terjadi jangan terulang kembali tetapi mentransfer serta mengalihkannya menjadi yang positip, agar berguna untuk membangun kehidupan masa depan yang lebih baik dalamTuhan
Setiap anak Tuhan punya penglihatan kenabian untuk melihat kebelakang dan kedepan, karena kita menjadi imamat-imamat perjajian baru band I Pet 2: 9 apa artinya semua ini ? Melihat kebelakang 25 tahun yang lalu artinya kalau 25 tahun yang lalu kami tidak hidup dalam Tuhan, dan Tuhan tidak menyertai kami, maka apa yang telah terjadi dengan hidup kami sekarang ini, juga melihat kedepan artinya kalau hari ini kita tidak sungguh dengan Tuhan , maka apa yang akan terjadi dalam hidup kita 25 tahun yang akan datang nanti…daam dunia yang semakin modern dan maju ini
Kiranya anak Tuhan bisa menilai tanda-tanda zaman, untuk melihat kebelakang dan kedepan, dan dapat menerjemahkan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi dalam hidup kita, untuk belajar pada pimpinan dan kehendakNya serta menceritakan keajaiban Tuhan yang luar biasa menyertai hidup kita, menjadi pembelajaran bagi anak cucu kita, dengan demikian semakin jernih kita melihat dalam teropong firman Tuhan dan tuntunanNya kemasa depan yang lebih jelas dan pasti bersama Tuhan.
MENERIMA JEMAAT KOBA & TABOALI MENJADI JEMAAT ADOPSI
Berkat Tuhan yang diterima dan dimiliki oleh jemaat GPIB Filadelfia, janganlah menjadi berkat suatu keindahan untuk dinikmati sendiri, tetapi harus dibagikan kepada jemaat lain yang dalam kekurangan
untuk saling melengkapi menopang dan membangun sebagai jemaat GPIB missioner untuk menjawab tantangan pelayanan ini.
Dalam kerangka semua itu, jemaat Filadelfia menyambut dengan senang hati penawaran dari Majelis Sinode untuk menerima dua jemaat dewasa di pulau Bangka yang secara ekonomi jemaat berkurang drastis, akibat menurunnya warga jemaat sebagai efek dari menurunnya produksi timah didaerah itu.
Ke dua jemaat dewasa itu ialah jemaat GPIB K o b a dan jemaat GPIB Taboali, yang semuanya berkedudukan di pulau Bangka dan yang memposisikan diri sebagai jemaat-jemaat yang ingin diadopsi, sehingga mendapat bantuan secara langsung dari jemaat Filadelfia.
Sebagai mana firman Tuhan mengatakan : “yang mendapat banyak tidak kelebihan dan yang mendapat sedikit tidak kekurangan”, maka wajarlah jemaat GPIB Filadelfia terpanggil untuk melayani dan membantu kedua jemaat dewasa ini
BERKUNJUNG KE BANGKA: JEMAAT KOBA DAN JEMAAT TABOALI
Bersama dengan team majelis jemaat GPIB Filadelfia, mereka bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bangka dengan penerbangan merpati air line dari Bandar udara Sukarno-Hatta, dan tiba dengan selamat di pangkal pinang ibu kota Bangka itu.
Mereka diterima oleh majelis jemaat Pangkal Pinang dan menjelaskan tentang wilayah dan kondisi kedua jemaat itu dan selanjutnya rombongan Jemaat GPIB Filadelfia meneruskan
perjalanan darat yang ditempuh selama dua jam karena jalannya sangat bagus dan tertata rapi, sana sini… kiri dan kanan… kelihatannya indah baik laut maupun hutan pohon kelapa…nyiur melambai, tetapi tak disangka semakin jauh perjalanan disana sini pula kelihatan habitat hutan yang rusak akibat proyek-proyek timah itu.
Dalam pimpinan Tuhan tibalah rombongan di Koba dan Taboali untuk siap menerima tanggung jawabnya sebagai jemaat adopsi, melihat, mendengar dan mengalami secara langsung untuk mempelajari keadaan jemaat dari dekat
Hal yang sangat mendesak adalah menanggung gaji penginjil dan biaya perbaikan gedung gereja serta pastori jemaat, selanjutnya jemaat GPIB Filadelfia memprogramkan bantuan secara rutin dalam program kerja jemaat.
PENEGUHAN SIDI JEMAAT GPIB KOBA.
Siapa yang tahu ada kebijaksanaan luar biasa dari jemaat gpib koba dan Taboali yang membaca dan menetapkan serta mempersiapkan anak mereka yang akan sekolah keluar daerah ?
Pada hari sabtu malam anak – anak berkumpul denga memakai baju smp karena baru pulang sekolah…langsung ikut persiapan sidi.Pdt Theo bertanya >:mana anak-anak calon sidi baru ? dijawab oleh penginjil : ini dia mereka ini pak ! sambil disela oleh ketua I majelis jemaat : bahwa anak-anak ini kami bijaki supaya sidi pada kelas III smp, karena setelah tamat smp, mereka sudah ke jawa, khususnya Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah yang lebih berkualitas, mereka ini sudah sidi, maka kami orang tua lega melepas mereka dengan predikat sudah sidi
Filosofis pemikiran majelis jemaat Koba dan Taboali ini dapat dipahami dan diberikan pertimbangan khusus untuk persiapan dan peneguhan sidi baru bagi anak –anak muda ini.
Biarlah dalam pelayanan ini nama Tuhan Yesus dipuji dan dimuliakan dan perlu menerjemahkan injil Allah dalam pelayanan sesuai situasi dan kondisi yang berlangsung yang dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan dan gerejaNya.amin
Aku ” seri IV ” sudah terbit, silahkan membaca dan mengomentariku, sehabis-habisnya, untuk
membangun dan bersekutu, melayani & bersaksi tentang Yesus amin
TERIMA KASIH & PENGHARGAAN SETINGGI -TINGGINYA KEPADA PEMBACA YG MENINGGALKAN KMENTARNYA BAGI SERI INI, CARA BERKOMUNIKASI ELEKTRONIK UNTUK MENGKRITIK, MEMBANGUN, DALAM PELAYANAN BERSAMA AMIN
Daniel Zacharias
Terima kasih pak Pdt. atas refleksi sejarahnya yang lugas, terbuka, dan apa adanya. Sebagai Pdt. jemaat di GKO Bintaro Jaya 2002-2012, saya berterima kasih boleh melihat refleksi persoalan tersebut dari kacamata Pdt. GPIB yg langsung mengha
dapi sejarah kelam itu. Sejarah kelam yg terjadi di GPIB Filadelfia akhirnya menghantam balik ke GKO jauh lebih besar lagi. Kerusakan yg ditimbulkan karena hal itu mengoyak GKO Bintaro ke beberapa robekan. Namun, lepas dari tahun 2002, kami di GKO BJ melakukan refleksi ulang dan berbenah ulang sehingga kami tak lagi terpuruk dan sejarah kelam itu memberi pelajaran bagaimana kami hidup bergereja jauh lebih dewasa. Terima kasih! Salut!
terima kasih pak pendeta…..bahwa apa yang digumuli gko sekarang seperti pergumulan gpib dulu, karena sepak terjangnya sudah diketahui bersama…mari kita berdoa supaya dia bertobat sunggug-sungguh, dan jadi warga jemaat yang baik. selamat melayani, mudah-mudahan kita bertemu atau lanjutkan surat eletronik ini untuk saling beri informasi dan melengkapi, selamat melayani gbu amin
Gereja terus menerus belajar dari pengalaman hidup dan pelayanannya baik yang manis dan baik maupun yang pahit dan tidak baik, supaya semakin berbenah diri agar hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini…. Kita harus sadar bahwa iblis tidak tinggal diam untuk mengganggu dan merusak gereja Tuhan, karena itu waspadalah …dan Puji Tuhan semua pembenahan yang dibuat oleh gpib maupun gko adalah langkah mawas diri untuk lebih maju lagi dalam menghadapi tantangan yang akan datang.. Kita yakin baik gpib maupun gko akan bergandengan tangan untuk kerja sama dalam forum oikoumene di PGI dalam piagam psmsm ( piagam saling mengakui dan saling menerima) untuk saling menghormati dan membangun dunia baru, khususnya Bintaro jaya yang semakin maju dan modern ini. . salam dalam Yesus Kristus gbu amin
dear pdt theo natumnea, terima kasih untuk berbagi pengalaman iman dalam bentuk tulisan yang luar biasa dan menjadi berkat bagi para pembacanya, Tuhan Yesus memberkati
Terima kasih pa Juwilzon: tuhan lah yg memberi kekuatan shg dapat melewati dan menjadikan momentum berkat rohani semua itu. saya percaya bahwa semua yg membaca blog ini menerima berkat rohani spt komennya diatas, tetaplah setia melayani Tuhan …maka Ia akan bukan bayak lagi rahasia danberkat rohani dalam kekauatanNya GBU amin
Tuhan tidak membiarkan gerejaNya terbawa dalam pergumulan yg tak menentu, Ia memberi jalan keluar tepat pada waktunya, supaya keluar dari pergumulan itu dan menang bersamaNya, sehingga semakin dewasa menghadapi tantangan yad …gbu pak pendeta Daniel Zachaharias dalam pelayanan Tuhan, mari kita bergandengan tangan menghadapai semua musuh…..musuh itu bukan orang tapi iblis yg pakai perangai buruk manusia utk membenturkan kita gerejanya…waspadalah dan lawan dengan iman yg teguh….Tuhan menyertai kita. I Kor 10:13 I pet 5: 7-10 Tuhan berkati amin.
Pak Pdt Natum HaleluYah, luar biasa Pelayanan Pak Pdt benar-benar penuh dgn hikmat dari TUHAN YANG MELEBIHI SEGALANYA, tanpa hiknat kita tidak dapat berbuat banyak dalam pelayanan, firman TUHAN katakan dalam Amsal 3:13-14, ” Berbahagialah orang yang mendapat hikmat,orang yang memperoleh kepandaian,karena keuntungan-nya melebihi keuntungan perak,dan hasilnya melebihi emas.” HaleluYah teruslah melayani TUHAN, yang utama adalah pak Pdt terus mengandalkan hikmat dari TUHAN,kemudian barulah di tunjang dengan skill kita. Wish all the best n GOD bless u n Fam. Amin
Terima kasih pak Ferry Steven Eyack, menjelang hari tua mau pensiun ini puji Tuhan , oleh rakhmat, hikmat dan kuasaNya yg meminpin hambaNya ini untuk menulis seadanya, sesuai :apa, mengapa, dimana dan bagaimana mengalami semua itu karena kekuatan dari kuasa Tuhan yang bekerja disepanjang pelayanan yang ditunjang oleh keluarga, untuk itu terima kasih kepada Nyora Nelly, , Yenni, Orry dan Nani yang dikaruniakan Tuhan untuk mendampingi serta mendukung pelayanan sosok seorang pendeta /petani ini….Tuhan tahu kekuatan dan kelemahan hambaNya ini, maka Ia memberikan hikmat untuk mengelola pelayanan dalam kembara hidup yg disertai fokus utama untuk pelayanan kepada Tuhan Yesus digereja Tuhan gpib ini….terpujilah Tuhan Yesus gbu amin
* Ternyata Bpk Pendeta sdh dilantik menjadi B.S sejak menjadi KMJ GPIB Blenduk semarang… * Mengenai para Majelis…memang ada bbrp yg bertemperamen tinggi, ttp bnyk pula yg rendah hati… ada yg sblm terpilih menjadi majelis slalu mengatakan saya tidak layak…ttp stlh terpilih bnyk yg menjd arogan se-akan2 menjadi majelis adalah Jabatan… * Mengenai prnh terjdny perpecahan di GPIB Filadelfia menjadi catatan/pembelajaran untuk para Pendeta agar hal ini tidak terulang kembali….. Untuk Bpk.Pendeta Natum teruslah melayani dimanapun bapak di utus…Tuhan memberkati
Terima kasih ibu Bety, semuanya adalah jalan Tuhan dan…kita jalankan dengan rendah hati, supaya mengalir berkat Tuhan itu melalui kerendahan hati salah satu buah Roh Kudus dan dapat diteruskan untuk menjadi berkat kepada banyak orang terima kasih komentarnya jangan lupa komentar di seri yl juga gbu amin
Dennis Gaspersz :
Pak Pendeta terima kasih telah berbagi cerita yang sidikit banyak menjadi bagian sejarah dari GPIB, tetap semangat melayani Pak Pendeta. semoga kami yang muda bisa mengikuti semangat kerja Pak Theo.
Tuhan Memberkati Pelayanan Bapak.
Terima kasih pak Dennis Joy Gaspersz sudah membaca dan komen pada seri IV, memang pelayanan dalam gpib punya tantangan sendiri dan kita harus menjawabnya, semoga gpib tetap tegak dalam visi misinya untuk membangun demi hormat bagi nama Tuhan amin
saya belajar banyak dari pengalaman-pengalam bapak pendeta dalam cerita ini. satu persatu pergumulan dapat diselesaikan bersama Tuhan dan nama Tuhan selalu dipermuliakan bagi setiap jemaat2nya.
saya sangat menyesali dengan perilaku-perilaku orang yang dibutakan oleh harta sehingga melakukan segala hal untuk mendapatkan yang bukan haknya.
Semoga hal itu tidak terjadi lagi. Tuhan berkati bapak pendeta dan keluarga dalam pelayanan dan kesaksiannya. amin